KLINIK
No. Dokumen :
GRACIA No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 3 Januari 2019
Halaman : 1/3
dr. Ramli Randan
197112112006041009
1. Pengertian Gonore adalah semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.
Penyakit ini termasuk Penyakit Menular Seksual (PMS) yang memiliki insidensi
tinggi. Cara penularan gonore terutama melalui genitor-genital, orogenital dan
ano-genital, namun dapat pula melalui alat mandi, thermometer dan sebagainya
(gonore genital dan ekstragenital).
Kode ICD X untuk gonorea adalah A54.0 atau A54.1.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan gonorea.
3. Kebijakan SK Kepala Klinik Gracia Nomor:.................... tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi a. Kementrian Kesehatan RI, Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis
bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta. 2014
5. Prosedur/ 1. Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya, terkait dengan:
Langkah- a. Pada pria:
langkah 1) Keluhan: kencing nanah.
2) Gejala: rasa panas dan gatal di ujung penis, nyeri berkemih, dan keluar
nanah dan darah dari penis, nyeri saat ereksi.
3) Onset: 2 - 7 hari setelah kontak seksual.
4) Apabila terjadi prostatitis : perasaan tidak enak di perineum dan
suprapubis, malaise, demam, nyeri kencing hingga hematuri, serta
retensi urin, dan obstipasi.
b. Pada Wanita
1) Jarang bergejala.
2) Umumnya datang setelah terjadi komplikasi atau pada saat
pemeriksaan antenatal atau Keluarga Berencana (KB).
c. Faktor Resiko
1) Berganti-ganti pasangan seksual.
2) Homoseksual dan Pekerja Seks Komersial (PSK).
3) Wanita usia pra pubertas dan menopause lebih rentan terkena gonore.
4) Bayi dengan ibu menderita gonore.
5) Hubungan seksual dengan penderita tanpa proteksi (kondom)
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik berupa :
a. Tampak eritem dan ektropion pada orifisium uretra eksterna
b. Duh tubuh mukopurulen
c. Pembesaran KGB inguinal uni/bilateral
d. Apabila terjadi proktitis, tampak daerah anus eritem, edem dan tertutup
pus mukopurulen.
1) Pada pria:
Pemeriksaan RT: pembesaran prostat dengan konsistensi kenyal, nyeri
tekan dan bila terdapat abses akan teraba fluktuasi.
2) Pada wanita:
Pemeriksaan in speculo: tampak serviks merah, erosi dan terdapat
secret mukopurulen (pada wanita yang sudah menikah).
3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang:
a. Pemeriksaan mikroskopis : pewarnaan gram duh tubuh untuk menemukan
kuman gonokokus gram negarif, intra atau ekstraseluler.
b. Pada pria sediaan diambil dari daerah fossa navikularis
c. Pada wanita dari uretra, muara kelenjar bartolin, serviks dan rektum.
d. Pemeriksaan lain bila diperlukan:
1) Kultur
2) Tes oksidasi dan fermentasi
3) Tes beta-laktamase
4) Tes Thomson dengan sediaan urine
4. Petugas menetapkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
5. Petugas Tatalaksana sesuai penyakit dan tingkat keparahan.
a. Memberitahu pasien untuk tidak melakukan kontak seksual hingga
dinyatakan sembuh dan menjaga kebersihan genital.
b. Antibiotik :
1) Tiamfenikol 3,5 gr PO dosis tunggal/ofloksasin 400 mg PO dosis
tunggal/Azitromisin 1 gr PO dosis tunggal, atau
2) Injeksi Kanamisin 2 gram IM dosis tunggal/Spektinomisin 2 gram IM
dosis tunggal.
6. Petugas melakukan rujukan jika ditemukan:
a. Apabila tidak dapat melakukan tes laboratorium.
b. Apabila pengobatan di atas tidak menunjukkan perbaikan dalam jangka
waktu 2 minggu, penderita dirujuk ke dokter spesialis karena
kemungkinan terdapat resistensi obat
7. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
8. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa,
terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien dan e-
puskesmas.
9. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas pendaftaran.
6. Bagan Alir
Petugas menggali anamnesis & Pemeriksaan TV & fisik
faktor risiko :
Pada pria : RT
Kencing nanah, gatal/panas di ujung Pada wanita : inspekulo
penis, nyeri berkemih, dll
Pem penunjang :
mikroskopis