Anda di halaman 1dari 9

SMK NEGERI 5 BANJARMASIN

MAKALAH NARKOBA DAN PSIKOTROPIKA

KELAS XII TP B , Abs :1-6


1 . Pengertian Narkoba dan Jenis-jenis Narkoba
Narkoba bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi kita. Kita telah sering mendengar dan
membaca berita tentang narkoba di media elektronik maupun media cetak. Di
Indonesia, peredaran obat terlarang ini sudah menjadi alah satu permasalahan utama
yang harus segera diatasi.
Meluasnya narkoba di Indonesia terutama di kalangan generasi muda karena
didukung oleh faktor budaya global. Budaya global dikuasai oleh budaya Barat (baca
Amerika Serikat) yang mengembangkan pengaruhnya melalui layar TV, VCD, dan
film-film. Ciri utama budaya tersebut amat mudah ditiru dan diadopsi oleh generasi
muda karena sesuai dengan kebutuhan dan selera muda.
Pada tahun 2010, prevalensi penyalahgunaan narkoba meningkat menjadi 2,21
persen atau sekitar 4,02 juta orang. Pada tahun 2011, prevalensi penyalahgunaan
narkoba meningkat menjadi 2,8 persen atau sekitar 5 juta orang. Oleh karena itu
dituntut adanya peran serta dari berbagai pihak di Indonesia yang dapat memerangi
narkoba. Salah satunya konselor sebagai pendidik dilingkungan pendidikan juga
dapat ikut berpartisipasi dalam upaya memerangi obat-obatan terlarang tersebut.
Pengertian Narkoba
Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat
mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku
jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup,
suntik, intravena, dan lain sebagainya.
Sedangkan pengertian narkoba menurut pakar kesehatan adalah psikotropika yang
biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk
penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang
telah diluar batas dosis.
Jenis-jenis Narkoba
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut:
1. Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah
“Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan
memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya
rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan.
Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan
dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan,
menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :
 Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya
adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu
pengetahuan. Contoh : ganja, h3roin, kokain, morfin, dan opium.
 Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan
betametadol.
 Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan,
tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan
turunannya.

2. Psikotropika
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis,
yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika
digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah :

 Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum
diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya.
Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
 Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin,
dan metakualon.
 Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang
serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal,
buprenorsina, dan fleenitrazepam.
 Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif
ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam
(BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.

3. Zat adiktif lainnya


Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :

 Rokok
 Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan
ketagihan.
 Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat,
bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008). Demikianlah
jenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya faktor-faktor penyebab
penyalahgunaan narkotika.

Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba


Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu
:
1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti
kepribadian, kecemasan, dan depresi serta kurangya religiusitas. Kebanyakan
penyalahgunaan narkotika dimulai atau terdapat pada masa remaja,
sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun
sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan
obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai
risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna narkoba.
2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan
seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh
lingkungan.

Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak menjadi
penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas,
semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba. Hal ini
harus dipelajari Kasus demi kasus.
Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu
sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba.
Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang
harmonis dan cukup kominikatif menjadi penyalahgunaan narkoba.
Tanda Gejala Dini Korban Penyalahgunaan Narkoba
Menurut Ami Siamsidar Budiman (2006 : 57–59) tanda awal atau gejala dini dari
seseorang yang menjadi korban kecanduan narkoba antara lain :
1. Tanda-tanda fisik Penyalahgunaan Narkoba
Kesehatan fisik dan penampilan diri menurun dan suhu badan tidak beraturan, jalan
sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, nafas
sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas
lambat/berhenti, mata dan hidung berair,menguap terus menerus,diare,rasa sakit
diseluruh tubuh,takut air sehingga malas mandi,kejang, kesadaran
menurun, penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan,
gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh
lain (pada pengguna dengan jarum suntik)
2. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di rumah
Membangkang terhadap teguran orang tua, tidak mau mempedulikan peraturan
keluarga, mulai melupakan tanggung jawab rutin di rumah, malas mengurus diri,
sering tertidur dan mudah marah, sering berbohong, banyak menghindar pertemuan
dengan anggota keluarga lainnya karena takut ketahuan bahwa ia adalah pecandu,
bersikap kasar terhadap anggota keluarga lainnya dibandingkan dengan sebelumnya,
pola tidur berubah, menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang,
sering mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah, sering merongrong
keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alasan, berubah teman dan jarang
mau mengenalkan teman-temannya, sering pulang lewat jam malam dan menginap
di rumah teman, sering pergi ke disko, mall atau pesta, bila ditanya sikapnya defensive
atau penuh kebencian, sekali-sekali dijumpai dalam keadaan mabuk.
3. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di sekolah
Prestasi belajar di sekolah tiba-tiba menurun mencolok, perhatian terhadap
lingkungan tidak ada, sering kelihatan mengantuk di sekolah, sering keluar dari kelas
pada waktu jam pelajaran dengan alasan ke kamar mandi, sering terlambat masuk
kelas setelah jam istirahat; mudah tersinggung dan mudah marah di sekolah, sering
berbohong, meninggalkan hobi-hobinya yang terdahulu (misalnya kegiatan
ekstrakurikuler dan olahraga yang dahulu digemarinya), mengeluh karena
menganggap keluarga di rumah tidak memberikan dirinya kebebasan, mulai sering
berkumpul dengan anak-anak yang “tidak beres” di sekolah.
Akibat Penyalahgunaan Narkoba Pengertian Narkoba
Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan menyebabkan
gangguan mental dan perilaku, sehingga mengakibatkan terganggunya sistem neuro-
transmitter pada susunan saraf pusat di otak. Gangguan pada sistem neuro-
transmitter akan mengakibatkan tergangunya fungsi kognitif (alam pikiran), afektif
(alam perasaan, mood, atau emosi), psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.
Berbagai upaya untuk mengatasi berkembangnya pecandu narkoba telah dilakukan,
namun terbentur pada lemahnya hukum. Beberapa bukti lemahnya hukum terhadap
narkoba adalah sangat ringan hukuman bagi pengedar dan pecandu, bahkan
minuman beralkohol di atas 40 persen (minol 40 persen) banyak diberi kemudahan
oleh pemerintah. Sebagai perbandingan, di Malaysia jika kedapatan pengedar atau
pecandu membawa dadah 5 gr ke atas maka orang tersebut akan dihukum mati.

2.PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah suatu obat yang termasuk dalam golongan Narkoba
(Narkotika dan Obat-obat berbahaya). Psikotropika adalah zat atau obat yang dapat
menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan
kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan
cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan
serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya
Efek dari Psikotropika
Zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang
susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan
timbulnyahalusinasi (mengkhayal),ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam
perasaan dan dapatmenyebabkan ketergantungan serta mempunyai
efek stimulasi(merangsang) bagi para pemakainya. Pemakaian Psikotropika yang
berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan pejabatkesehatan dapat
menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkanketergantungan
bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik maupun
psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian
Jenis Psikotropika
Psikotropika dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:
1. Psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan pengobatan dengan
potensiketergantungan yang sangat kuat, contoh: LSD, MDMA dan mascalin.
2. Psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat menimbulkan ketergantungan
sepertiamfetamin.
3. Psikotropika dari kelompok hipnotik sedatif, seperti barbiturat. Efek
ketergantungannyasedang.
1. Psikotropika yang efek ketergantungannya ringan, seperti diazepam,
nitrazepam.
Jenis–jenis narkoba yang termasuk Psikotropika:
-Ekstasi -Sabu-sabu
Golongan Psikotropika
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan
digolongkan menjadi4 golongan, yaitu:
1. Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan
pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat
2. Psikotropika golongan II : yaitu psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat
menimbulkan ketergantungan.
3. Psikotropika golongan III : yaitu psikotropika dengan efek ketergantungannya
sedang dari kelompok hipnotik sedatif.
4. Psikotropika golongan IV : yaitu psikotropika yang efek ketergantungannya
ringan.

Berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang pemberantasan


peredaran narkotika dan psikotropika, tahun 1988 tersebut maka psikotropika dapat
digolongkan sebagai berikut : (didahului dengan nama International dan nama kimia
diletakkan dalam tanda kurung)
Psikotropika golongan I
 Broloamfetamine atau DOB ((±)-4-bromo-2,5-dimethoxy-alpha-
methylphenethylamine)
 Cathinone ((x)-(S)-2-aminopropiophenone)
 DET (3-[2-(diethylamino)ethyl]indole)
 DMA ( (±)-2,5-dimethoxy-alpha-methylphenethylamine )
 DMHP ( 3-(1,2-dimethylheptyl)-7,8,9,10-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-6H-
dibenzo[b,d]pyran-1-olo )
 DMT ( 3-[2-(dimethylamino)ethyl]indole)
 DOET ( (±)-4-ethyl-2,5-dimethoxy-alpha-phenethylamine)
 Eticyclidine – PCE ( N-ethyl-1-phenylcyclohexylamine )
 Etrytamine ( 3-(2-aminobutyl)indole )
 Lysergide – LSD, LSD-25 (9,10-didehydro-N,N-diethyl-6-methylergoline-8beta-
carboxamide)
 MDMA ((±)-N,alpha-dimethyl-3,4-(methylene-dioxy)phenethylamine)
 Mescaline (3,4,5-trimethoxyphenethylamine)
 Methcathinone ( 2-(methylamino)-1-phenylpropan-1-one )
 4-methylaminorex ( (±)-cis-2-amino-4-methyl-5-phenyl-2-oxazoline )
 MMDA (2-methoxy-alpha-methyl-4,5-(methylenedioxy)phenethylamine)
 N-ethyl MDA ((±)-N-ethyl-alpha-methyl-3,4-(methylenedioxy)phenethylamine)
 N-hydroxy MDA ((±)-N-[alpha-methyl-3,4-
(methylenedioxy)phenethyl]hydroxylamine)
 Parahexyl (3-hexyl-7,8,9,10-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-6H-dibenzo[b,d]pyran-
1-ol)
 PMA (p-methoxy-alpha-methylphenethylamine)
 Psilocine, psilotsin (3-[2-(dimethylamino)ethyl] indol-4-ol)
 Psilocybine (3-[2-(dimethylamino)ethyl]indol-4-yl dihydrogen phosphate)
 Rolicyclidine – PHP,PCPY ( 1-(1-phenylcyclohexyl)pyrrolidine )
 STP, DOM (2,5-dimethoxy-alpha,4-dimethylphenethylamine)
 Tenamfetamine – MDA (alpha-methyl-3,4-(methylenedioxy)phenethylamine)
 Tenocyclidine – TCP (1-[1-(2-thienyl)cyclohexyl]piperidine)
 Tetrahydrocannabinol
 TMA ((±)-3,4,5-trimethoxy-alpha-methylphenethylamine)
Psikotropika golongan II
 Amphetamine ((±)-alpha-methylphenethylamine)
 Dexamphetamine ((+)-alpha-methylphenethylamine)
 Fenetylline (7-[2-[(alpha-methylphenethyl)amino] ethyl]theophylline)
 Levamphetamine ((x)-(R)-alpha-methylphenethylamine)
 Levomethampheta-mine ((x)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
 Mecloqualone (3-(o-chlorophenyl)-2-methyl-4(3H)- quinazolinone)
 Methamphetamine ((+)-(S)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
 Methamphetamineracemate ((±)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
 Methaqualone (2-methyl-3-o-tolyl-4(3H)-quinazolinone)
 Methylphenidate (Methyl alpha-phenyl-2-piperidineacetate)
 Phencyclidine – PCP (1-(1-phenylcyclohexyl)piperidine)
 Phenmetrazine (3-methyl-2-phenylmorpholine)
 Secobarbital (5-allyl-5-(1-methylbutyl)barbituric acid)
 Dronabinol atau delta-9-tetrahydro-cannabinol ((6aR,10aR)-6a,7,8,10a-
tetrahydro-6,6,9-trimethyl-3-pentyl-6H- dibenzo[b,d]pyran-1-ol)
 Zipeprol (alpha-(alpha-methoxybenzyl)-4-(beta-methoxyphenethyl)-1-
piperazineethanol)
Psikotropika golongan III
 Amobarbital (5-ethyl-5-isopentylbarbituric acid)
 Buprenorphine (2l-cyclopropyl-7-alpha-[(S)-1-hydroxy-1,2,2-trimethylpropyl]-
6,14- endo-ethano-6,7,8,14-tetrahydrooripavine)
 Butalbital (5-allyl-5-isobutylbarbituric acid)
 Cathine / norpseudo-ephedrine ((+)-(R)-alpha-[(R)-1-aminoethyl]benzyl
alcohol)
 Cyclobarbital (5-(1-cyclohexen-1-yl)-5-ethylbarbituric acid)
 Flunitrazepam (5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-1-methyl-7-nitro-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
 Glutethimide (2-ethyl-2-phenylglutarimide)
 Pentazocine ((2R*,6R*,11R*)-1,2,3,4,5,6-hexahydro-6,11-dimethyl-3-(3-
methyl-2-butenyl)-2,6-methano-3-benzazocin-8-ol)
 Pentobarbital (5-ethyl-5-(1-methylbutyl)barbitur
ic acid)
Psikotropika golongan IV
 Allobarbital (5,5-diallylbarbituric acid)
 Alprazolam (8-chloro-1-methyl-6-phenyl-4H-s-triazolo[4,3-
a][1,4]benzodiazepine)
 Amfepramone (diethylpropion 2-(diethylamino)propiophenone)
 Aminorex (2-amino-5-phenyl-2-oxazoline)
 Barbital (5,5-diethylbarbituric acid)
 Benzfetamine (N-benzyl-N,alpha-dimethylphenethylamine)
 Bromazepam (7-bromo-1,3-dihydro-5-(2-pyridyl)-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
 Butobarbital (5-butyl-5-ethylbarbituric acid)
 Brotizolam (2-bromo-4-(o-chlorophenyl)-9-methyl-6H-thieno[3,2-f]-s-
triazolo[4,3-a][1,4]diazepine)
 Camazepam (7-chloro-1,3-dihydro-3-hydroxy-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4
benzodiazepin-2-one dimethylcarbamate (ester))
 Chlordiazepoxide (7-chloro-2-(methylamino)-5-phenyl-3H-1,4-
benzodiazepine-4-oxide)
 Clobazam (7-chloro-1-methyl-5-phenyl-1H-1,5-benzodiazepine-2,4(3H,5H)-
dione)
 Clonazepam (5-(o-chlorophenyl)-1,3-dihydro-7-nitro-2H-1,4-benzodiazepin-2-
one)
 Clorazepate (7-chloro-2,3-dihydro-2-oxo-5-phenyl-1H-1,4-benzodiazepine-3-
carboxylic acid)
 Clotiazepam (5-(o-chlorophenyl)-7-ethyl-1,3-dihydro-1-methyl-2H-thieno [2,3-
e] -1,4-diazepin-2-one)
 Cloxazolam (10-chloro-11b-(o-chlorophenyl)-2,3,7,11b-tetrahydro-oxazolo-
[3,2-d][1,4]benzodiazepin-6(5H)-one)
 Delorazepam (7-chloro-5-(o-chlorophenyl)-1,3-dihydro-2H-1,4-benzodiazepin-
2-one)
 Diazepam (7-chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-
one)
 Estazolam (8-chloro-6-phenyl-4H-s-triazolo[4,3-a][1,4]benzodiazepine)
 Ethchlorvynol (1-chloro-3-ethyl-1-penten-4-yn-3-ol)
 Ethinamate (1-ethynylcyclohexanolcarbamate)
 Ethyl loflazepate (ethyl 7-chloro-5-(o-fluorophenyl)-2,3-dihydro-2-oxo-1H-1,4-
benzodiazepine-3-carboxylate)
 Etil Amfetamine / N-ethylampetamine (N-ethyl-alpha-methylphenethylamine)
 Fencamfamin (N-ethyl-3-phenyl-2-norborananamine)
 Fenproporex ((±)-3-[(alpha-methylphenylethyl)amino]propionitrile)
 Fludiazepam (7-chloro-5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-1-methyl-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
 Flurazepam (7-chloro-1-[2-(diethylamino)ethyl]-5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-
2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
 Halazepam (7-chloro-1,3-dihydro-5-phenyl-1-(2,2,2-trifluoroethyl)-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
 Haloxazolam (10-bromo-11b-(o-fluorophenyl)-2,3,7,11b-tetrahydrooxazolo
[3,2-d][1,4]benzodiazepin-6(5H)-one)
 Ketazolam (11-chloro-8,12b-dihydro-2,8-dimethyl-12b-phenyl-4H-
[1,3]oxazino[3,2-d][1,4]benzodiazepine-4,7(6H)-dione)
 Lefetamine – SPA ((x)-N,N-dimethyl-1,2-diphenylethylamine)

Anda mungkin juga menyukai