ventrikel mungkin disebabkan oleh pecahnya abses otak secara intraventrikular atau
Ventrikulitis juga terjadi sebagai komplikasi dari meningitis dan prosedur bedah saraf
seperti eksternal drainase ventrikel. Deteksi dini dan intervensi segera diperlukan
Terminologi
Etiologi
Infeksi ependyma ventrikel paling sering terjadi ketika abses piogenik pecah
melalui kapsul medial yang tipis ke ventrikel yang berdekatan. Risiko IVRBA
meningkat jika abses terletak di dalam, multiloculated, dan / atau dekat dengan
dinding ventrikel. Setiap pengurangan jarak 1 mm antara ventrikel dan abses otak
infeksi biasanya terjadi melalui penyebaran infeksi melalui pleksus koroid (pleksitis
koroid) ke dalam CSF. Pada anak, ventrikulitis sering terjadi pada bayi baru lahir
merusak yang diakibatkan oleh komplikasi dari intervensi bedah saraf. Pasien yang
meningitis dan ventrikulitis yang disebabkan oleh alat. Tingkat infeksi EVDs tinggi,
bahkan dengan perangkat yang diresapi antibiotik. Dilaporkan insiden berkisar dari 5-
Streptococcus, dan Enterobacter. Infeksi yang terjadi sering kali resisten terhadap
Patologi
hemoragik mungkin dapat terjadi. Gambaran umum yang dapat juga terjadi adalah
memperkirakan bahwa ruptur abses intraventrikular terjadi hingga 35% dari abses
Gambaran klinis. Gambaran klinis IVRBA tidak bisa dibedakan dari abses
otak tanpa ruptur intraventrikular. Secara umum, dijumpai sakit kepala berat dan
adalah tipikal.
stereotactic adalah metode paling sederhana dan aman untuk memperoleh kultur pus
dan untuk dekompresi rongga abses. Kombinasi sefalosporin generasi ketiga dan
tidak begitu baik. Secara keseluruhan angka mortalitas sekitar 25-85%. Hanya 40%
Imaging
Urutan yang paling sensitif adalah FLAIR dan DWI. Gambaran "Halo"
enhancment cenderung terlihat relatif lebih halus, tipis dan linear (gambar 12-41A).
abses serebral secara tiba- tiba dan didapatkan gambaran debris serta nanah pada MR
ependimal yang halus, tipis, dan linear merupakan gambaran normal, terutama di
"lumpy-bumpy" yang tebal atau nodular. Germinoma dan metastasis dari suatu
Empiema
Infeksi ekstraaxial pada SSP merupakan kondisi yang jarang terjadi namun
berpotensi mengancam kehidupan. Diagnosis dini dan perawatan yang cepat sangat
Terminologi
Empiema adalah tumpukan pus yang dapat muncul baik di ruang subdural
Empiema yang terjadi pada bayi dan anak umumnya penyakit sekunder akibat
meningitis bakteri.
Pada anak yang lebih tua dan orang dewasa, lebih dari dua pertiga dari
kejadian empiema terjadi sebagai perpanjangan infeksi dari penyakit sinus paranasal.
Infeksi dapat terjadi langsung melalui dinding posterior sinus frontal yang tipis,
Sekitar 20% dari empiema pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa
adalah penyakit sekunder dari otomastoiditis. Penyebab lain yang langka dari
empiema termasuk penetrasi trauma kepala, prosedur bedah saraf, atau penyebaran
patogen secara hematogen dari ekstrakranial.Organisme penyebab yang paling umum
Patologi
subdural. Lokasi yang paling umum adalah di daerah frontal dan frontoparietal.
Daerah peritentorial jarang terjadi namun merupakan lokasi penting untuk terjadinya
SDE. Dalam kasus yang tidak biasa, SDE mungkin menjadi rumit oleh serebritis atau
Ukuran dan jumlah. Empiema memiliki ukuran dan luas yang bervariasi.
Mulai dari empiema epidural fokal kecil (gambar 12-42) hingga infeksi subdural luas
yang tersebar di sebagian besar hemisfer otak dan meluas ke celah inter hemisfer.
Lesi multipel termasuk lesi campuran intra dan ekstradural terlihat pada 15-
20% kasus. Lesi lokal dan/ atau lesi multipel unilateral lebih umum terjadi
dari empiema adalah koleksi purulen yang tebal, kekuningan di antara dura dan
arachnoid. Gambaran awal empiema dapat berupa koleksi bahan cair dan berawan
penggunaan antibiotik yang bijaksana. Insiden infeksi SSP ekstraaxial lebih tinggi
Demografi. Infeksi SSP ekstra aksial dapat terjadi pada semua usia tetapi
cenderung terjadi pada usia yang jauh lebih awal dibandingkan abses otak. Pasien
laki- laki lebih sering terkena dibandingkan pasien wanita. Remaja laki- laki dengan
sakit kepala dan demam yang signifikan harus dicurigai komplikasi dari sinusitis dan
Gambaran klinis. Gambaran klinis yang paling umum adalah nyeri kepala,
sinusitis atau otomastoiditis sering terjadi. Meningismus, kejang, dan gejala motorik
eritematosa yang lunak di kulit kepala frontal — dianggap sebagai tanda spesifik
untuk ostemielitis tulang frontal dengan abses subperiosteal. Paling banyak terjadi
pada sinusitis frontal yang tidak diobati. Jika tabula posterior sinus dilewati, sebuah
EDE dapat terbentuk. "Pott puffy tumor" terlihat pada sepertiga pasien dengan EDE
frontal. Selulitis orbital merupakan tanda yang jarang muncul tetapi signifikan untuk
empiema.
(biasanya sinusitis) hingga timbulnya empiema biasanya berkisar 1-3 minggu. EDE
memiliki prognosis yang lebih baik daripada SDE. Setelah muncul, empiema yang
tidak diobati dapat menyebar dengan sangat cepat, meluas dari ruang ekstra aksial
komplikasi lainnya dari empiema adalah trombosis dan iskemia vena kortikal.
kematian. Angka mortalitas empiema yang dalam masa perawatan masih cukup
Imaging
periferal pada CECT (gambar 12-44A). CT scan tulang harus dievaluasi untuk
12-45A. NECT pada pria 51th dengan sinusitis 12-44A. CECT menunjukkan sinusitis
akut yang menderita nyeri kepala hebat dan frontal (fluid level sedikit) dan koleksi
perubahan status mental menunjukkan koleksi cairan lentiformis bikonvex di epidural
cairan hipodens subdural yang menekan otak. dengan pinggir yang enhance.
Gambaran cairan tampak lebih hiperdens
dibandingkan LCS.
12-47A. Pria 66th dengan nyeri kepala dan
pembengkakan pada frontal beberapa minggu
setelah reseksi meningioma fossa anterior. CT
scan tulang menunjukkan soft tissue scalp mass
dan destruksi tulan, dicurigai osteomielitis.
SDE biasanya berbentuk bulan sabit dan terletak di hemisfer otak. Ruang ekstra
cerebral menjadi melebar, dan sulkus terkompresi oleh koleksi pus. SDE sering
Duramater yang tidak pada tempatnya terkadang dapat diidentifikasi sebagai garis
tipis hypointense di antara koleksi epidural dan otak di bawahnya (gambar 12-43).
Berbeda dengan SDE, EDE frontal dapat melewati garis tengah, yang
pada T2WI dan hiperintense sedang pada FLAIR (gambar 12-45B). Gambaran
hiperintensitas pada parenkim otak di bawahnya dapat disebabkan oleh serebritis atau
12-43A. T2W1 sagital pada anak dengan 12-43B. T1 C+ menunjukkan sinustis frontal,
sinusitis frontal yang menyebabkan selulitis, dan enhancment endosteal
selulitis scalp dan empiema epidural. duramater: empiema epidural.
DWI (gambar 12-45D). Pada gambaran EDE bervariasi, tapi biasanya memiliki
Diagnosis banding utama dari empiema termasuk koleksi non purulen ekstra
aksial seperti efusi subdural, higroma subdural, dan hematoma subdural kronik.
Efusi subdural (SDE) biasanya terjadi setelah meningitis, bilateral, dan tidak
ter restriksi pada DWI. Karena efusi subdural meningkatkan protein, efusi tampak
Higroma subdural adalah koleksi LCS yang steril, tidak ter-enhance, tidak
kebocoran LCS ke ruang subdural. Higroma biasanya muncul pasca trauma atau
pasca operasi dan tampak seperti gambaran LCS pada modalitas pencitraan.
pada NECT. Intensitas bervariasi sesuai dengan kronisitasnya. Pada SDHc awal
Tampilan yang muncul dapat berupa residu darah yang timbul pada T2 (GRE/SWI).
Berlawanan dengan SDEs, SDH tidak ter-restriksi pada DWI. SDHc yang sangat
lama tampak sama dengan tampilan LCS dan dapat menampilkan sedikit residu
perdarahan.
Empiema
Patologi
Subdural empiema (SDEs) >> epidural empiema (EDEs)
EDE fokal (biasanya dekat sinus, mastoid)
SDE tersebar sepanjang hemisfer, tentorium/ falx
Imaging
CT scan tulang: cari sinus dan infeksi telinga
EDE tampak fokal, bikonvex, dapat melewati garis tengah
SDE berbentuk bulan sabit, menutupi hemisfer, dapat
meluas ke fisura inter hemisfer
SDE ter-restriksi pada DWI, EDE bervariasi
Diagnosis banding
SDH kronik, higroma subdural, efusi
12-46A. T1C+ aksial pada anak dengan meningitis piogenik menunjukkan enhancment ruang pia-
sub arachnoid yang mengikuti permukaan otak, masuk ke sulkus. Tampak gambaran koleksi cairan
subdural bifrontal (empiema). 12-46B. T1C+ coronal menunjukkan meningitis yang meluas ke
permukaan otak. Tampak koleksi subdural yang terbungkus duramater yang tebal. SDE restriksi
pada DWI, sedangkan efusi tidak.
12-48A. CT scan tulang potongan sagital pada pasien dengan sinusitis frontal dan nyeri kepala
kronis menunjukkan penebalan difus dan sklerotik tulang frontal dan parietal anterior
menunjukkan osteomielitis kronik. 12-48B. T2W1 sagital menunjukkan koleksi cairan epidural
yang besar yang berhubungan langsung dengan sinus frontal yang terinfeksi.
12-48C. DWI aksial menunjukkan koleksi cairan interhemisfer. 12-48D. T1C+ menunjukkan
penebalan dan enhancement duramater mengelilingi abses epidural yang tidak ter-enhance.
Textbook Reading
In: Osborn Brain; Imaging, pathology, and anatomy. Second Edition. By: Osborn Anne G.
Oleh:
Rizka Fadilah, S.Ked
NIM. 1708436510
Pembimbing: