TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum, dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
2014).
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Mengacu pada kedua sumber
dkk, 2013).
Durasi rerata kehamilan yang dihitung dari hari pertama periode haid
normal terakhir hampir mendekati 280 hari atau 40 minggu. Dalam sebuah studi
terhadap 436.581 kehamilan janin tunggal dari Swedish Brith Registry, Bergsjo,
dkk (1990) mendapatkan bahwa durasi rerata kehamilan adalah 281 hari dengan
8
9
wanita atau disebut morning sickness. Mual dan muntah pada awal
wanita hamil. Pada saat hamil terjadi kenaikan kadar hormon chorionic
bulan keempat rasa mual sudah mulai berkurang. Pada kehamilan trimester
I biasanya terjadi peningkatan berat badan yang tidak berarti yaitu sekitar 1-
trimester II dan III. Ibu hamil harus memiliki berat badan yang normal
masing – masing dari ketiga periode waktu ini. Dalam obstetrik modern,
yang mencolok. Banyak perubahan ini dimulai segera setelah pembuahan dan
berlanjut selama kehamilan, dan sebagian besar terjadi sebagai respons terhadap
untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Secara laboratorik hal ini
(Ht) dan konsentrasi hemoglobin (Hb). Ekspansi volume darah terjadi pada TM I
meskipun anemia fisiologis disebabkan karena faktor hemodilusi, hal ini tetap
harus diatasi agar tidak terjadi komplikasi akibat anemia kehamilan (Bakta,
2017).
11
langsung, kecuali jika ditanya. Kesalahan diagnosis paling sering dibuat langsung
pada beberapa minggu pertama kehamilan, saat uterus masih berada didalam
panggul.
Diagnosis kehamilan didasarkan pada gejala dan tanda yang diperoleh dari
Gejalanya:
b. Gangguan berkemih.
Tanda:
a. Terhentinya menstruasi.
a. Pembesaran abdomen.
e. Ballotement.
3. Tanda Positif
a. Identifikasi kerja jantung janin yang terpisah dan tersendiri dari kerja
jantung ibu.
USG atau pengenalan janin yang lebih tua secara radiografis pada
2.2 Hemoglobin
merah, yang memberi warna merah pada sel darah merah. Hemoglobin terdiri atas
zat besi yang merupakan pembawa oksigen. Kadar hemoglobin yang tinggi
berbagai masalah klinis. Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin tidak
selalu meningkat atau menurun bersamaan. Sebagai contoh, penurunan jumlah sel
darah merah disertai kadar hemoglobin yang sedikit meningkat atau normal
terjadi pada kasus anemia pernisiosa serta kadar sel darah merah yang sedikit
meningkat atau normal disertai dengan kadar hemoglobin yang menurun, terjadi
besi) dan rantai polipeptida globin (alfa,beta,gama, dan delta), berada di dalam
eritrosit dan bertugas untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah ditentukan oleh
rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul asam amino pada rantai alfa, dan
146 mol asam amino pada rantai beta, gama dan delta.
adalah gugus prostetik yang terdiri dari atom besi, sedang globin adalah protein
yang dipecah menjadi asam amino. Hemoglobin terdapat dalam sel-sel darah
merah dan merupakan pigmen pemberi warna merah sekaligus pembawa oksigen
dari paru-paru ke seluruh sel-sel tubuh. Setiap orang harus memiliki sekitar 15
gram hemoglobin per 100 ml darah dan jumlah darah sekitar lima juta sel darah
Pada pusat molekul terdiri dari cincin heterosiklik yang dikenal dengan
porfirin yang menahan satu atom besi, atom besi ini merupakan situs/ lokal ikatan
merupakan gabungan dari heme dan globin, globin sebagai istilah generik untuk
protein globular. Ada beberapa protein mengandung heme dan hemoglobin adalah
subunit protein), yang terdiri dari masing – masing dua sub unit alfa dan beta
yang terikat secara non kovalen. Sub unitnya mirip secara struktural dan
berukuran hampir sama. Tiap sub unit memiliki berat molekul kurang lebih
16.000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi 64.000 Daalton.
Tiap sub unit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan
dalam stadium retikulosit pada pembentukan sel darah merah. Oleh karena itu,
ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah,
retikulosit tetap membentuk sejumlah kecil hemoglobin satu hari sesudah dan
berikatan dengan glisin untuk membentuk molekul pirol. Kemudian, empat pirol
15
besi untuk membentuk molekul heme. Akhirnya, setiap molekul heme bergabung
dengan rantai polipeptida panjang, yaitu globin yang disintesis oleh ribosom,
2.2 Tiap – tiap rantai mempunyai berat molekul kira – kira 16.000, empat rantai
ini selanjutnya akan berikatan longgar satu sama lain untuk membentuk molekul
bergantung pada susunan asam amino di bagian polipeptidanya. Tipe – tipe rantai
itu disebut rantai alfa, rantai beta, rantai gamma, dan rantai delta. Bentuk
A,merupakan kombinasi dari dua rantai alfa dan dua rantai beta. Hemoglobin A
heme yang mengandung satu atom besi, dan karena adanya empat rantai
atom besi di setiap molekul hemoglobin, setiap atom ini dapat berikatan longgar
dengan satu molekul oksigen, sehingga dapat berikatan longgar dengan satu
molekul oksigen, sehingga empat molekul oksigen (atau delapan atom oksigen)
Gambar 2.2 Struktur Dasar Molekul Hemoglobin (Guyton and Hall, 2014).
ikatan hemoglobin terhadap oksigen. Abnormalitas rantai ini dapat mengubah ciri
– ciri fisik molekul hemoglobin. Contohnya, pada anemia sel sabit, asam amino
valin digantikan oleh asama glutamat pada satu titik, masing – masing dikedua
rantai beta. Jika tipe hemoglobin ini terpapar dengan oksigen berkadar rendah,
akan terbentuknkristal panjang didalam sel – sel darah merah yang panjangnya
17
kadang – kadang mencapai 15 µm. Hal ini membuat sel – sel tersebut hampir
tidak mungkin melewati kapiler – kapiler kecil, dan ujung kristal tersebut yang
tajam cenderung merobek membran sel, sehinga terjadi anemia sel sabit (Guyton
dalam paru kemudian melepaskan oksigen ini di dalam kapiler jaringan perifer
yang tekanan gas oksigennya jauh kebih rendah daripada paru (Guyton and Hall,
menyimpan, dan melepas oksigen didalam sel otot. Sebanyak lebih dari 80% besi
lain :
tubuh.
di dalam tubuh, yang berfungsi sebagai hemoglobin, myoglobin, dan enzim yang
18
diperlukan dalam fungsi metabolisme. Kekurangan zat besi dapat terlihat dari
konsentrasi Hb dala darah yang berada di bawah standar sesuai umur dan jenis
anemia (Wirawanni, 2014). Data kadar hemoglobin dihasilkan dalam satuan g/dL,
2016). Diperkirakan AKI dengan anemia 3,5 kali dibandingkan dengan ibu yang
tidak anemia. Sekitar 40% wanita dewasa dan 70% ibu hamil menderita anemia.
Penurunan kadar Hb pada ibu hamil dapat mengakibatkan terjadinya atonia uteri,
partus lama, sebagai akibat inersia uteri, abortus, partus prematurus dan infeksi.
menurun, kecuali pada perempuan yang telah memiliki kadar Hb rendah ( < 11,5
g/ dL). Konsentrasi paling rendah didapatkan pada trimester kedua, yaitu pada
peningkatan Hb, kecuali pada perempuan yang sudah memiliki kadar Hb tinggi (>
berdasarkan uji statistik, rendahnya kadar Hb ibu hamil ini berkaitan dengan
19
bermanfaat pada wanita hamil, antara lain meringankan beban jantung yang harus
bekerja lebih 32 berat pada wanita hamil, mengurangi resestensi perifer agar
tekanan darah tidak naik dan mengurangi banyaknya unsur besi yang hilang
trimester I, II, dan III. Rata-rata kadar Hb akan terus menurun mengikuti
menjadi 10,82 gr% pada triwulan II dan menjadi 8,7 gr% pada triwulan III
(Wirawanni, 2014).
1. Usia Ibu
hamil. Umur seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita.
Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah 20 – 35 tahun. Kehamilan <
20 tahun dan > 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan
diusia < 20 tahun secara biologis belum optimal emosinya cenderung labil,
kompetisi makanan antar janin dan ibunya yang masih dalam pertumbuhan
Sedangkan usia > 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya
tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini dan
adanya pengaruh turunnya cadangan zat besi dalam tubuh akibat masa
Hamil Ditinjau dari Paritas dan Usia di UPTD Puskesmas Tanjung Agung
Tahun 2017” menunjukkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat
2. Gravida
cadangan zat gizi tubuh serta organ reproduksi belum kembali sempurna
seperti sebelum masa kehamilan. Hal ini juga bisa disebabkan semakin
banyak ibu mengalami kehamilan, maka ibu akan menjadi kurang perhatian
kepada kehamilannya karena dianggap hal yang biasa dan sudah pernah
semakin banyak kehilangan zat besi dan semakin anemis (Manuaba dkk,
2013)
3. Status Gizi
tersebut sesuai maka disebut gizi baik, jika kurang di sebut gizi kurang dan
lain: Berat Badan (BB), Panjang Badan (PB), atau Tinggi Badan (TB),
dan Lapisan Lemak Bawah Kulit (LLBK). Cara penilaian status gizi ibu
hamil antara lain dengan mengukur lingkar lengan atas atau LILA.
Menurut Depkes RI, seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang
sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik.
Dalam hal ini kelebihan atau kekurangan zat gizi harus dihindari.
Dibandingkan ibu yang tidak hamil, kebutuhan ibu hamil akan protein
meningkat dan hal lain seperti asam folat, kalsium dan zat besi. Kekurangan
gizi dan perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan predisposisi
gizi dan perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan predisposisi
1. Pendidikan
sehingga daya serap terhadap informasi juga menjadi kurang (Amini dkk,
2018).
2. Pekerjaan
kehamilan. Kejadian anemia pada ibu hamil lebih banyak dimiliki oleh
konsumsi ibu tiap harinya berdampak pada penurunan status gizi pada ibu
2.3.3 Perilaku
1. Merokok
rokok dapat merusak sumsum tulang (pembentuk sel darah merah) yang
disebabkan oleh adanya tar dan radikal bebas dari asap rokok menyebabkan
hemolisis sel darah merah. Pada keadaan normal, kurang lebih 97%
kimia dengan hemoglobin dalam sel darah merah, sisanya yang 3% dibawa
dalam bentuk terlarut dalam cairan plasma dan cairan sel. Dengan demikian
2. Konsumsi Alkohol
baik produksi maupun fungsi terjadi pada sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih (leukosit), dan keping darah (platelet). Gangguan fungsi pada
oleh gangguan fungsi juga oleh defisiensi besi. Berbagai gambaran kelainan
2.4 Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau
dibawah normal kadar hemoglobin, hitung eritrosit dan hematokrit (packed red
cell). Untuk menjabarkan definisi anemia di atas maka perlu ditetapkan batas
hemoglobin atau hematokrit yang kita anggap sudah terjadi anemia. Batas ini
disebut sebat cut off point (titik pemilah), yang sangat dipengaruhi oleh: umut,
jenis kelamin, ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut, dan lain – lain. Cut
25
off point yang umum dipakai ialah kriteria WHO tahun 1986 dinyatakan anemia
bila:
Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi ketika
kadar sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Hal ini
tubuh. Memiliki kadar sel darah merah yang normal dan mencegah anemia
membutuhkan kerjasama antara ginjal, sumsum tulang, dan nutrisi dalam tubuh.
Jika ginjal ataupun sumsum tulang tidak berfungsi, atau tubuh kurang gizi, maka
jumlah sel darah merah dan fungsi normal mungkin sulit untuk dipertahankan
(Proverawati, 2013).
Karena semua sistem organ dapat terkena, maka pada anemia dapat
timbulnya anemia, (2) usia individu, (3) mekanisme kompensasi, (4) tingkat
aktivitasnya, (5) keadaan penyakit yang mendasarinya, dan (6) beratnya anemia.
menurun. Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih), seperti pada
massa eritrosit dalam waktu beberapa bulan (bahkan pengurangan sebanyak 50%)
biasanya asimtomatik, kecuali pada kerja fisik berat. Tubuh beradaptasi dengan
(1) meningkatkan curah jantung dan pernapasan, oleh karena itu meningkatkan
dari sela – sela jaringan, dan (4) redistribusi aliran darah ke organ – organ vital
pada ibu hamil. Kesahatan darah ibu hamil sangat menentukan keberhasilan
tumbuh kembang janin dalam uterus. Dengan demikian, pemerikasaan umum dan
penyakit dan kelainan darah dan diobati sehingga tercapainya well born baby dan
Dalam bahasan ini dikemukakan tiga bentuk penyakit dan kelainan darah
diantaranya:
2. Trombositopenia
terdiri dari:
4. Anemia hemolitik:
oleh konsumsi Fe dari makanan yang kurang atau terjadi perdarahan menahun
dikemukakan bahwa dasar utama anemia pada bumil adalah kemiskinan sehingga
tidak mampu memenuhi standar makanan “empat sehat lima sempurna” dan
situasi lingkungan yang buruk sehingga masih terdapat penyakit parasit, seperti
ankilostomiasis.
28
sebagai berikut:
plasenta, ibu akan kehilangan Fe sebesar 200 mg dan kekurangan ini harus
sosial ekonomi keluarga atau seluruh komponen bangsa karena nilai gizi tidak
sebelumnya dan suplementasi pranatal. Penyakit ini lebih sering dijumpai pada
mendapatkan bahwa 22 persen dari 88.149 wanita Cina mengalami anemia pada
trimester pertama. Pada studi – studi di Amerika Serikat, Taylor dkk., (1982)
melaporkan bahwa kadar hemoglobin rerata pada aterm adalah 12,7 gr/dL pada
wanita yang mendapat suplemen besi dibandingkan dengan 11,2 g/dL pada
29
mereka yang tidak. Bodnar dkk., (2001) mempelajari kohort 59.248 kehamilan
ini berkolerasi erat dengan anemia prenatal, 20 persen wanita dengan kadar
contoh, hasil akhir maternal dan perinatal jarang dipengaruhi oleh anemia
defisiensi besi derajat sedang, tetapi sangat berubah pada wanita dengan anemia
Didapat Herediter
1. Anemia defisiensi besi 1. Talasemia
2. Anemia akibat kehilangan darah akut 2. Hemoglobinopati sel
3. Anemia pada peradangan atau keganasan sabit
4. Anemia megaloblastik 3. Hemoglobinopati lain
5. Anemia hemolitik didapat 4. Anemia hemolitik
6. Anemia aplastik atau hipoplastik herediter
anamnesis. Pada anamnesis, akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing,
mata berkunang – kunang, dan keluhan mual-muntah yang lebih hebat pada
kehamilan muda.
alat Sahli. Dari hasil pemeriksaan Hb dengan alat Sahli, kondisi Hb dapat
pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu
tablet pada setiap kali ibu hamil di Puskesmas (Manuaba dkk, 2013).
g/dL atau hematokrit kurang dari 33%. Namun menurut Centers for Disease
Contol and Prevention (CDC) membuat nilai batas khusus berdasarkan trimester
pada wanita yang sedang maupun pada janin. Berikut adalah beberapa
1. Abortus
2. Persalinan prematuritas
6. Mola hidatidosa
7. Hiperemesis gravidarum
8. Perdarahan antepartum
4. Kala tiga dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan post partum akibat
atonia uteri
5. Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri
rahim akaan terganggu. Akibat anemia pada janin antara lain adalah: (Manuaba
dkk, 2013)
1. Abortus
2. Kematian intrauterin
Konsumsi
Faktor Internal Faktor Eksternal Faktor Perilaku Tablet Fe
Kadar Hemoglobin
↓ kadar hemoglobin
Ibu hamil trimester I Ibu hamil trimester II Ibu hamil trimester III
Keterangan:
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kadar Hb:
1. Usia Ibu
2. Gravida
3. LILA Kadar hemoglobin pada
4. Pendidikan ibu hamil trimester II
5. Pekerjaan
6. Merokok
7. Konsumsi Alkohol