Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL

Strategi Indomie Merajai Pasar Mie Instant

DISUSUN OLEH :
NANA YUZANA
DOSEN :
MAHBUBAH SRIMULATSI,MBA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU


STIE RIAU
2015
Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya penyusun
dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Strategi Indomie Merajai Pasar Mie Instant” ini
tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan
serta disusun secara sistematis agar mempermudah mahasiswa dalam memahami materi yang
disajikan didalamnya.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan
hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan serta mampu menjadi acuan
dalam mata kuliah bersangkutan.

Pekanbaru, 18 November 2015

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………..………………………………………….

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………

1.1 Latar Belakang ………………………………………………….

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………

1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………….

1.3 Metode Penelitian……………………………………………....

1.4 Kegunaan Penelitian …………………………………………..

1.5 Sistematika Penulisan……………………………………………

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….…..

2.1 Sejarah Indomie………………………………………………....

2.2 Visi dan Misi ……………..…………………………………….

2.3 Internal Assessment ..…………………………………………..

2.4 Corporate Social Responsibility (CSR)……………………..….

2.5 Strategi 3A……………………..…………………….…………

2.6 Marketing Mix…………………..……………………………...

2.7 Segmenting, Targeting, Positioning……………....………….…

2.8 Kompetisi Pasar ………………………………..……………….

2.9 Analisis SWOT Produk Indomie ………...….………………….


3.0 Keunggulan Indomie Dibanding Merk Mie Instant Lain (Value
Preposition)…………………………..…………………………….

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………..


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Perubahan gaya hidup sering kali mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Salah satu
dari perubahan itu adalah digemarinya mie instan sebagai makanan substitusi nasi. Bahkan kian
hari produk ini kian menjadi makanan pilihan konsumen, karena selain praktis dan harganya
terjangkau, mie instan juga cukup mengenyangkan perut.

Perkembangan produksi mie instan di Indonesia memperlihatkan suatu peningkatan yang


positif, walaupun pada tahun 2006 sempat mengalami suatu penurunan produksi. Secara
kuantitas, produksi mie instant dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dengan tren yang positif.
Hal ini menunjukkan suatu prospek yang cukup baik bagi industri mie instan ini pada masa yang
akan datang. PT. Indofood Sukses Makmur menjadikan mutu dan kepuasan pelanggan sebagai
basis bagi perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu keinginan dan
kebutuhan konsumen harus diperhatikan oleh produsen karena kebutuhan ini akan senantiasa
berubah. Perkembangan produk mie instan yang sudah dianggap sebagai makanan cepat saji dan
bahkan sebagai makanan pokok, menyebabkan tingkat persaingan pada industri mie instan ini
semakin tinggi.

1.2.Rumusan masalah

Dengan latar belakang yang telah ada maka penulis dapat menemukan perumusan
masalah yaitu membahas tentang “Strategi Indomie Merajai Pasar Mie Instant”.

1.3.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai untuk mengetahui dan
memahami tentang apa itu“Strategi Indomie Merajai Pasar Mie Insatant”.

1.4.Metode penelitian

Dari hasil penelitian data – data di atas, penulisan makalah ini menggunakan metode:

 Kepustakaan, mencari bahan kajian pada buku yang bersangkutan mengenai masalah yang
dibahas.
 Browse and search internet, mencari bahan kajian pada website yang bersangkutan mengenai
masalah yang dibahas.
1.5.Kegunaan Penelitian

Hasil karya tulis ini diharapkan dapat berguna khususnya bagi penulis sendiri serta bagi
para pembaca umumnya.

1.6.Sistematika Penulisan

Karya ilmiah ini tersusun dalam 3 (tiga) Bab, yaitu: Bab I memuat Pendahuluan yang
berisi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, kegunaan penelitian, dan sistematika
penulisan. Bab II memuat uraian tentang hasil penelitian. Bab III memuat kesimpulan dan saran.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Indomie

Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie


diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk dari perusahaan milik Sudono
Salim ini mulai dibuat pertama kali pada tanggal 9 September 1970 dan dipasarkan ke konsumen
sejak tahun 1972, dahulu diproduksi oleh PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd., dan
pertama kali hadir dengan rasa Ayam dan Udang. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga
dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia,
berbagai negara Asia dan Afrikaserta negara-negara Eropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai
salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional . Di Indonesia sendiri,
sebutan “Indomie” sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.

Indomie diklaim sebagai makanan yang sehat dan bergizi oleh produsennya. Produk mi
instan ini disebut memiliki berbagai kandungan gizi seperti energi, protein, niasin, asam folat,
mineral zat besi, natrium, dan berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, B6, dan B12. Meskipun
begitu, konsumsi Indomie yang terlalu sering tidak dianjurkan, sebab Indomie mengandung
pewarna tartrazine yang tidak baik bagi kesehatan apabila dikonsumsi dalam jangka panjang.

Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca
negara, antara lain di Amerika Serikat , Australia , berbagai negara Asia dan Afrika serta
negara-negara Eropa , menjadikan Indomie sebagai salah satu dari segelintir produk
asliIndonesia yang mampu menempus pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan
“Indomie” sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.

Harga Indomie yang ekonomis dan cita rasanya yang telah disesuaikan dengan selera
Indonesia membuat produk mi instan ini sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan, tidak jarang
warga Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri membawa Indomie untuk mengatasi
masalah ketersediaan makanan yang praktis dan sesuai dengan selera Indonesia. Kepraktisan
dalam penyajiannya dan mudahnya pendistribusian membuat Indomie menjadi andalan
warga Indonesia saat terjadi tragedi bencana alam untuk mengatasi masalah keterbatasan dan
kelangkaan bahan pangan di lokasi dengan segera.

2.2 Visi dan Misi

Visi : “To Become a Total Food Solutions Company”


Visi Indofood adalah visi yang jelas dimana PT Indofood berusaha untuk selalu total dalam
operasinya dan memberikan solusi dari kebutuhan yang ada.

Misi

1. Untuk terus meningkatkan rakyat kami, proses dan teknologi kami


2. Untuk menghasilkan kualitas tinggi, inovatif, dan produk terjangkau yang disukai oleh
pelanggan
3. Untuk memastikan ketersediaan produk kami kepada pelanggan domestik maupun
internasional
4. Untuk memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas hidup orang Indonesia dengan
penekanan pada gizi
5. Untuk terus meningkatkan nilai bagi pemangku kepentingan

2.3 Internal Assessment

Value and Culture

Nilai – Nilai budaya yang diterapkan baik pada Indofood maupun Indomie terkandung
dalam Credo : Dari semboyan yang menunujukan nilai perusahaan ini, Indofood ingin
menunjukan bahwa mereka adalah perusahaan yang ingin selalu memenuhi dan memuaskan
kebutuhan konsumen yang merupakan faktor yang menentukan kesuksesan perusahaan, melalui
staff yang handal yang merupakan asset terbesar yang dimiliki oleh Indofood, dan dengan
didukung melalui inovasi-inovasi yang terus dilakukan, untuk mencapai hasil yang excellence
dengan mengandalkan kinerja tim.

2.4 Corporate Social Responsibility (CSR)

Indofood Corporate Social Responsibility (CSR) program andalan dari komitmen


untuk membantu anggota masyarakat yang lebih luas dan untuk membuat kontribusi
yangoptimal kepada masyarakat.Selama tahun 2007 Indofood secara keseluruhan program
dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan lima pilar dasar jangka panjang kami CSR filosofi:
Membangun Human Capital, Mempertahankan Kohesi Sosial, Memperkuat Nilai Ekonomi,
Mendorong Good Governance, Melindungi Lingkungan.

2.5 Strategi 3A

Begitu kuatnya citra Indomie di pasar sehingga sebagian masyarakat menganggap seolah
setiap mie instan itu adalah Indomie (Indomie menjadi Top of Mind mie instan). Dalam Top
Brand Index (TBI) periode 2006-2008, Indomie menduduki posisi pertama dengan TBI berturut-
turut 65,8% , 66,5% , dan 71,4% pada tahun 2006, 2007, dan 2008 (David, S.S., 2008, Majalah
Marketing-Edisi Khusus TOP BRAND). Meskipun sempat turun di tahun 2006 karena serangan
mie Sedaap, kemudian terus memperlihatkan keperkasaannya. Bahkan di tahun 2012 ini,
indeksnya mencapai 77,9 Keberhasilan Indomie terus bercokol di urutan teratas Top
Brand adalah berkat konsistensi Indomie dalam menjalankan strategi kunci 3A:
a. Acceptability, yaitu rasa Indomie yang sudah bisa diterima di lidah konsumen (Product)
b. Avalaibility, produk Indomie mudah diperoleh dimana saja (Place)
c. Affordability, tercermin dari harga eceran Indomie yag terjangkau (Price)

2.6 Marketing Mix

 Product

Satu Bungkus Indomie standard memiliki massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5
bumbu-bumbu yang disertakan, yakni: kecap manis, saus sambal, minyak palm, bubuk perasa
dan bawang goreng, selain itu juga tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120 gram. Produk
yang diproduksi oleh Indomie adalah mie berkualitas tinggi dengan berbagai macam varians.
Ada Indomie goring, Indomie rasa soto, Indomie Kari Ayam, dan bahkan ada Indomie citarasa
tradisional seperti rasa Cakalang, soto Betawi dan soto Madura, selain itu juga ada Indomie duo
dan Indomie goreng Premium. Hal tersebut menunjukan bahwa Indomie ingin terus memberikan
mie yang berkualitas kepada konsumennya, dengan juga terus melakukan inovasi untuk
menghasilkan cita rasa mie yang sesuai dengan selera konsumen.

 Price (Harga)

Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau
paket 1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah dan terjangkau bagi
semua kalangan masyarakat, di Indonesia, perbungkus indomie dihargai hanya sekitar Rp. 1700,-
.

 Place

Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, menembus


sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak
secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi yang lebih luas melalui
rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet
retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-
masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin (www.indofood.com ). Di
Yogyakarta agen-agen Indofood juga bekerjasama dalam menyediakan Indomie dengan warung-
warung seperti Burjo (warung yang menyediakan bubur kacang hijau dan mie instan/mie goreng
sebagai menu utama).

 Promotion

1. Tagline: Indomie Seleraku


2. Iklan : billboard, iklan TV, sponsor acara
3. Event : Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA, acara tersebut
berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008.
4. Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo di
Yogyakarta).

2.7Segmenting, Targeting, Positioning

 Segmenting

1. Geografis : wilayah seluruh Indonesia, dari kepadatan tinggi sampai rendah.


2. Demografis : jenis kelamin (semua), agama (semua), pekerjaan (semua), pendidikan (tidak
ada batasan), ras (tidak ada batasan).
3. Psikografis : gaya hidup konsumtif, praktis dan hemat.
4. Perilaku : tingkat pemakaian tinggi hingga rendah, loyalitas konsumen, tujuan
penggunaan.

 Targeting

Target pasarnya dalah semua umur kecuali balita.

 Positioning

1. Menanamkan di benak konsumen bahwa indomie adalah mie-nya orang Indonesia, dengan
cita rasa Nusantara dari berbagai daerah, sehingga sesuai dengan taglinenya “Indomie
Seleraku”.
2. Mie instant yang praktis dan nikmat untuk dikonsumsi, dapat dihidangkan dengan lauk pauk
lainnya.

2.8 Kompetisi Pasar

Hampir selama 4 dekade Indomie menjadi penguasa mutlak pasar mie instant Indonesia.
Pada tahun 2002 Indomie menguasai 90% pangsa pasar sebagai dominantmarket leader,
Indofood sempat terlena me-maintain pasarnya sehingga kesempatan ini dimanfaatkan oleh
pendatang baru Mie Sedaap dari WingsFood dan Mie Kare dari Orang Tua Group.

Persaingan cepat ini mengakibatkan Indomie kehilangan sebagian pangsa


pasarnya. Market share yang mencapai 90% menjadi 70%.. Penjualan Indofood tetap naik,
namun ada sebagian pasar – bisa jadi konsumen baru – yang direbut oleh merek baru. Sehingga
di pasar yang sebenarnya tumbuh, pertumbuhan pasar Indofood – karena besarnya – tidak
mampu mengimbangi pertumbuhan pasar secara total. Menyadari hal ini, Indofood ”bangkit”
dari tidurnya. Raksasa mie instant ini mengerahkan seluruh brand-nya untuk bertahan dan
mengembalikan market shareyang direbut kompetitor.
Indofood sebetulnya pernah bereaksi atas serangan Mie Sedaap dengan meluncurkan
Indomie Kriuk, varian baru Supermi Sedaaap, dan gimmick ”Beli 5 Gratis 1” dalam rentang
waktu yang cukup panjang. Reaksi Indofood yang cenderung impulsif ini dinilai para pengamat
kurang strategis, terlalu pragmatis, ”terjebak permainan challenger”–kesalahan yang sering
dilakukan oleh big brands. Tidak mau tersandung di batu yang sama untuk kedua kalinya, tahun
ini Indofood meluncurkan strategi marketing yang lebih komprehensif yang lebih menunjukkan
jati diri Indofood sebagaimarket leader. Hampir semua brand dalam portfolio-nya disegarkan
kembali dengan kampanye baru maupun peluncuran produk baru. Indomie disegarkan dengan
kampanye ”Selera Nusantara” yang lebih modern. Sarimi lebih difokuskan untuk membendung
produk unggulan Mie Sedaap Soto Ayam—dengan meluncurkan produk Sarimi Soto Koya yang
di-endorse oleh Luna Maya.

Sementara Supermi disegarkan dengan meluncurkan produk baru: mie goreng rasa soto
(GoSo), rasa bawang (GoBang), dan rasa kari (GoKar). Indofood juga menggunakan Slank untuk
meng-endorse Supermi—Supermi tampaknya akan dijadikan brand unggulan kedua Indofood
setelah Indomie yang menyumbang hampir separuh omset divisi noodle Indofood. Akan halnya
Pop Mie, meskipun saat ini bisa dibilang melenggang sendiri tanpa head on competitor,
Indofood sudah mengantisipasinya dengan upaya building brand melalui kampanye dan promosi
di kalangan remaja.

Indomie juga turut mengusung tema “bergizi” seperti halnya yang dilakukan oleh
competitor utamanya yaitu mie sedaap. Kelemahannya adalah kurangnya maintain dalam
program tersebut. Kemiripan target market produk Indofood group yakni Supermi, Pop Mie
menyebabkan terjadinya kanibalisme atau ”perang saudara” antara sesama brand Indofood.

Pasa tahun 2002 Indofood masih menguasai pasar mie sebesar 90%. Begitu Mie Sedap
masuk pada Mei 2003, dengan rasa baru, harga kompetitif, dan promo yang gebyar, pangsa pasar
Indofood mulai goyah. Pada 2006 pangsa pasar Indofood turun, diperkirakan menjadi sekitar
75%–25% sisanya diperebutkan oleh pesaingnya. Namun dengan strategi yang tepat per data
tahun 2012 Indomie kembali menguat dengan posisi market share 77,9 %. Mie Sedaap terus
gencar melakukan promosi yang tidak hanya di above the line tetapi juga intense dalam
tataran trade marketing. Strategi Mie Sedaap antara lain dengan mengakuisisi warung-warung/
retailer Indomie.

2.9 Analisis SWOT Produk Indomie

 Strength ( Kekuatan )

1. Keahlian dalam cita rasa Indonesia


2. Produksi rendah biaya
3. Jangkauan distribusi luas
4. Kecepatan dalam menjangkau konsumen
5. Brand yang sudah terkenal

 Weakness (Kelemahan)
1. Terlalu banyak Brand yang dikeluarkan
2. Terlalu banyak inovasi rasa yang dibuat oleh Indofood
3. Permintaan pasar yang belum terpenuhi
4. Mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh seperti MSG

 Threat (Ancaman)

1. Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun inovasi
2. Tidak fokus terhadap satu jenis produk
3. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli gizi mengeni kandungan zat yang ada di
Indomieterhadap produk lain
4. Menciptakan mie dengan bahan-bahan yang lebih sehat seperti bahan-bahan organik

 Opportunity (peluang)

1. Melakukan ekspansi ke luar negeri


2. Melakukan join dengan perusahaan yang memiliki produk yang sejenis
3. Melakukan diversifikasi terhadap produk lain

 Political.

1. Pemerintah yang menaikan harga bahan baku, dampaknya harga produk indomie akan naik
atau juga ukurannya menjadi lebih kecil dengan harga tetap. (-)
2. Pemerintah yang menaikan harga bahan bakar atau BBM akan berdampak pada peningkatan
ongkos produksi, maka biaya ongkos produksinya meningkat. (-)

 Economy.

Ketika gejala inflasi sedanng melanda, penjualan indomie bias dikatakan stabil karena harganya
yang terjangkau bagi semua kalangan masyarakat. (+)

 Social.

1. Gaya hidup masyarakat yang ingin praktis, maka kesempatan indomie untuk memasarkan
produknya lebih luas dengan varian terbaru. (+)
2. Orang zaman sekarang yang lebih suka makanan herbal (tidak mengandung bahan
kimia) akan berfikir ulang untuk membeli indomie yang mengandung MSG. (-)

 Technology

1. Fokus pemerintah yang sangat mendukung kemajuan teknologi sangat berpengaruh karena
indomie bias diproduksi lebih banyak lagi tiap harinya. (+)
2. Dengan kemajuan teknologi kita dapat mempromosikan indomie varian – varian terbaru
memanfaatkan teknologi internet. (+)
3.0 Keunggulan Indomie Dibanding Merk Mie Instant Lain (Value Preposition)

1. Indomie menawarkan berbagai cita rasa selera nusantara dari Sabang sampai Merauke.
2. Mie Indomie terbuat dari tepung bogasari yang dikenal bermutu tinggi
3. Rasa bumbu yang khas dengan kualitas yang premium
4. Komitmen dari Masyarakat terhadap Indomie, contoh:

a. Sebutan Indomie dijadikan istilah generic yang merujuk kepada semua merek mie instant
di Indonesia.
b. Banyak orang membawa Indomie saat bepergian ke luar negeri, bila makanan di luar
negeri tidak cocok.
c. Saat terjadi bencana alam, orang Indonesia sering menyumbang mie instant seperti
Indomie.
d. Untuk beberapa orang, Indomie menjadi makanan pokok dan dimakan dengan nasi putih
sebagai lauk.
e. Ekuitas Pelanggan Indomie yang Tinggi
f. Indomie memiliki harga yang terjangkau bagi konsumen, tanpa mengurangi standard
kualitasnya.
g. Indomie telah memiliki brand image dan barand awareness yang sudah melekat di pikiran
konsumen mie instant di Indonesia.
h. Indomie memiliki pelanggan yang setia. Kesetiaan pelanggan indomie dapat terbentuk
melalui pembentukan komunitas ataupun program perlakuan khusus, contohnya: Indomie
Jingle Dare dimana secara tidak langsung meningkatkan kesetiaan pelanggan.

Penghargaan yang diperoleh Indomie

 2010

Top Brand Award 2010 – Indomie, Outstanding Achievement in Building the Top Brand: Most
Powerful Distribution Performance 2009–Indomie, The Most Powerful Distribution Performance

 2009

Top Brand Award 2009 – Indomie, Outstanding Achievement in Building the Top Brand: Most
Powerful Distribution Performance 2009 – Indomie, The Most Powerful Distribution
Performance; The Most Powerful Distribution Performance 2009 – Indomie, The Most Powerful
Brand Index; Indonesia Best Brand Award 2009 – Indomie, Platinum Brand Award,
Achievement of Indonesian Best Brand Award for 7 Consecutive Years (2003-2009); Indonesian
Customer Satisfaction Award 2009 – Indomie, Diamond Award, The Best in Achieving Total
Customer Satisfaction for 9 Years (2001-2009); The Most Impactful Brand Activation 2009 –
Indomie Jingle Dare, The Most Interactive Road Show Activation; Indonesia Best Packaging
Award 2009 – Indomie Rasa Soto Betawi, First Place of The Most Environment-Friendly
Packaging, The Most User-Friendly Packaging and The Safest Packaging
 2008

Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA);
Superbrands; Top Brand; Indonesia Best Packaging Award (As The Most Safety Indonesia Best
Packaging); Indonesia Best Packaging Award (As Best of The Best Indonesia Best Packaging);
The Most Powerful Distribution Performance; The Most Effective Ad

 2007

Top Brand; Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award
(IBBA); Anugerah Asli Produk Indonesia (AAPI); The Most Powerful Distribution Performance

 2006

Superbrands; Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award
(IBBA); Indonesia Customer Loyalty Award; The Most Powerful Distribution Performance;
Anugerah Asli Produk Indonesia (AAPI)

 2005

Guinness World of Record – The Largest Pack of Instant Noodles; Indonesia Customer
Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Indonesia Customer Loyalty
Award; Packaging Consumer Branding Award (Gold)

 2004

Superbrands; The Best Local Brand; Food, Tobacco & Restaurant; Indonesia Customer
Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Top Brand for Kids

 2003

Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA)

Pengembangan Produk

Product Development: Indomie Cabe Ijo

Idenya adalah, menggagas Indomie dengan konsep hidup sehat. Dengan identifknya
produk Indomie terhadap MSG, maka Indomie mengusung produk yang bernuansa Hijau (Go
Green) yakni Indomie Goreng Cabe Ijo. Terbukti pada bulan Juni 2013 Indomie “Goreng Cabe
Ijo” berhasil mendapatkan penghargaan “Peduli Gizi 2013”.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Brand Name yang telah melekat di masyarakat membuat Indomie tetap menjadi Market
Leader produk mie instant di Indonesia. Walaupun terjadi persaingan yang sangat ketat, baik
dengan grup Indofood itu sendiri (Sarimi, Supermie, Pop Mie) maupun Wingsfood (Mie Sedaap)
dan brand-brand lain, yang melakukan strategi pemasaran yang sangat gencar yang patut untuk
diwaspadai oleh Indomie. Berbagai inovasi dilakukan untuk mempertahankan posisinya sebagai
Brand Market Leader, salah satunya adalah keluarnya produk terbaru Indomie “Indomie Goreng
Cabe Ijo” dengan menonjolkan unsur sehat dan back to nature. Keunggulan Indomie dibanding
dengan produk lain antara lain: cita rasa nusantara yang khas, terbuat dari tepung yang
berkualitas tinggi, rasa bumbu yang khas dengan kualitas premium, ekuitas pelanggan dan
komitmen masyarakat yang tinggi terhadap produk Indomie.

3.2 Saran

PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Indomie harus meningkatkan kewaspadaan kepada


produksi mie lain dengan melakukan promosi yang sangat agresif, harus melakukan gebrakan
yang sangat luar biasa, harganya di bawah dari produk lain, ditambah keunggulan-keunggulan
lain, menentukan kualitas produk, memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi mengenai
kebutuhan dan keinginan konsumen yang heterogen, sehingga dapat mengetahui dengan jelas
kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut sesuai dengan karakteristik dari masing-masing atau
tidak. Melakukan riset pemasaran yang dilakukan terhadap konsumen, sehingga dapat diketahui
kebutuhan dan keinginan konsumen akan suatu produk mie.

Anda mungkin juga menyukai