Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

CARDIAC ARREST (HENTI JATUNG)


Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Keperawatan Kritis”

Dosen Pengampu :
Agus Wiwit S S.Kep,.Ns,M.Kep

Disusun Oleh :

1. Adelia Wiranto Putri (201701002)


2. Anindia Putri Yudha Yanti (201701005)
3. Dian Citra Prihatini (201701012)
4. Sri Dewi Rahayu (201701032)
5. Tiyan Ramanda Putri (201701033)
6. Wahyu Rizka Yolanda Putri (201701035)

PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
KAMPUS VI P ONOROGO
TAHUN 2019/2020
KASUS CARDIAC AREST (HENTI JANTUNG)

Seorang wanita berusia 24th, ditemukan tergeletak ditempat kerjanya tiba tiba
jatuh pingsan ketika dia dan temen-temannya tengah bersiap makan di luar. Saat wanita
itu jatuh pingsan temannya mengira itu hanya bercanda, kemudian ketika salah satu
temannya mengecek keadaan wanita tersebut, ia melihat bibirnya tampak biru, terjadi
henti nafas dan jantungnya berhenti berdetak. Teman px mengatakan px tiba-tiba tidak
bernafas dan tidak ada sumbatan/benda asing yang masuk, Akral dingin dan pucat.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

A. PENGKAJIAN:

IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. L Umur : 24 tahun
Agama : Islam Pendidikan : SMA
Status : Menikah Pekerjaan : Swasta
Tgl masuk : 25 Januari 2016 No reg : 16745
Alamat : Ds.A, Kec.P, Kab.P

IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB
Nama : Tn. B
Pendidikan : SMA
Hubungan dgn klien : Suami
Alamat : Ds.A, Kec.P, kab.P

1. Keluhan utama : Tiba-tiba pingsan

2. Alasan masuk ICU/ICCU : Karena pasien mengalami penurunan


kesadaran

3. Riwayat kesehatan:

a. Riwayat kesehatan sekarang


Pasien saat dirumah tiba-tiba pingsan, dan pada hari itu juga
tanggal 25 Januari 2016 pasien dibawa temannya ke UGD RS.
Setelah mendapatkan pertolongan pertama pasien dipindahkan ke
ruang ICU.

b. Riwayat kesehatan dahulu

Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit dan tidak pernah


memiliki penyakit akut maupun kronis.

c. Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga pasien ada yang memiliki riwayat penyakit jantung.

4. Primery survey
a. Breath :
Pergerakan dada simetris
Suara nafas vesikuler
Penggunaan alat bantu nafas (nasal canule)

b. Blood :
Suara jantung BJ 1 BJ 2 tunggal
Irama jantung redup
CRT < 2
Tidak ada edema

c. Brain :
Coma
E:1 V:1 M:1
Reaksi pupil isokor
Reflex fisiologis tidak ada
Reflex patologis tidak ada
Meningeal sign tidak ada
d. Bladder :
Pengunaan dower kateter
Warna khas urine

e. Bowel :
Mukosa lembab
Lidah kotor
Keadaan gigi lengkap
Tidak ada distensi abdomen
Peristaltic usus menurun

f. Bone
Turgor baik
Tidak ada perdarahan dikulit
Tidak ada icterus
Akral hangat
Pergerakan sendi (-)
Tidak ada fraktur
Tidak ada luka/lesi

5. Sekudery survey
a. Kepala :
Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih tidak ada luka,
penyebaran rambut merata, warna rambut hitam, tidak ada
benjolan

b. Mata :
mata lengkap dan simetris, tidak ada odema, tidak ada lesi, tidak
ada benjolan, konjungtiva pucat, sclera putih, reflex pupil isokor,
tidak ada peradangan pada kornea dan iris
c. Hidung :
Simetris, tidak ada secret, tidak ada sumbatan, tidak ada benjolan.

d. Telinga:
Bentuk telinga simetris, tidak ada perdarahan, membrane telinga
utuh.

e. Leher :
Posisi simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada kenaikan vena jagularis

f. Dada :
a) Paru :
Inspeksi :
Bentuk thorak normal, irama pernafasan teratur, tidak ada
pernafasan cuping hidung, tidak cyanosis, tidak ada batuk.

Palpasi :
Getaran antara paru kanan dan kiri sama,

Perkusi :
Sonor diseluruh lapang paru.

Auskultasi :
Suara nafas vesikuler, tidak ada suara tambahan

b) Jantung :
Inspeksi :
Bentuk dada simetris, tidak nampak adanya pulsasi
Palpasi :
Tidak teraba adanya pulsasi, ictus cordis teraba di ICS V
linea midclavicula sinistra

Perkusi :
Redup di area aorta, pulmonal, trikuspidalis, dan mitral

Auskultasi :
BJ I dan BJ II tunggal

g. Abdomen
Inspeksi :
Bentuk abdomen normal, tidak ada benjolan, tidak ada
bayangan pembuluh darah.

Auskultasi :
Bising usus sebanyak 5x/menit.

Palpasi :
Hepar tidak teraba, tidak ada nyeri tekan pada gaster, tidak
ada nyeri tekan pada lien, ginjal tidak teraba, tidak ada
nyeri tekan pada appendiks, tidak teraba feses mengeras.

Perkusi :
Pekak di hepar, tympani di region 2 sampai 9, tidak ada
ascites.

h. Genetalia :
Terpasang kateter.
i. Kulit :
Warna kulit kecoklatan, tidak ada inflamasi, tekstur lembab, tidak
ada kelainan kulit.

l. Ekstrimitas :
Atas :
Tangan kiri terpasang infus, tidak ada edema padan kedua
tangan, kekuatan otot
1 1

Bawah :
Tidak ada edema pada kedua kaki, kekuatan otot

1 1

6.Tertiery survey
a. Penunjang :
Laboraturium :
EKG

b. Data therapy
B. ANALISA DATA

NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1. Ds : - Penurunan volume Penurunan Curah
Do : darah Jantung
 Coma
 k/u lemah
 TTV :
 TD : 110/70 mmHg
N : 63x/menit
S : 36,6°C
RR : 18x/menit

Ds :
2. Do :
Penurunan Gangguan pola
 Tirah baring
kesadaran nafas
 Pengunaan alat bantu nafas 5
lpm
 TD : 110/70 mmHg
N : 63x/menit
S : 36,6°C
RR : 18x/menit
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung b/d Penurunan volume darah


2. Gangguan pola nafas b/d Penurunan kesadaran
D. RENCANA KEPERAWATAN

NO HARI TUJUAN INTERVENSI TTD


DX TANGGAL
1. Setelah dilakukan 1. Observasi TTV
2. Berikan posisi nyaman
tindakan keperawatan
yaitu posisi semifowler
selama 1 x 24 jam
3. Monitor output cairan
curah jantung
kembali normal 4. Kolaborasi dengan tim
medik untuk pemberian
terapi
1. Observasi TTV
Setelah di lakukan 2. Memberikan posisi yang
2.
tindakan keperawatan nyaman
selama 1 kali 24 jam,
pola nafas kembali 3. Berikan O2 yg cukup

efektif
E. IMPLEMENTASI

NO HARI TINDAKAN RESPON HASIL TTD


DX TANGGAL
1. 1. Mengobservasi TTV
- TD : 110/70
TTV
mmHg
2. Bemberikan posisi
- N : 63x/menit
yang nyaman yaitu - S : 36,6°C
- RR : 18x/menit
posisi semifowler
Diberikan posisi
3. Memonitor output
semifowler agar
dan input cairan
pernafasannya pasien tetap
4. Mengkolaborasi
teratur dan harus
dengan tim medis
memonitor output dan
untuk memberikan
input cairan pasien.
terapi
Saat pemeriksaan TTV,
ditemukan adanya
kejanggalan yaitu respirasi.
Maka tindakan selanjutnya
adalah memberikan posisi
2.
yang nyaman dan
1. Observasi TTV
pemberian O2 yang cukup
2. Memberikan posisi
agar pernafasan kembali
yang nyaman
normal.
3. Memberikan O2 yg
cukup
F. EVALUASI

NO HARI EVALUASI RESPON/HASIL TTD


DX TANGGAL
1. S:- Keadaan pasien masih
O: koma dan belum stabil
- Masih coma sehingga pasien masih
memerlukan penangan
- K/u lemas yang intensif.
- TTV :
TD : 110/70
mmHg
N : 63x/menit
S : 36,6°C
RR : 18x/menit
- Lemah : (+)
- Akral dingin: (+)
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi

S:-
O:
- Tirah baring
- TTV :
TD : 110/70
mmHg
N : 63x/menit
2. Pasien masih memerlukan
S : 36,6°C
alat bantu pernafasan, TTV
RR : 18x/menit
harus selalu dipantau
- Penggunaan alat
selama 24 jam agar kondisi
bantu nafas O2
tidak menurun.
5 lpm
- Akral dingin : (+)
- CRT : > 2 Detik
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai