Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS ROGOTRUNAN
Jalan Brantas No.05 Telp. 0334 – 881224
E-mail : puskesmas.rogotrunan@gmail.com Kode Pos 67315
LUMAJANG

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


MONITORING GARAM BERIODIUM

A. PENDAHULUAN
Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKY) merupakan masalah gizi di Indonesia.
Penyebab utama timbulnya masalah GAKY adalah kekurangan iodium. GAKY adalah
sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang kekurangan unsur iodium secara terus
menerus dalam jangka waktu cukup lama. Iodium merupakan zat gizi mikro untuk pertumbuhan
fisik dan perkembangan mental. Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat
dampaknya akan mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. GAKY
tidak hanya menyebabkan pembesaran kelenjar gondok tetapi juga berbagai macam gangguan
lain. Kekurangan iodium pada ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan abortus, lahir mati,
kelainan bawaan pada bayi, meningkatkan angka kematian prenatal, melahirkan bayi keratin.
Kekurangan iodium yang diderita anak-anak menyebabkan pembesaran kelenjar gondok,
gangguan fungsi mental, dan perkembangan fisik. Pada orang dewasa berakibat pada
pembesaran kelenjar gondok, hipotiroid, dan gangguan mental.
B. LATAR BELAKANG
Iodium merupakan bahan utama untuk pembentukan hormon tiroid. Kekurangan iodium
akibat asupan yang kurang akan menurunkan produksi hormon tiroid sehingga akan terjadi
pembesaran kelenjar tiroid yang disebut gondok. Gondok merupakan bentuk yang paling mudah
dilihat sebagai salah satu gejala akibat kekurangan iodium. Anak yang kekurangan iodium
memiliki IQ yang lebih rendah daripada anak yang sehat yaitu 15-20 poin lebih rendah.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, proporsi rumah tangga yang
mengonsumsi garam beriodium cukup sebesar 77,1%, kurang sebesar 14,8%, dan tidak
mengandung iodium sebesar 8,1%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa garam yang tidak
memenuhi syarat masih banyak yang beredar dan dikonsumsi oleh masyarakat. Garam
beriodium yang digunakan sebagai konsumsi harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI),
yakni mengandung iodium minimal 30 ppm.
Program penanggulangan GAKY di Indonesia secara nasional telah lama dilakukan melalui
berbagai strategi, salah satunya adalah penggunaan garam beriodium. Program pemantauan
garam beriodium hingga saat ini masih dilakukan di Indonesia dan menjadi salah satu indikator
dalam rencana Strategi Kementerian Kesehatan 2015-2019. Jika dilihat dari kondisi tersebut,
seharusnya garam yang beredar di rumah tangga adalah garam beriodium. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pemantauan penggunaan garam beriodium pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Rogotrunan.
C.TUJUAN
C.1 TUJUAN UMUM : Tersedianya informasi tentang garam beriodium yang memenuhi syarat
di wilayah kerja Puskesmas Rogotrunan.
C.2 TUJUAN KHUSUS
C.2.1 Mendapatkan merk garam yang digunakan oleh masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Rogotrunan.
C.2.2 Mendapatkan data garam yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
D.1 Mengunjungi Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah di wilayah kerja Puskesmas
Rogotrunan.
D.2 Pemeriksaan garam beriodium menggunakan iodium test.
D.3 Menentukan garam yang memenuhi syarat untuk dikonsumsi masyarakat.
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
E.1 Menyusun jadwal kegiatan.
E.2 Membuat surat pemberitahuan ke masing-masing sekolah, dimana tes iodium dilakukan pada
satu sekolah tiap Desa/Kelurahan untuk siswa kelas 3, 4, dan 5.
E.3 Mengunjungi sekolah yang akan dilakukan tes iodium pada garam.
E.4 Pemeriksaan kandungan iodium menggunakan iodium test.
E.5 Mendapatkan hasil uji garam yang mengandung iodium cukup, kurang, dan tidak ada.
E.6 Menyusun laporan hasil kegiatan, dimana dari tiap sekolah diambil 26 sampel secara Simple
Random Sampling.
F. SASARAN : Pada satu sekolah tiap Desa/Kelurahan untuk siswa kelas 3, 4, dan 5.
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari/tanggal : Rabu, 28 November 2018
Pukul : 08.00-selesai
Tempat : Masing-masing sekolah
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dilakukan setelah kegiatan selesai dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan.
Pelaporan melalui hasil pelaksanaan kegiatan maksimal 3 hari setelah kegiatan dilaksanakan dan
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas Rogotrunan.
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dilakukan pada buku kegiatan masing-masing petugas. Pelaporan hasil kegiatan akan
disampaikan 10 hari setelah kegiatan dilaksanakan kepada Kepala Puskesmas Rogotrunan.
Evaluasi kegiatan dilakukan melalui hasil kegiatan yang dijadikan sebagai bahan rencana tindak
lanjut dan perencanaan program pada tahun berikutnya.

Lumajang, 19 November 2018


Mengetahui
Kepala Puskesmas Rogotrunan Penanggung Jawab Kegiatan

dr. Rosalia Retno Gayatri Syahid Kinayung Widyaji


NIP. 19640405 198911 2 001

Anda mungkin juga menyukai