Buku Saku PMR
Buku Saku PMR
Buku Saku PMR
Palang merah Remaja ( PMR ) adalah sebuah organisasi yang menjadi satu bagian dari
perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang terdiri atas anggota remaja berusia 10 - 17
tahun dan atau belum menikah dan bersedia mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diharuskan.
Bersedia melaksanakan tugas kepalangmerahan selaku anggota PMR secara sukarela.
Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya Perang Dunia I (1914 –
1918) pada waktu itu Australia sedang mengalami peperangan. Karena Palang Merah Australia
kekurangan tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak sekolah supaya
turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberikan tugas – tugas ringan seperti
mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan majalah-majalah serta Koran bekas. Anak-anak tersebut
terhimpun dalam suatu badan yang disebut Palang Merah Pemuda (PMP) kemudian menjadi Palang
Merah Remaja (PMR).
Pada tahun 1919 didalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional diputuskan
bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi satu bagian dari perhimpunan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah.
Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI membentuk
Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Pada
tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di Indonesia.
Jumbara
Jumbara atau Jumpa Bhakti Gembira adalah kegiatan besar organisasi PMR seperti halnya
jambore pada organisasi Pramuka.Jumbara diadakan dalam setiap tingkatan. Ada jumbara tingkat
kabupaten, daerah dan Jumbara Nasional. dimana pelaksanaanya disesuaikan dengan kemampuan
PMI daerah yang bersangkutan.
C. Syarat Menjadi Anggota Palang Merah Remaja ( PMR )
1. Warga Negara Republik Indonesia atau Warga Negara Asing yang sedang berdomisili di
wilayah Indonesia.
2. Berusia 10 – 17 tahun dan atau belum menikah ( SD s/d SMU sederajat ).
3. Dapat membaca dan menulis.
1
PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr
4. Atas kemauan sendiri, tanpa paksaan maupun tekanan dari orang lain, ingin menjadi
anggota PMR.
5. Mendapat persetujuan orangtua atau wali.
6. Bersedia mengikuti orientasi, pelatihan dan pelaksanaan kepalangmerahan.
7. Mengisi formulir pendaftaran dan mengembalikannya kepada pembina PMR.
Keanggotaan PMR :
Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap
anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama"7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red Crescent).
2
PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr
1. Kemanusiaan
2. Kesamaan
3. Kenetralan
4. Kemandirian
5. Kesukarelaan
6. Kesatuan
7. Kesemestaan
PATUT
Isi dari PATUT:
P : Penolong mengamankan diri sendiri sebelum bertindak
A : Amankan Korban
T : Tandai tempat kejadian
U : Usahakan panggil bantuan
T : Tangani korban (dengan P3K) mulai dari luka yang paling serius atau membahayakan
keselamatan korban
Tribakti PMR
Dalam PMR ada tugas yang arus dilaksanakan, dalam PMR dikenal tri bakti yang harus
diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh semua anggota. TRIBAKTI PMR (2009) tersebut
adalah:
4
PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr
Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia
Abdi rakyat sedunia luhur budinya
Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia
Abdi rakyat sedunia mulya citanya
H. Organisasi PMR di Sekolah
Pembinaan PMR dilaksanakan oleh TP PMI
1. Di Lingkungan PMI Pusat/Daerah/Cabang, Pembinaan PMR dilaksanakan oleh
Bidang SDM/PMR/Diklat
2. PMR di sekolah disebut Kelompok PMR yang beranggotakan minimal 10 orang
3. Kegiatan PMR disekolah merupakan bagian dari kegiatan ekstra kulikuler
dibawah pembinaan wakil kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
4. Struktur Organisasi PMR Di Sekolah
5. Kelompok PMR disekolah secara struktural mempunyai struktur sendiri sebagai kelompok
PMR, dan dalam kegiatannya secara fungsional termasuk seksi Kesegaran Jasmani dan
Daya Kreasi OSIS
6. Susunan Pengurus PMR di sekolah :
a. Pelindung adalah TP PMI Kota/ Kabupaten
b. Penanggung jawab adalah Kepala Sekolah
c. Pembina PMR
d. Pelatih PMI
7. Pengurus harian PMR terdiri dari siswa-siswi yang telah menjadi anggota PMR dengan
masa bakti minimal 1 tahun, terdiri dari
a. Seorang Ketua
b. Seorang wakil ketua
c. Seorang sekretaris
d. Seorang bendahara
e. Unit-unit :
1) Bakti Masyarakat
2) Keterampilan, kebersihan, dan kesehatan
3) Persahabatan
4) Umum
I. Sosialisasi dan Publikasi kegiatan PMR
Tujuan kegiatan Sosialisasi dan Publikasi
1. Memperkenalkan kegiatan PMR sebagai wadah pembinaan kepalangmerahan bagi generasi
muda
5
PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr
2. Menyosialisasikan peranan PMR dalam mendukung kegiatan kepalangmerahan
3. Menarik minat generasi muda untuk bergabung dalam kegiatan PMR
4. Memotifasi anggota PMR untuk tetap bergabung dalam kegiatan kepalangmerahan
Kegiatan Sosialisasi dan Publikasi dilaksanakan minimal 1 tahun sekali sebelum dilaksanakan
perekrutan.
Media :
1. Majalah Dinding
2. Foto/Dokumentasi kegiatan PMR
3. Leaflet
4. Poster
5. Buletin
6. Merchandise
Metode :
1. Presentasi, audisi
2. Demonstrasi/Peragaan kegiatan PMR
3. Pemasangan Promosi Majalah dinding
4. Pameran foto kegiatan PMR
5. Pembagian Merchandise
6. Penyebaran Leaflet
7. Pemasangan poster
Sasaran
1. Siswa
2. Orang Tua Murid
3. Sekolah/luar sekolah (panti asuhan, Kejar paket) dan management
4. Masyarakat
5. Instansi terkait
Strategi :
6
PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr
1. Media persentasi dan dialog melalui forum pertemuan siswa baru / orang tua siswa
2. Memanfaatkan masa penerimaan siswa baru sebagai tempat memperkenalkan
dan mempromosikan kegiatan PMR dan kepalangmerahan
J. Atribut PMR
1. Terdiri dari 2 macam seragam :
a. Seragam Harian
Pakaian seragam sekolah, yang diberi kelengkapan atribut. Digunakan oleh anggota
PMR Kelompok Sekolah
b. Seragam Lapangan
Pakaian seragam lapangan berupa kaos berlambang PMI dan bertuliskan "Palang Merah
Remaja" di bagian punggung. Pakaian yang digunakan oleh anggota PMR kelompok
Sekolah dan Luar Sekolah
2. LENCANA
a. Bertujuan memberikan penghargaan dan pengakuan atas peran serta anggota PMR
dalam kegiatan Tri Bakti PMR
b. X diberikan kepada seorang anggota PMR yang telah melaksanakan Tri Bakti PMR
minimal 1 tahun
c. Dipakai pada dada sebelah kiri/diatas saku kiri baju pakaian seragam PMR
d. Anggota PMR yang berhak menerima lencana diusulkan oleh kelompok PMR dan
ditetapkan oleh PMI Cabang.
3. BADGE
a. Dibuat dari kain dengan disablon atau dibordir. Warna dasar sesuai pada warna jenjang
PMR: Mula berwarna hijau, Madya berwarna biru, Wira berwarna kuning
b. Dipakai sebagai tanda pengenal PMR dilengan kiri pada pakaian seragam PMR. Dapat
juga dikenakan pada jas untuk acara-acara tertentu
4. TANDA LOKASI
Dipakai sebagai tanda pengenal wilayah kota/kabupaten dan kelompok PMR yang
bersangkutan, dijahit pada lengan kanan atas pakaian seragam PMR
5. TANDA JENJANG
a. Disebut kalung leher (slayer), dibuat dari kain dengan warna dasar sesuai pada warna
jejang PMR : Mula berwarna hijau, Madya berwarna biru, Wira berwarna kuning
b. Dipakai sebagai tanda pengenal jenjang Mula, Madya, Wira. Dikalungkan dileher dan
diikat dengan ring
6. TOPI
a. Dibuat dari kain katun berwarna biru untuk seluruh jenjang anggota PMR
7
PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr
b. Dipakai sebagai tanda pengenal PMR dan juga sebagai tutup kepala pada saat berada
diluar ruangan misal : upacara, latihan, dan kegiatan lainnya
7. TANDA KECAKAPAN
a. Tujuan memberikan penghargaan dan pengakuan atas kemampuan dan pengabdian
anggota PMR dalam melaksanakan kegiatan kepalangmerahan.
b. Bentuk :
1) h diberikan kepada anggota PMR yang telah mengikuti dan lulus pelatihan
Pertolongan Pertama, Perawatan Keluarga, dan Pengetahuan Dasar Bencana
2) i diberikan kepada anggota PMR yang telah mengikuti dan lulus pelatihan
Kepemimpinan dan Kepalangmerahan
3) j diberikan kepada anggota PMR yang telah mengikuti dan lulus pelatihan
Kesehatan Remaja
4) k diberikan kepada anggota PMR yang telah mengikuti dan lulus materi Usaha
Kesehatan Transfusi Darah : Donor darah siswa
5) Dipakai pada dada sebelah kiri/ diatas saku kiri baju pakaian seragam PMR
6) Anggota PMR yang berhak menerima lencana diusulkan oleh kelompok PMR, dan
ditetapkan oleh PMI Cabang
8. SERTIFIKAT PENGHARGAAN
Kelompok PMR Sekolah dan Luar Sekolah yang telah melakukan pembinaan dan
pengembangan kegiatan Tri Bakti PMR minimal 1 Tahun, diberi sertifikat penghargaan
oleh PMI.
K. MATERI PMR
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Rumah Tangga. Kecelakaan di rumah tangga dapat
dikelompokan menjadi 2 kelompok besar:
15
PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr
Hal itu karena gigitan serangga mengandung toksin. Yang perlu diwaspadai, toksin juga bisa
mengandung bibit penyakit demam berdarah atau malaria. Berikut tips pertolongan pertama pada
kasus gigitan serangga.
16. Sengatan lebah atau tawon
a. Lepaskan sengat lebah yang masih tertinggal pada kulit anak.
b. Beri kompres dingin pada gigitan untuk mengurangi rasa nyeri dan gatal.
c. Beri salep antihistamin yang dijual bebas di apotek.
d. Beri sirup parasetamol sesuai aturan pakai.
17. Terkena ulat bulu
Balurkan kunyit parut pada kulit untuk menghilangkan rasa nyeri dan panas. Kandungan kurkumin
kunyit berfungsi untuk meredakan peradangan. Hal itu dibuktikan oleh Julie S.Jurenka, staf
penelitian dari Alternative Medicine Review (2009).
18. Gigitan nyamuk
Bersihkan dengan air dan sabun pada bagian kulit yang digigit. Lalu, oles dengan balsem telon
khusus bayi dan anak yang dapat meredakan rasa.
Untuk pencegahan, aplikasikan lotion anti-nyamuk. Menurut The Center for Disease Control and
Prevention, lotion yang aman mengandung tak lebih dari 10 persen DEET (dalam kemasan tertulis
N-diethyl-meta-toluamide), lemon eucalyptus, atau picaridin.
L. Jenis Obat dan Alat Kesehatan yang Perlu Tersedia
Jenis persediaan obat dan alat kesehatan di rumah tangga sangat tergantung pada kejadian yang
sering dialami di rumah tangga, misalnya demam, anak kejang (stuip), dan perlukaan. Obat dan alat
kesehatan yang disediakan harus berkaitan dengan hal tersebut. Secara umum berdasar angka
kejadian obat dan alat kesehatan yang perlu disediakan adalah obat batuk ( anak dan dewasa ): Obat
Batuk Hitam (OBH), Obat Batuk Putih (OBP), tablet antibatuk; obat sakit perut/diare: oralit, carbon
adsorbent (norit®), tablet maag; obat pengurang rasa nyeri/demam: parasetamol sirup dan tablet,
aspirin tablet (khusus dewasa); obat untuk alergi: ctm, dan salep antihistamin; obat anti mabuk
(khusus bagi yang sering bepergian); obat yang digunakan secara topikal (dioleskan pada kulit):
cairan antiseptik (mercurochrom, povidon iodine), salep/krim anti histamin, salep/krim pengurang
rasa nyeri (kayu putih, minyak telon, balsern dll.), dan tetes mata. Alat kesehatan yang diperlukan di
rumah tangga antara lain adalah kasa pembalut, pembalut elastis, kasa steril, plester biasa maupun
yang sudah ada anti infeksinya, pembalut segitiga (mitela), peniti, pinset, termometer, dan gelas
pencuci mata.
Jumlah yang Harus Tersedia
16
PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr
Jumlah obat dan alat kesehatan yang harus tersedia sangat tergantung pada situasi. Besar kecil
lemari obat tergantung dari jauh tidaknya rumah dengan fasilitas kesehatan, kemudahan
mencapainya, serta kejadian di rumah tangga. Kecelakaan yang sering terjadi di rumah tangga dan
kesulitan mencapai fasilitas kesehatan menyebabkan ketersediaan obat dan alat kesehatan di rumah
tangga harus lengkap jenis dan jumlahnya.
Tempat Mendapatkan Obat dan Alat Kesehatan
Pengadaan obat tidak menjadi persoalan sebab banyak toko obat/apotik yang menyediakan obat dan
alat kesehatan. Usahakan membeli pada toko obat yang telah mendapat izin resmi dari departemen
kesehatan (ada asisten apoteker), perhatikan kemasannya, dan mintalah petunjuk penggunaan.
Cara Penyimpanan Obat dan Alat Kesehatan
Kotak/lemari obat ditempatkan pada tempat yang mudah terjangkau, namun tidak mudah dijangkau
oleh anak-anak. Jangan ditempatkan di daerah yang terkena cahaya matahari langsung, hindari
penempatan pada tempat yang lembab dan basah. Bahan kotak/lemari obat dapat bermacam-
macam, dapat terpisah sendiri (yang ideal), dapat bersama dengan barang lain, namun harus jelas
pemisahannya. Setiap obat yang disimpan harus diberi etiket/label yang jelas, nama obat, cara
penggunaan, dan tanggal dibeli. Bedakan label penggunaan obat luar dan obat dalam (yang
diminum). Penyimpanan yang baik dapat mencegah salah penggunaan dan mencegah kerusakan
obat. Agar penyimpanan tetap baik perlu dikontrol dan dibersihkan secara periodik.
Obat Rusak
Penyimpanan yang baik dapat mencegah kerusakan. Obat cepat menjadi rusak bila terpapar sinar
matahari, kelembaban udara, dan udara yang sangat kering. Ciri obat rusak antara lain adanya
perubahan warna, bentuk ( pecah, tumbuh kristal, lembab); bila berupa sirup/campuran saat dikocok
tidak tercampur, sudah lewat batas kadaluwarsa. Dalam kondisi tersebut obat harus dibuang dan
jangan digunakan. Perlu diperhatikan pembuangan obat sebaiknya memperhatikan lingkungan,
sebaiknya dihancurkan terlebih dahulu.
Cara Penggunaan
Obat dapat merugikan jika digunakan secara tidak tepat. Untuk menggunakan obat secara aman
ketahui aturan pakainya, dosis yang harus diminum dan frekuensi minum dalam sehari (24 jam),
lama minum obat. Untuk pengobatan sendiri atau self-medication dibatasi tidak lebih dari 2 X 24
jam jika gejala tidak berkurang segera ke dokter. Jenis obat yang harus diminum sesudah makan
jika obat tersebut merangsang lambung sehingga timbul rasa pedih. Hal ini terutama karena obat
yang diminum bersifat asam. Dalam kondisi semacam ini memang dianjurkan meminum obat 1-2
jam sesudah makan. Obat seperti vitamin dan obat yang mengandung enzim pencernaan, sebaiknya
diminum bersama makan. Obat -obat resep dokter bila tidak ada informasinya tanyakan pada dokter
yang memberi resep atau pada apoteker yang memberikan obat. Dengan cara demikian penjelasan
17
PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr
yang lengkap tentang cara menggunakan obat yang benar dan rasional didapatkan. Jika timbul
gejala yang asing setelah minum obat seperti gatal, buyer, lemes, mual-muntah, ataupun diare,
segeralah ke dokter/rumah sakit. Hal tersebut disebabkan timbulnya efek samping obat. Efek
samping dapat terjadi pada setiap orang, berupa reaksi alergi (gatal, biduren, diare, sesak nafas atau
shock), karena efek obat tersebut atau efek ikutan (ngantuk, mual, lemes). Alergi tidak dapat diduga
sebelumnya, sedangkan efek ikutan obat dapat diduga sebelumnya.
Pengelolaan Obat dalam Rumah Tangga
Kita telah minum obat, mengoleskan obat, bahkan mendapat suntikan obat. Apa sebenarnya obat
itu? Obat adalah suatu senyawa/bahan kimia yang berasal dari luar tubuh dan akan mengakibatkan
perubahan fungsi biologi jaringan atau organ jika masuk ke dalam tubuh manusia. Tujuan
meminum obat adalah untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit. Untuk mencapai tujuan
pengobatan dan penatalaksanaan kejadian-kejadian di rumah tangga, perlu disediakan obat
sederhana. Walaupun obat yang tersedia sederhana, namun perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan
yang tidak baik selain menyebabkan biaya terbuang percuma juga dapat membahayakan jiwa. Salah
satu contoh seorang intelektual meninggal dunia karena meminum racun serangga yang diletakkan
di tempat menyimpan obat. Secara umum pengelolaan obat di rumah tangga mencakup jenis obat
dan alat kesehatan yang harus tersedia; jumlah yang harus disediakan; dimana membelinya; cara
menyimpannya; cara mengetahui obat yang rusak; dan cara penggunaan yang benar. Pengelolaan
obat di rumah tangga dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga karena yang paling sering tinggal di
rumah, mengenal seisi rumah, dan yang pasti seorang ibu sangat peka terhadap kesehatan seisi
rumah. Penyediaan obat tidak harus selengkap di rumah sakit, tetapi cukup untuk mengatasi
keadaan darurat rumah tangga. Obat-obat yang harus tersedia dapat dikelompokkan sebagai berikut
obat-obat luar, obat-obat yang dibeli sendiri, dan obat-obat khusus yang didapat dari resep dokter.
Ketiga golongan obat harus jelas dan disimpan dalam tempat yang terpisah.Pengelompokan yang
paling mudah adalah dengan memisahkan obat luar dengan obat yang diminum. Obat yang
diminum untuk bayi dipisahkan dari obat anak dan obat untuk dewasa. Cara pemisahan ini minimal
dapat mencegah salah penggunaan.
18
PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr