Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol.13, No.

1, Edisi Mei 2019 2019

KAJIAN LINGKUNGAN POTENSI DAN MANFAAT BATU KARANG PULAU


TIMOR PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR
ENVIRONMENTAL STUDY OF POTENTIAL AND BENEFITS OF CORAL STONE
TIMOR ISLAND PROVINCE NUSA TENGGARA TIMUR

Adrianus Amheka 1), Nonce Farida Tuati 2) dan Yusuf Rumbino 3)


1), 2)
Dosen Teknik Mesin Politeknik Negeri Kupang
3)
Dosen Teknik Pertambangan FST Undana
E-mail: adrianus.amheka@gmail.com, nonc3tuati@yahoo.com, yusufrumbino70@gmail.com

ABSTRAK
Penggunaan tanah di Nusa Tenggara Timur mencatat peningkatan setiap tahunnya. Keadaan ini
sejalan dengan pertumbuhan perekonomian daerah. Dari luas wilayah 4.734.990 ha, kurang lebih
1.660.250 ha (35,6%) merupakan kawasan non budi daya dan sisanya seluas 3.074.740 ha (64,96 %)
merupakan kawasan yang di budidayakan oleh masyarakat, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan masyarakat pembangunan infrastrutur. Menurut hasil penelitian yang dilakukan
oleh LIPI dari aspek geologi di daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur terdapat sejumlah bahan
tambang. Salah satunya bahan tambang tersebut adalah batu karang bahkan marmer. Batu gamping
atau istilah yang sering dipergunakan oleh penduduk setempat batu karang banyak sekali tersebar di
daerah pulau Timor dan pulau-pulau lain di wilayah Nusa Tenggara Timur. Pengembangan potensi
ekonomi bahan tambang dan bahan galian di Propinsi Nusa Tenggara Timur terbentur keterbatasan
sumberdaya manusia, penguasaan teknologi dan sumber dana. Oleh karena itu, perlu memanfaatkan
bahan batu sebagai bahan dasar bangunan dengan konsentrasi dampak lingkungan untuk menunjang
infra struktur di wilayah propinsi Nusa Tenggara Timur.

Kata Kunci: Kajian lingkungan Batu Karang Pulau Timor

Latar Belakang sesuai dengan alam perkotaan maupun pedesaan


Propinsi Nusa Tenggara Timur terdapat yang lebih otonom karena disentralisasi
sejumlah bahan tambang. Salah satunya bahan dilakukan untuk mendekatkan pelayanan publik
tambang tersebut adalah batu karang bahkan seperti prasarana dan lainnya dengan masyarakat
marmer. Batu gamping atau istilah yang sering yang dilayani. Dengan demikian maka
dipergunakan oleh penduduk setempat batu pembangunan kota atau kabupaten yang terjadi
karang banyak sekali tersebar di daerah pulau benar-benar mencerminkan apa yang dibutuhkan
Timor dan pulau-pulau lain di wilayah Nusa dan diinginkan oleh masyarakatnya bukan yang
Tenggara Timur. Oleh karena itu, perlu dipikirkan atau diinginkan oleh pemerintah saja.
memanfaatkan bahan batu sebagai bahan dasar Dengan demikian pula pemecahan perbagai
bangunan dengan konsentrasi dampak permasalahan pembangunan kota/kabupaten
lingkungan untuk menunjang infra struktur Kini sebaiknya ditangani di tingkat propinsi, atau di
saatnya kita mengembangkan pola-pola baru tingkat daerah.
dalam pembangunan kota/kabupaten yang lebih

Gambar 1. Pulau Timor di Propinsi NTT yang memiliki kakayaan SDA batuan.

55
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol.13, No.1, Edisi Mei 2019 2019
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Pulau terdiri dari: (1) Breksi batu pasir (Si), (2) Batu
Timor merupakan salah satu empat pulau besar Gamping, (3) Andesit (A), (4) Batuan Vulkanik
di kawasan Nusa Tenggara Timur, dimana Kuarter Tua (S3), (5) Batuan Vulkanik Kuarter
sebagaian besar topografinya berelif Muda (S4), (6) Aluerial (S5). (DPU, 1989). Dari
tinggi,bermedan berat serta memiliki ciri khusus sekian banyak potensi batuan yang ada, hanya
yaitu berbatuan yang merata. Berdasarkan Breksi Batu pasir yang telah dimanfaatkan
interprestasi Penelitian Geologi yang pernah sebagai bahan dasar pembuatan jalan, bahan
dilakukan sebelumnya pada umumnya Pulau bangunan dan sebagainya.
Timor memiliki 6 (enam) satuan batuan yang

Gambar 2. Bentuk tanah berbatuan batu karang/gamping P Timor NTT


Kegiatan penelitian eksplorasi dan sumberdaya yang ada. Seperti sama dengan
eksploitasi bahan galian industri di wilayah Nusa daerah lainnya di Indonesia, penggunaan tanah di
Tenggara Timur saat ini masih sangat terbatas. Nusa Tenggara Timur mencatat peningkatan
Pemanfaatan bahan galian baru mencakup batu setiap tahunnya. Keadaan ini sejalan dengan
kapur dan perlu dikembangkan secara pertumbuhan perekonomian daerah yang sektor
komperhensip dan berdaya guna mengingat pertanian masih memegang peranan utama. Pada
bahwa kawasan di Nusa Tenggara Timur tahun 1975 dari luas wilayah 4.937.700 ha, lahan
sebagaian besar topografinya berelif tinggi, yang sudah diamanfaatkan untuk usaha pertanian
bermedan berat serta memiliki ciri khusus dan dan lain-lain baru mencapai sekitar 690.000 ha
ekstrim yaitu berbatuan yang merata. tersebut di Pulau Flores terutama di Flores barat
Berdasarkan interprestasi Penelitian Geologi sekitar 56%, Pulau timor (Timor Tengah selatan
yang pernah dilakukan sebelumnya pada dan Kupang sekitar 24%), dan di Pulau Sumba
umumnya Pulau Timor memiliki 6 (enam) satuan (bagian barat seluas 20%). Selebihnya
batuan yang terdiri dari: (1) Breksi batu pasir merupakan padang alang-alang dan tanah
(Si), (2) Batu Gamping, (3) Andesit (A), (4) kawasan hutan.
Batuan Vulkanik Kuarter Tua (S3), (5) Batuan Berdasarkan beberapa kajian di atas maka
Vulkanik Kuarter Muda (S4), (6) Aluerial (S5). diperlukan suatu pendalaman untuk
(DPU, 1986). Salah satunya adalah bahan pengembangan penelitian berupa Penambangan
tambang yang berupa batu karang atau istilah dan Pemanfaatan Batu Karang Pulau Timor
orang NTT gamping. Menurut Henda (2000) Sebagai Bahan Bangunan dengan Konsentrasi
Batu Gamping atau istilah yang sering dampak Lingkungan di Wilayah Kupang untuk
dipergunakan oleh penduduk setempat batu menunjang infra struktur di pulau Timor NTT
karang banyak sekali tersebar di daerah pulau
Timor dan pulau-pulau lain di wilayah Nusa PENGKAJIAN
Tenggara Timur. Pengembangan potensi a.Potensi dan jenis Tanah di wilayah NTT
ekonomi bahan tambang dan bahan galian di Jenis-jenis tanah yang terdapat di Propinsi
Propinsi Nusa Tenggara Timur terbentur Nusa tenggara Timur adalah tanah mediteran
keterbatasan sumberdaya manusia (SDM), yang luas sebarannya diperkirakan sekitar
penguasaan teknologi dan sumber dana. 1.110.807 ha (23,45%). Daerah yang terluas
Pengusahaan bahan batu karang (gamping) terdapat di wilayah Kapubaten Manggarai yaitu
juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk kurang lebih 291.250 ha. Disamping terdapat
meningkatkan bidang kewirausahaan. Secara pula di kabupaten Sumba Timur, Kupang, Flores
konseptual menurut Oetomo (1999) bahwa Timur, Sikka, Ende dan Ngada.
kewirausahaan merupakan suatu usaha untuk Jenis litosol luasnya kurang lebih 1.903.184
menciptakan nilai kesempatan dengan ha (40,19%) merupakan jenis tanah yang terluas
melakukan manajemen dan mobilisasi di Nusa Tenggara Timur dan hampir dijumpai di

56
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol.13, No.1, Edisi Mei 2019 2019
seluruh Kabupaten Kupang, yaitu sekitar 352.559 genangan air yang ditanami padi. Sedangkan
ha (7,45%) dan di Kabupaten Alor 266.464 ha lahan kering dimanfaatkan untuk lokasi
(6,05%). Tanah mediteran/renzina/litosol yang pemukiman dan bangunan, lahan
luasnya diperkirakan sekitar 1.123.500 ha (23,73 tegalan/kebun/perladangan/lahan tanaman kayu-
%), sebaran terluas terdapat di Kabupaten Sumba kayuan sejenis hutan rakyat, lahan untuk
Timur yaitu 496,294 ha (10,48%). Selain itu perkebunan dan juga lahan-lahan yang sementara
terdapat pula Kabupaten Sumba Barat, Kupang, tidak digunakan.
Timor Tengah Selatan, Timor Tengah utara dan Dari luas wilayah 4.734.990 ha, kurang lebih
Belu. 1.660.250 ha (35,6%) merupakan kawasan non
Sebaran tanah litosol yang luasnya 260.250 budi daya dan sisanya seluas 3.074.740 ha
ha (5,50 %), yang terdapat di kabupaten (64,96%) merupakan kawasan yang di
Manggarai 122.250 ha (2,58 %), Sumba Barat, budidayakan oleh masyarakat, sehingga dapat
Sumba Timor, Kupang, Timor Tengah Selatan, dimanfaatkan untuk keperluan
Ngada NTT. masyarakat/pembangunan khususnya untuk
Tanah alluvial yang luasnya 136.750 ha, menunjang infrastruktur.
terluas itu juga terdapat di Kabupaten Sumba
Barat, Sumba Timur, Kupang, Timor Tengah c. Bahan Galian dari Aspek geologi di wilayah
Selatan dan Ngada NTT. NTT
Tanah grumosol, luasnya 136.750 ha Menurut hasil riset yang dilakukan oleh
(2,88%) yang terluas terdapat di Kabupaten LIPI (1983) di daerah propinsi Nusa tenggara
Kupang yaitu 63.000 ha (1,33%). Sebaran Timur terdapat sejumlah bahan tambang.
lainnya di kabupaten Timor Tengah Selatan, Temuan penelitian yang dilaksanakan oleh LIPI
Timor Tengah Utara dan Belu NTT. ini menunjukkan bahwa kandungan biji besi
Jenis tanah egosol yang luas sebarannya terdapat di wilayah Rendeng, Wewo,
diperkirakan mencapai 64.250 ha (1,36%) yang Wewombopok dan Wewombesi.
terluas terdapat di Kabupaten Sikka, 53.000 ha Disamping itu, juga terdapat berbagai jenis
(1,12%). Jenis tanah ini terdapat juga di bahan tambang lainnya seperti belerang,
Kabupaten Ende dan Flores Timur. alumunium, batu bara, krom, tembaga, gips,
koalin dan mangan. Keseluruhan bahan tambang
b. Penggunaan dan pemanfaatan Tanah di ini siap untuk dimanfaatkan. (BPS NTT, 2005).
NTT Potensi bahan tambang dan bahan galian yang
Seperti sama dengan daerah lainnya di termasuk jenis logam mulai seperti emas, perak,
Indonesia, penggunaan tanah di Nusa Tenggara platina dan paladium terdapat di Pulau Komodo,
Timur mencatat peningkatan setiap tahunnya. Rica dan Sekitarnya. Labuhan Bajo di kabupaten
Keadaan ini sejalan dengan pertumbuhan Kupang. Sedangkan logam dasar yang berupa
perekonomian daerah yang sektor pertanian guna tembaga, Timah hitam dan Seng terdapat hampir
menunjang infra struktur di wilayah NTT masih di seluruh NTT.
memegang peranan utama. Pada tahun 1975 dari Selanjutnya besi sebagai oksidasi dalam
luas wilayah 4.937.700 ha, lahan yang sudah mineral magnet, hematiti dan humonite secara
dimanfaatkan untuk usaha pembangunan dan sporadis di Pulau Komodo, Ruteng dan Pulau
lain-lain baru mencapai sekitar 690.000 ha Rica di Kabupaten Manggarai dengan deposit
tersebut di Pulau Flores terutama di Flores barat sekitar tiga juta ton. Konsentrasi timbunan
sekitar 56%, Pulau timor (Timor Tengah Selatan belerang terdapat di kawasan gunung berapai di
dan Kupang sekitar 24%), dan di Pulau Sumba Ngada, Ende, Sikka dan Flores Timur.
(bagian barat seluas 20%). Selebihnya Mengenai bahan galian menurut BPS NTT
merupakan padang alang-alang dan tanah (2005) industri jenis batu kapur cadangannya
kawasan hutan. sangat besar dan terbesar di pulau-pulau Sumba,
Seperti daerah lainnya, pemanfaatan tanah Sabu, Rote dan Timor. Sedangkan kandungan
di daerah Nusa Tenggara Timur dapat dibagi tanah liat (clay) yang sudah disurvey diketahui
dalam dua bagian yaitu lahan sawah dan lahan sebanyak 77.887.824 ton terdapat di daerah
kering. Lahan sawah, terdiri dari sawah Mauali, Kabupaten Kupang. Kemudian potensi
berpengairan teknis, setengah teknis, sederhana, gypsum diperkiran sebanyak 150 ribu ton dan
tadah hujan, pasang surut dan sawah lain-lain tersebar di beberapa lokasi.
seperti sawah lebak, polder dan genangan-

57
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol.13, No.1, Edisi Mei 2019 2019

Gambar 3. Tumpukan batu karang P.Timor NTT yang bermanfaat sebagai bahan bangunan
Kegiatan penelitian eksplorasi dan oolit dan secara geologi terdiri dari Ooid
eksploitasi bahan galian industri di wilayah ini Grainstone, Ooid Pack to Grainstone, Coralline
masih sangat terbatas. Pemanfaatan bahan galian Algae Pack to Grainstone dan Inderterminate
baru mencakup batu kapur di Manulai (Kupang), Bioclastic Mudstone. Sifat Marmer komersial
tanah liat dan Mangan di Reo (Mangan) di Reo yang diteliti menunjukkan warna krem
(Manggarai), Belerang di Gunung Egon (Sikka) (seragam), tekstur/corak, terdiri dari butiran-
dan Barit di Lembata (Flores Timur) butiran ooid yang relatif seragam, kilap yang
Hasil penelitian Herry (2006) dari aspek baik, kuat tekan berkisar antara 205 kg/Cm2,
geologi terdapatnya bahan tambang marmer daya serap air berkisar antara 0,482-3,772%,
komersial telah menjembatani kriteria kualitas keausan berkisar antara 0,3183 – 0,178
marmer komersial di daerah yang memiliki mm/menit. Aspek geologi yang paling
kontribusi dan dapat dimanfaatkan untuk lantai berpengaruh terhadap sifat fisik batu gamping
dinding atau bahkan dinding menurutnya dengan oolit adalah tekstur butir, kontak antar butir atau
metode analisis Cathodoluminescence (CL) fabric type akibat kompaksi kimiawi, porositas
ternyata dapat diketahui kualitas batu gamping visual dan komposisi.
oolit, semakin banyak fase sementasi, semakin Batu gamping oolit yang memiliki testur,
baik kualitas batu gamping teserbut. ukuran diamater butir rata-rata kecil, terpilah
secara baik, jumlah butir banyak, kontak antar
d. Batu Karang atau Gamping NTT butir paralel, concave-convex, memiliki sifat
Pulau Timor NTT menutut Herry (2007) fisik, nilai kuat tekan tinggi, persentase daya
merupakan salah satu empat pulau besar di serap air dan keausan rendah atau memenuhi
kawasan Nusa Tenggara Timur, dimana sebagian persyaratan sesuai SNI. 13-0089-87
besar topografinya berelif tinggi, bermedan berat Pulau Timor memiliki 6 (enam) satuan
serta memiliki ciri khusus yaitu berbatuan yang batuan yang terdiri dari: (1) Breksi batu pasir
merata. Berdasarkan interprestasi Penelitian (Si), (2) Batu Gamping, (3) Andesit (A), (4)
Geologi Herry Kota (2007) dalam disertasinya Batuan Vulkanik Kuarter Tua (S3), (5) Batuan
terdapat silang pendapat tentang kualitas marmer Vulkanik Kuarter Muda (S4), (6) Aluerial (S5).
komersial yang menjadi salah satu sumber PAD (Henda, 2000). Dari sekian banyak potensi
antara investor, pengrajin dan pemerintah serta batuan yang ada, hanya Breksi Batu pasir yang
belum ada referensi kualitas standart sebagai telah dimanfaatkan sebagai bahan dasar
acuan diungkap dalam penelitiannya pembuatan jalan, bahan bangunan dan
menunjukkan bahwa yang disebut marmer sebagainya.
komersial ternyata masih termasuk batu gamping

Gambar 4. Batu karang (gamping) P Timor NTT yang memiliki kemanfaatan bahan bangunan.

58
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol.13, No.1, Edisi Mei 2019 2019
Batu gamping atau istilah yang sering eksploitasi bahan tersebut sangat kurang (Profil
dipergunakan oleh penduduk setempat “batu Propinsi NTT, 2000).
karang” banyak sekali terbesar di daratan pulau Pada zaman dahulu pemanfaatan batu
Timor dan pulau-pulau lain di Wilayah Nusa karang (gamping) dilakukan dengan cara
Tenggara Timur. Batu karang menurut Henda tradisional yaitu dengan tenaga manusia yang
(2000), dulunya dimanfaatkan penduduk sebagai menggunakan palu sebagai alat pemecah atau
bahan bangunan dalam bentuk bongkah-bongkah pemukul. (Susilowati, 1989). Dengan adanya
yang tidak beraturan dengan diameter kurang perkembangan IPTEKS, maka pemecahan batu
lebih 10 Cm, Tetapi sejalan dengan tidak lagi dilakukan secara tradisional tetapi
perkembangan jaman dan semakin banyaknya sudah menggunakan pemecah dengan mesin
perusahaan batako yang lebih banyak pemecah dengan ukuran yang bervariasi dari
menggunakan semen, maka batu karang kasar sampai halus.
(gamping) hampir sama sekali tidak Terdapat silang pendapat tentang kualitas
dipergunakan untuk itu diperlukan seberapa marmer komersial yang menjadi salah satu
besar dengan memanfaatkan batu karang yang sumber PAD, menurut Herry (2006) antara
lebih produktif untuk menunjang infra struktur di investor, pengrajin dan pemerintah serta belum
wilayah NTT. adanya referensi kualitas standart sebagai acuan.
Marmer komersial yang diteliti secara geologi
e. Sumber Daya Alam Menggunakan Batu masih termasuk batu gamping oolit, namun
Karang di Wialayah NTT secara kualitas telah memenuhi kriteria sifat
Dengan metode analisis marmer sesuai SNI 13-0089-1987 misalnya
Cathodoluminescence (CL) ternyata menurut untuk lantai dinding dan dinding, namun untuk
hasil penelitian Herry (2006) dapat diketahui menghindari terjadinya pada permukaan, marmer
kualitas batu gamping oolit semakin banyak fase komersial disarankan agar lingkungan aplikasi
sementasi, semakin baik kualitas batu gamping pada ruang interior sesuai SNI 13-0089-87 dapat
tersebut. Menurutnya zonasi pengisian ruang menggunakan marmer komersial namun tidak
oleh semen kalsit pada batu gamping oolit dari termasuk kamar mandi, toilet dan dapur
daerah penelitian dengan contoh NO berdasarkan (lingkungan basah). Hal ini dengan pertimbangan
zonasi tersebut dapat diinterprestasikan bahwa bahwa marmer komersial atau batu gamping
telah terjadi beberapa fase sementasi sedikitnya 6 oolit diteliti memiliki reaktan terhadap larutan
fase. Marmer komersial yang diteliti walaupun asam.
secara geologi masih termasuk kategori batu Pengusahaan bahan batu karang (gamping)
gamping oolit, namun secara kualitas beberapa juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk
contoh telah memenuhi kriteria sifat fisik meningkatkan bidang kewirausahaan. Secara
marmer sesuai SNI 13-0089-1987 atau untuk konseptual menurut Oetomo (1999) bahwa
lantai dan dinding kewirausahaan merupakan suatu usaha untuk
Pengembangan potensi ekonomi bahan menciptakan nilai kesempatan dengan
tambang dan bahan galian di propinsi Nusa melakukan manajemen dan mobilisasi
Tenggara Timur terbentur keterbatasan sumber sumberdaya yang ada dengan memanfaatkan
daya manusia (SDM), penguasan teknologi dan batu karang untuk bahan bagunan di wilayah
sumber dana. Demikian pula, minat investor NTT.
swasta untuk melakukan eksplorasi dan

Gambar 5. Potensi SDA batu karang NTT yang telah terbentuk dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan

59
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol.13, No.1, Edisi Mei 2019 2019
Untuk membangkitkan jiwa kewirausahaan Daftar Pustaka
maka perlu strategi pengembangan jiwa
kewirausahaan dengan cara membentuk jiwa BPS NTT, 2005, Potensi Desa Nusa Tenggara
seorang wirausahawan. Strategi pengembangan Timur, Badan Pusat Statistik Nusa
jiwa kewirausahaan tersebut adalah melalui Tenggara Timur, Kupang
pengembangan individu berjenjang (individual Bambang HB, 1996, Perencanaan Kota
process development) yang dimulai dari Komprehensif (Pengantar dan
pengembangan kepedulian (awarenness), Penjelasan), Gadjah Mada University
pemahaman (Understanding) masalah yang Press, Yogyakarta
senyatanya ada di masyarakat, knowledge dan DPU, 1989, Manual Pemeriksaan Bahan Jalan,
ketrampilan (skills), penerimaan (acceptance), Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta
penerapan (application), dan penginstitusian Harijono, 2005, Penambangan Dan
(institutionalization). Pemanfaatan Batu Karang Pulau Timor
Oleh karena itu anggota masyarakat Sebagai Bahan Bangunan, Lembaga
seharusnya memiliki model mental (mental Penelitian Universitas Nusa Cendana
model) yang bermuatan enterprenuership dan Kupang
tidak lagi menggantungkan masa depannya Herry Zadrak Kota, 2006, Aspek Geologi Dan
kepada orang lain. (Mujianto, 1999). Upaya ini Implikasi Terhadap Kualitas Marmer
dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan Komersial,” Studi Kasus Marmer
atau penyuluhan kepada anggota masyarakat Komersial Daerah Fatumnasi, Kabupaten
yang mempunyai peluang untuk menjadi Timor Tengah Selatan Propinsi Nusa
wirausaha, khususnya di Kupang Nusa Tenggara Tenggara Timur, Program Pascasarjana
Timur. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Henda T, 2000, Teknologi Alat Pemotong Batu
Kesimpulan dan Saran karang (Gamping) P. Timor Sistem
Pengiris untuk Pengembangan Industri
Kesimpulan
Kecil Batako di Kupang Nusa Tenggara
Bahan tambang batu karang atau batu gamping
Timur, Universitas Nusa Cendana Kupang.
merupakan salah satu bahan tambang yang telah
Oetomo, 1999, Wawasan Kewirausahaan,
dimanfaatkan oleh masyarakat NTT sebagai
Makalah LKWU LPM Universitas Negeri
bahan baku bangunan. Pemanfaatan batu karang
Malang.
atau batu gamping salah satunya dilakukan
Mujianto, 1999, Pengembangan Jiwa
dengan menggunakan teknologi alat pemotong
Kewirausahaan, LPM, IKIP Malang
batu karang (gamping) sistem pengiris untuk
Rochman Hadi, 1982, Alat-Alat Berat dan
pengembangan industri kecil batako. Sementara
Penggunaannya, Yayasan Badan penerbit
itu pengembangan potensi ekonomi bahan
Pekerjaan Umum, Jakarta
tambang dan bahan galian di Propinsi Nusa
Rudini, 2000, Profil NTT, Yayasan Bhakti
Tenggara Timur terbentur keterbatasan sumber
wawasan Nusantara, jakarta
daya manusia, penguasaan teknologi dan sumber
Syamsul, 2000, Teknologi Desa Sebagai Satu
dana.
Usaha Pembangunan Untuk
Saran-saran Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
1.Diperlukan suatu informasi yang positif Pedesaan, Jurnal FPTK, IKIP Malang
terhadap minat investor swasta untuk melakukan Susilowati, A, 1996, Petunjuk Praktikum
eksplorasi dan eksploitasi bahan tersebut batu laboratorium Pengujian Bahan, Untuk
karang untuk bahan bangunan guna menunjang Mahasiswa Politeknik Teknik Sipil,
infra struktur di wilayah NTT. Semester 4, Pusat Pengembangan
2.Diperlukan penelitian lanjutan batu karang pendidikan Politeknik, Dikti. Jakarta
untuk bahan bangunan yang lebih efisien Sumarsono, 2002, Dimensi Pemberdayaan
sehingga memberikan nilai tambah produktif. Masyarakat dalam Pengembangan
3.Diperlukan untuk memberikan pelatihan atau Wilayah, Fakultas Teknik Jurusan
penyuluhan kepada anggota masyarakat yang Arsitektur, Universitas Muhammadiyah,
mempunyai peluang untuk menjadi wirausaha, Jakarta
khususnya di Kupang Nusa Tenggara Timur.

60
ISSN: 1693-9522

Anda mungkin juga menyukai