Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem endokrin mengatur aktivitas metabolik pada organ dan jaringan tertentu,
sehingga membantu tercipta homeostasis. Sistem saraf autonom mengatur organ dan
jaringan tertentu lewat impuls yang menyebabkan penglepasan neurotransmiter, yang
menimbulkan respons cepat pada jaringan terkait. Akan tetapi, sistem endokrin
menghasilkan efek lambat dan difus melalui substansi kimiawi yang disebut hormon,
yang dilepaskan ke dalam aliran darah untuk mempengaruhi sel target di tempat yang
jauh. Walaupun sistem saraf dan endokrin berfungsi melalui cara yang berbeda, kedua
sistem tersebut saling berinteraksi untuk memodulasi dan mengkoordinasi aktivitas
metabolik tubuh.

Sistem endokrin mencakup kelenjar tanpa saluran keluar (kelenjar endokrin),


kelompokan sel di dalam suatu organ, dan sel endokrin yang terdapat pada epitel saluran
cerna dan sistem pernafasan. Kelenjar endokrin kaya pembuluh darah, sehingga sekretnya
(yang dilepaskan ke dalam jaringan ikat yang terdapat di antara sel endokrin dan jalinan
kapilar), mudah masuk ke aliran darah. Kelenjar endokrin mencakup badan pineal,
hipofisis, kelenjar tiroid, paratiroid, dan suprarenal. Kelenjar endokrin tidak mempunyai
saluran keluar, sedangkan kelenjar eksokrin menyalurkan sekretnya ke sistem saluran
keluar,dan hanya menimbulkan efek lokal.

Page | 1
1.2 Tujuan

a. Dapat mengetahui struktur histology sistem endokrin


b. Dapat mengetahui perbedaa npada berbagai kelenjar yang dikategorikan sebagai sistem
endokrin

1.3 Manfaat

a. Mahasiswa dapat mengidentifikasi struktur histologi sistem endokrin


b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi perbedaan masing-masing kelenjar yang termasuk
kedalam sistem endokrin

Page | 2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Endokrin

Sistem endokrin mengatur aktivitas metabolik pada organ dan jaringan tertentu, sehingga
membantu tercipta homeostasis. Sistem saraf autonom mengatur organ dan jaringan tertentu
lewat impuls yang menyebabkan penglepasan neurotransmiter, yang menimbulkan respons cepat
pada jaringan terkait. Akan tetapi, sistem endokrin menghasilkan efek lambat dan difus melalui
substansi kimiawi yang disebut hormon, yang dilepaskan ke dalam aliran darah untuk
mempengaruhi sel target di tempat yang jauh. Walaupun sistem saraf dan endokrin berfungsi
melalui cara yang berbeda, kedua sistem tersebut saling berinteraksi untuk memodulasi dan
mengkoordinasi aktivitas metabolik tubuh. Sistem endokrin mencakup kelenjar tanpa saluran
keluar (kelenjar endokrin), kelompokan sel di dalam suatu organ, dan sel endokrin yang terdapat
pada epitel saluran cerna dan sistem pernafasan, yang berturut-turut kaya pembuluh darah,
sehingga sekretnya (yang dilepaskan ke dalam jaringan ikat yang terdapat di antara sel endokrin
dan jalinan kapilar), mudah masuk ke aliran darah. Kelenjar endokrin mencakup badan pineal,
hipofisis, kelenjar tiroid, paratiroid, dan suprarenal. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran
keluar, sedangkan kelenjar eksokrin menyalurkan sekretnya ke sistem saluran keluar, dan hanya
menimbulkan efek lokal.

A. KELENJAR PITUITARI (HIPOFISIS)

Kelenjar pituitari, atau hipofisis, adalah kelenjar endokrin yang menghasilkan


berbagai hormon yang mengatur pertumbuhan,reproduksi, dan metabolisme. Kelenjar
inimempunyai dua bagian yang berasal dari sumber embrionik yang berbeda, yaitu: (1)
adenohipofisis yang berkembang dari evaginasi ektoderm oral (kantong Rathke) yang
melapisi rongga mulut primitif (stomadeum ), dan (2) neurohipofisis yang berkembang
dari ektoderm neural yang merupakan pertumbuhan diensefalon ke bawah. Pada tiap
bagian hipofisis terdapat berbagai daerah yang mengandung sel khusus yang melepaskan
berbagai hormon. Bagian hipofisis dan nama berbagai daerah tersebut adalah:

1. Adenohipofisis (hipofisis anterior)


a) Pars distalis (pars anterior)

Page | 3
b) Pars intermedia
c) Pars tuberalis

2. Neurohipofisis (hipofisis posterior)


a) Eminensia mediana
b) Infundibulum
c) Pars nervosa

Di antara lobus anterior dan posterior hipofisis terdapat sisa kantong Rathke
berupa sel epitel, yang meliputi koloid amorf. Pars tuberalis membentuk selubung di
sekitar tangkai infundibulum.

B. KELENJAR TIROID

Kelenjar tiroid terletak di bagian anterior leher, dan mensekresi hormon tiroksin,
triiodotironin,dan kalsitonin. Hormon T4 dan T3 (yang sekresinya di bawah kontrol TSH
yang dihasilkan oleh hipofisis anterior) merangsang laju metabolisme. Hormon lainnya,
kalsitonin, membantu menurunkan kadar kalsium darah dan memudahkan penyimpanan
kalsium di tulang.Kelenjar ini terdiri atas lobus kanan dan lobus kiri, yang saling
dihubungkan oleh ismus. Pada beberapa orang kelenjar ini mempunyai lobus tambahan,
yaitu lobus piramidal, yang menjulur ke atas dari ismus sebelah kiri. Lobus pyramidal
adalah sisa embriologik calon tiroid yang terdapat di sepanjang perjalanan ke bawah dari
asalnya di dalam lidah lewat duktus tiroglosus. Kelenjar tiroid dibungkus oleh kapsula
(simpai) jaringan ikat padat kolagen irregular yang tipis, yang merupakan derivat fasia
servikal dalam (deep cervical fascia). Jaringan ikat simpai masuk ke dalam kelenjar
sebagai septa yang membagi kelenjar menjadi banyak lobulus. Pada permukaan posterior
kelenjar tiroid, terdapat kelenjar paratiroid yang ikut diselubungi oleh simpai kelenjar
tiroid.

C. KELENJAR PARATIROID

Kelenjar paratiroid, yang biasanya berjumlah empat buah, terletak di permukaan


posterior kelenjar tiroid; tiap kelenjar paratiroid diselubungi oleh kapsula jaringan ikat
kolagen Tipis. Fungsi kelenjar tersebut adalah menghasilkan PTH, yang bekerja pada
tulang, ginjal, dan usus, untuk mempertahankan konsentrasi optimal kalsium dalam darah

Page | 4
dan cairan jaringan interstisialTiap kelenjar paratiroid merupakan bangunan ovoid
kecildengan panjang sekitar 5 mm, lebar sekitar 4 mm, dan tebal sekitar 2 mm. Beratnya
sekitar 25 sampai 50 mg. Simpai jaringan ikatnya meluas dan memasuki kelenjar sebagai
septa, yang berjalan bersama pembuluh darah, pembuluh limf, dan saraf. Septa terutama
berperan menunjang parenkima dan terdiri atas deretan ataukelompokan sel epitel yang
diselubungi serat retikulin,yang juga menunjang parenkima dan jalinan kaya kapilar.Pada
individu dewasa yang lebih tua, stroma jaringan ikatnya sering mengandung beberapa
sampai banyak sel adiposa, yang dapat mencapai 60% dari kelenjar. Parenkima kelenjar
paratiroid tersusun atas dua jenis sel,yaitu sel utama (chief cells) dan sel oksifil.

D. KELENJAR SUPRARENAL (ADRENAL)


Kelenjar suprarenal menghasilkan dua kelompok hormon yang berbeda, yaitu:
steroid dan katekolamin. Kelenjar suprarenal terletak di kutub superior ginjal dan
terbenam dalam jaringan adiposa. Kelenjar suprarenal kanan dan kiri bukanlah gambaran
cermin satu sama lain; kelenjar suprarenal kanan berbentuk piramiddan langsung terletak
di atas ginjal kanan, sedangkan kelenjar suprarenal kiri bentuknya seperti bulan sabit dan
terletak disepanjang batas medial ginjal kiri dan hilus sampai kutub superiornya.
Parenkima kelenjar terbagi atas dua daerah yang berbeda secara histologis dan
fungsional, yaitu: bagian luar yang berwarna kekuningan, mencakup sekitar 80% sampai
90% organ, disebut korteks suprarenal, dan bagian dalam yang kecil dan tampak gelap
disebut medula suprarenal . Walaupun kedua daerah tadi mempunyai fungsi endokrin,
masing-masing mempunyai asal embrionik yang berbeda dan melakukan peran yang
berbeda pula. Korteks suprarenal berasal dari mesoderm, dan menghasilkan sekelompok
hormon yang disebut kortikosteroid yang disintesis dari kolesterol. Sekresi hormon
tersebut (antara lain kortisol dan kortikosteron) diatur oleh ACTH, yaitu hormon yang
disekresi oleh hipofisis anterior. Medula suprarenal berasal dari krista neural, dan secara
fungsional berkaitan dengan dan diatur oleh sistem saraf simpatis; medula adrenal
menghasilkan hormon epinefrin dan norepinefrin. Kelenjar suprarenal terletak
retroperitoneal,Kelenjar suprarenal terletak retroperitoneal, yaitu di belakang peritoneum
dan dibungkus oleh simpai jaringan ikat yang mengandung banyak jaringan adiposa. Tiap
kelenjar mempunyai simpai tebal yang tersusun atas jaringan ikat; jaringan ikatnya

Page | 5
masuk ke dalam parenkima kelenjar sebagai septa, bersama dengan pembuluh darah dan
saraf

E. KELENJAR PINEAL (EPIPHYSE)


Kelenjar pineal responsif pada periode gelap dan terang diurnal, dan diduga
mempengaruhi aktivitas gonad. Kelenjar pineal (atau badan pineal) adalah kelenjar
endokrin yang pengeluaran sekretnya dipengaruhi oleh periode terang dan gelap diurnal.
Kelenjar tersebut berbentuk kerucut bertangkai, yang merupakan tonjolan pada garis
tengah atap diensefalon, dan terdapat di dalam cekungan pada ventrikel tiga. Panjangnya
5 sampai 8 mm, lebarnya 3 sampai 5 mm, dan beratnya sekitar 120 mg.Kelenjar ini
dibungkus oleh piamater, yang membentuksimpai kelenjar. Dari simpai muncul septa
yang membagi kelenjar menjadi lobulus tak sempurna. Pembuluh darah masuk ke dalam
kelenjar bersama dengan jaringan ikat septa. Sel parenkimal kelenjar ini terutama terdiri
atas pinealosit dan sel interstisial.

F. PANKREAS
Pankreas adalah ke/enjar ganda yang terdiri atas bagian eksokrinyang
menghasilkan cairan pencerna dan bagian endokrin yang menghasilkan hormon. Kapsula
jaringan ikatnya tipis dan membentuk septa, yang membagi kelenjar menjadi lobulus.
Pembuluh darah dan saraf yang memasok pankreas, berjalan bersama sistem duktus di
dalam kompartemen jaringan ikat. Pankreas menghasilkan sekret eksokrin dan endokrin.
Komponen endokrin pankreas yang disebut pulau Langerhans tersebar di antara asinus
sekretoris.
 Bagian Endokrin Pankreas
Bagian endokrin pankreas tersusun oleh kelompokan sel yang disebut
pulau Langerhans yang bentuknya bulat, dan letaknya tersebar di antara asinus.
Tiap pulau Langerhans merupakan bangunan bulat kaya vaskular yang merupakan
kelompokan sel yang terdiri atas sekitar 3.000 sel. Pada pankreas manusia
terdapat sekitar 1 juta pulau Langerhans yang merupakan bagian endokrin
pankreas. Jumlah pulau Langerhans di bagian ekor pankreas sedikit lebih banyak
daripada di bagian lainnya. Tiap pulau Langerhans diliputi oleh serat retikulin,

Page | 6
yang juga masuk ke bagian dalam pulau untuk meliputi jalinan kapilar yang
menembus masuk ke dalam.

Page | 7
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan tempat

Waktu : Jum’at, 01 November 2019

Tempat : Laboratorium terpadu 1 Universitas Islam Al-Azhar

3.2 Alat dan Bahan

Alat : - Mikroskop listrik

- Pensil warna

- Buku kerja praktikum

- Cawan petri

Bahan : - Preparat sediaan

3.3 Cara Kerja

Siapakan preparat sedian dan mikroskop listrik untuk diamati dan setelah diamati foto
mikroskop listrik agar mudah diamati dan di identifikasi, setelah melakukan identifikasi dengan
benar, lalu gambar hasil yang diamati dan mengidentifikasi gambar yang telah diamati dan
berikan penjelasan tentang gambar preparat tersebut.

Page | 8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

 Pankreas

Perbesaraan 40x perbesaran 10x

Pembahasan
Pankreas adalah kelenjar campuran eksokrin dan endokrin yang
menghasilkan enzim pencernaan dan hormon. Sebagai kelenjar eksokrin pankreas
membantu dan berperan penting dalam sistem pencernaan dengan mensekresikan
enzim‒ enzim pankreas seperti amilase, lipase dan tripsin. Sebagai kelenjar
endokrin, pankreas dikenal dengan produksi hormon-hormon insulin dan
glukagon yang berperan dalam metabolisme glukosa. Fungsi endokrin pankreas
dilakukan oleh pulau-pulau Langerhans yang tersebar di antara bagian eksokrin
pankreas.
Pankreas dilapisi oleh jaringan ikat fibrosa tipis yang membungkus
jaringan parenkimnya. Bagian eksokrin berbentuk seperti setandan buah anggur
yang terdiri atas sel asinar pankreas yang disebut asinar, sel ini mensintesis dan
menyekresikan enzim pencernaan ke dalam duodenum melalui sistem duktus.
Bagian endokrin dari pankreas membentuk sekitar 12% dari total massa, dan
bagian ini terdiri dari pulau (pulau kecil) pankreas yang disebut pulau Langerhans

Page | 9
yang tersebar yang mengandung sekelompok sel pemproduksi hormon insulin,
glukagon, somastatin dan polipeptida.
Sel asinar terwarnai jelas tersusun dalam lobulus dengan nukleus yang
mencolok. Sel asinar memiliki bentuk piramid, dengan lumen yang sangat kecil.
Sel ini memiliki nukleus yang bulat, dengan nukleus berada di dasar dengan
tersebar dan terlihat jelas atau mencolok. Sel asinar terlihat letak dasarnya dengan
nukleus bulat yang relatif dengan nukleolus yang besar. granula zymogen yang
tebal tersebar di apikal sitoplasma, dasar sitoplasma dipenuhi oleh lamela dari
retikulum endoplasma kasar yang tersebar dan mitokondria yang oval.
Mitokondrianya memiliki matriks yang tebal dan krista yang padat. Aparatus
golgi biasanya terletak di dekat granula zimogen.

 Hypophyse

Pembahasan

Hipofisis (kelenjar pituitaria) terdiri atas dua subdivisi utama ,


adenohipofisis dan neurohipofisis . Adenohipofisis dibagi lagi menjadi pars distalis
(lobus anterior) , pars tuberalis dan pars intermedia. Neurohipofisis dibagi menjadi
pars nervosa, infundibulum dalam potongan sagital, infundibulum menghubungkan
hipofisis dengan hipotalamus di dasar otak. Pars distalis mengandung dua jenis sel

Page | 10
utama , sel kromofob dan sel kromofil . Kromofil dibagi lagi menjadi asidofil (sel
alfa) dan basofil (sel beta). Pars intermedia dan pars nervosa membentuk lobus
posterior hipofisis. Pars nervosa terutama terdiri dari akson tidak bermielin dan
pituisit penunjang. Suatu kapsul jaringan ikat mengelilingi pars distalis dan pars
nervosa kelenjar. Pars intermedialis terletak diantara pars distalis dan pars nervosa ,
dan mencerminkan sisa lumen kantung Rathke. Pars intermedia mengandung
vesikel terisi koloid yang dikelilingi oleh sel pars intermedia. Baik pars distalis
maupun pars nervosa dipasok oleh banyak pembuluh darah dan piler dengan
berbagai ukuran.

Dengan pembesaran lebih kuat , banyak kapiler sinusoid dan berbagai jenis
sel terlihat di pars distalis. Sel kromofob memiliki sitoplasma homogen yang
terpulas pucat dan biasanya lebih kecil daripada kromofil. Sitoplasma kromofil
berwarna kemerahan pada asidofil dan kebiruan pada basofil. Pars intermedia
mengandung folikel dan folikel kistik terisi koloid. Folikel yang dilapisi oleh
basofil sering terdapat di pars intermedia. Pars nervosa ditandai oleh akson tidak
bermielin dan pituisit penunjang dengan inti lonjong.

 Glandula throidea

Page | 11
Kelenjar tiroid terdiri atas dua lobus yang dihubungkan oleh isthmus.
Jaringan tiroid terdiri atas folikel yang berisi koloid. Kelenjar dibungkus
oleh simpai jaringan ikat longgar yang menjulurkan septa ke dalam
parenkim.

Koloid terdiri atas tiroglobulin yaitu suatu glikoprotein yang


mengandung suatu asam amino teriodinisasi. Hormon kelenjar tiroid
disimpan dalam folikel sebagai koloid. Selain sel folikel, sel-sel
parafolikel yang lebih besar juga terdapat di kelenjar tiroid. Sel-sel ini
terdapat di dalam epitel folikel atau diantara folikel. Adanya banyak
pembuluh darah di sekitar folikel, memudahkan mencurahkan hormon ke
dalam aliran darah.

 Parathyroid gland

Pembahasan
Tiap kelenjar mempunyai kapsula jaringan pengikat yang tipis, membuat
septa ke dalam jaringan kelenjar. Bersama-sama septa ikut pula pembuluh darah
dan saraf. Septa tidak membagi kelenjar dalam lobuli-lobuli yang jelas. Tampak
kelompokan sel, yang memiliki ukuran berbeda-beda. Tidak membentuk folikel.
Secara histology kelenjar parathyroid memiliki 2 jenis sel yang tersusun secara

Page | 12
berderet.
 Sel Principal (chief cells)
Disebut chief cell karena sel ini merupakan sel utama pada
kelenjar paratiroid. Sel yang mendominasi kelenjar parathyroid ini
berbentuk polygonal kecil/ bulat dengan inti vesicular, sitoplasma
asidofilik. Dengan mikroskop electron, dalam sitoplasma tampak
granula-granula sekretori yang berbentuk irregular/tidak teratur dengan
diameter 200-400 nm didalam sitoplasmanya. Dimana granula tersebut
mensekresi hormon parathyroid yang berupa polipeptida dalam bentuk
aslinya. Hormon Paratthyroid itu sendiri fungsinya untuk mengatur
konsentrasi ion Ca dan Fosfat di dalam darah.
Ada 2 macam sel principal, yaitu:
 Dark Chief Cell, mempunyai warna sitoplasma yang lebih gelap
 Light Chief Cell, sitoplamanya lebih jernih
Sel principal tersusun dalam kelompok-kelompok sel dan di
antara kelompok-kelompok sel terdapat kapiler-kapiler darah. Jumlah
sel banyak.
 Sel Oxyphill
Sel oxyphil memiliki jumlah yang lebih sedikit dan lebih besar
dari sel principal. Bentuk sel polygonal, inti lebih kecil dan terwarna
lebih gelap, sitoplasmanya banyak mengandung granula asidofilik dan
terdapat banyak mitokondria dengan Krista yang berlimpah.

Page | 13
 Glandula suprarenal

Pembahasan
Kelenjar adrenal adalah sepasang organ yang terletak dekat kutub atas
ginjal dan terbenam dalam jaringan lemak. Kelenjar adrenal merupakan struktur
gepeng berbentuk bulan sabit pada manusia panjangnya 4-6cm,dan lebar 1-2 cm
dan tebal 4-6 mm. berat seluruhnya mencapai 8 gram namun berat nya bervariasi
sesuai dengan umur dan keadaan fisiologis seseorang.pengamatan terhadap
potongan segar kelenjar adrenal menunjukkan bahwa kelenjar ini dibungkus oleh
simpai jaringan ikat padat kolagen. Kelenjar terdiri atas dua lapisan konsentris :
lapisan perifer berwana kuning yaitu korteks adrenal dan lapisan pusat berwarna
coklat kemerahan yaitu medulla adrenal.

Korteks dan medulla adrenal dapat dipandang sebagai dua organ dengan
asal fungsi dan ciri morfologis yang sangat berbeda yang bersatu selama masa
perkembangan embrional .kedua struktur tersebut berasal dari lapisan germinal
yang berbeda.korteks berasal dari mesoderm intermediet selom, medulla terdiri
atas sel sel yang berasal dari Krista neuralis yang juga merupakan asal dari sel
ganglion simpatis .hgambaran umum histology kelenjar adrenal sangat khas seperti

Page | 14
kelenjar endokrin dengan sel korteks dan medulla yang berkelompok. Berupa
korda(deretan) disepanjang kapiler.

 Epiphyse

Pembahasan
Kelenjar pineal atau dengan nama lain kelenjar epifisis merupakan suatu
kelenjar yang fungsinya sangat vital untuk tubuh kita. Kelenjar pineal adalah
struktur garis tengah berbentuk seperti kerucut pinus yang sering terlihat di
tengkorak polos X-ray. Kelenjar pineal disebut sebagai kelenjar paling misterius.
Filsuf Decrates menyebutnya the seat of soul atau pusat jiwa. Kelenjar pineal
terletak di bagian dalam otak epifisis serebri. Bentuknya kerucut, ramping seperti
buah pinus, mencapai ukuran terbesar selama masa kanak-kanak, tetapi mengeras
dan menyusut dengan bertambahnya usia. dan memiliki warna kemerahan abu-
abu. Pada manusia, panjangnya kurang dari satu centimeter. Di dalam kelenjar
buntu otak pineal itu terdapat serabut-serabut saraf. Di antaranya ada yang

Page | 15
berhubungan langsung dengan saraf penglihatan sehingga sangat sensitif terhadap
cahaya. Kelenjar pineal sebenarnya menghasilkan dua macam hormon penting
untuk mengendalikan aktivitas manusia.

 Adrenal gland

Pembahasan
Korteks merupakan lapisan perifer yang berwarna kekuningan, sedangkan
medulla merupakan lapisan sentral yang berwarna coklat kemerahan. Gambaran
umum histologis mirip kelenjar endokrin yang lain, sel-sel berkelompok
membentuk genjel-genjel di sepanjang kapiler.

Kelenjar adrenal diliputi kapsula tebal jaringan pengikat padat kolagen.


Dari kapsula terbentuk septa tipis (trabekula) ke dalam kelenjar. Paling luar
terdapat kapsula adipose.

 Korteks adrenal

Dibagi atas tiga zona yang batasnya tidak tegas, yaitu:

 Zona Glomerulosa

Page | 16
Merupakan lapisan yang paling luar dan 5% volume adrenal, terdiri
dari sel-sel yang berbentuk columnar/silindris/pyramidal dan tersusun
berkelompok membentuk deretan bundar atau melengkung yang dikelilingi
oleh kapiler darah, inti spheris/bulat; kecil; gelap, sitoplasma mengaandung
granula-granula basofil dan tetes lemak yang tampak seperti vakuola. Zona
ini menghasilkan hormone mineralokortikoid, dimana hormone aldosteron
merupakan salah satu hormon yang paling kuat.
 Zona Fasikulata
Merupakan lapisan yang paling tebal, yaitu 65% volume adrenal.
Sel-sel pada lapisan ini, tersusun dalam genjel-genjel lurus radial dengan
ketebalan satu atau dua sel dan berjalan tegak lurus. Bentuk sel polihidral,
inti vesikuler; besar; letak central; kadang-kadang terdapat dua inti,
sitoplasma sedikit basofil; banyak tetes-tetes lemak, sehingga memberikan
gambaran vakuola yang besar, sehingga selnya disebut spongiocyt.
Sinusoid di antara lempeng sel mengikuti susunan radial. Zona ini
menghasilkan hormone glukokortikoid (cortisone, cortisol) dan hormone
androgen (dehydroepiandrosterone).
 Zona Retikularis
Merupakan lapisan yang tipis, yaitu 7% volume adrenal. Terletak di
antara zona fasikulata dan medulla adrenal. Disini sel-sel tersusun dalam
genjel-genjel yang tidak teratur, membentuk anyaman anastomosis. Ukuran
sel lebih kecil dibandingkan kedua zona sebelumnya.
Bentuk sel bermacam-macam, yaitu:
 Sel berukuran besar, sitoplasmanya sedikit asidofil dan
mengandung granula yang berisi pigmen lipofuchsin, jumlahnya
banyak.
 Sel irregular dengan inti piknotik (inti kecil, gelap), di duga
merupakan proses degenerasi sel.

Zona ini menghasilkan glukokortikoid dan androgen.

 Medulla Adrenal

Page | 17
Batas dengan korteks tidak merupakan garis yang teratur. Sel-sel pada
medulla berukuran besar dan tersusun dalam kelompokan sel yang tidak teratur
serta dikelilingi banyak kapiler-kapiler darah. Terdapat sel-sel ganglion simpatis
sendiri atau berkelompok.
Bentuk sel polihidral, inti vesikuler, sitoplasma dengan potassium
bikhromat menunjukkan granula-granula halus berwarna coklat, yang
merupakan reaksi khromafin, sehingga sel-sel pada medulla sering disebut
sebagai sel-sel khromafin. Medulla adrenal menghasilkan tiga buah hormone
catecholamine yaitu norepenephrine (adrenalin), epinephrine, dan sejumlah
dopamine.

Page | 18
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Jadi pada praktikum ini disimpulkan membahas tentang histology pada system endokrin,
histology sistem endokrin merupakan pembelajaran mengenai struktur mikroskopis, fungsi, dan
keabnormalan yang dapat terjadi apabila terjadi kelainan dalam sistem endokrin. Dimana orang-
organ yang dibahas pada histology system endokrin ini ialah pancreas, hipofisis, kelenjar
paratiroid, kelenjar tiroid, kelenjar suprarenal, epiphyse, dan kelenjar adrenal. Masing masing
organ dilihat pada mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x.

Page | 19
DAFTAR PUSTAKA

 Dorland, W.A. Newmann.2011.”Kamus Saku Kedokteran Dorand”.Jakarta:EGC.


 Greenstein, Ben.1994. Endocrine at Glance.Inggris:Alden Group,Oxford.
 Hafy, Zen.2012.”IT Blok 5 : Histology lecture, endocrine I : The Hypohisis”.
 Pubtz, R. dan R. Pabst.2003.”Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 21
Jilid1”.Jakarta:EGC.
 Anonim.2011.”Pendahuluan dan Prinsip Umum Sistem Endokrin”.
http://repository.binus.ac.id/content/L0044/L004449353.pdf diakses 24 Januari 2013.

Page | 20

Anda mungkin juga menyukai