Di susun oleh :
Nama : M.Irfan
Nim : 2019040024
Prodi : D IV Anestesiologi
DAFTAR ISI
A. Pengertian..........................................................................................................................................3
B. Etiologi................................................................................................................................................3
C. Patofisologi.........................................................................................................................................3
D. Pathway..............................................................................................................................................4
E. Tanda dan Gejala..............................................................................................................................4
F. Penatalaksanaan................................................................................................................................4
G. Proses Keperawatan......................................................................................................................5
1. Pengkajian.......................................................................................................................................5
2. Diagnosa Keperawatan....................................................................................................................6
3. Rencana Tindakan...........................................................................................................................6
4. Implementasi Keperawatan..............................................................................................................7
5. Evaluasi...........................................................................................................................................8
H. Daftar Pustaka...............................................................................................................................8
A. Pengertian
Perforasi gaster adalah penyakit yang disebabkan oleh komplikasi serius dari
penyakit ulserasi peptic. Perforasi gastrointestinal merupakan suatu bentuk penetrasi yang
komplek dari lambung, usus halus, usus besar, akibat dari bocornya isi dari usus kedalam
rongga perut. Perforasi dari usus mengakibatkan secara potensial untuk terjadinya
kontaminasi bakteri dalam rongga perut (keadaan ini dikenal dengan istilah peritonitis).
Perforasi lambung berkembang menjadi suatu peritonitis kimia yang di sebabkan karna
kebocoran asam lambung ke dalam rongga perut. Perforasi dalam bentuk apapun yang
mengenai saluran cerna merupakan suatu kasus kegiatan bedah.
B. Etiologi
1. Perforasi non-trauma:
- Akibat faktor predisposisi : termasuk ulkus peptic
- Perforasi oleh malignasi intra abdomen atau limfoma
- Benda asing misalnya jarum pentul dapat menyebabkan perforasi esophagus, gaster,
atau usus dengan infeksi intra abdomen, peritonitis, dan sepsis.
2. Perforasi trauma (tajam atau tumpul)
- Trauma iatrogenic setelah pemasangan pipa nasogastric saat endoskopi
- Luka penetrasi ke dada bagian bawah atau abdomen
- Trauma tumpul pada gaster
C. Patofisologi
Dalam keadaan normal, lambung relatif bersih dari bakteri dan mikroorganisme
lain karena kadar asam intraluminalnya yang tinggi. Kebanyakan orang yang mengalami
trauma abdominal memiliki fungsi gaster normal dan tidak berada dalam resiko
kontaminasi bakteri setelah perforasi gaster. Namun, mereka yang sebelumnya sudah
memiliki masalah gaster beresiko terhadap kontaminasi peritoneal dengan perforasi
gaster. Kebocoran cairan asam lambung ke rongga peritoneal sering berakibat peritonitis
kimia yang dalam. Jika kebocoran tidak ditutup dan partikel makanan mencapai rongga
peritoneal, peritonitis kimia bertahap menjadi peritonitis bakterial. Pasien mungkin bebas
gejala untuk beberapa jam antara peritonitis kimia awal sampai peritonitis bacterial
kemudian. Adanya bakteri di rongga peritoneal merangsang influks sel-sel inflamasi akut.
D. Pathway
E. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala perforasi gaster adalah :
- Nyeri hebat pada epigastrium'
- Hipertermi
- Takikardi
- Hipotensi
- Tampak letargik
- Distensi abdomen
- Hematemesis
- Feses mengandung darah /melena
F. Penatalaksanaan
Penderita yang lambungnya mengalami perforasi harus diperbaiki keadaan
umumnya sebelum operasi. Pemberian cairan dan koreksi elektrolit, pemasangan pipa
nasogastrik, dan pemberian antibiotik mutlak diberikan. Jika gejala dan tanda-tanda
peritonitis umum tidak ada, kebijakan nonoperatif mungkin digunakan dengan terapi
antibiotik langsung terhadap bakterigram-negatif dan anaerob.
G. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian Identitas
Tidak ada batasan yang jelas antara laki-laki dan perempuan. Bisa tingkatan
segala usia. Tapi paling banyak di jumpai pada usia lansia.
Keluhan Utama
Keluhan utama yang di rasakan pada perfoasi gaster adalah nyeri pada ulu hati.
Riwayat Penyakit Sekarang
A. Profoking incident : di sebabkan oleh non-trauma predisposisi atau
trauma benturan atau tertusuk benda tajam.
B. Quality : pada penderita perforasi gaster nyeri pada perut terasa seperti
di tusuk-tusuk.
C. Region : nyeri pada epigastrium.
D. Severity : adanya keluhan tidak dapat beristirahat karna nyeri atau
regurgitasi makanan.
E. Time : nyeri biasanya timbul jika beraktifitas dan setelah
mengkonsumsi makanan yang merangsang asam lambung.
F. Riwayat penyakit keluarga
Perforasi gaster bukan merupakan penyakit keturunan namun bisa di
sebabkan oleh pola hidup yang kurang baik dan bisa trauma atau
faktor predisposisi.
Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan sekunder iritasi mukosa
lambung.
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret.
3. Rencana Tindakan
a. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan sekunder iritasi mukosa
lambung.
- Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi,karakteristik,
durasi frekuensi, kualitas, dan faktor prespitasi
- Observasi reaksi nonverbal ketidaknyamanan
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret.
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Pasang mayo bila perlu
- Keluarkan secret dengan batuk atau suction
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Monitor respirasi dan status O2
- Observasi adanya tanda-tanda hipoventilas
- Monitor pola nafas
4. Implementasi Keperawatan
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang
sampai hilang. Dengan kriteria hasil :
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri)
- Tanda vital dalam rentang normal
- Tidak mengalami gangguan tidur
b. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ketidakefektifan bersihan
jalan nafas pasien teratasi. Dengan kriteria hasil :
- Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas
abnormal)
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, HR, pernafasan)
5. Evaluasi
Pada tahap akhir yang dilakukan dalam proses keperawatan yaitu evaluasi,
evaluasi dilakukan dengan mengidentifikasi sejauh mana tujuan tercapai. Dan
kesimpulan dari evaluasi menentukan apakah intervensi keperawatan dihentikan
atau dimodifikasi. Evaluasi menggunakan format SOAP yaitu subyektif, obyektif,
analisa, planning.
H. Daftar Pustaka
- Priyanyo, Agus dan Sri Lestari. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta : penerbit Salemba
Medika. 2009.