Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PERPETAAN

NAFIUN ARDI TANTO


R1A1 17 018

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
Peta Sebagai Media Penanggulangan Bencana Alam

Secara geografis Indonesia yang diapit oleh dua benua yakni benua Asia dan
Australia serta dua samudera yakni samudera Pasifik dan Hindia. Selain itu, Indonesia
merupakan tempat pertemuan 3 buah lempeng yang senantiasa aktif dalam melakukan
pergerakan. Dengan kondisi geografis yang demikian membuat Indonesia menjadi
salah satu wilayah dengan potensi bencana alam yang cukup besar.
Proses penanggulangan bencana sangat diperlukan untuk memperkecil risiko
korban jiwa yang akan ditimbulkan jika bencana tersebut terjadi. Oleh karena itu,
diperlukan sebuah teknologi yang mampu untuk memberikan informasi mengenai
tingkat potensi bencana alam pada suatu wilayah. Hal ini agar masyarakat dapat
mengetahui potensi bencana alam diwilayahnya serta mampu melakukan upaya-upaya
penanggulangan bencana alam.
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya penanggulangan bencana
adalah dengan membuat sebuah peta. Peta ini berisi informasi mengenai potensi
bencana alam yang ada disuatu wilayah. Namun, proses pembuatan peta saat ini tidak
dilakukan secara manual lagi melainkan telah memanfaatkan berbagai perkembangan
teknologi.
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu teknologi yang dapat
digunakan untuk membuat peta terkhusus peta daerah rawan bencana alam. Data-data
yang digunakan dalam pembuatan peta daerah rawan bencana dapat diperoleh melalui
citra satelit ataupun melalui berbagai survey yang dilakukan dilapangan. Survey lapang
disini kadang melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti geologi dan geofisika.
Data yang diperoleh selanjutnya diolah untuk membuat suatu prediksi tentang
potensi bencana alam suatu wilayah misalnya potensi bencana tanah longsor.
Kemudian seorang kartografer akan mengolah data ini menjadi sebuah peta yang
berisikan informasi tentang potensi bencana alam. Tugas seorang kartografer tidak
sebatas itu, melainkan dia harus mampu untuk mendesain peta ini semenarik mungkin
tanpa menghilangkan informasi yang ada didalamnya. Desain peta disini meliputi
penggunaan simbol-simbol, tata warna, serta tata letaknya. Maka dari itu, seorang
kartografer dituntut kreatif dalam mendesain sebuah peta sehingga masyarakat akan
tertarik untuk membaca peta tersebut.

Sumber:

1. Alhasanah. 2006. Pemetaan dan Analisis Daerah Rawan Tanah Longsor Serta
Upaya Mitigasinya Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus
Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang,
Provinsi Jawa Barat). Tesis. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
2. Sulistyo, B. 2016. Peranan Sistem Informasi Geografis Dalam Mitigasi Bencana
Tanah Longsor. Seminar Nasional Mitigasi Bencana Dalam Perencanaan
Pengembangan Wilayah. Universitas Bengkulu. Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai