Anda di halaman 1dari 24

HAK ASASI MANUSIA

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan


Dosen Pengampu Agus Gatot Subiyantoro

Oleh
Kelompok 4 Offering A
Alfia Nur Anisa (170341615060)
Wachidah Hayuana (170341615105)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Februari 2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rule of law di Indonesia mengatur perundang-undangan di Negara
Indonesia. Rule of law dan negara hukum pada hakikatnya sulit dipisahkan.
Ada sementara pakar mendeskripsikan bahwa pengertian negara hukum dan
Rule of law hampir dapat dikatakan sama, namun terdapat pula menjelaskan
bahwa meskipun antar negara hukum ada Rule of law tidak dapat dipisahkan
namun masing-masing memiliki penekanan masing-masing. Gerakan
masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun penyelenggara
Negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu perundang-undangan dan
pelaksanaanya dalam hubungan dengan segala peraturan perundang-undangan
dan pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala peraturan perundang-
undangan itulah yangsering diistilahkan dengan Rule of law .

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Rule of Law dan Negara Hukum?
2. Bagaimana ciri-ciri Rule of Law dan Negara Hukum?
3. Apa pengertian dari HAM dan macam-macamnya?
4. Bagaimana penegakkan HAM di Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Rule of Law dan Negara Hukum
2. Untuk mengetahui ciri-ciri Rule of Law dan Negara Hukum
3. Untuk mengetahui pengertian HAM dan macam- macamnya
4. Untuk mengetahui penegakan HAM di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Rule of Law

A. Konsep Rule of Law dan Ciri Negara Hukum

1. Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum

Rule of Law adalah kekuasaan publik yang diatur secara legal.


Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap negara yang legal senantiasa
menegakkan Rule of Law. Rule of Law berdasarkan substansi atau isinya
sangat berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dalam suatu negara. Konsekuensinya setiap negara akan mengatakan
mendasarkan pada Rule of Law dalam kehidupan kenegaraannya,
meskipun negara tersebut adalah negara otoriter.

Menurut Philipus M. Hadjon dalam Buku Pendidikan


Kewarganegaraan misalnya bahwa Negara hukum yang menurut istilah
bahasa Belanda rechtsstaat lahir dari suatu perjuangan menentang
absolutism, yaitu dari kekuasaan raja yang sewenang-wenang untuk
mewujudkan Negara yang didasarkan pada suatu peraturan perundang-
undangan. ( Buku Pendidikan Kewarganegaraan).

Dalam Undang-Undang Dasar 1945, Negara Indonesia adalah


negara hukum bukan negara kekuasaan. Di dalamnya terkandung
pengertian adanya pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan
konstitusi, dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan kekuasaan
menurut sistem konstitusional yang diatur dalam UUD, adanya prinsip
peradilan yang bebas dan tidak memihak yang menjamin persamaan setiap
warga negara dalam hukum, serta menjamin keadilan bagi setiap orang
termasuk terhadap penyalahgunaan wewenang oleh setiap penguasa. Oleh
karena itu, Indonesia menganut prinsip “Rule of Law,and not of Man”.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa pengertian Rule of


Law tidak dapat dipisahkan dengan pengertian Negara hukum. Negara
yang menganut sistem Rule of Law harus memiliki prinsip-prinsip yang
jelas. Menurut Albert Venn Dicey dalam buku Pendidikan
Kewarganegaraan, terdapat tiga unsur yang fundamental dalam Rule of
Law, yaitu :

1.1 Supremasi aturan-aturan hukum,tidak adanya kekuasaan

Sewenang-wenang

1.2 Kedudukan yang sama di muka hukum

1.3 Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh Undang-Undang serta

keputusan-keputusan pengadilan.

2. Negara Hukum Formal dan Negara Hukum Materiil

 Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan UUD


1945 yang menyatakan: a. bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala
bangsa,…karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan “peri
keadilan”;
b. …kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, “adil” dan
makmur;
c. …untuk memajukan “kesejahteraan umum”,…dan “keadilan sosial”;
d. …disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
“Undang-Undang Dasar Negara Indonesia”;
e. “…kemanusiaan yang adil dan beradab”;
f. …serta dengan mewujudkan suatu “keadilan sosial” bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Dengan demikian inti rule of law adalah jaminan adanya keadilan
bagi masyarakat terutama keadilan sosial.

Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat di


dalam pasal-pasal UUD 1945, yaitu:
a.Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3)
b.Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka
untuk menyelenggaraakan peradilan guna menegakan hukum dan
keadilan (pasal 24 ayat 1), c.Segala warga Negara bersamaan
kedudukanya didalam hukum dan pemerintahan, serta menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (pasal 27
ayat 1),
d.Dalam Bab X A Tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 pasal,
antara lain bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang
sama dihadapan hukum (pasal 28 D ayat 1),
e.Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D
ayat 2).

Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki (materiil) erat


kaitannya dengan (penyelenggaraan menyangkut ketentuan-
ketentuan hukum) “the enforcement of the rules of law” dalam
penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam penegakan hukum
dan implementasi prinsip-prinsip rule of law.
Berdasarkan pengalaman berbagai Negara dan hasil kajian,
menunjukan keberhasilan “the enforcement of the rules of law”
bergantung pada kepribadian nasional setiap bangsa (Sunarjati
Hartono: 1982). Hal ini didukung kenyataan bahwa rule of law
merupakan institusi sosial yang memiliki struktur sosiologis yang
khas dan mempunyai akar budayanya yang khas pula. Karena
bersifat legalisme maka mengandung gagasan bahwa keadilan
dapat dilayani dengan pembuatan sistem peraturan dan prosedur
yang sengaja bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal dan
otonom.
Secara kuantitatif, peraturan perundang-undangan yang
terkait rule of law telah banyak dihasilkan di Indonesia, tetapi
implementasinya belum mencapai hasil yang optimal sehingga rasa
keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan rule of law belum
dirasakan di masyarakat.
3.Ciri-ciri Negara hukum Setiap Negara pasti mempunyai suatu hukum yang
dianut, jadi suatu Negara hukum pasti mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri
Rechtstaat (Negara hukum) menurut Friederich Julius Stahl yaitu :

• Hak Asasi manusia

• Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin HAM

• Pemerintahan berdasarkan peraturan - peraturan (Pendidikan Kewarganegaraan)

Ciri-ciri Negara Hukum menurut Prof. Sudargo Gautama yaitu :

• Terdapatnya pembatasan negara terhadap perorangan.

• Asas legalitas

• Pemisahan Kekuasaan (Pendidikan Kewarganegaraan)

B. Negara Hukum Indonesia

1. Landasan Yuridis Negara hukum Indonesia Dasar pijakan bahwa negara


Indonesia adalah negara hukum sekarang ini tertuang dengan jelas pada pasal 1
ayat 3 UUD 1945 Perubahan ketiga, yang berbunyi ’’Negara Indonesia adalah
negara hukum’’. Sebelumnya, landasan negara hukum Indonesia kita temukan
dalam bagian penjelasan umum UUD 1945 tentang sistem pemerintah negara ,
yaitu sebagai berikut :

1.1 Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat).

1.2 Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum


dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

2.Perwujudan Negara Hukum di Indonesia Syarat-syarat pemerintahan yang


demokratis di bawah rule of law yang dinamis, yaitu :

2.1. Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individual,


konstitusi harus ula menentukan teknis-prosedural untuk memperoleh
perlindungan atas hak-hak yang dijamin.

2.2. Lembaga kehakiman yang bebas dan tidak memihak.


2.3. Pemilihan umum yang bebas.

2.4. Kebebasan menyatakan pendapat.

2.5. Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi.

2.6. Pendidikan kewarganegaraan (Azhary, 1995:59)

HAM

A. Pengertian HAM
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri
setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak
dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita
mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan
status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.
Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang
berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang
mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM.
Kasus pelanggaran HAM di Indonesia memang masih banyak yang belum
terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia ham di
Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh HAM
di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat
menuju Belanda dari Indonesia.

B. Macam-macam HAM Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi


Manusia Dunia :

1. Hak asasi pribadi / personal Right

1.1Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pindah

tempat

1.2Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat

1.3 Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau

perkumpulan
1.4 Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan
agama dan kepercayaan yang diyakini masing-masing

2. Hak asasi politik / Political Right

2.1 Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan

2.2 Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan

2.3 Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan

organisasi politik lainnya

2.4 Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi

3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right

3.1 Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan

pemerintahan

3.2 Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns

3.3 Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum

4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths

4.1Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli

4.2 Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak

4.3 Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll

4.4 Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu

4.5 Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak

5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights

5.1 Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan

5.2 Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan,


penahanan dan penyelidikan di mata hukum.

6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right


6.1Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan

6.2Hak mendapatkan pengajaran

6.3Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan

minat

C. Penegakan HAM di Indonesia

Sebagai mana kita ketahui, bahwa hak asasi manusia bersifat


Universal sehingga masalah ini menjadi perhatian segenap umat manusia,
tanpa memperdulikan dari mana para korban atau pelaku pelanggaran
HAM berasal. Dunia internasional sendiri memiliki berbagai instrumen
sanksi untuk para penjahat kemanusiaan, mulai dari sanksi ringan berupa
pengucilan atau pemboikotan hingga sanksi pidana melalui pengadilan
internasional. Penegakkan hak asasi manusia membutuhkan kerja sama
dari berbagai pihak.

Persaingan berbagai kekuatan politik menjadi warna utama dalam


kehidupan politik pada masa orde lama, persaingan tersebut meluas
kesegenap kehidupan rakyat hingga memicu perseteruan diantara mereka.
Haruskah persaingan politik selalu mengarah pada perseteruan?

Kenyataan menunjukan bahwa hingga kini proses penegakan HAM


di indonesia masih menghadapi berbagai kendala. Tetapi, proses
demokratisasi yang terjadi pasca tumbangnya kekuasaan orde baru telah
memberi harapan yang besar bagi kita agar pengakuan dan perlindungan
terhadap hak asasi manusia dapat ditegakkan.

Kendati demikian, diera reformasi dapat kita catat bahwa


pemerintah dan lembaga legislatif telah bekerja sama menyusun perangkap
perundangan yang menunjukkan upaya nyata untuk mengedepankan
perlindungan tentang hak asasi manusia. Tetapi, meski iklim demokratis
kini tengah tumbuh subur bukan berarti upaya penegakkan hak asasi
manusia di Indonesia tidak mengalami hambatan sama sekali. Kita dapat
mencermati bahwa dalam lingkungan sosial kita terdapat beberapa
hambatan yang bersifat struktural (berkenaan dengan budaya masyarakat).
Walau demikian hambatan tersebut sepatutnya tidak membuat semangat
kita untuk menegakkan hak asasi manusia menjadi surut.

Dari faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam penegakkan hak


asasi manusia tersebut, mari kita upayakan sedikit demi sedikit untuk
dikurangi (eliminasi), demi terwujudnya hak asasi manusia yang baik,
mulailah dari diri kita sendiri untuk belajar menghormati hak-hak orang
lain. Kita harus terus berupaya untuk menyuarakan tetap tegaknya hak
asasi manusia, agar harkat dan martabat yang ada pada setiap manusia
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa tetap terpelihara dalam sebaik-
baiknya.

d. Penjabaran Hak- Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945

Rincian hak-hak asasi manusia daalam pasal-pasal UUD 1945 Bab XA

BAB XA

HAK ASASI MANUSIA

Pasal 28A

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.** )

Pasal 28 B

(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.** )

(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.** )

Pasal 28C

(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan


dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.** )
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.**)

Pasal 28D

(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.**)

(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja.**)

(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.**)

(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.** )

Pasal 28E

(1) Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.** )

(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan


pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.**)

(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pendapat.**)

Pasal 28F

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk


mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.** )
Pasal 28G

(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi.**)

(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain.** )

Pasal 28H

(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.**)

(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan.** )

(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.**)

(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.** )

Pasal 28I

(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun.** )

(2) Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.**)
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.**)

(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.** )

(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.**)

Pasal 28J

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.** )

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.** )

Deklarasi Universal Tentang Hak- Hak Asasi Manusia PBB

Pasal 1

Semua manusia dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak yang sama.
Mereka dikaruniai akal budi dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu dengan
yang lain dalam semangat persaudaraan.

Pasal 2

Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan yang tercantum dalam
Deklarasi ini tanpa pembedaan dalam bentuk apapun, seperti ras, warna kulit,
jenis kelamin, bahasa, agama, keyakinan politik atau keyakinan lainnya, asal usul
kebangsaan dan sosial, hak milik, kelahiran atau status lainnya. Selanjutnya,
pembedaan tidak dapat dilakukan atas dasar status politik, hukum atau status
internasional negara atau wilayah dari mana seseorang berasal, baik dari negara
merdeka, wilayah perwalian, wilayah tanpa pemerintahan sendiri, atau wilayah
yang berada di bawah batas kedaulatan lainnya.

Pasal 3

Setiap orang berhak atas kehidupan, kemerdekaan dan keamanan pribadi.

Pasal 4

Tidak seorangpun boleh diperbudak atau diperhambakan; perbudakan dan


perdagangan budak dalam bentuk apapun wajib dilarang.

Pasal 5

Tidak seorangpun boleh disiksa atau diperlakukan atau dihukum secara keji, tidak
manusiawi atau merendahkan martabat.

Pasal 6

Setiap orang berhak atas pengakuan sebagai pribadi di depan hukum di mana saja
ia berada.

Pasal 7

Semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang
sama tanpa diskriminasi apapun. Semua orang berhak untuk mendapatkan
perlindungan yang sama terhadap diskriminasi apapun yang melanggar Deklarasi
ini dan terhadap segala hasutan untuk melakukan diskriminasi tersebut.

Pasal 8

Setiap orang berhak atas penyelesaian yang efektif oleh peradilan nasional yang
kompeten, terhadap tindakan-tindakan yang melanggar hak-hak mendasar yang
diberikan padanya oleh konstitusi atau oleh hukum.

Pasal 9

Tidak seorangpun yang dapat ditangkap, ditahan atau diasingkan secara


sewenang-wenang.
Pasal 10

Setiap orang berhak, dalam persamaan yang penuh, atas pemeriksaan yang adil
dan terbuka oleh peradilan yang bebas dan tidak memihak, dalam penentuan atas
hak dan kewajibannya serta dalam setiap tuduhan pidana terhadapnya.

Pasal 11

Ayat 1

Setiap orang yang dituduh melakukan tindak pidana berhak untuk dianggap tidak
bersalah sampai dibuktikan kesalahannya sesuai dengan hukum, dalam pengadilan
yang terbuka, di mana ia memperoleh semua jaminan yang dibutuhkan untuk
pembelaannya.

Ayat 2

Tidak seorangpun dapat dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana karena


perbuatan atau kelalaian, yang bukan merupakan pelanggaran pidana berdasarkan
hukum nasional atau internasional ketika perbuatan tersebut dilakukan. Juga tidak
boleh dijatuhkan hukuman yang lebih berat daripada hukuman yang berlaku pada
saat pelanggaran dilakukan.

Pasal 12

Tidak seorangpun boleh diganggu secara sewenang-wenang dalam urusan pribadi,


keluarga, rumah tangga atau hubungan surat-menyuratnya, juga tidak boleh
dilakukan serangan terhadap kehormatan dan reputasinya. Setiap orang berhak
mendapat perlindungan hukum terhadap gangguan atau penyerangan seperti itu.

Pasal 13

1. Setiap orang berhak untuk bebas bergerak dan bertempat tinggal dalam batas-
batas setiap Negara.

2. Setiap orang berhak untuk meninggalkan negaranya termasuk negaranya


sendiri, dan kembali ke negaranya.
Pasal 14

1. Setiap orang berhak untuk mencari dan menikmati suaka di negara lain untuk
menghindari penuntutan atau tindakan pengejaran sewenang-wenang
(persecution).

2. Hak ini tidak berlaku dalam kasus-kasus penuntutan yang benar-benar timbul
karena kejahatan non-politik atau tindakan-tindakan yang bertentangan dengan
tujuan dan prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pasal 15

Ayat 1

Setiap orang berhak atas kewarganegaraan.

Ayat 2

Tidak seorang pun dapat dicabut kewarganegaraannya secara sewenangwenang


atau ditolak haknya untuk mengubah kewarganegaraannya.

Pasal 16

Ayat 1

Laki-laki dan perempuan dewasa, tanpa ada pembatasan apapun berdasarkan ras,
kewarganegaraan atau agama, berhak untuk menikah dan membentuk keluarga.
Mereka mempunyai hak yang sama dalam hal perkawinan, dalam masa
perkawinan dan pada saat berakhirnya perkawinan.

Ayat 2

Perkawinan hanya dapat dilakukan atas dasar kebebasan dan persetujuan penuh
dari pihak yang hendak melangsungkan perkawinan.

Ayat 3

Keluarga merupakan satuan kelompok masyarakat yang alamiah dan mendasar


dan berhak atas perlindungan dari masyarakat dan Negara.
Pasal 17

Ayat 1

Setiap orang berhak untuk memiliki harta benda baik secara pribadi maupun
bersama-sama dengan orang lain.

Ayat 2

Tidak seorangpun dapat dirampas harta bendanya secara sewenang-wenang.

Pasal 18

Setiap orang berhak atas kemerdekaan berpikir, berkeyakinan dan beragama; hak
ini mencakup kebebasan untuk berganti agama atau kepercayaan, dan kebebasan
untuk menjalankan agama atau kepercayaannya dalam kegiatan pengajaran,
peribadatan, pemujaan dan ketaatan, baik sendiri maupun bersamasama dengan
orang lain, di muka umum maupun secara pribadi.

Pasal 19

Setiap orang berhak atas kebebasan berpendapat dan menyatakan pendapat; hak
ini mencakup kebebasan untuk berpegang teguh pada suatu pendapat tanpa ada
intervensi, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan informasi dan buah
pikiran melalui media apa saja dan tanpa memandang batas-batas wilayah.

Pasal 20

Ayat 1

Setiap orang berhak atas kebebasan berkumpul secara damai dan berserikat.

Ayat 2

Tidak seorangpun dapat dipaksa untuk menjadi anggota suatu perkumpulan.

Pasal 21

Ayat 1

Setiap orang berhak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan negaranya, baik


secara langsung atau melalui wakil-wakil yang dipilihnya secara bebas.
Ayat 2

Setiap orang berhak atas akses yang sama untuk memperoleh pelayanan umum di
negaranya.

Ayat3

Keinginan rakyat harus dijadikan dasar kewenangan pemerintah; keinginan


tersebut harus dinyatakan dalam pemilihan umum yang dilakukan secara berkala
dan sungguh-sungguh, dengan hak pilih yang bersifat universal dan sederajat,
serta dilakukan melalui pemungutan suara yang rahasia ataupun melalui prosedur
pemungutan suara secara bebas yang setara.

Pasal 22

Setiap orang sebagai anggota masyarakat berhak atas jaminan sosial dan
terwujudnya hak-hak ekonomi, sosial dan budaya yang sangat diperlukan untuk
martabat dan perkembangan kepribadiannya dengan bebas, melalui usaha-usaha
nasional maupun kerjasama internasional, dan sesuai dengan pengaturan dan
sumber daya yang ada pada setiap negara .

Pasal 23

Ayat 1

Setiap orang berhak atas buruhan, untuk memilih buruhan dengan bebas, atas
kondisi buruhan yang adil dan menyenangkan, dan atas perlindungan terhadap
pengangguran.

Ayat 2

Setiap orang berhak atas upah yang sama untuk buruhan yang sama, tanpa
diskriminasi.

Ayat 3

Setiap orang yang bekerja berhak atas pengupahan yang adil dan memadai, yang
bisa menjamin penghidupan yang layak bagi dirinya maupun keluarganya sesuai
dengan martabat manusia, dan apabila perlu ditambah dengan perlindungan sosial
lainnya.
Ayat 4

Setiap orang berhak mendirikan dan bergabung dengan serikat buruh untuk
melindungi kepentingannya.

Pasal 24

Setiap orang berhak atas istirahat dan liburan, termasuk pembatasan jam kerja
yang layak dan liburan berkala dengan menerima upah.

Pasal 25

Ayat 1

Setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan
kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya, termasuk hak atas pangan,
sandang, papan, dan pelayanan kesehatan, pelayanan sosial yang diperlukan, serta
hak atas keamanan pada saat menganggur, sakit, cacat, ditinggalkan oleh
pasangannya, usia lanjut, atau keadaan-keadaan lain yang mengakibatkan
merosotnya taraf kehidupan yang terjadi diluar kekuasaannya.

Ayat 2

Ibu dan anak-anak berhak mendapatkan perhatian dan bantuan khusus. Semua
anak, baik yang dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus menikmati
perlindungan sosial yang sama.

Pasal 26

Ayat 1

Setiap orang berhak atas pendidikan. Pendidikan harus cuma-cuma, paling tidak
pada tahap-tahap awal dan dasar. Pendidikan dasar harus diwajibkan. Pendidikan
teknis dan profesional harus terbuka bagi semua orang, dan begitu juga
pendidikan tinggi harus terbuka untuk semua orang berdasarkan kemampuan.

Ayat 2

Pendidikan harus diarahkan pada pengembangan sepenuhnya kepribadian


manusia, dan untuk memperkuat penghormatan terhadap hak asasi manusia dan
kebebasan dasar. Pendidikan harus meningkatkan pengertian, toleransi dan
persaudaraan di antara semua bangsa, kelompok rasial dan agama, dan wajib
untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam
memelihara perdamaian.

Ayat 3

Orang tua mempunyai hak pertama untuk memilih jenis pendidikan yang akan
diberikan pada anaknya.

Pasal 27

Ayat 1

Setiap orang berhak untuk secara bebas berpartisipasi dalam kehidupan budaya
masyarakat, menikmati seni, dan turut mengecap kemajuan ilmu pengetahuan dan
pemanfaatannya.

Ayat 2

etiap orang berhak atas perlindungan terhadap keuntungan moral dan 7 materil
yang diperoleh dari karya ilimiah, sastra atau seni apapun yang diciptakannya.

Pasal 28

Setiap orang berhak atas ketertiban sosial dan internasional, di mana hak dan
kebebasan yang diatur dalam Deklarasi ini dapat diwujudkan sepenuhnya.

Pasal 29

Ayat 1

Setiap orang mempunyai kewajiban kepada masyarakat tempat satu-satunya di


mana ia dimungkinkan untuk mengembangkan pribadinya secara bebas dan
penuh.

Ayat 2 Dalam pelaksanaan hak dan kebebasannya, setiap orang hanya tunduk
pada batasan-batasan yang ditentukan oleh hukum, semata-mata untuk menjamin
pengakuan dan penghormatan terhadap hak dan kebebasan orang lain, dan
memenuhi persyaratan-persyaratan moral, ketertiban umum dan kesejahteraan
umum yang adil dalam masyarakat yang demokratis.

Ayat 3

Hak dan kebebasan ini dengan jalan apapun tidak dapat dilaksanakan apabila
bertentangan dengan tujuan dan prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pasal 30

Tidak ada satu ketentuan pun dalam Deklarasi ini yang dapat ditafsirkan sebagai
memberikan hak pada suatu Negara, kelompok atau orang, untuk terlibat dalam
aktivitas atau melakukan suatu tindakan yang bertujuan untuk menghancurkan hak
dan kebebasan apapun yang diatur di dalam Deklarasi ini.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Rule of Law berdasarkan substansi atau isinya sangat berkaitan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam suatu negara. Prinsip-prinsip rule of
law secara formal tertera dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan:

a. bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa,…karena tidak sesuai dengan
peri kemanusiaan dan “peri keadilan”;

b. …kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, “adil” dan


makmur;

c. …untuk memajukan “kesejahteraan umum”,…dan “keadilan sosial”;

d. …disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu “Undang-


Undang Dasar Negara Indonesia”;

e. “…kemanusiaan yang adil dan beradab”;

f. …serta dengan mewujudkan suatu “keadilan sosial” bagi seluruh rakyat


Indonesia.

Dengan demikian inti rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakat
terutama keadilan sosial.

HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia
sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat
siapa pun.

2. Saran

Saran yang dapat kami sampaikan sebagai pelajar / mahasiswa kita harus bisa
menegakkan hukum yang ada di Indonesia dan menaati segala hukum yang ada di
Indonesia karena kita ketahui bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum.
Apabila dalam Negara Indonesia hukumnya ditegakkan dan ditaati oleh setiap
kalangan masyarakat baik rakyat yang ada dalam kalangan kecil sampai pejabat –
pejabatnya maka Negara Indonesia akan menjadi Negara yang kondusif dan
bahkan bisa menjadi Negara yang maju. Selain itu kita juga harus bisa melindungi
warga Negara Indonesia baik yang ada di dalam dan luar negeri.
Daftar Rujukan

Al Halim, Suparlan, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaran Dalam Konteks


Indonesia. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan

Kaelan, Zubaidi. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.


Yogyakarta: Paradigma

Anda mungkin juga menyukai