Makalah Sistem Pendidikan Nasional
Makalah Sistem Pendidikan Nasional
PENDAHULUAN
Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh yang di harapkan, oleh karena itu upaya
untuk membagun SDM yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan
berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang gampang, di butuhkanya partisipasi yang strategis
dari berbagai komponen yaitu : Pendidikan awal di keluarga , Kontrol efektif dari
masyarakat, dan pentingnya penerapan sistem pendidikan pendidikan yang khas dan
berkualitas oleh Negara.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem
Sistem adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling
bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah
ditentukan. Setiap sistem pasti mempunyai tujuan, dan semua kegiatan dari semua komponen
atau bagian bagiannya diarahkan dari tercapainya tujuan tersebut. Zahra Idris
mengemukakan, bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen
atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan
fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu
hasil.
Menurut Departemen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (1984-1985)
setiap sistem mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tujuan
b. Fungsi-fungsi
c. Komponen-komponen
d. Interaksi atau saling berhubungan
e. Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan
f. Proses transformasi
g. Umpan balik untuk koreksi
h. Daerah batasan dan lingkungan
4
pendidikan tingkat dasar. Lamanya kewajiban menjadi peserta didik secara formal ini
bervariasi antara sistem pendidikan nasioanl bangsa yang satu dengan yang lainnya.
Umumnya, bangsa-bangsa yang telah maju memberi kewajiban kepada
warga negaranya lebih lama dibandingkan bangsa-bangsa yang sedang berkembang. Pendidik
yang secara formal bertanggungjawab dalam sistem pendidikan nasional adalah guru yang
telah diantarkan lewat pendidikan professional. Pendidikan professional keguruan ini, pada
umumnya meliputi dua aspek utama, yaitu penguasaan pengetahuan/ilmu yang akan
diajarkan, dan pengetahuan serta keterampilan mengajarkannya. Jangka waktu pendidikan
professional keguruan ini sangat bervariasi. Dulu misalnya untuk guru SD/MI ada
SPG,PGA,KPG dan sejenisnya, yang lama pendidikannya tiga tahun setelah SLTP, namun
sekarang harus setingkat perguruan tinggi(minimal berpendidikan diploma
2/diploma30PGSD).
Oleh karena itu, dengan alasan untuk meningkatkan kualitas sekarang bagi
guru-guru yang cuma berpendidikan setingkat SLTA diwajibkan untuk mengikuti
perkuliahan Tutorial program penyetaraan diploma 2 yang diselenggarakan baik oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan maupun Departemen Agama.
Berkenaan dengan pendidikan guru ini, dikenal dua istilah, yaitu Teacher
Training(latihan guru) seperti KPG dan PGSD, dan Education for Teachers(pendidikan guru).
Latihan guru, persiapan untuk suatu kejuruan(persiapan untuk menjadi guru),sedangkan
pendidikan guru berarti persiapan menuju keahlian/sebagai guru professional. Didalam UUD
No. 2 Tahun 1989 maupun UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
kedudukan guru dan tenaga kependidikan diatur sedemikian rupa. Menurut UU No. 2 /89:
1. Pasal 27
(1) Tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar,
melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan memberikan pelayanan teknis dalam
bidang pendidikan.
(2) Tenaga kependidikan, meliputi tenaga pendidik, pengelola satuan
pendidikan,penilikh, pengawas, peneliti dan pengembang dibidang pendidikan, pustakawan,
laboran dan teknisi sumber belajar.
(3) Tenaga pengajar merupakan tenaga pendidik yang khsus diangkat
dengan tugas utama mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut
guru dan pada jenjang pendidikan tinggi disebut dosen.
2. Pasal 28
5
(1) Penyelenggaraan kegiatan pendidikan pada suatu jenis dan jenjang
pendidikan hanya dapat dilakukan oleh tenaga pendidik yang mempunyai wewenang
mengajar.
(2) Untuk dapat diangkat sebagai tenaga pengajar, tenaga pendidik yang
bersangkutan harus beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berwawasan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta memiliki kualifikasi sebagai tenaga
pengajar.
(3) Pengadaan guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pada
dasarnya diselenggarakan melalui lembaga pendidikan tenaga keguruan.
Didalam sistem pendidikan nasional suatu bangsa, seluruh wilayah, budaya
dan masyarakat, bangsa dan negara merupakan lingkungan dari sistem pendidikan nasional
yang bersangkutan. Pengertian tentang lingkungan pendidikan sangat luas, meliputi
lingkungan fisik, lingkungan kebudayaan, dan lingkungan sosial.
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengamalan
pancasila dibidang pendidikan, maka pendidikan nasional mengusahakan :
1. pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya
dan dapat berdiri sendiri ;
2. pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang
berwujud dalam ketahanaan nasional yang tangguh dan mengandung makna terwujudnya
kemampuan bangsa menangkal setiap ajaran, paham, dan ideology yang bertentangan dengan
pancasila.
Melalui landasan pemikiran tersebut, pendidikan nasional disusun sebagai
usaha sadar untuk memungkinkan bangsa Indonesia mempertahankan kelangsungan
hidupnya dan mengembangkan dirinya secara terus menerus dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
Pada pasal 1ayat (2) UU No. 2 Tahun 1989, ditegaskan bahwa : pendididkan nasional
adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia, maka pendidikan
6
nasional pada hakikatnya merupakan kelanjutan dari sistem pendidikan yang telah ada
sebelumnya, yang merupakan warisan budaya bangsa secara turun-temurun.
Adapun tentang fungsi dari pendidikan nasional, sebagaimana ditegaskan pada pasal
3, yaitu : untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Tujuan
nasional negara kita jelas termaktub dalam alinea 4 pembukaan UUD 1945, yaitu :
7
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan
pembentukan kepribadian yang bermoral.
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan
standar nasional dan global.
5. Memberdayakan peran serta masyaralat dalam penyelenggaraaan pendidikan berdasarkan
prinsip otonomi dalam konteks negara kesatuan republik Indonesia.
Atas visi dan misi pendidikan nasional tersebut, pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsayang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangya potensi anak
didik/peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian tentang sistem pendidikan di Indonesia dapat disimpulkan bahwa
sistem pendidikan di Indonesia dewasa ini tampak ada kesenjangan antara kenginan
dan realita. Secara makro dapat dilihat dalam aspek pengelolaan, peran pemerintah
dan masyarakat, kurikulum atau materi ajar, pendekatan dan metodologi
pembelajaran, sumber daya msanusia, lingkungan kampus atau sekolah, dana, dan
akreditasi. Kesenjangan dalam sistem pendidikan tersebut disebabkan karena faktor
politik, ekonomi, sosial-budaya dan sebagainya yang selalu berubah sesuai dengan
perubahan dan perkembangan zaman demi sistem pendidikan nasional Indonesia yang
lebih baik lagi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Idi, Abdullah, Safarina..2011. Sosiologi pendidikan.Jakarta: Penerbit Rajawali Pers.
Hasbullah. 2012. Dasar-dasar Ilmu pendidikaan Edisi 10. Jakarta ; Rajawali Pers.
16
17