Anda di halaman 1dari 32

PANDUAN PRAKTIKUM

KEPERAWATAN GERONTIK

Tim Penyusun :

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
kepada kita semua, sehingga buku Pedoman Praktikum Keperawatan Gerontik ini dapat
diselesaikan. Sholawat beserta salam kita hanturkan kepada Nabi junjungan kita Muhammad
SAW yang telah menyebarkan ajaranya sehingga ilmu pengetahuan yang islami dapat
berkembang seperti saat ini.
Buku Pedoaman Praktikum Keperawatan Gerontik ini merupakan buku pedoman
yang harus dimiliki mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah
Palembang pada saat mengikuti mata kuliah paraktikum keperawatan gerontik. Buku
pedoman ini dibuat dengan harapan dapat menjadi pedoman pada saat praktikum dan
menjadi referensi atau bahan kajian bagi mahasiswa pada saat aplikasinya pada paraktik
belajar lapangan keperawatan gerontik dimasyarakat.
Semoga buku pedoman praktikum ini bermanfaat untuk mengembangkan konsep,
teori dan praktik pada keperawatan gerontik .
Akhir kata penulis mengucapakan wassalamualaikum Wr. Wb

Palembang

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ 1


DAFTAR ISI ........................................................................................... 2
PETUNJUK PRAKTIKUM ............................................................... 4
DESKRIPSI MATA KULIAH ............................................................ 6
TATA TERTIB PRAKTIKUM .............................................................. 6
1. Pengkajian Keperawatan Gerontik ............................................... 7
2. Senam Lansia (Senam Jantung Sehat) ........................................... 15
3. Latihan Gerakan Keseimbangan ..................................................... 20
4. Simulasi Posyandu lanjut usia (Posbindu).......................................26
5. Pendidikan kesehatan (Penyuluhan Kesehatan) …………………. 31
PETUNJUK PRAKTIKUM

Pelaksanaan praktikum dilakukan dengan metode role play dengan tahap


pelaksanaan adalah sebagai berikut:

1. Dosen menentukan topik pembelajaran praktikum yang akan dilakukan

2. Dosen menentukan kelompok role play

3. Dosen menjelaskan dan mendemonstrasikan prosedur kerja dari tiap-tiap modul


dalam kelompok besar selama 15 menit dengan mengunakan fasilitas
multimedia.

4. Setelah dosen membentuk kelompok, kelompok diminta membuat skenerio


sesuai dengan materi demostrasi yang telah diberikan.

5. Scenario harus dibuat berdasarkan pedoman scenario yang tersedia dalam


lampiran panduan ini.

6. Masing-masing kelompok mahasiswa mendemonstrasikan seknario praktik yang


telah dibuat selama maksimal 15 menit.

7. Dosen mengevaluasi kesesuaian pelaksanaan scenario dengan prosedur


penilaian modul yang tersedia sekaligus memberikan masukan untuk perbaikan
pelaksanaan prosedur yang dimaksud.

8. Dosen meminta mahasiswa meredemonstrasikan dan mendokumentasikan role


play scenario yang telah dibuat

9. Dosen menilai mahasiswa dalam melakukan keterampilan atau prosedur secara


keseluruhan berdasarkan daftar penilaian prosedur kerja dan daftar penilaian
seknario yang telah dibuat.

10. Setiap mahasiswa wajib mengikuti kegiatan praktikum (100% kehadiran) sesuai
dengan jadwal dan metode yang telah disepakati antara Dosen dan kelompok.
DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata ajar ini mempelajari tentang proses pada asuhan keperawatan gerontik yang
meliputi pengkajian keperawatan gerontik, implementasi keperawatan dengan
senam lansia (jantung sehat), latihan gerakan seimbang dan posyandu lanjut usia
(posbindu)
Setelah mengikuti pembelajaran praktikum keperawatan gerontik ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami konsep dan teori keperawatan gerontik serta
mampu yang merupakan bagian dari proses asuhan keperawatan gerontik
(Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi, Evaluasi).

TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Mahasiswa wajib hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai


2. Wajib menggunakan pakaian laboratorium sesuai ketentuan
3. Mahasiswa wajib membawa panduan praktikum
4. Mahasiswa mentaati tata tertib laboratorium
5. Mahasiswa tidak diperkenankan memasuki laboratorium sebelum praktek
dimulai oleh dosen dan tanpa seizin pengelola laboratorium
6. Mahasiswa tidak diperbolehkan membawa alat tulis kecuali untuk mata kuliah
keperawatan gerontik
7. Mahasiswa tidak dibenarkan memindahkan alat dan merusak fasilitas
laboratorium.
8. Dosen berhak tidak memperkenankan mahasiswa untuk tidak mengikuti
kegiatan praktikum jika melanggar tata tertib yang ada.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK


A. Kompetensi
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa mampu memahami tentang
pelaksanaan pengukuran kebutuhan keperawatan gerontik dalam proses asuhan
keperawatan gerontik dalam praktik belajar lapangan
Kompetensi Khusus:
Kompetensi khusus yang ingin dicapai setelah mahasiswa melaksanakan
praktikum ini adalah mahasiswa mampu:
1. Memahami dan mengetahui pengukur tingkat kemandirian dengan
menggunakan KATZ Indeks
2. Memahami dan mengetahui pengukur tingkat ketergantungan dengan
menggunakan Barthel Indeks
3. Memahami Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan SPMSQ
(Short Portable Mental Status Quesioner)
4. Memahami Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan
MMSE (Mini Mental Status Exam)
B. Strategi Pembelajaran
1. Belajar, Diskusi, Role Play dan Latihan Mandiri.
2. Belajar secara kelompok sesuai jadwal yang ditentukan dan setiap mahasiswa
wajib melakukan prosedur praktikum dalam kelompoknya sesuai dengan skenario
yang dibuat

C. Prasyarat
Sebelum berlatih mahasiswa harus menguasai konsep dan prinsip dasar
pelaksanaan kegiatan pengkajian keperawatan gerontik pada proses keperawatan
gerontik
D. Teori
1. Definisi
Salah satu aktifitas dalam praktik keperawatan gerontik adalah melakukan
pengkajian keperawatan gerontik, yang berguna untuk mengumpulkan sejumlah
informasi yang dikemasa dalam bentuk data keperawatan tentang klien, data
pengkajian keperawatan gerontik memiliki beberapa identifikasi yaitu
indentifikasi umum klien dan keluarga, .
2. Tujuan.
a. Mahasiswa memahami dan mengetahui pengukur tingkat apgar keluarga
b. Mahasiswa memahami dan mengetahui pengukur tingkat kemandirian dengan
menggunakan KATZ Indeks
c. Mahasiswa memahami dan mengetahui pengukur tingkat ketergantungan
dengan menggunakan Barthel Indeks
d. Mahasiswa memahami Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan
menggunakan SPMSQ (Short Portable Mental Status Quesioner)
e. Mahasiswa memahami Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan
menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam) kerusakan intelektual dengan
menggunakan SPMSQ (Short Portable Mental Status Quesioner)

E. Prosedur Kerja
a. Dilakukan setelah pembagian kelompok mahasiswa
b. Mahasiswa mempersiapkan alat dan instrumen
c. Memulai dengan membaca basmalah dan berdoa.
d. Melakukan tahapan pengkajian dimulai data demografi klien
e. Lakukan pengkajian apgar keluarga, mengkaji tingkat kemandirian lansia
dengan katsz indeks, mengukur tingkat ketergantungan dengan barthel indeks,
mengukur kerusakan inteletual dengan SPMSQ dan fungsi mental dengan MMSE
berikut tabel pengkajian gerontik
APGAR KELUARGA
NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG- TIDAK
KADANG
PERNAH
(2) (1)
(0)
1 A : Adaptasi

Saya puas bahwa saya dapat kembali pada


keluarga ( teman-teman ) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu menyusahkan saya
2 P : Partnership

Saya puas dengan cara keluarga ( teman- teman


) saya membicarakan sesuatu dengan saya
dan mengungkapkan masalah saya.

3 G : Growth

Saya puas bahwa keluarga ( teman-teman ) saya


menerima & mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktifitas atau arah baru.
4 A : Afek

Saya puas dengan cara keluarga ( teman-


teman ) saya mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-emosi saya, seperti
marah, sedih atau mencintai.

5 R : Resolve

Saya puas dengan cara teman-teman saya dan


saya menyediakan waktu bersama- sama
mengekspresikan afek dan berespon

JUMLAH
Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang
PENGKAJIAN FUNGSI KOGNITIF ( SPMSQ )
No Item Pertanyaan Benar Salah

1 Jam berapa sekarang ?


Jawab :…………………………………………………………………………...
2 Tahun berapa sekarang ?
Jawab :………………………………………………………………………….
3 Kapan Bapak/Ibu lahir?
Jawab :…………………………………………………………………………
4 Berapa umur Bapak/Ibu sekarang ?
Jawab : ……………………………………………………………………….
5 Dimana alamat Bapak/Ibu sekarang ?
Jawab :………………………………………………………………………..
6 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama
Bapak/Ibu?
Jawab :………………………………………………………………………..
7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama
Bapak/Ibu ?
Jawab :…………………………………………………………………………
8 Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia ?
Jawab : …………………………………………………………………………
9 Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang ?
Jawab :………………………………………………………………………….
10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 ?
Jawab :…………………………………………………………………………
JUMLAH

Analisis Hasil :
Skore Salah : 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Skore Salah : 3-4 : Kerusakan intelektual Ringan
Skore Salah : 5-7 : Kerusakan intelektual Sedang
Skore Salah :8-10 : Kerusakan intelektual BERAT
FORMAT PENGKAJIAN MMSE
NO ITEM PENILAIAN BENAR SALAH
(1) (0)
1 ORIENTASI
1. Tahun berapa sekarang?
2. Musim apa sekarang ?
3. Tanggal berapa sekarang ?
4. Hari apa sekarang ?
5. Bulan apa sekarang ?
6. Dinegara mana anda tinggal ?
7. Di Provinsi mana anda tinggal ?
8. Di kabupaten mana anda tinggal ?
9. Di kecamatan mana anda tinggal ?
10. Di desa mana anda tinggal ?
2 REGISTRASI
Minta klien menyebutkan tiga obyek
11. …………………………………………..
12. ……………………………………….
13. ……………………………………….
3 PERHATIAN DAN KALKULASI
Minta klien mengeja 5 kata dari
belakang, misal” BAPAK “
14. K
15. A
16. P
17. A
18. B
4 MENGINGAT
Minta klien untuk mengulang 3 obyek
Diatas
19. ……………………………………………..
20. ………………………………………………
21. ……………………………………………..
5 BAHASA
a. Penamaan
Tunjukkan 2 benda minta klien
menyebutkan :
22. Jam tangan
23. Pensil
b. Pengulangan
Minta klien mengulangi tiga kalimat
berikut
24. “Tak ada jika, dan, atau tetapi “
c. Perintah tiga langkah
25. Ambil kertas !
26. Lipat dua !
27. Taruh dilantai !
d. Turuti hal berikut
28. Tutup mata
29. Tulis satu kalimat
30. Salin gambar
JUMLAH

Analisis hasil :
Nilai < 21 : Kerusakan kognitif
PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL (Indeks Kemandirian Katz)

No Aktivitas Mandiri Tergantung


1 Mandi
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi ( seperti
punggung atau ekstremitas yang tidak mampu ) atau
mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan
masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi
sendiri
2 Berpakaian
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian,
melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian
3 Ke Kamar Kecil
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot
4 Berpindah
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk, bangkit
dari kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau
kursi, tidak melakukan satu, atau lebih perpindahan
5 Kontinen
f.

Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut ( pampers )
6 Makan
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan makan
parenteral ( NGT )
Keterangan :
Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien
Analisis Hasil :

Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ), berpindah, kekamar kecil,
mandi dan berpakaian.
Nilai B :Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut

Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi
tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
dan satu fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
F. Daftar Penilaian Tindakan Prosedur

No Aktivitas Ya Tidak Perlu latihan Cat

Persiapan
1 Buku cacatan keperawatan
2 Apgar keluarga
3 Pengkajian fungsi kognitif (SPMSQ)
4 Format pengkajian MMSE
5 Indeks Kemandirian Katz
6 Mengucapkan basmalah
Pelaksanaan

1 Melakukan pencatatan pada lembar


pengkajian APGAR Keluarga
2 Melakukan pencatatan pada lembar
pengkajian fungsi kognitif (SPMSQ)
3 Melakukan pencatatan pada lembar
pengkajian MMSE
4 Melakukan pencatatan pada lembar
pengkajian Indeks Kemandirian Katz
Penutup
1 Mengucapkan hamdalah
2 Domumentasi

Penilai
(..............................................)
g. Evaluasi
Mahasiswa dinyatakan kompeten jika kelompoknya mampu melakukan seluruh
aktivitas dalam prosedur kerja yang ditampilkan sesuaikan dengan pembagian
peran oleh kelompok masing-masing berdasarkan scenario yang dibuat
h. Referensi
Anderson, E. T. & Mc. Farlane J, 2000. Community as Partner. 3 rd ed,
Philadelphia: Lipincott.
Effendi, N, 1998, Dasar-Dasar Keperawatan Masyarakat. ED.2.EGC. Jakarta
Irwanto, 1998. Focus Group Discussion, Pusat Kajian Pembangunan
Masyarakat
Sumijatun dkk, 2006, Konsep Dasar Keperawatan Gerontik . EGC. Jakarta
SENAM LANSIA

A. Kompetensi
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa mampu mendemonstrasikan,
menjelaskan tahapan gerakan senam lansia.
Kompetensi khusus
Kompetensi khusus yang ingin dicapai setelah mahasiswa melaksanakan
praktikum ini adalah mahasiswa mampu:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi senam lansia
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan senam lansia
3. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan gerakan senam lansia mulai dari
tahapan (pemanasan, gerakan inti dan pendinginan)

B. Strategi Pembelajaran
1. Belajar, Diskusi, Role Play dan Latihan Mandiri.
2. Belajar secara kelompok sesuai jadwal yang ditentukan dan setiap
3. Mahasiswa wajib melakukan prosedur praktikum dalam kelompoknya
sesuai dengan skenario yang dibuat

C. Persyaratan
Sebelum berlatih mahasiswa harus menguasai konsep dan prinsip dasar senam
lansia dan mengetahui kondisi fisik lansia, untuk mempersiapkan lansia
sebelum senam perlu dilakukan pemeriksaan fisik diantaranya:
1. Pengukuran tekanan darah, memastikan kondisi tekanan darah dalam batas
normal.
2. Periksan kekuatan otot ekstermitas, bila terdapat keterbatasan gerak, lansia
disarankan tetap pada posisi nyaman bagi lansia (duduk, atau berbaring)
3. Pemeriksaan denyut jantung pada waktu istirahat dan setelah melakukan
latihan. Hitung denyut jantung sebelum berjalan selama lima menit dan
istirahat kemudian hitung kembali denyut jantung lansia, bila denyut nadi
lebih dari 100 kali permenit dan terdapat kesulitan bernafas, senam lansia
belum direkomendasi untuk lansia. Bila tidak terjadi kesulita bernafas
lansia dapat melanjutkan senam lansia.
4. Waktu efektif yang diperlukan lebih kurang 30 menit

15
5. Perhatikan dan persiapkan kondisi lingkungan dan cuaca sebelum senam
dilaksanakan
6. Persiapkan instrumen senam lansia (instruktur senam, musik senam dan
baju senam yang nyaman untuk lansia)

D. Teori
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta
terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud
meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam bahasa Inggris terdapat istilah exercise atau aerobic yang merupakan
suatu aktifitas fisik yang dapat memacu jantung dan peredaran darah serta
pernafasan yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga
menghasilkan perbaikan dan manfaat kepada tubuh.
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak
memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan
membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap
kuat, memdorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal
bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Jadi senam lansia adalah serangkaian
gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut
usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga
untuk mencapai tujuan tersebut.
Senam lansia yang dibuat oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga
(MENPORA) merupakan upaya peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia
yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan
diberbagai tempat seperti di panti wredha, posyandu, klinik kesehatan, dan
puskesmas (Suroto, 2004).
Tahapan latihan kebugaran jasmani adalah rangkaian proses dalam setiap
latihan, meliputi pemanasan, kondisioning (inti), dan penenangan (pendinginan)
(Sumintarsih, 2006).
a. Pemanasan
Pemanasan dilakukan sebelum latihan. Pemanasan bertujuan menyiapkan
fungsi organ tubuh agar mampu menerima pembebanan yang lebih berat

16
pada saat latihan sebenarnya. Penanda bahwa tubuh siap menerima
pembebanan antara lain detak jantung telah mencapai 60% detak jantung
maksimal, suhu tubuh naik 1ºC - 2ºC dan badan berkeringat. Pemanasan
yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cidera atau kelelahan.
b. Kondisioning (gerakan inti)
Setelah pemansan cukup dilanjutkan tahap kondisioning atau gerakan inti
yakni melakukan berbagai rangkaian gerak dengan model latihan yang
sesuai dengan tujuan program latihan.
b. Penenangan (pendinginan)
Penenangan merupakan periode yang sangat penting dan esensial. Tahap ini
bertujuan mengembalikan kodisi tubuh seperti sebelum berlatih dengan
melakukan serangkaian gerakan berupa stretching. Tahapan ini ditandai
dengan menurunnya frekuensi detak jantung, menurunnya suhu tubuh, dan
semakin berkurangnya keringat. Tahap ini juga bertujuan mengembalikan
darah ke jantung untuk reoksigenasi sehingga mencegah genangan darah
diotot kaki dan tangan.

E. Prosedur Kerja
1. Dilakukan setelah pembagian kelompok mahasiswa
2. Mahasiswa mempersiapkan alat dan instrumen senam menggunakan
pakaian senam
3. Lakukan pemeriksaan fisik pada lansia (TTV dan Kekuatan otot)
4. Memulai dengan membaca basmalah dan berdoa.
5. Melakukan gerakan pemanasan 5 menit, gerakan inti 20 menit dan gerakan
pendinginan 5 menit.
6. Lakukan pemeriksaan denyut nadi kembali
7. Mengakhiri dengan mengucapkan hamdalah.

F. Daftar Penilaian Tindakan Prosedur


Perlu
No Aktivitas Ya Tidak Cat
Latihan
Persiapan
1 Instrumen musik senam lansia
2 Baju olahraga beserta sepatu olah raga

17
3 Tensi meter dan stetoskop
4 Stopwatch / jam tangan
5 Mengucapkan basmalah dan berdoa
Pelaksanaan
1 Pemanasan
Berdiri tegak lakukan nafas dalam dengan
menghirup udara dari hidung dan dikeluarkan
melalui mulut sebanyak 1x 8 hitungan
2 Gerakan Inti
1. Jalan ditempat 1 x 8 hitungan
2. Lebarkan kaki dan tepuk tangan (lengan sejajar
bahu) 1x 4 hitungan
3. Tepuk jari 4 x 4 hitungan
4. Silangkan jari tangan 4 x 4 hitungan
5. Silang ibu jari kiri 4 x 4 hitungan
6. Silang ibu jari kanan 4 x 4 hitungan
7. Tepuk antar kelingking 4 x 4 hitungan
8. Tepuk antar telunjuk 4 x 4 hitungan
9. Ketuk pergelangan tangan kiri 4 x 4 hitungan
10. Ketuk pergelangan tangan kanan 4 x 4 hitungan
11. Ketuk nadi pergelangan kiri 4 x 4 hitungan
12. Ketuk nadi pergelangan kanan 4 x 4 hitungan
13. Tekan jari-jari dan berkan setengah lingkaran
1x 4 hitungan
14. Buka jari dan mengepal 4 x 4 hitungan
15. Tepuk punggung tangan kiri 4 x 4 hitungan
16. Tepuk punggung tangan kanan 4 x 4 hitungan
17. Tepuk punggung lengan kiri hingga bahu 4 x 4
hitungan
18. Tepuk punggung tangan kanan hingga bahu 4 x
4 hitungan
19. Tepuk pingga (sedikit membungkuk) 4 x 4
hitungan.
20. Tepuk paha samping (sedikit tekuk lutut) 4 x 4
hitungan
21. Tepik betis samping (tekuk lutut) 4 x 4 hitungan
22. Kedua tangan naik turun ke depan (tekuk lutut
saat tangan turun) 4 x4 hitungan
23. Tepuk perut dengan tangan bergantian 4 x4
hitungan
24. Berdiri tegak tangan dibawah perut dan kaki
jinjit bergantian 4 x4 hitungan
3 Pendinginan

18
Berdiri tegak lakukan nafas dalam dengan
menghirup udara dari hidung keluar dari mulut
sebanyak 1x8 hitungan
Penutup
1 Menghitung nadi pergelangan tangan
2 Mengucapkan hamdalah
Dosen/Fasilitator
(............................................)
G. Evaluasi
Mahasiswa dinyatakan kompeten jika kelompoknya mampu melakukan seluruh
aktivitas dalam prosedur kerja yang ditampilkan sesuaikan dengan pembagian
peran oleh kelompok masing-masing berdasarkan scenario yang dibuat
H. Referensi
Effendi, N, 1998, Dasar-Dasar Keperawatan Masyarakat. ED.2.EGC. Jakarta
Sumijatun dkk, 2006, Konsep Dasar Keperawatan Gerontik . EGC. Jakarta
Stanhope M. & Lancester J, 2002. Community & Public Health Nursing. 5 th
ed. Baltimore
LATIHAN GERAK KESEIMBANGAN

A. Kompetensi
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa mampu mendemonstrasikan,
menjelaskan tahapan latihan gerak keseimbangan yang berguna untuk
menjegah terjadinya jatuh pada lansia.

B. Strategi Pembelajaran
Kompetensi khusus yang ingin dicapai setelah mahasiswa melaksanakan
praktikum ini adalah mahasiswa mampu:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan latihan gerakan keseimbangan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan latihan gerakan keseimbangan
3. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan latihan gerakan keseimbangan

C. Persyaratan

19
Sebelum berlatih mahasiswa harus menguasai konsep dan prinsip dasar latihan
gerakan keseimbangan dan mengetahui kondisi fisik lansia, untuk
mempersiapkan lansia sebelum latihan gerakan keseimbangan perlu dilakukan
pemeriksaan fisik diantaranya:
1. Pengukuran tekanan darah, memastikan kondisi tekanan darah dalam batas
normal.
2. Periksan kekuatan otot ekstermitas, bila terdapat keterbatasan gerak, lansia
disarankan tetap pada posisi nyaman bagi lansia (duduk, atau berbaring)
3. Pemeriksaan denyut jantung pada waktu istirahat dan setelah melakukan
latihan, bila denyut nadi lebih dari 100 kali permenit dan terdapat kesulitan
bernafas, latihan keseimbanga belum direkomendasi untuk lansia. Bila
tidak terjadi kesulitan bernafas lansia dapat melanjutkan.
4. Waktu efektif yang diperlukan lebih kurang 30 menit
5. Perhatikan dan persiapkan kondisi lingkungan dan cuaca sebelum
dilaksanakan

D. Teori
Latihan gerakan keseimbangan adalah latihan khusus yang

ditujukan untuk membantu meningkatkan kekuatan otot pada anggota bawah

(kaki) dan untuk meningkatkan sistem


39 vestibular atau keseimbangan tubuh.
Latihan keseimbangan sangat penting pada lansia karena latihan ini sangat

membantu mempertahankan tubuhnya agar stabil sehingga mencegah terjatuh

yang sering terjadi pada lansia. Setiap tahunnya di Amerika Serikat dilaporkan

sekitar 300.000 kasus patah tulang pada hip disebabkan karena terjatuh.

Latihan keseimbangan ini sangat berguna untuk memandirikan para lansia agar

mengoptimalkan kemampuannya sehingga menghindari dari dampak yang

terjadi yang disebabkan karena ketidakmampuannya (Jowir,2009).

Latihan gerakan keseimbangan merupakan komponen yang paling

20
berhasil dari program penurunan risiko jatuh dan merupakan intervensi tunggal

yang efektif berdasarkan meta analisis. Pada lansia yang memiliki risiko tinggi

untuk jatuh, perlu diberikan latihan gerakan keseimbangan minimal dilakukan 5x

dalam satu minggu sesuai kebutuhan dan lama latihan gerakan keseimbangan

sangat individual. Penelitian terkini menyarankan latihan kelompok juga efektif

(Martono, 2009).

E. Prosedur Kerja
1. Dilakukan setelah pembagian kelompok mahasiswa
2. Mahasiswa mempersiapkan alat dan instrumen
3. Lakukan pemeriksaan fisik pada lansia (TTV dan Kekuatan otot)
4. Memulai dengan membaca basmalah dan berdoa.
5. Melakukan gerakan pemanasan 5 menit, gerakan inti 20 menit dan gerakan
pendinginan 5 menit.
6. Lakukan pemeriksaan denyut nadi kembali
7. Mengakhiri dengan mengucapkan hamdalah.

F. Daftar Penilaian Tindakan Prosedur


Perlu
No Aktivitas Ya Tidak Cat
Latihan
Persiapan
1 Kursi yang memiliki sandaran
2 Tensi meter dan stetoskop
3 Stopwatch / jam tangan
4 Cek list
5 Mengucapkan basmalah dan berdoa
6 Pemerikasaan TTV
Pelaksanaan
1 Berdiri dengan bertumpu pada kursi dan
menggerakan pinggul ke samping kiri dan sampai
kanan.

21
2 Dengan berpegangan pada kursi yang
ditempatkan di depan penderita, penderita
berlatih untuk mengangkat tumit bergantian
dengan mengangkat ujung jari kaki.

3 Tempatkan satu kaki didepan dan kaki yang


lain dibelakang dan posisi lurus, bersandar ke
depan kursi dengan punggung tumit tetap
mendatar.

4 Berdiri dengan satu kaki, mencoba


mempertahankan keseimbangan selama beberapa
detik atau selama mungkin tanpa bantuan.

22
5 Berdiri dengan kedua tangan di depan kepala,
gerakkan mata dari satu tangan ke tangan
yang lain secepatnya sesuai dengan
kemampuan. Hentikan gerakan mata bila
kepala terasa berputar merasa mual.

6 Dengan berpegangan dengan kursi ditempatkan


di depan penderita, satu kaki menyilang di depan
yang kaki lainnya, kemudian mengangkat kaki
yang belakang di samping kaki yang terdepan.

7 Melatih cara berjalan dengan membentuk angka


delapan. Latihan berlanjut sampai dapat
membentuk formasi angka delapan yang makin
kecil.

23
8 Satu kaki yang terhimpit di setengah kaki
didepannya gerakkan kepala untuk melihat ke
samping kanan beberapa kali, kemudian ke
samping kiri beberapa kali, ke atas beberapa kali
dengan menggunakan tangan kanan gerakkan ke
kiri ke depan dan belakang

Penutup
1 Menghitung nadi pergelangan tangan
2 Mengucapkan hamdalah

Dosen/Fasilitator

(............................................)

G. Evaluasi
Mahasiswa dinyatakan kompeten jika kelompoknya mampu melakukan seluruh
aktivitas dalam prosedur kerja yang ditampilkan sesuaikan dengan pembagian
peran oleh kelompok masing-masing berdasarkan scenario yang dibuat

24
H. Referensi
Martono, Hadi, Kris Pranaka. 2009.Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut).
Edisi 4.Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Maryam, Siti, R dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.
Salemba Medika, Jakarta.
Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontikdan Geriatrik. edisi 3. EGC,
Jakarta.

SIMULASI POSYANDU LANJUT USIA (POSBINDU)

A. Kompetensi

Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa harus mampu melaksanakan


segala kegiatan yang ada di posyandu.
Kompetensi Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengetahui program yang ada diposyandu lansia
2. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional
3. Memahami dan dapat mempraktekkan cara pengisian KMS usia lanjut
4. Memahami cara scrining penyakit pada lansia

B. Strategi Pembelajaran
Simulasi
C. Prasyarat
Sebelum berlatih mahasiswa harus menguasai teori tentang Posyandu lansia
Mahasiswa memahami batasan usia lanjut

D. Teori
1. Pengertian

25
Posyandu lansia merupakan suatu wadah untuk memberikan pelayanan
kesehatan dan pembinaan kepada kelompok usia lanjut di suatu wilayah
dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat melalui kader kesehatan
dan kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam rangka untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat pada umumnya dan kususnya
kelompok usia lanjut ( Dep kes RI 2005 )
Pelayanan kesehatan di kelompok Usia Lanjut meliputi
pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat
(KMS) Usia Lanjut sebagai alat pencatat dan pemantau untuk
mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau
ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat
perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan
(BPPK) Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan
di Puskesmas.
2. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut
dikelompok, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan
adalah sistem 5 tahapan (5 meja) sebagai berikut:
a. Tahap pertama: pendaftaran anggota Kelompok Usia Lanjut
sebelum pelaksanaan pelayanan.
b. Tahap kedua: pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila,
serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
c. Tahap ketiga: pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan,
dan pemeriksaan status mental
d. Tahap keempat: pemeriksaan air seni dan kadar darah
(laboratorium sederhana)
e. Tahap kelima: pemberian penyuluhan dan konseling

E. Prosedur Kerja
1. Persiapan
a. Tempat kegiatan
b. Meja dan kursi

26
c. Alat tulis
d. Formulir pencatatan kegiatan
e. KIT usia lanjut berisi (timbang dewasa tinggi badan, stetoskop,
tensimeter, termometer dan peralatan lab sederhana)
f. Obat-obatan
g. KMS
h. Kartu bantu
i. Buku pedoman kader
2. Tahap Kerja
a. Mengucapkan basmalah
b. Melaksanakan kegiatan bulanan UPGK di posyandu yang meliputi:
c. Tahap pertama: pendaftaran anggota Kelompok Usia Lanjut
sebelum pelaksanaan pelayanan.
d. Tahap kedua: pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila,
serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
e. Tahap ketiga: pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan,
dan pemeriksaan status mental
f. Tahap keempat: pemeriksaan air seni dan kadar darah
(laboratorium sederhana)
g. Tahap kelima: pemberian penyuluhan dan konseling
3. Terminasi
Diakhiri dengan mengucapkan hamdallah

F. Daftar Penilaian Prosedur Kerja


Daftar Penilaian Prosedur Kerja Simulasi Kegiatan Posyandu

OBSERVASI

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak Perlu Ket

(1) (0) Latihan

1 Persiapan Alat & Pengorganisasian


A. Persiapan Alat
a. Tempat kegiatan
b. Meja dan kursi
c. Alat tulis
d. Formulir pencatatan kegiatan
e. KIT usia lanjut berisi (timbang dewasa
tinggi badan, stetoskop, tensimeter,
termometer dan peralatan lab
sederhana)

27
f. Obat-obatan
g. KMS
h. Kartu bantu
i. Buku pedoman kader

B. Pengorganisasian
Pengorgasasian 5 meja

2 Prosedur Pelaksanaan
C. Pesiapan kegiatan
1. Membuka dengan salam
2. Bedoa dan mengucapkan Basmalah
3. Menyampaikan tujuan
4. Menyampaikan waktu kegiatan

D. Isi atau kegiatan


5. Meja 1:
Pendaftaran dan mendata lansia
6. Meja 2
 Pencatatan kegiatan sehari-hari
 Penimbangan BB dan TB
 Pengukuran tekanan darah
 Pemeriksaan kesehatan, pemeriksaaan
status mental
 Pengukuran indeks masa tubuh (IMT)
7. Meja 3
 Pencatatan (pengisian Kartu Menuju
sehat {KMS})
8. Meja 4
 Penyuluhan
 Konsling
9. Meja 5
Pelayanan kesehatan dan pengobatan
ringan
 Pemeriksaan hemoglobine
 Pemeriksaan urine
E. Penutup
Memberikan
10. Ucapan terima kasih
11. Mengucapkan Lafas Hamdalah
12. Salam Penutup
TOTAL SKOR 20

SKOR NILAI YANG DIPEROLEH .........................

Nilai = Skor Nilai Diperolah X 100 Palembang, ............................

28
20 Penguji
= .................................... X 100
20
= ..................... ( )

G. Evaluasi
Mahasiswa dinyatakan kompeten jika mampu melakukan seluruh prosedur
kerja dalam panduan praktikum

H. Daftar Referensi
rd
Comer, S. 2005. Delmar’s Geriatric Nursing Care Plans. 3 Edition.
Thompson Delmar Learning. Singapore.
Depkes RI. 2003. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok
Usia Lanjut. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat DEPKES RI. Jakarta.
th
Eliopoulus, C. 2001. Gerontogical Nursing. 5 Edition. Lippincott.
Philadelphia.
Maas, M.L. et al. 2008. Asuhan Keperawatan Geriatrik, Diagnosis NANDA,
Kriteria Hasil NOC, Intervensi NIC. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

29
PENDIDIKAN KESEHATAN (PENYULUHAN KESEHATAN)

Petunjuk :
Terdapat 20 aspek kriteria penilaian pada kompetensi Pendidikan kesehatan Pada Keperawatan
Gerontik yang meliputi persiapan alat, pelaksanaan, dan pendokumentasian.
Peserta ujian dievaluasi kompetensinya secara obyektif, dengan kriteria
Ya (1) : Bila menyiapkan / mengerjakan prosedur dengan benar
Tidak (0) : Bila tidak menyebutkan / tidak mengerjakan prosedur dengan benar
Perlu latihan : Bila menyebutkan atau mengerjakan prosedur tetapi belum benar

OBSERVASI

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak Perlu Ket

(1) (0) Latihan

1 Persiapan Alat & Pengorganisasian


1. SAP
2. Plipchart / Poster
3. Leaflet
4. SAP (Proposal Penkes)
- Pokok Bahasan
- Kompetensi Dasar
- Standar Kompetensi
- Sasaran
- Tanggal dan Waktu
- Metode
- Materi
5. Pengorganisasian

2 Prosedur Pelaksanaan

A. Tahap Pendahuluan
6. Salam Pembuka
7. Berdoa
8. Perkenalan
9. Kontrak Waktu dan Kegiatan
10. Penyampaian Tujuan

30
B. Isi atau Penyajian
11. Menyampaikan Materi (a,b, c
dst)
12. Menekankan Hal Yang Penting
dan Memberikan Contoh
13. Mendemonstrasikan tindakan
atau perawatan (jika ada)
14. Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya
15. Menjawab Pertanyaan

C. Penutup
16. Evaluasi (memberikan
pertanyaan secara langsung)
17. Memberikan resume materi
18. Ucapan terima kasih
19. Berdoa
20. Salam Penutup
TOTAL SKOR 20

SKOR NILAI YANG DIPEROLEH .........................

Nilai = Skor Nilai Diperolah X 100 Palembang, .........................


20 Penguji

= .................................... X 100
20

= ..................... ( )

Referensi
rd
Comer, S. 2005. Delmar’s Geriatric Nursing Care Plans. 3 Edition.
Thompson Delmar Learning. Singapore.
Depkes RI. 2003. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok
Usia Lanjut. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat DEPKES RI. Jakarta.
th
Eliopoulus, C. 2001. Gerontogical Nursing. 5 Edition. Lippincott.
Philadelphia.
Maas, M.L. et al. 2008. Asuhan Keperawatan Geriatrik, Diagnosis NANDA,
Kriteria Hasil NOC, Intervensi NIC. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

31
32

Anda mungkin juga menyukai