Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Bimbingan Dan Perkembangan Peserta Didik


“Konstitusi Negara dan UUD 1945”

Dosen Pengampu : Prasetyo Dwi Hatmoko, M.Pd

Disusun oleh :
1. Muhammad Slamet 20188100008
2. Fachmy Said Abad 20188110093
3. Rini 201881000
4. Andhika Mahali 201881000

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


KUSUMA NEGARA
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini menjelaskan tentang Konstitusi Negara dan UUD NKRI tahun 1945
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan guna memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang
berperan dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ................................................................................................................. i


Kata Pengantar ................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konstitusi ......................................................................................... 3
2.2 Proses Terbentuknya Konstitusi UUD 1945 ...................................................... 4
2.3 Proses Perubahan Konstitusi .............................................................................. 5
2.4 Klasifikasi Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 .......................................... 6
2.5 Kedudukan Konstitusi dalam Sebuah Negara .................................................... 8
2.6 Perbedaan Dan Persamaan UUD dan Konstusi .................................................. 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Didalam bernegara, kita tidak bisa lepas dari suatu hukum. Tidak ada satupun negara
tanpa hukum. Karena fungsi hukum sangatlah penting untuk mengatur kehidupan daam
bernegara. Dalam suatu lingkungan negara, ada 2 macam hukum. Ada hukum yang memerintah
negara dan ada hukum yang merupakan alat bagi negara untuk memerintah.hukum yang
pertama yakni “Constitutional law” (Hukum tatanegara), dan Hukum yang kedua, berfungsi
untuk membedakannya dari hukum yang pertama, dapat disebut “Ordinary law” (Hukum biasa
yang dipergunakan untuk bergerak, “actief dienend.”) 1 Dari kutipan tersebut, dapat diartikan
bahwa didalam hidup bernegara, dapat ditemukan 2 macam hukum, yaitu:
1. Hukum tata negara (Constitutional law) sebagai yang mengatur negara. Unsur pokok
dalam Hukum ini adalah Konstitusi.Unsur pokok inilah yang akan menjadi Headline
dalam makalah ini.
2. Hukum biasa (Ordinary Law) sebagai hukum yang digunakan negara untuk
mengatur sesuatu hal. Termasuk dalam hukum ini adalah Hukum pidana dan hukum
perdata.
Indonesia disini juga merupakan negara hukum. Hal itu terbukti dengan adanya sebuah
konstitusi yang berlaku di Negara Indonesia yakni Undang – Undang Dasar 1945, akan tetapi
warga negara Indonesia sendiri, seperti kurang menganggap adanya UUD 1945 tersebut.
Kondisi ini dapat dilihat secara nyata dimana dalam kehidupanya masyarakat NKRI seringkali
menghiraukan hukum, dengan melakukan berbagai macam penyimpangan-penyimpangan
hukum, baik hukum sosial, maupun Hak Asasi Manusia (HAM).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Konstitusi ?
2. Bagaimana pembentukan awal konstitusi UUD 1945 ?
3. Bagaimana proses perubahan Konstitusi atau amandemen ?
4. Bagaimana klasifikasi UUD 1945 dalam berbagai perspektif ?
5. Bagaimana Kedudukan Konstitusi dalam Negara ?
6. Apa Perbedaan Konstitusi dan UUD 1945 ?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Konstitusi
2. Mengetahui proses terbentuknya Konstitusi UUD 1945
3. Mengetahui proses perubahan pada kostitusi
4. Mengetahui klasifikasi UUD 1945
5. Mengetahui Kedudukan Konstitusi dalam Negara
6. Mengetahui Perbedaan Konstitusi dengan UUD 1945

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstitusi


Pada dasarnya istilah Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini
dapat menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Selain itu, beberapa ahli juga mengemukakan pengertian konstitusi sebagai berikut :
1. Herman Heller
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:
a. Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang mencerminkan
kehidupan politik masyarakat.
b. Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah yang
hidup di dalam mayarakat.
c. Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah
sebagai undang-undang.
2. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-sendi
sistem pemerintahan negara.
3. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut.

4. CF. Strong
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang didasarkan pada
kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan antara
keduanya yang diatur.
5. L.J Van Apeldoorn,
konstitusi merupakan suatu hukum yang memuat baik peraturan tertulis maupun
peraturan tak tertulis.

3
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat diartikan bahwasanya ada dua pengertian
konstitusi, yaitu dalam arti luas, yang merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar
(hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis yang mengatur
tentang pemerintahan yang diselenggarakan dalam suatu negara. Kemudian Dalam arti sempit,
diartikan sebagai undang-undang dasar, yaitu sebuah dokumen yang berisi aturan-aturan
maupun ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari ketatanegaran bernegara.
Satjipto Rahardjo pernah mengemukakan, salah satu sifat yang melekat pada
perundang-undangan atau hukum tertulis adalah sifat otoritatif dari rumusan-rumusan
peraturannya, akan tetapi pengutaran dalam bentuk tulisan atau litera scripta itu sesungguhnya
hanyalah bentuk dari usaha untuk menyampaikan sesuatu ide atau pikiran.

2.2 Proses Terbentuknya Konstitusi UUD 1945


Pada saat pembahasan oleh BPUPKI, naskah UUD 1945 pertama kali yang
dipersiapkan oleh suatu badan bentukan pemerintahan Jepang bernama “Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai” yang dalam bahasa Indonesia “Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia” (BPUPKI). BPUPKI ini memiliki jumlah anggota yaitu 62 orang,
yang dipimpin oleh ketuanya yaitu K.R.T Radjiman Wedyodiningrat, serta Itibangase Yosio
dan Raden Panji Suroso. Badan ini melakukan sidang dalam 2 periode, yakni sidang pertama
pada tanggal 29 mei hingga 1 juni 1945. Pada sidang pertama membicarakan tentang dasar
falsafah yang seharusnya dipersiapkan untuk negara indonesia merdeka dan mengenai
pembentukan sebuah negara merdeka.
Kemudian selanjutnya dilangsungkan sidang kedua pada tanggal 10 juli hingga tanggal
17 agustus 1945 yang dimana membentuk suatu panitia Hukum Dasar dengan anggota yang
terdiri dari 19 orang yang dipimpin oleh Ir.Soekarno. Panitia ini kemudian membentuk panitia
kecil yang dipimpin oleh Prof. Dr Soepomo, yang anggotanya terdiri dari wongsonegoro,
R.Soekardjo, A.A. Maramis, Panji Singgih, H. Agus Salim, dan Sukiman. Panitia kecil ini pun
berhasil menyelesaikan tugasnya dan akhirnya BPUPKI setuju terhadap hasil kerja sebagai
Rancangan Undang-Undang Dasar pada tanggal 16 agustus 1945.
Kemudian dilakukannya Pengesahan oleh PPKI yang disaat Pemerintah Bala Tentara
Jepang membentuk “panitia persiapan kemerdekaan Indonesia” (PPKI), dan dilantik pada
tanggal 18 agustus 1945. Dengan menetapkan Ir. Soekarno sebagai ketua dan Drs. Mohhamat
Hata sebagai wakil dan yang beranggotakan 21 orang. Sidang ini memiliki tujuan untuk, (I)
Menetapkan Undang-undang Dasar, (II) Memilih Presiden dan Wakil Presiden, (III) Dan
Perihal lainnya. Setelah mendengar hasil laporan kerja BPUPKI, lalu pada sidang PPKI 18

4
agustus 1945 para anggota sidang PPKI berencana untuk mengajukan usul perubahan pada
UUD hasil rancangan BPUPKI. Namun akhirnya rancangan UUD tersebut disahkan dan
menjadi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (Jimly Asshiddiqie, 2006: 38-40)

2.3 Proses Perubahan Konstitusi


Menurut C.F Strong, ada 4 cara untuk mengubah konstitusi, yaitu:
1. By the ordinary legislature but under certain restrictions, Misalnya: UUD 1945.
2. By the people through a referendum (konstitusi dirubah oleh DPR yang baru
terbentuk). Misalnya: Perancis pada masa De Guille.
3. By a majority for all units of a federal state, yaitu terdapat di negara-negara
federal.
4. By a special convention, perubahan konstitusi melalui pembentukan badan
khusus. Misalnya: Masa UUDS 1950 di Indonesia.

Sedangkan menurut K. C. Wheare, ada beberapa proses khusus yang harus dilalui
dalam mengamandemen konstitusi, seperti di Amerika, diantaranya adalah:
1. Amandemen tidak bisa dilakukan oleh legislatif semata, tetapi masih membutuhkan
dukungan dari lembaga- lembaga lain diluar legislatif.
2. Boleh mengamandemen konstitusi hanya melalui dua pertiga mayoritas.
3. Atau setelah pemilu.
4. Atau setelah pembahasan selama tiga bulan

Secara revolusi, pemerintahan baru terbentuk dari hasil revolusi ini yang terkadang
membuat sesuatu UUD yang kemudian mendapat persetujuan rakyat. Secara evolusi,
UUD/konstitusi berubah secara berangsur – angsur yang dapat menimbulkan suatu UUD,
secara otomatis UUD yang sama tidak berlaku lagi.

2.4 Klasifikasi Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945


Sebagi Konstitusi UUD 1945 sangatlah pasti memiliki fungsi, dan jika dituliskan secara
singkat maka fungsi UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sumber hukum dalam tertib hukum, merupakan perundang-undangan yang
tertinggi.
2. Sebagai alat kontrol bagi hukum yang berada di bawahnya.
3. Sebagai pedoman dalam memberi arah kehidupan bangsa.

5
4. Sebagai kerangka dasar dalam pembagian dan penyelenggaraan pemerintah negara.
Fungsi tersebut dapat dijadikan sebuah acuan dalam melakukan segala kehidupan
berbangsa dan menjaga keseimbangan dalam berprilaku bila saja pedoman tersebut dapat
diterapkan dengan baik dan benar.

Macam Konstitusi Menurut CF. Strong konstitusi terdiri dari:


1. Konstitusi tertulis (dokumentary constiutution / writen constitution) adalah aturan –
aturan pokok dasar negara , bangunan negara dan tata negara, demikian juga aturan
dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu bangsa di dalam persekutuan hukum
negara.
2. Konstitusi tidak tertulis / konvensi (nondokumentary constitution) adalah berupa
kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul.

Kemudian dapat diartikan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 ini merupakan suatu
konstitusi tertulis dimana dapat dilihat bahwasanya Undang-Undang disini sudah jelas tertata
secara sistematis dan jelas tertulis.

Kemudian Konstitusi yang di bagi berdasarkan sifatnya, yaitu : Konstitusi Fleksibel dan
Konstitusi Rigid
1. Ciri-ciri konstitusi fleksibel
a Elastis
b Dapat diumumkan dan diubah dengan cara yang sama
2. Ciri-ciri konstitusi Rigid (kaku)
a Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dan peraturan undang-
undang yang lain.
b Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus, istimewa dan persyaratan yang
berat.
Demikian dapat diartikan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 juga merupakan
golongan konstitusi Rigid, hal ini dibuktikan dengan secara nyata bahwasanya Undang-
Undang Dasar 1945 ini sebagai dasar negara dalam melakukan perubahan atau amandemen
sangat lah sulit dan sudah seharusnya sebelum melakukan perubahan dalam UUD harus dilihat
dari segi manapun apakah perubahan tersebut dapat memberi dampak baik atau buruk. Hal ini
juga bisa ditujukan untuk menjaga stabilitas hukum dalam negara agar tidak berubah-ubah dan
goyah.

6
Kemudian berdasar subyek yang berhak mengamandemen konstitusi. Melalui
perspektif ini, K. C. Wheare membagi konstitusi menjadi 2, yakni :
1. Konstitusi yang supreme terhadap legislatif yaitu yang tidak dapat
diamandemen oleh badan legislatif.
2. Konstitusi yang tidak supreme terhadap legislatif.

Dalam perspektif ini dapat dilihat pula bahwa indonesia yang menggunakan konstitusi
Undang-Undang Dasar 1945 menganut sistem konstitusi yang bersifat supreme, dimana dalam
UUD sendiri merupakan urutan tertinggi jika dilihat dalam hierarki yang ada saat ini.

Selanjutnya yakni konstitusi yang berdasarkan pada Proses Pendistribusian Kekuasaan


Pemerintahan. Berdasar perspektif ini, K. C. Wheare membagi konstitusi menjadi 2, yaitu :
1. Konstitusi Kesatuan adalah kekuasaan legislatif pusat dalam mengatur legislatif
di bawahnya.
2. Konstitusi Federal adalah kekuasaan pemerintah dibagi antara pemerintah untuk
seluruh negara dan pemerintah untuk negara- negara bagian

Kemudian selanjutnya dalam konstitusi yang berdasar pada proses pendristribusian


kekuasaan pemerintah ini juga dapat disimpulkan bahwasanya Indonesia menganut suatu
sistem konstitusi kesatuan, dimana dalam negara kesatuan seperti Indonesia, pembagian
seluruh kekuasaanya terpusat di pemerintah pusat, sistem ini juga dikenal sebagai sistem
desentralisasi. Hal ini juga diatur dalam konstitusi kesatuannya. Seperti tercantum dalam Pasal
1 Ayat (1) UUD 1945 bahwa Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk
Republik. Sehingga dalam hal ini UUD termasuk dalam konstitusi kesatuan.

2.5 KEDUDUKAN KONSTITUSI DALAM SEBUAH NEGARA

Kedudukan konstitusi dalam berbangsa dan bernegara sangat penting karena menjadi
suatu ukuran untuk mengetahui aturan pokok yang berlaku bagi penyelenggara negara ataupun
masyarakat dalam suatu sistem ketatanegaraaan. Kedudukan konstitusi dapat disebut sebagai :

1. Hukum dasar
Hal ini dikarenakan dalam konstitusi terdapat aturan aturan pokok mengenai
penyelenggaraan negara sebagai suatu badan dan lembaga pemerintahan yang memberikan

7
kekuasaan serta adanya suatu bentuk dan prosedur penggunaan kekuasaan tersebut kepada
badan-badan pemerintahan.

2. Hukum tertinggi
Hal ini dikarenakan konstitusi memunyai kedudukan lebih tinggi dibandingkan
peraturan-peratuan lain yang ada dalam ketatanegaraan. Maka dari itu, aturan yang
tingkatannya berada di bawah konstitusi tidak akan dan tidak boleh bertentangan dan tentunya
tetap harus disesuaikan dengan aturan yang ada dalam konstitusi.

Pemerintahan baru yang terbentuk sebagai hasil dari revolusi ini terkadang membuat
suatu konstitusi atau UUD yang kemudian mendapatkan persetujuan dari rakyat. Secara
evolusi, konstitusi dapat berubah secara berangsur-angsur yang menimbulkan konstitusi baru
dimana konstitusi lama nantinya tidak akan berlaku lagi.

Keterkaitan dasar negara dengan konstitusi nampak pada adanya gagasan dasar, cita-
cita, dan tujuan dari negara yang tertuang dalam pembukaan konstitusi suatu negara. Di
Indonesia, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

Dasar negara sebagai sebuah pedoman penyelenggaraan negara secara tertulis termuat
dalam konstitusi suatu negara.

Konstitusi merupakan suatu hukum dasar tertulis dan juga hukum dasar yang tidak
tertulis, sedangkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hukum
dasar tertulis yang sifatnya mengikatsehingga makin elastis sifatnya aturannya akan menjadi
semakin baik, konstitusi ini berkaitan erat dengan cara suatu pemerintahan diselenggarakan
oleh organ-organnya.

8
2.6 Persamaan dan perbedaan UUD dengan konstitusi

Persamaan UUD dengan Konstitusi adalah sama - sama peraturan yang ditetapkan
lembaga hukum remsi (Pemerintah). Sedangkan perbedaan antara keduanya adalah sebagai
berikut :

Perbedaan antara UUD dengan Konstitusi

UUD Konstitusi

Memuat peraturan tertulis saja. Memuat peraturan tertulis dan lisan.

Bersifat dasar dan belum memiliki sanksi Bersifat dasar, belum memiliki sanksi
pemaksa atau sanksi pidana bagi pemaksa atau sanksi pidana bagi
penyelenggaraanya. penyelenggaraanya, timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan negara
meskipun tidak tertulis.

Mengandung pokok-pokok sebagai berikut: Memuat ketentuan-ketentuan sebagai


· Adanya jaminan terhadap HAM dan berikut:
warganya · Organisasi negara, misalnya pembagian
· Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu kekuasaan antar badan legislatif, eksekutif,
negara yang bersifat fundamental dan yudikatif
· Adanya pembagian dan pembatasan tugas · HAM
ketatanegaraan yang juga bersifat · Prosedur mengubah UUD
fundamental · Ada kalanya memuat larangan untuk
mengubah sifat tertentu dari UUD

Contoh : UUD NKRI 1945 Contoh : Konstitusi RIS 1949

UUD adalah peraturan yang menjadi dasar seluruh peraturan ,konstitusi, atau Perundang-
undangan disebuah negara, Tidak sah sebuah konstitusi tanpa mengacu pada UUD.sedangkan
KONSTITUSI adalah Semua ketentuan,peraturan, atau perundang-undangan, termasuk
didalamnya UUD itu sendiri.

Menurut saya hubungannya bahwa suasana kebatianan UUD1945 dan cita-cita hukum
UUD 1945 tidak lain adalah bersumber kepada atau dijiwai dasar falsafah negara pancasila.
Disinilah arti dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara.
Jadi, pancasila adalah jiwa, sumber dan landasan UUD 1945. secara teknis dapat dikatakan
bahwa pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam pembukaanUUD 1945 adalah garis besar
cita-cita yang terkandung dalam pancasila. Batang tubuh UUD 1945 merupakan pokok-pokok
nilai-nilai pancasila yang disusun dalam pasal-pasal.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demikian dalam sebuah negara pastilah memiliki konstitusi yaitu yang merupakan
suatu peraturan pokok (fundamental) mengenai tiang-tiang, pegangan atau sendi-sendi pertama
untuk mengokohkan sebuah bangunan besar yang bernama “Negara”. Tiang-tiang penting ini
haruslah kuat dan tidak mudah runtuh dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul suatu
saat nanti, agar Negara tetap berdiri tegak. Oleh karena itu, Konstitusi disini haruslah tahan uji,
bilamana ada serangan dari sisi-sisi nakal yang bertujuan akan menggantikan tiang-tiang
tersebut dengan tiang- tiang yang lain coraknya dan yang akan merubah wajah negara, sehingga
bangunan yang asli dan kemudian negara itu sendiri bukan lah negara yang ada sejak
dahulunya.
Konstitusi di Indonesia memilki sejarah yang cukup panjang. Hingga akhirnya, Bangsa
Indonesia berkomitmen dengan UUD 1945 yang memuat 37 pasal. Pada UUD inilah juga
Bangsa Indonesia berpegang teguh secara kuat kepada konstitusi ini untuk menjaga keutuhan
bangsa bernegara. Seperti halnya yang berpegang kuat pada klasifikasi konstitusi yang ada
seperti konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and no written
constitution), Kosntitusi fleksibel dan kosntitusi rijid (flexible constitution and rigid
constitution), Kosntitusi derajat-tinggi dan konstitusi tidak derajat-tinggi (supreme cosntitution
dan not supreme constitution), Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan (federal constitution
and unitary constitution).

3.2 Saran
Dalam bernegara sebuah rasa persatuan dan kesatuan sangatlah penting, maka dari itu
dalam perlu disadari bahwasaanya ketetapan konstitusi ini haruslah disadari dan dijaga dengan
hati yang terbuka agar bangsa tetap berdiri kokoh walau banyak yang ingin menjatuhkan dari
berbagai sisi, jati diri bangsa Indonesia juga berupa sejarah perubahan-perubahan konstitusi
yang cukup melelahkan. Dengan begitu dapat dilihat bahwa konstitusi ini sangat lah penting
maka dari itu rakyat, wakil rakyat maupun pemimpin atau siapapun warga Negara haruslah
sadar dan tetap kokoh dalam berpegang teguh terhadap konstitusi Undang-Undang Dasar 1945.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, Jimly. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta : Sekretariat Jendral
Kepaniteraan MK RI.
Martitah. 2013. Mahkamah Konstitusi: Dari Negative Legislature ke Positive Legislature.
Jakarta : Konstitusi Pers.
Rendra Graha Dwi, Bachtiar. 2015. Klasifikasi Konstitusi (UUD 1945) Negara Republik
Indonesia : http://www.kompasiana.com/bachtiar_endra/klasifikasi-konstitusi-uud-
1945-negara-republik-indonesia_55103620a33311ae2dba873a”.
Fahmie, Adlan. Makalah Konstitusi. Tersedia :
https://www.scribd.com/doc/23883076/makalah-konstitusi

11

Anda mungkin juga menyukai