Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE) PADA Tn.

DH
DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI
PENDENGARAN DI RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN
PROVINSI RIAU

Disusun oleh:

ALFIAN KONADI, S.Kep


NIM. 171411024

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN JIWA


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2018

1
RENCANA KUNJUNGAN RUMAH

(HOME VISIT)

A. Identitas

1. Klien

Nama Klien : Tn. DH

Umur : 47 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Tidak bekerja

Tanggal Kunjungan : 28 Desember 2017

Penanggung Jawab : Istri

Alamat : Jl. S. Parman No 21 Sail Pekanbaru

Masalah Keperawatan : Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran

2. Penanggung jawab

Nama Keluarga : Ny.W

Umur : 45 Tahun

Alamat : Jl. S. Parman No 21 Sail Pekanbaru

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT dan dagang kecil-kecilan

Status : Istri

2
B. Tujuan Kunjungan Rumah

1. Tujuan Umum

Keluarga dapat berpartisipasi dalam memberikan perawatan yang sesuai

dengan kondisi klien dan keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif

untuk klien.

2. Tujuan Khusus

a) Memberikan informasi kepada keluarga tentang kondisi yang dialami klien

b) Mengklarifikasi dan melengkapi data yang diperoleh dari klien dan data sekunder

(dokumen medik) mengenai :

1) Alasan masuk atau berobat di poliklinik Rumah Sakit

2) Faktor penyebab dan pencetus

3) Genogram keluarga

4) Psikososial dan lingkungan

5) Persepsi keluarga tentang penyakit klien

6) Dukungan dalam keluarga

7) Tindakan yang sudah dilakukan keluarg

c) Mengkaji pengetahuan keluarga tentang perawatan klien gangguan jiwa di rumah

dikaitkan dengan 5 fungsi keluarga, yaitu :

1) Keluarga dapat mengenal masalah yang menyebabkan klien kambuh

2) Keluarga dapat mengambil keputusan dalam melakukan perawatan terhadap

klien

3) Keluarga dapat merawat klien di rumah

4) Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang terapeutik dalam merawat

klien.

3
5) Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

untuk merawat kesehatan klien.

d) Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga sesuai dengan masalah yang

ditemukan pada saat pengkajian.

e) Memotivasi keluarga untuk berpartisipasi dalam merawat klien.

C. Rencana Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a) Salam terapeutik

1) Mengucapkan salam

2) Memperkenalkan nama, asal, tujuan dan lama kunjungan

3) Memberi informasi bahwa klien pernah dirawat oleh mahasiswa tanggal 28

Desember 2017 dimulai pada pukul 08.00 – 15.00 WIB.

b) Validasi informasi tentang klien

1) Menanyakan perasaan keluarga terhadap status salah satu anggota keluarganya

yang saat ini dirawat di Rumah Sakit.

2) Menanyakan susunan anggota keluarga

3) Menanyakan faktor penyebab dan pencetus sehingga klien dibawa ke Rumah

Sakit.

4) Menanyakan harapan keluarga tentang kesembuhan klien.

5) Menanyakan harapan keluarga terhadap kesembuhan klien.

6) Menanyakan presepsi keluarga terhadap kesembuhan klien.

7) Mengobservasi kondisi lingkungan tempat tinggal klien.

8) Menanyakan pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita klien.

4
c) Kontrak

Selama 30 menit (jam 10.00 – 10.30 WIB) perawat dan keluarga akan

berdiskusi tentang cara perawatan klien yang seharusnya dilakukan keluarga

selama dirumah, memberi informasi tentang kondisi klien di rumah sakit, validasi

data dari keluarga dan kesiapan keluarga terhadap kepulangan klien

2. Fase Kerja

Tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan: Gangguan Sensori

Persepsi: Halusinasi Pendengaran

SP 1 Keluarga:

1. Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat klien di rumah.

2. Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang pengertian halusinasi, jenis

halusinasi yang dialami, tanda dan gejala halusinasi, dan cara merawat klien

dengan Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran

SP 2 Keluarga:

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien langsung dihadapan pasien

SP 3 Keluarga:

1. Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

3. Fase Terminasi

a) Evaluasi subjektif

Menanyakan perasaan keluarga setelah bercakap-cakap dengan perawat, Apa

yang ibu rasakan setelah kita berbincang-bincang tadi?

b) Evaluasi objektif

Menanyakan kembali kepada keluarga tentang tanda dan gejala serta penyebab

resiko perilaku kekerasan, akibat yang akan terjadi apabila tidak ditangani, cara

keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien dalam merawat klien,

5
mengobservasi ekpresi keluarga selama pembicaraan dan respon perilaku terhadap

kunjungan, meminta keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara merawat

serta dukungan keluarga terhadap klien.

c) Rencana tindak lanjut

1) Mendiskusikan mengenai kesepakatan keluarga untuk terlibat dalam asuhan

klien di rumah sakit/ di rumah

2) Meminta kepada keluarga untuk melibatkan klien dalam aktivitas-aktivitas

yang akan dilakukannya saat di rumah.

3) Menyarankan pada keluarga untuk mempelajari kembali materi penyuluhan

kesehatan yang diberikan tentang Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi

Pendengaran

4) Menyarankan keluarga untuk kontrol ke rumah sakit ketika klien sudah pulang

ke rumah.

D. Strategi Komunikasi

1. Fase Orientasi

a) Salam terapeutik

“Selamat pagi pak/bu, nama saya Alfian Konadi, Bapak/Ibu bisa panggil saya

Alfian, saya mendapat tugas dari Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau untuk

mengunjungi keluarga Tn.DH, yang pada saat ini sedang menjalani rawat jalan.

Sebagai tanda bukti, berikut ada surat tugas dari Rumah Sakit Jiwa Tampan

Provinsi Riau. Nama Ibu/Bapak siapa? Baiklah Pak/Bu, tujuan kedatangan saya

kesini adalah untuk membantu keluarga dan memberi informasi mengenai cara

merawat klien dirumah, selain itu juga untuk mendapatkan informasi dari keluarga

tentang Tn. DH selama berada dirumah.”

6
b) Validasi informasi tentang klien

“Kalau saya boleh tahu, bagaimana keadaan Tn. DH saat dibawa ke Rumah

Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau pak/bu dan saat ini ketika berada dirumah

pak/bu ?”

c) Kontrak

Topik : Rencananya hari ini saya ingin berbincang-bincang dengan

bapak/ibu tentang pengertian, tanda dan gejala dari Gangguan

Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran dan cara merawat

pasien dengan Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi

Pendengaran.

Waktu : Mau berapa lama kita berbincang-bincangnya pak/ibu? bagaimana

kalau kurang lebih 20-25 menit?

Tempat : Dimana kita berbincang-bincangnya pak/bu? Bagaimana kalau

disini saja?

2. Fase Kerja

”Apa yang bapak/ibu ketahui tentang masalah Tn. DH? Apa yang Bpk/Ibu

rasakan menjadi masalah dalam merawat D. Apa yang Bpk/Ibu lakukan? Ya, gejala

yang dialami oleh Tn. DH itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar sesuatu yang

sebetulnya tidak ada bendanya. Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri, atau

marah-marah tanpa sebab. Jadi kalau Tn. DH mengatakan mendengar suara-suara,

sebenarnya suara itu tidak ada.”

“Kalau Tn. DH mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan

itu tidak ada. Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara.

Ada beberapa cara untuk membantu Tn. DH agar bisa mengendalikan halusinasi.

7
Cara-cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan Tn. DH, jangan membantah

halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja Bapak/Ibu percaya bahwa Tn. DH

tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Bapak/Ibu sendiri

tidak mendengar atau melihatnya”. Kedua, jangan biarkan Tn. DH melamun dan

sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau

bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat

bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih anak Bapak/Ibu untuk membuat

jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong Bapak/Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan

pujian jika dia lakukan!”

”Ketiga, bantu Tn. DH minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat

tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih Tn. DH untuk

minum obat secara teratur. Jadi bapak/Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada

3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara

atau bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam.

Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ

tadi. Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam minumnya

sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan”

“Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi Tn.

DH dengan cara menepuk punggung Tn. DH. Kemudian suruhlah Tn. DH menghardik

suara tersebut. Tn. DH sudah saya pernah diajarkan cara menghardik halusinasi”.

“Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi anak Bapak/Ibu. Sambil

menepuk punggung anak Bapak/Ibu, katakan: Tn. DH, sedang apa kamu?Kamu ingat

kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu, Tn.

DH. Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”.

Ucapkan berulang-ulang, Tn. DH”

8
“Sekarang coba Bapak/Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”

“Bagus Pak/Bu”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berdiskusi tentang pengertian,

tanda dan gejala Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran dan cara

merawat pasien dengan Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran ?

b. Evaluasi objektif

Dapatkah bapak/ibu mengulang kembali pengertian, tanda dan gejala

Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran dan cara merawat pasien

dan cara mengontrol halusinasi Tn. DH ?

c. Rencana tindak lanjut

1) Memotivasi keluarga untuk memberikan motivasi kepada klien agar meminum

obat secara teratur dan untuk tetap kontrol secara rutin ke Rumah Sakit.

2) Memberikan jadwal kegiatan harian yang dapat dilanjutkan di rumah.

4. Terminasi Akhir

Baiklah pak/ibu sesuai dengan kesepakatan kita diawal tadi kita akan berdiskusi

sekitar 20-25 menit dan sekarang waktunya sudah mau habis, untuk itu saya pamit

pulang dulu ya pak/bu, dan karena saya mengadakan kunjungan rumah ini hanya satu

kali saja, mudah-mudahan bapak/ibu dapat menerapkan semua yang telah kita

diskusikan bersama tadi, permisi pak bu selamat siang”.

Anda mungkin juga menyukai