Anda di halaman 1dari 8

Kasus

PARAMITA MUSA
821417048
 Deskripsi Kasus
Bapak BT (65 tahun, 165cm, 70 kg) mengalami nyeri di daerah abdominal.
Gejala lain yang dia rasakan adalah anoreksia, nausea, perut kembung, sering
bersendawa, sesak napas, dan adanya pembengkakan (oedem) didaerah kaki.
 Penyelesaian Kasus
Pemeriksaan fisik:
Tekanan darah = 140/78 mmHg
Nadi = 80 kali/menit
RR = 20 kali/menit
Suhu tubuh = 38oC
Data laboratorium:
HB = 9,5 g/dL
Na = 170 mEq/L
K+ = 7,2 mEq/L
Scr = 1,9 mg/dL
AST = 36 IU/L
ALT = 43 U/L
Glukosa = 110 mg/dL
CK = 120 U/L
CK-MB = 9 µg/L
Eritrosit = 3 x 106 /mm3
Leukosit = 13.000 /mm3
Hematokrit = 35%

1. Subject
Nama : Bapak BT
Usia : 65 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Keluhan : Nyeri abdominal, Anoreksia, Nousea, Perut Kembung,
Sering Bersendawa, Sesak Nafas
2. Object
Adanya Pembengkakan (Udem dikaki)
Data fisik:
TD = 140/78
Nadi = 80 kali/menit
RR = 20 kali/menit
Suhu = 38 oC
Data laboratorium:
HB = 9,5 g/dl (normal : 14-18 gr/dl)
Na = 170 mEq/L (normal : 145 mEq/L)
K = 7,2 mEq/L (normal : 3,5-5 mEq/L)
Scr = 1,9 mg/dL (normal : 0,6-1,3 mg/dL)
AST = 36 IU/L (normal : ≤ 37 U/L)
ALT = 43 U/L (normal : 42 U/L)
Glukosa = 110 mg/dL
CK = 120 U/L
CK-MB = 9 µg/L (normal : 0-7 µg/L)
Eritrosit = 3 x 106 /mm3 (normal : )
Leukosit = 13.000 /mm3 (normal : )
Hematokrit = 35% (normal : )
ClCr = (140-70) x 65 / 72 x 1,9 = 35,63 mL/menit
3. Assesment
a. Pasien mengalami hipertensi dan anemia yang disebabkan perdarahan
lambung oleh GERD (Gastrointestinal Esofagus Refluks Desease).
b. Asma pada pasien merupakan sesak napas sebagai ciri tidak khas GERD
bukan asma karena RR pasien dalam range normal.
c. Dari hasil pemeriksaan laboratorium tergambar profil jantung yang mulai
mengalami penurunan (ditandai peningkatan nilai CK dan CK-MB),
peningkatan terjadi karena faktor dari penyakit hipertensi yang diderita
pasien dan fungsi ginjal yang mulai menurun (ditandai peningkatan nilai
SCr).
4. Plan
a) Diberikan terapi farmakologi, yaitu :
- Obat Becoride Inhaler (Betametason) dihentikan penggunaannya karena
merupakan golongan kortikosteroid yang merupakan faktor resiko
hipertensi dan GERD (Gastrointestinal Esofagus Refluks Desease) dan
sebenarnya pasien tidak mengalami asma melainkan hanya gejala dari
GRED jadi obat tidak diperlukan.
- Obat Voltaren (Natrium Diclofenak) juga dihentikan penggunaannya
karena dapat meningkatkan kandungan natrium yang memperparah
hipertensi pada pasien.
- Diberikan obat :
• Furosemide untuk hipertensi dan mengobati udema.
• Sukralfat untuk GERD
• Fero fumarat untuk anemia
- Untuk obat nyeri tidak diberikan karena kurang diperlukan, dimana nyeri
disebabkan adanya luka pada lambung akibat GERD, jadi jika GERD
terobati maka nyeri tidak muncul.
b) Diberikan terapi non-farmakologi untuk penyakit hipertensi, GERD, dan
anemia pada pasien sebagai terapi penunjang yang dapat membantu proses
terapi pasien untuk kualitas hidup yang lebih baik.
 Pemilihan Obat
Terapi Farmakologi
* Obat Hipertensi
a) Obat yang dipilih
Diuretik dari gologan Diuretik Kuat
Obat : Furosemide
b) Mekanisme Kerja
Mekanisme kerjanya adalah dari tepi lumen (cepat dan bolak-balik)
memblok pembawa Na+/K+/2cL- , dengan ini menghambat absorpsi ion natrium,
ion kalium, dan ion klorida dalam cabang tebal jerat henle menaik. Untuk dapat
bekerja dari daerah lumen, senyawa ini dari aliran darah harus masuk ke cairan
tubulus. Transport terjadi melalui sekresi aktif tubulus proksiumal.
c) Dosis, Frekuensi, Durasi, dan Cara Pemberian
Diberi per-oral 2 x 40 mg p.c
* Obat GERD
a) Obat yang dipilih
Golongan pelindung mukosa lambung
Obat : Sukralfat
b) Mekanisme kerja
Mekanisme kerja adalah dapat membentuk suatu kompleks protein pada
permukaan tukak, yang melindunginya terhadap HCL, pepsin, dan empedu.
Disamping itu, zat ini juga menetralkan asam, menahan kerja pepsin, dan
mengadsorpsi asam empedu. Senyawa alumunium sukrosa sulfat ini membentuk
polimer mirip lem dalam suasana asam dan terikat jaringan nekrotik lunak secara
selektif.
c) Dosis, Frekuensi, Durasi, dan Cara Pemberian
Diberi per-oral 4 x 1g p.c dan sebelum tidur
* Obat Anemia
a) Obat yang dipilih
Multivitamin yang mengandung Fe (Zat Besi)
b) Mekanisme Kerja
Mekanisme kerjanya zat besi membentuk inti dari cincin heme Fe-porfirin
yang bersama-sama dengan rantai globin membentuk hemoglobin.
c) Dosis, Frekuensi, Durasi. dan Cara Pemberian
Diberikan peroral 2 x 200 mg (=65 mg Fe) antara jam makan.
Terapi Non Farmakologi
* Untuk Hipertensi
a) Mengurangi makanan berlemak, berbumbu asam, cokelat, kopi, allkohol.
b) Mengurangi asupan Natrium dengan diet garam.
c) Melakukan aktivitas fisik seperti aerobik.
* Untuk GERD
a) Posisi kepala / tempat tidur ditinggikan 6-8 inch
b) Diet dengan menghindari makanan tertentu (makanan berlemak,
berbumbu,asam, cokelat, kopi, alkohol).
c) Menurunkan BB bagi yang gemuk.
d) Jangan makan terlalu kenyang, jangan segera tidur setelah makan.
e) Sebaiknya makan sedikit-sedikit tapi sering.
f) Hindari hal : seperti merokok, pakaian ketat, mengangkat barang berat.
g) Menghindari obat-obat yang dapat menurunkan tonus LES : antikolinergik,
teofilin, diazepam, opiate, antagonis kalsium, agonis beta adrenergic,
progesterone.
* Untuk Anemia
a) Mencukupkan asupan nutrisi Fe, asam folat, dan vitamin B12. Misalnya dari
sayur-sayuran hijau, ikan laut, dan unggas.
 Evaluasi Obat Terpilih
a. Furosemide (Golongan Diuretik Kuat)
Furosix (Furosemid 40 mg tiap tablet) produk Landson.
1) Indikasi
Edema, oliguria karena gagal ginjal, dan hipertensi karena gagal jantung
atau gagal ginjal.
2) Kontraindikasi
Keadaan prakoma akibat sirosis hati, gagal ginjal dengan anoria.
3) Peringatan
Hipotensi, gagal ginjal, gagal hati, kehamilan, pembesaran prostat.
4) Efek Samping
Hiponatremia, hipokalemia, hipomagnesenia, alkalosis hipokloremik,
eksresi kalsium meningkat, hipotensi, gangguan saluran cerna, hiperurisemia, dan
pirai, hiperglikemia, kadar kolesterol dan trigliserida meningkat sementara, jarang
terjadi ruam kulit, fotosensitifitas dan depresi sumsum tulang (hentikan
pengobatan), pancreatitis (dengan dosis parenteral yang besar), tinnitus dan
ketulian (biasanya karena pemberian dosis parenteral yang besar dan cepat, serta
pada gangguan ginjal).
5) Interaksi Obat
Dengan antidiabetik (klorpropamid), antijamur (amfoterisin), glikosida
jantung (spironalakton), kotikosteroid, diuretik lain (metalazon), lithium,
simpatomimetik (salbutamol, salmeterol, terbutalin, bambuterol, eformoterol,
fenoterol, firbutarol, reproterol, rimiterol, ritodrin dan tulobuterol dosis tinggi).
b. Sukralfat (Golongan Pelindung Mukosa Lambung)
Ulsidex (Sukralfat 500 mg tiap tablet) produk Dexa Medica
1) Indikasi
Tukak Lambung dan Tukak Duodenum.
2) Peringatan
Gangguan ginjal (hindarkan bila berat), kehamilan, menyusui.
3) Efek Samping
Konstipasi, diare, mual, gangguan pencernaan, gangguan lambung, mulut
kering, ruam, gatal-gatal, nyeri punggung, pusing, sakit kepala, vertigo, dan
mengantuk.
4) Interaksi Obat
Dengan antibakteri (siproflaksasin, norflaksasin, oflaksasin, dan tetrasiklin),
antikoogulan (warfarin), antiepilepsi (fenitoin), antijamur (ketokonazol),
glikosida jantung, tiroksin.
c. Fero Fumarat (Golongan Zat Besi Oral)
Hemobion (Mengandung Fe Fumarat 360 mg, Asam Folat 1,5 mg, Vitamin
B12 15µg, Vitamin C 75 mg, Kalsium karbonat 200 mg, Kolekalsiferol 400 iu
tiap tablet) produk Merck.
1) Indikasi
Pencegahan dan pengobatan anemia defisiensi besi.
2) Kontraindikasi
Hemokromatosis, anemia hemolitik, hipersensitivitas.
3) Peringatan
Individu dengan keseimbangan besi normal tidak boleh mengkonsumsi besi
secara kronis.
4) Efek Samping
Noda pada gigi, nyeri abdominal, konstipasi, diare, mual, warna feses gelap.
5) Interaksi Obat
Dengan antasida (magnesium trisilikat), antibakteri (tetrasiklin), bisfosfonat,
dopaminergik (levodopa), penisilamin, trientin, seng.
 Monitoring dan Evaluasi
a. Subjektif
1) Apakah keluhan GERD (sesak nafas, nyeri abdominal, anoreksia, nausea,
perut kembung, sering bersendawa) berkurang atau tidak ?
2) Apakah oedem di kaki pasien hilang atau tidak ?
3) Apakah anemia pasien sembuh atau tidak ?
4) Apakah hipertensi pada pasien terkontrol atau tidak ?
5) Jika nyeri bertambah sebaiknya diperhatikan perlunya penambahan obat anti
nyeri yang sesuai.
6) Penyesuaian dosis diperlukan jika terapi kurang efektif sesuai ketentuan
yang cocok.
b. Objektif
1) Pemeriksaan tekanan darah.
2) Pemeriksaan Hb, eritrosit, dan hematokrit untuk mengetahui tingkat
kesembuhan anemia.
3) Pemeriksaan serum kreatinin untuk mengetahui keadaan fungsi ginjal.
4) Pemeriksaan CK dan CK-MB untuk mengetahui keadaan fungsi jantung.
5) Pemeriksaan elektrolit Na dan K.
c. Diperhatikan efek samping obat, yaitu :
1) Furosix (furosemide 40 mg).
2) Ulsidex (sukralfat 500 mg).
3) Hemobion (Fe Fumarat 360 mg, Asam Folat 1,5 mg, Vitamin B12 15
µg, Vitamin C 75 mg, Kalsium karbonat 200 mg, Kolekalsiferol 400
iu).
 KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
1. Diberi penjelasan ada tidaknya gejala efek samping yang timbul.
2. Minum obat secara teratur, berikut instruksi untuk masing-masing obat.
3. Diminum per-oral.
4. Cukup minum.
5. Kurangi makanan berlemak, berbumbu asam, cokelat, kopi, alkohol dan diet
garam.
6. Olahraga teratur.
7. Posisi kepala / tempat tidur ditinggikan 6-8 inch.
8. Jangan makan terlalu kenyang, jangan segera tidur setelah makan.
9. Sebaiknya makan sedikit-sedikit tapi sering.
10. Mencukupkan asupan nutrisi Fe, asam folat, dan vitamin B12. Misalnya dari
sayur-sayuran hijau.
11. Jika tinja mengalami perubahan warna merupakan efek samping dari
penggunaan suplemen Hemobion yang mengandung fero fumarat.
12. Pasien akan sering buang air kecil karena penggunaan diuretik.

Anda mungkin juga menyukai