Puji dan syukur selalu kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan pembuatan laporan akhir
Kerja Praktik di PT Vale Indonesia, Tbk. dengan baik.
Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terimaksih kepada pihak
dari PT Vale Indonesia, Tbk., serta keluarga atas arahan, nasihat, bantuan dan
fasilitas yang telah Penulis peroleh selama penyusunan tugas laporan akhir Kerja
Praktek ini kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, kerena berkat rahmat-Nya lah Kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan sabar dan penuh ucap rasa syukur.
2. Kedua Orang Tua dan Keluarga yang telah membantu dan memberikan
dukungan.
3. Kepada Bapak Agus Satria, S.T., selaku Mine Engineering, Senior angkatan
2003 dan Pembimbing Laporan Kerja Praktik yang telah mempermudah
Penulis dalam melakukan Kerja Praktik.
4. Kepada Bapak M. Akbar Kadir selaku Sponsor Kerja Praktik yang telah
membantu dalam mendapatkan fasilitas sehingga Penulis melaksanakan
kegiatan Kerja Praktik di PT Vale Indonesia, Tbk.
5. Seluruh jajaran staff dan karyawan PT Vale Indonesia, Tbk.
Tidak lupa pula Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam
Bandung yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, yaitu:
1. Kepada Ibu Ir. Dono Guntoro, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung yang telah
mempermudah Penulis dalam melakukan Kerja Praktik.
I
ii
2. Kepada Bapak Rully Nurhasan, S.T., M.T. selaku Sekretaris Program Studi
Teknik Pertambangan.
3. Kepada Ibu Elfida Moralista, S.Si., M.T. selaku Koordinator Kerja Praktik yang
telah mempermudah dan membantu Penulis dalam melakukan Kerja Praktik.
4. Kepada Bapak Dr. Yunus Ashari, Ir., M.T. selaku Dosen Wali Penulis yang
telah mempermudah Penulis dalam melakukan Kerja Praktik.
5. Seluruh dosen pengajar dan staff program studi teknik pertambangan UNISBA
yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat pada penulis.
6. Seluruh teman-teman seperjuangan Teknik Pertambangan angkatan 2016,
terima kasih untuk semangat, kebersamaan, dan pembelajaran yang penulis
dapatkan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan Penulis. Untuk itu,
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang mendukung dan membangun demi
perbaikan dari laporan ini. Akhir kata, Penulis berharap agar laporan akhir ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua dan bagi Penulis pada khususnya.
Wassallamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
III
iv
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Peta Kesampaian Daerah Penelitian ................................................ 5
Gambar 2.2 Peta Kesampaian Daerah Penelitian ................................................ 6
Gambar 2.3 Peta Topografi Daerah Penelitian .................................................... 9
Gambar 2.4 Peta Morfologi Daerah Penelitian ..................................................... 9
Gambar 2.5 Horizon Nikel Laterit ....................................................................... 11
Gambar 2.6 Peta Geologi Daerah Penelitian ..................................................... 12
Gambar 3.1 Pengupasan Tanah Pucuk ............................................................. 14
Gambar 3.2 Pengupasan Tanah Penutup .......................................................... 14
Gambar 3.3 Penambangan Bijih Nikel ............................................................... 15
Gambar 3.4 Stasium Penyaringan (Screening station)....................................... 16
Gambar 3.5 Alur Proses Penyaringan................................................................ 16
Gambar 3.6 Kegiatan Penambangan Batuan..................................................... 17
Gambar 3.7 Alat Bor .......................................................................................... 18
Gambar 3.8 Lubang Tembak Hasil Pengeboran ................................................ 18
Gambar 3.9 ANFO ............................................................................................. 18
Gambar 3.10 Kegiatan Loading Material Quarry ................................................ 19
Gambar 4.1 Lokasi Loading Point ...................................................................... 32
Gambar 4.2 Lokasi Dumping Point .................................................................... 32
Gambar 4.3 Pengamatan Lapangan (Material) .................................................. 33
Gambar 4.4 Spesifikasi Shovel Hitachi EX1900-5.............................................. 33
Gambar 4.5 Spesifikasi Dumptruck Caterpillar 777D Dual Slope ....................... 34
Gambar 4.6 Digging ........................................................................................... 35
Gambar 4.7 Swing Isi ........................................................................................ 35
Gambar 4.8 Dumping ........................................................................................ 35
Gambar 4.9 Swing Kosong ................................................................................ 36
Gambar 4.10 Waktu Edar Standar ..................................................................... 36
Gambar 4.11 Faktor Koreksi .............................................................................. 36
Gambar 4.12 Manuver Kosong .......................................................................... 37
Gambar 4.13 Pemuatan..................................................................................... 37
V
vi
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Flora fauna ........................................................................................... 7
Tabel 2.2 Data Curah Hujan ................................................................................ 8
Tabel 4.1 Data Cycle Time Di Lapangan ........................................................... 36
Tabel 4.2 Cycle Time Alat Muat (Modular Mining System) ................................. 39
Tabel 4.3 Density Material ................................................................................. 42
Tabel 4.4 Data Setiap Boundary ........................................................................ 53
Tabel 4.5 Jumlah Alat Angkut Perminggu .......................................................... 54
Tabel 4.6 Lama Waktu Habis Boudary............................................................... 55
VII
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alamnya, seperti
tanah, air, batuan dan mineral. Salah satu mineral yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari adalah nikel. Nikel sangat dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari seperti untuk pembuatan stainless steel, campuran besi baja, katalis,
dll. Di jaman yang modern ini kebutuhan akan nikel cukup tinggi untuk permintaan
pasar, salah satu nya adalah untuk industri otomotif. Nikel merupakan bahan untuk
pembuatan rangka kendaraan. Selain untuk rangka kendaraan nikel merupakan
salah satu bahan yang sangat dibutuhkan untuk beberapa jenis kendaraan yang
menggunakan system hybrid, karena nikel merupakan suatu bahan dalam
pembuatan baterai sekunder yang dapat diisi ulang, yang umum dikenal dengan
jenis baterai nikel-kadmiun (Ni-Cd) dan nikel Metal Hibrida (NiMH).
Kegiatan pertambangan, khususnya dalam pertambangan nikel menjadi
suatu hal yang harus diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Maka
perencanaan kemajuan tambang yang akan dilakukan setiap minggu nya dalam
kegiatan penambangan bijih nikel untuk mendapatkan jumlah produksi yang
diinginkan perlu dilakukan dengan sebaik mungkin agar dapat memenuhi
kebutuhan yang diinginkan. Dalam melakukan rencana kemajuan tambang ini ada
beberapa faktor yang mempengaruhi nya, yaitu alat gali-muat-angkut yang
digunakan, produktivitas alat gali-muat-angkut, metode penambangan dan block
model dari lokasi penambangan nikel tersebut.
PT Vale Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang pertambangan khususnya nikel, yang dimulai dari tahap penambangannya
sampai ke tahap pengolahannya sehingga menjadi bijih nikel dengan kadar tinggi
(nickel matte) yang akhirnya akan dipasarkan ke pasar internasional.
Perencanaan kemajuan tambang di PT Vale Indonesia ini bertujuan untuk
memenuhi target produksi yang diinginkan dengan faktor-faktor yang ada, maka
dari itu agar mendapatkan jumlah produksi yang maksimal maka PT Vale
Indonesia melakukan perencanaan kemajuan tambang yang se-efektif mungkin.
1
2
Perumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Kegiatan yang dilakukan Di PT Vale Indonesia Kecamatan Nuha,
Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan ini dilakukan untuk
mengidentifikasi dan melakukan simulasi perencanaan kemajuan tambang yang
diterapkan sudah efektif sehingga menghasilakn jumlah produksi yang maksimal
atau masih perlu dilakukan beberapa evaluasi dalam perencanaan nya.
1.2.2 Masalah Penelitan
Beberapa permasalahan yang diamati antara lain, adalah:
1. Metode penambangan;
2. Alat gali-muat-angkut;
3. Karakteristik material;
4. Nilai produktivitas alat gali-muat-angkut;
5. Jumlah produksi satu minggu dan satu bulan;
6. Jumlah alat gali-muat-angkut;
1.2.3 Batasan Masalah
Kegiatan penelitian dibatasi permasalahannya hanya meliputi pada
perencanaan kemajuan tambang yang dilakukan di PT Vale Indonesia
Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.
Metodelogi Penelitian
Teknik pengumpulan data dan metodelogi penelitian yang digunakan pada
kerja praktek ini adalah:
3
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan pada laporan ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, masalah, maksud dan tujuan
masalah, rumusan masalah yang terkait dengan kegiatan serta sistematika
penulisan pelaporan.
BAB II TINJAUAN UMUM
Pada bab ini berisi tentang kesampaian daerah kerja praktik dan
pengamatan, keadaan geologi daerah sekitar lokasi, keadaan sosial, budaya
dan ekonomi, keadaan curah hujan dan iklim disekitar lokasi.
BAB III LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang pemaparan teori dasar yang berkaitan dengan
masalah kegiatan gali-muat-angkut serta factor-faktor yang mempengaruhi
pada kegiatan gali-muat-angkut.
BAB IV KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang informasi yang didapat dan hal-hal yang
dilakukan selama kegiatan kerja praktek di PT Vale Indonesia. Dan juga
pembahasan mengenai hasil perhitungan dari data lapangan.
BAB V KESIMPULAN
Pada bab ini berisi tentang hasil kesimpulan dari semua kegiatan-kegiatan
kerja praktek, pengamatan, pengambilan data, pengolahan data,
menganalisis hasil pengolahan data yang telah dilakukan serta
menyimpulkannya, sesuai dengan tujuan dilakukannya kegiatan kerja
praktek.
BAB II
TINJAUAN UMUM
4
5
Gambar 2.1
Peta Kesampaian Daerah Penelitian
Gambar 2.2
Peta Kesampaian Daerah Penelitian
Tabel 2.1
Flora fauna
Nama Foto
Fauna
ikan butini
(Glossogobius matanensis)
Ikan Opudi
(Telmatherina celebensis)
Rusa
(Cervidae)
Flora
mata kucing
(Dimocarpus longan)
pohon bamboo
(bambuseae)
pohon mangrove
(Rhizophoraceae)
8
ada juga beberapa daerah yang menujukkan kemiringan lereng yang lebih curam,
digambrkan dengan warna kuning dan merah yang memiliki kemiringan lereng 41-
100%.
Gambar 2.3
Peta Topografi Daerah Penelitian
Gambar 2.4
Peta Morfologi Daerah Penelitian
10
3. Zona Saprolit
Merupakan zona bijih (ore zone), mengandung banyak fragmen batuan
dasar yang teralterasi. Tekstur dan struktur batuan dasar dapat dengan
mudah dikenali, berwarna kuning kecoklatan sampai kemerah-merahan.
Merupakan zona berkadar Ni tinggi, yaitu rata-rata lebih besar dari 1,8 %
dengan ketebalan lapisan antara 2 – 15 m dan dapat dibedakan menjadi 2
subzone,yakni:
a. Sub zone softsaprolit
Terletak dibawah Limonit, dengan kandungan fragmen batuan dasar
lebih kecil dari 5 cm, sebanyak < 25%. Jarang ditemukan fragmen
dengan ketebalan ekstrim. Ketebalan antara 1 – 6 m.
b. Sub zone hardsaprolit
Terletak di bawah softsaprolit, dengan kandungan fragmen batuan
berukuran lebih besar dari 5 cm, dengan kehadiran lebih dari 25 %.
Sering ditemukan fragmen dalam ukuran boulder dan pola pelapukan rim
structure pada bagian terbawah. Ketebalan berkisar antara 2-8 m.
4. Bedrock (Bluezone/Barren Zone)
Lapisan ini merupakan batuan peridotit sesar yang tidak atau belum
mengalami pelapukan dengan kadar Ni 1,3%. Pada umumnya batuan ini
merupakan bongkah-bongkah masif,berwarna kuning pucat sampai abu-abu
kehijauan.Secara lokal batuan dasar ini disebut blue zone.
Gambar 2.6
Peta Geologi Daerah Penelitian
13
14
Bahan peledak yang digunakan di PT. Vale Indonesia Tbk adalah bahan
peledak jenis ANFO. ANFO merupakan bahan peledak yang terbuat dari
campuran bahan kimia yaitu ammonium nitrat dan fuel oil.
3. Geoteknik
Didalam kajian geoteknik untuk perancangan tambang, terdapat beberapa
geometri rancangan yang harus sesuai dengan rekomendasi geoteknik, yaitu:
a. Tinggi Jenjang, yaitu maksimum tinggi dari jenjang yang diperbolehkan
untuk didesain sesuai dengan hasil kajian geoteknik sehingga jenjang
menjadi stabil/aman.
b. Kemiringan Jenjang, yaitu sudut kemiringan jenjang yang diperbolehkan
untuk didesain sesuai dengan hasil kajian geoteknik. Untuk desain pit
bahan galian mineral, jenjang dibagi kepada 3 jenis jenjang yaitu lowwall,
sidewall, dan highwall dengan besar sudut yang berbeda setiap jenisnya.
c. Lebar berm, yaitu jarak antara kaki jenjang atas (toe) dengan kepala
jenjang bawah (crest) yang didesain pada elevasi yang sama.
d. Tinggi Lereng Keseluruhan (Overall Bench Height), adalah tinggi total
dari jenjang dari permukaan topografi sampai kedalaman terbawah dari
desain tambang (pit bottom).
e. Kemiringan Lereng Keseluruhan (Overall Slope), adalah sudut total dari
jenjang sampai kedalaman terbawah dari desain tambang (pit bottom).
Sequence) :
1. Menghitung kembali volume pit dan disposal berdasarkan data situasi akhir
penambangan.
2. Membuat database cadangan pada areal pit (blok reserve).
3. Menghitung jadwal produksi/kapasitas alat untuk masing-masing periode.
4. Membuat penjadwalan (Mine Scheduling).
5. Melakukan simulasi perhitungan volume dan menentukan batas penggalian
sesuai dengan kapasitas alat.
6. Membuat desain situasi penambangan untuk periode-periode tersebut.
dari semua elemen waktu diatas sampai truk bermuatan penuh merupakan waktu
muat (Loading time) bagi alat gali-muat tersebut.
Keterangan :
FFm = Faktor pengisian mangkuk atau bilah (%).
Vn = Volume nyata mangkuk atau bilah (m3).
Vt = Volume teoritis mangkuk atau bilah (m3).
29
3.11 Operator
Operator adalah manusia yang menjalankan alat dimana sulit ditentukan
efisiensinya karena perubahan dari hari kehari dan tergantung oleh kondisi
operator itu sendiri, cuaca, alat, suasana kerja. Efisiensi pada operator alat
mekanis dipengaruhi beberapa hal, seperti kemalasan dan tingkat kesadaran.
Secara umum efisiensi dipengaruhi oleh faktor hambatan yang tidak bisa dihindari
dan hambatan yang bisa dihindari. Hambatan yang tidak bisa dihindari operator,
seperti melumasi kendaraan, mengganti bagian yang aus, ketidaksinkronan alat
angkut dengan alat muat dan menunggu peledakan disuatu daerah yang akan
dilakukan. Sedangkan hambatan yang sering terjadi pada operator dan dapat
dihindari :
1. Awal gilir adalah jam mulai kerja lebih lama dari jadwal yang ditentukan
2. Waktu Istirahat adalah berhenti bekerja yang lebih lama dari waktu yang
ditentukan.
3. Akhir gilir adalah waktu mulai berhenti kerja yang lebih cepat darijadwal yang
telah ditentukan.
4. Berhenti bekerja adalah waktu berhenti bekerja untuk sementara.Waktu
karena kerusakan mesin dari alat – alat mekanis.
Keterangan:
Pm = Produksi alat muat (BCM/jam)
Pmi = Produktivitas alat muat (BCM/jam/alat)
nm = Efisiensi kerja mekanis alat muat (alat)
Alat angkut adalah semua alat yang digunakan untuk
mengangkut/memindahkan bahan galian dari suatu tempat ke tempat lain, antara
lain dump truck, belt conveyor, lori dan lokomotif, power screaper dll. Untuk
menghitung produksi alat angkut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Ea ×60×(Hmt ×np×FFm )
P1a =
Ca
Keterangan:
P1a = Produktivitas alat angkut (BCM/alat)
Ea = Efisiensi kerja mekanis alat angkut (%)
FFm = Faktor pengisian bucket alat muat (%)
Hmt = Kapasitas bucket alat muat teoritis (LCM)
np = Banyak pemuatan
Ca = Cycle time alat angkut (menit)
Untuk menghitung Produksi alat muat dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Pa = P 1a x n a
31
Keteragan:
Pa = Produksi alat angkut (BCM/jam)
Pia = Produktivitas alat angkut (BCM/jam/alat)
na = Jumlah alat angkut (Alat)
BAB IV
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
32
33
bijih di daerah nya. Dan bila penambangan atau penggalian secara maju sudah
selesai, maka dilakukan penggalian mundur untuk mengambil kembali ore yang
belum terambil pada saat gali maju. Untuk penggalian ini biasanya dilakukan
pembatuan untuk landasan alat berat yang akan lewat, sehingga diperlukan juga
material quarry sebagai bahan utama pembatuannya selain reject.
Alat muat dumptruck tipe Caterpillar 777D dual slope memiliki spesifikasi
sebagai berikut:
Swing kosong dapat mulai diukur pada saat bucket telah kosong setelah
dumping sampai akan kembali untuk melakukan digging.
b. Secara teoritis
Ataupun secara teoritis didapatkan waktu edar untuk shovel tipe Hitachi
EX1900-5 adalah sebesar 34.1 detik berdasarkan standar cycle time
untuk shovel Hitachi 1900EX-5 berdasarkan gambar dibawah.
b. Secara teoritis
Ataupun secara teoritis didapat waktu edar dumptruck Caterpillar 777D
dual slope adalah 46.48 detik untuk mining dengan 7 kali pemuatan,
sedangkan 26,48 detik untuk stripping dengan 7 kali pemuatan. Adapun
factor yang mempengaruhi nya adalah sebagai berikut:
karena akan ada banyak waktu hambatan yang tersedia. Adapun data yang
didapat adalah sebagai berikut:
TIME CATEGORIES
WORKING Hrs ( W ) = 19.35 Hrs STANDBY Hrs ( S ) = 2.25 Hrs PLAN unPLAN
Sumber:
Gambar 4.23
DEFINITION
Spesifikasi Dumptruck Caterpillar 777D Dual Slope
4.2.3 Fill FactorPhysical Availability (PA) : A/T %
(W + S) / (W + S + R)
bongkahan.
3. Lapisan saprolit
Merupakan zona bijih (ore zone), mengandung banyak fragmen batuan
dasar yang teralterasi. Tekstur dan struktur batuan dasar dapat dengan mudah
dikenali, berwarna kuning kecoklatan sampai kemerah-merahan. dengan
ketebalan lapisan antara 2 – 15 m.
4. Blue zone
Lapisan ini merupakan batuan peridotit sesar yang tidak atau belum
mengalami pelapukan. Pada umumnya batuan ini merupakan bongkah-bongkah
masif, berwarna kuning pucat sampai abu-abu kehijauan.
Adapun untuk berat jenis atau density dari setiap material nya, adalah
sebagai berikut menurut pengujian yang dilakukan di PT Vale Indonesia, yaitu:
Tabel 4.3
Density Material
Density
Type Material
OB ROM
1 1.69 2.04
2 1.69 2.04
Ho 1.73 1.68
Sumber: Pengujian PT Vale Indonesia
Type material ini dibedakan berdasarkan kadar Ni dari materialnya, rasio
silica/magnesia, recovery dan keadaan material di lapisan nya. Dan untuk site
lemboh ini memiliki karakteristik material dengan type 2, yang mana kadar Ni nya
antara 1,8-2,5%, mengandung bongkah peridotit yang lebih sedikit, recovery
sekitar 26 sampai 32% dari ROM dan DKP.
4.3 Perhitungan
Perhitungan yang dibutuhkan menggunakan data-data yang telah didapat
dilapangan, dan perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
4.3.1 Waktu Edar Alat Muat
1. Secara teoritis
Waktu edar alat muat bila dihitung secara teoritis menggunakan rumus:
Sehingga:
Cms = 31 x 1.1
= 34.1 detik
2. Data pengamatan lapangan
Sedangkan bila dihitung menggunakan data yang diambil dilapangan, maka
perhitungan yang didapat adalah sebagai berikut:
Cycle time = Waktu (digging + swing isi + dumping + swing kosong)
Sehingga hasil yang didapat adalah:
Cycle time = 13.08 + 6.38 + 5.71 + 6.50
= 31.68 detik
3. Aktual Modular Mining System
Adapun data waktu edar alat muat yang didapat dari data Modular Mining
System, yaitu:
Tabel 4.4
Density Material
Loading Rata-rata
Shovel
(Min) (min)
2.6 2.4 3 3.4 4.1 0.2 1.9 3.1 3.7 2.5 2.9 3.6 2.4 4 2.2 3.1
1.8 3.7 2.1 3.4 3.4 2.1 1.6 2.2 1.7 1.7 3.2 4.3 3.9 2 3.5 4.7
3.1 3 2.5 2.6 2.5 3.2 1.9 2.6 3.8 2.7 1.9 5 3.8 2.6 3 2.2
3.5 2.5 3.2 3 2.6 2.3 3.6 2.6 2.6 3 2.3 2.6 2.8 2.3 2.1 3
2.5 2.6 2.1 2.2 3.9 2.5 2.2 2.4 2 2.7 3.3 3 2.5 3.6 1.7 2.6
2.2 1.5 2.9 2.7 3.4 4.1 2.1 4.4 2.2 2.7 4 3.1 2.7 3.3 3.7 2.9
3.8 3.4 4.1 3 1.9 2.7 1.8 2.5 2 2.2 2 3 2.7 2.4 3.2 4.3
3.1 2.1 3 1.7 2.7 3.2 3.7 2.4 2.2 2.8 3.4 2.1 2.5 3.7 2.3 3.1
1.9 3.1 3 4.1 3.1 1.8 3.8 3.1 3.3 3.7 2.7 4.4 4 2.8 2.7 3.9
2.4 3.8 2.3 1.8 3.3 1.4 4.3 2.4 3.3 2.9 2.3 2.2 3 3.4 1.2 2.4
1.6 3.7 1.8 4 3.9 3 2.1 1.9 2.6 2.9 3.5 2.7 2.6 2 2 3.4
2.6 2.7 3.5 2.8 1 2.6 1.9 2.7 1.8 2.2 1.9 3.3 3.3 2.1 2.6 1.7
2.6 4.4 3.8 3.9 13.5 3 2.6 2.4 2.1 3.8 4 2 3.2 2.5 2.7 3.9
2.4 2.8 1.9 2 3.5 3.6 2.1 3.6 4.1 3.1 1.8 2.1 3.2 2.5 1.9 2.5
3.2 1.5 1.7 2.8 3.5 2.8 3 4.7 0.1 3 3.1 2.4 2.2 3.4 1.7 2.8
1.8 2.8 2 4 4.2 3.1 1.6 1.9 1.5 2 1.6 3 2.3 2.1 2.3 2.3
2.6 3.9 3.1 3.5 3.7 3.8 2.8 4.3 2.5 3.1 1.7 4.3 2.2 4.1 2 2.6
2.1 2.9 3.3 3.8 3.1 2.6 1.9 2.4 2.1 3.8 2.5 2.4 3.1 2.8 2.6 2
2.6 2.6 2.3 2.7 2.9 3.2 2.7 3.3 1.9 4.5 1.9 3.9 3 2.7 3.7 2.7
HE5009 1.7 1 2.9 2.9 4.4 2.4 2.9 1.5 1.8 3.1 3.2 2.5 2.5 3.3 3.1 2.5 2.77
0.1 2.9 2.9 2.3 1.3 2.6 3.3 3.3 1.4 2.1 3.9 1.7 2.4 2.2 4.3 2.8
2.8 2.3 2.7 2.6 3.1 3 2.4 2.6 2.7 2.6 3.2 3.7 2.4 2.4 2.8 3.2
0.5 3.3 3.6 4.2 3.7 3.5 3.5 3.4 1.7 2.6 2.7 3.8 3 3.1 3.8
2.2 2.8 1.8 4.2 4.2 1.9 2 4.4 2.1 2.8 3.6 3 1.2 4.2 2.2 4.6
3.5 4.4 3.2 3.1 2.4 3.2 1.7 3.4 3 4.4 1.1 2.5 2 5.1 2.9 2.4
2.9 3.6 1.3 2.3 2.5 2.8 2.5 2.4 2.7 2.4 2.3 3.9 2.9 3.3 2.9 4.4
2.5 2.9 2.3 2 1.7 1.1 2.7 1.8 2.2 2.6 2.3 3.6 2.3 4 3 3
0.8 4 3.8 3.4 3.6 3.4 2.3 3 2.3 1.9 2.2 2.8 1.8 1.4 2.9 3
0.7 2.3 2.6 2.1 2.9 1.3 1.5 2.5 1.9 4.3 1.4 2 2.8 1.9 2.5 3.5
2 2.9 1.8 3.1 2 3.5 2.6 2.8 2.2 2.4 3.6 2.9 1.9 2.7 2.7 1
1.7 2.1 2.5 2 4 1.8 2.6 2.9 2.1 3.6 3.1 2 2 3.5 2.3 1.8
2.5 3.5 3.4 3.3 2.9 2.5 2.2 1.5 3.9 2.6 3.2 4.2 4.4 1.9 1.7 2.2
0.1 2.7 2.4 2 2.2 2.1 3.9 3.9 4.1 3.2 1.2 2.6 2.7 2.3 3.1 3.2
4.4 3.8 3.5 2.9 2.6 1.7 3.4 2.9 3.9 2.5 2.4 4.4 2.1 2.9 1.9 3.9
2.9 2.7 2.6 3 4.2 1.3 3.4 3.1 4 2.6 2 2.7 4 2.2 1.8 2.5
3 4 1.9 4.9 3.9 2.5 3.7 2 2.1 2.9 3.1 2 1.3 3.2 2.7 2.5
3.3 3.8 1.5 2 3.2 2.9 3 3.3 1.5 2.2 1.6 2.9 3.2 3.3 1.8 2.9
4.9 2.3 3 3.5 2.8 3.3 3.2 3.2 1.9 3.2 4.6 2.3 2 3.4 3 3.5
2 2.8 2.5 4.1 2.4 3.7 3 2 2.7 1.8 3.1 3.2 3.3 1.9 0.9 3.1
Bila dilihat hasil secara teoritis dan secara aktual hasil secara aktual lebih
cepat dibandingkan dengan yang teoritis, ini bisa dipengaruhi oleh keterampilan
operator yang menjalankan alat nya. Namun untuk perhitungan selanjutnya akan
digunakan waktu edar alat angkut yang secara teoritis atau yang lebih lama, ini
44
60.1m3
=
11 m3 × 0.8
= 6.829545455
Jumlah pemuatan yang harus dilakukan shovel agar dumptruck penuh
sebanyak 6.83 atau 7 kali pemuatan dalam actual dilapangannya.
Waktu edar alat gali-muat (Cms) = 34.1 detik;
Waktu posisi loading (t1) = 0.5 menit, karena dinilai baik;
Waktu posisi dumping (t2) = 0.1 menit, karena dinilai baik.
Waktu satu ritase mining (t3) = 25.30 menit
Waktu satu ritase stripping (t3) =11.12 menit
Waktu angkut satu ritase didapatkan dari beberapa factor, seperti rolling
resistance, grade resistance, travel speed, speed factors, break performance,
dumping time dan manuver kosong. Dan data yang telah didapat terlampir di
lampiran.
45
dengan menggunakan data pada software Modular Mining system didapat untuk
mining atau mengangkut ore selama 42 menit sedangkan untuk stripping atau
mengangkut overburden selama 22.61 menit Waktu pengangkutan lebih lama
pada mining dikarenakan jarak angkut alat dari loading point menuju dumping point
lebih jauh dibanding untuk stripping. Atau jarak front penambangan menuju screen
station lebih jauh dibandingkan menuju disposal.
4.3.3 Produktivitas Alat
Produktivitas alat untuk gali-muat-angkut dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Produktivitas Alat Gali-muat
Produktivitas alat gali muat dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Em ×60×Hmt ×FFm
Pim =
Cm
Keterangan:
Pim = Produktivitas alat muat (BCM/jam/alat)
Em = Efisiensi kerja mekanis alat muat (%)
FFm = Faktor pengisian bucket (%)
Hmt = Kapasitas bucket teoritis (LCM)
Cm = Cycle time alat muat (menit)
Dengan data sebagai berikut:
Em = 83%
Hmt =11 m3
FFm = 0.8
Cm = 0.568 menit
Sehingga:
a. Secara teoritis
0.83 × 60 × 11 × 0.8
Pim =
34.1
= 771.10 m3/jam ≈ 1,573.4 ton/jam
b. Aktual (Modular Mining System)
0.83 × 60 × 11 × 0.8
Pim =
27.7
= 949.25 m3/jam ≈ 1,936.48 ton/jam
47
Jadi produktvtas alat angkut Hitachi EX1900-5 secara teoritis didapat untuk
memuat material sebanyak 771.10 m3/jam atau untuk ore nya sendiri sebanyak
1,573.4 ton/jam kedalam alat angkut dumptruck Catterpillar 777D dual slope.
Sedangkan dengan menggunakan data Modular Mining System didapat untuk
memuat material sebanyak 949.25 m3/jam atau untuk ore nya sendiri sebanyak
1,936.48 ton/jam kedalam alat angkut dumptruck Catterpillar 777D dual slope.
2. Produktivitas Alat Angkut
Produktivitas alat angkut dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Ea ×60×(Hmt ×np×FFm )
P1a =
Ca
Keterangan:
Pta = Produktivitas alat angkut (BCM/alat)
Ea = Efisiensi kerja mekanis alat angkut (%)
FFm = Faktor pengisian bucket alat muat (%)
Hmt = Kapasitas bucket alat muat teoritis (LCM)
np = Banyak pemuatan
Ca = Cycle time alat angkut (menit)
a. Secara teoritis
Dengan menggunakan perhitungan secara teoritis didapatkan hasil sebagai
berikut:
Untuk mining
Ea = 83%
FFm = 0.8
Hmt = 11 m3
np = 6.829545455
Ca = 29.78 menit
0.83×60×(11×6.829×0.8)
Pta =
29.78
= 100.50 m3/jam
Untuk striping
Ea = 83%
FFm = 0.8
Hmt = 11 m3
48
np = 6.829545455
Ca = 15.60 menit
0.83×60×(11×6.829×0.8)
Pta =
15.60
= 191.84 m3/jam
b. Actual (data Modular Mining System)
Untuk mining Untuk striping
Ea = 83% Ea = 83%
FFm = 0.8 FFm = 0.8
3
Hmt = 11 m Hmt = 11 m3
np =6 np =6
Ca = 42 menit Ca = 22.61 menit
0.83×60×(11×6×0.8) 0.83×60×(11×6×0.8)
Pta = Pta =
42 22.61
= 62.61 m3/jam = 116.28 m3/jam
Jadi produktivitas alat angkut secara teoritis untuk mining sebesar 100.50
m3/jam sedangkan untuk striping didapat nilai produktivitas sebesar 191.84
m3/jam. Sedangkan dari data Modular Mining System di dapat produktivitas untuk
mining sebesar 62.61 m3/jam sedangkan untuk striping didapat nilai produktivitas
sebesar 116.28 m3/jam.
Bila dilihat jumlah untuk mining secara teoritis lebih besar dibandingkan
dengan pada data Modular Mining System, ini disebabkan karena waktu edar alat
angkut dari data Modular Mining System lebih lama dibandingkan dengan waktu
edar secara teoritis.
4.3.4 Rekomendasi Estimasi Jumlah Alat Angkut
Jumlah alat angkut yang direkomenadsikan agar tercapai nilai match factor
dengan alat muat dapat dihitung, dengan menggunakan rumus:
Produktivitas alat muat
M=
produktivitas alat angkut
Secara teoritis
Untuk mining Untuk stripping
771.10 771.10
= =
100.50 191.84
= 7.67 ≈ 8 = 4.01 ≈ 5
49
Gambar 4.25
Boundary Minggu 1
Boundary untuk minggu ke kedua
Gambar 4.26
Boundary minggu 2
52
Gambar 4.27
Boundary Minggu 3
Boundary untuk minggu ke keempat:
Gambar 4.28
Boundary Minggu 4
53
Gambar 4.29
Boundary Sebulan
Dari semua boundary tersebut di dapatkan jumlah produksi yang dapat
diambil dengan setiap kadarnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Data Setiap Boundary
ob waste Ore bz ssp dkp
Region ni_ore co_ore fe_ore si_ore mg_ore s/m
ton ton Ton m3 ton ton
Boundary
64,631 - 27,024 5,807 15,133 7,296 2.09 0.09 20.65 33.74 14.22 2.37
1
Boundary
67,507 - 13,395 3,642 7,501 3,617 1.73 0.19 38.14 15.43 5.48 2.82
2
Boundary
79,947 - 13,639 5,152 7,638 3,683 2.07 0.40 29.97 23.59 8.82 2.67
3
Boundary
86,048 - 10,608 - 5,940 2,864 2.01 0.72 36.54 11.89 2.23 5.34
4
total 298,133 - 64,666 14,601 36,213 17,460 2.00 0.28 28.84 24.22 9.30 2.60
Sumber:
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, pada minggu pertama jumlah
overburden yang ditargetkan untuk dikupas sebanyak 64,631 ton dan ore yang
ditargetkan sebesar 27,024 ton dengan kadar nikel dalam ore sebesar 2.09.
54
Untuk minggu kedua jumlah overburden yang ditargetkan adalah 67,507 ton
dan ore yang ditargetkan untuk ditambang sebesar 13,395 ton dengan kadar nikel
dalam ore sebesar 1.73.
Pada minggu ketiga target striping untuk sebesar 79.947 ton overburden dan
sebesar 13.639 untuk mining dengan kadar nikel dalam ore sebesar 2.07.
Pada minggu keempat target pengupasa overburden sebesar 86,048 ton
dengan target perolehan ore dari penambangan sebesar 10,0608 ton dengan
kadar nikel dari ore sebesar 2.01.
Sehingga total dalam satu bulan jumlah overburden yang dikupas sebesar
298,133 ton dan ore yang ditargetkan sebesar 64,666 ton dengan kadar nikel rata-
rata dalam ore sebesar 2.00.
4.3.7 Rekomendasi Jumlah Alat Angkut Untuk Target Produksi
Jumlah alat angkut dapat direkomendasikan untuk mencapai terget produksi
yang sudah ditentukan dengan produktivitas alat yang ada. Maka akan didapatkan
perhitungan sebagai berikut:
Target Produksi
Jumlah alat =
Produksi seminggu
= 1.09 ≈ 2 = 1.74 ≈ 2
Untuk striping Untuk striping
64,631 64,631
= =
39,353.09 15,503.71
= 1.64 ≈ 2 = 2.71 ≈ 3
Tabel 4.6
Jumlah Alat Angkut Perminggu
Target produksi Teoritis Aktual
Minggu
Ore (ton) OB (ton) Mining (unit) Striping (unit) Mining (unit) Striping (unit)
1 27,024 64,631 2 2 2 3
2 13,395 67,507 1 2 1 3
3 13,639 79,947 1 3 1 4
4 10,608 86,048 1 3 1 4
55
Bila dilhat rekomendasi penggunaan alat untuk mining secara teoritis dan
actual jumlah alat yang diperlukan sama, sedangkan untuk stripping jumlah alat
yang dibutuhkan secara teoritis lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
kebutuhan alat secara actual, ini disebabkan karena angka produktivitas secara
teoritis lebih besar dibandingkan dengan aktual.
4.3.8 Estimasi Waktu Habis Boundary Dengan 1 Alat
Bila menggunakan 1 alat angkut dan 1 alat muat, dapat di estimasikan
berapa hari satu boundary akan habis, dan caranya sebagai berikut:
Target produksi
Lama hari =
Produksi perhari
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan kerja praktek ini adalah:
1. Sistem penambangan yang diterapkan di PT Vale Indonesia adalah tambang
terbuka dengan metode open cast/open cut yang mana metode
penambangan ini dilakukan di daerah lereng bukit. permukaan.
2. Alat gali-muat-angkut yang digunakan adalah shovel tipe Hitachi EX 1900-5
dengan alat angkut yang digunakan adalah Caterpillar 777D dual slope.
3. Karakteristik material di daerah penelitian berupa tanah berpasir dengan
terdapat bongkahan dengan warnat coklat dan kandungan ore nikel antara
1.73-2.09 dan density ROM sebesar 2.04 ton/m3, sedangkan untuk
overburden memiliki density sebesar 1.69 ton/m3.
4. Nilai produktivitas untuk alat gali-muat shovel Hitachi EX 1900-5 secara
teoritis adalah 1573.04 ton/jam/alat sedangkan secara actual dari data
Modular Mining System sebesar 1,936.48 ton/jam. Untuk alat muat
Caterpillar 777D dual slope secara teoritis didapatkan untuk stripping adalah
324.21 ton/jam/alat dan untuk mining adalah 205.01 ton/jam/alat sedangkan
dari data actual Modular Mining System didapatkan untuk stripping sebesar
196.52 ton/jam/alat dan untuk mining adalah 127.73 ton/jam/alat.
5. Jumlah target produksi untuk minggu pertama sebesar 64,631 ton untuk
overburden, 27,024 ton untuk ore. Pada minggu kedua sebesar 67.507 ton
untuk overburden dan 13.395 ton untuk ore. Pada minggu ketiga sebesar
79.947 ton untuk overburden dan 13.639 ton untuk ore. Pada minggu
keempat sebesar 86.048 ton untuk overburden dan 10.608 ton untuk ore.
Dengan total overburden adalah 298.133 ton dan ore sebesar 64.666 ton.
6. Jumlah alat angkut yang direkomendasikan untuk mengankut ore dan
overburden setiap minggu secara teoritis adalah sebanyak 4 unit pada
minngu pertama, 3 unit pada minggu kedua, 4 unit pada minggu ketiga dan
4 unit pada mingu keempat, sedangkan secara actual untuk minggu pertama
sebanyak 5 unit, minggu kedua sebanyak 4 unit, minggu ketiga sebanyak 5
56
57
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis adalah untuk mengganti shovel yang ada
di site lemboh dengan shovel yang ada di perusahaan dengan kapasitas yang
lebih kecil, sehingga nilai match factor dapat tercapai. Dan shovel yang besar
dapat ditempatkan ditempat yang memerlukan pengupasan lebih banyak sehingga
produksi akan lebih maksimal. Lalu mencari masalah pada saat waktu angkut yang
berbeda cukup jauh dengan teoritis.
DAFTAR PUSTAKA
3. William Hustrulid and Mark Kuchta. 1995. “Open Pit Mine Planning &
Design”, Vol, A.A. Balkema/ Rotterdam/Brockfield.