2005 -2015
V.21.05.2007
/DQGDVDQ +XNXP 3HUEDQNDQ 6\DULDK
2
Perbankan Syariah Sebagai Bagian dari
Sistem Keuangan Nasional
Pengembangan Perbankan Syariah sejalan dengan API dan ASKI
Perbankan
Arsitektur Perbankan
Indonesian Banking Architecture Pasar Modal Asuransi
Indonesia
(API)
Cetak Biru Pengembangan Dana Pensiun Pegadaian
Perbankan Syariah
Indonesia
Perusahaan
Microfinance
Pembiayaan
3
Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah adalah
untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yg Tinggi
dan Berkualitas
6 Pilar Pengembangan
Perbankan Syariah
Struktur Industri
Perbankan Syariah
6 Sasaran 112
Strategis 4 Tahapan
Infrastruktur Industri Program
Pengembangan Pencapaian
Inisiatif
Perbankan Syariah
5
Visi dan Enam Pilar API
Sistem Infrastruktur
Struktur Pengawasan Pendukung
Perbankan yang
Independen yang
yang Sehat
dan Efektif Mencukupi
Sistem
Industri Perlindungan
Pengaturan
Perbankan Nasabah
yang
yang Kuat
Efektif
A. VISI
• “Terwujudnya sistem perbankan syariah yang sehat, kuat dan
selaras dengan prinsip syariah dalam kerangka keadilan,
kemaslahatan dan keseimbangan guna mencapai masyarakat
yang sejahtera secara material dan spiritual”
B. MISI
• “Mewujudkan iklim yang kondusif untuk pengembangan
perbankan syariah yang sehat, efisien dan kompetitif atas dasar
prinsip syariah dan prinsip kehati-hatian, yang mampu
mendukung sektor riil melalui kegiatan pembiayaan berbasis
bagi hasil dan transaksi riil, dalam rangka mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional”
8
Paradigma Pengembangan Perbankan
Syariah
1. Fair Treatment
2. Market Driven
3. Sustainable Approach
4. Comply to Sharia Principles
5. Consistent
9
6 Pilar Pengembangan Perbankan Syariah
Terpenuhi- Sistem
Struktur nya prinsip pengawas- Industri Infrastruktur
Perbankan kehati- an yg perbankan pendukung Perlindung-
Syariah yg hatian & indepen- syariah yg yg an nasabah
sehat kepatuhan den dan kuat mencukupi
syariah efektif
10
Back to Framework Cetak Biru
6 Sasaran Strategis Pengembangan Perbankan Syariah
Nasional
11
Back to Framework Cetak Biru
Bank
Bank Indonesia:
Indonesia: Pengawasan
Pengawasan bank,
bank, Dewan
Dewan Syariah
Syariah Nasional
Nasional
Kebijakan
Kebijakan moneter
moneter && Sistem
Sistem pembayaran
pembayaran Lembaga
Lembaga fatwa
fatwa
Asumsi:
- momentum akselerasi 2007-2008 tetap terjaga dan berkelanjutan.
- Faktor-faktor kunci yg mempengaruhi keberhasilan pencapaian target: jumlah bank,
jaringan kantor/layanan, variasi produk, SDM, IT, fungsi pengawasan BI, dukungan
pemerintah & stakeholder lainnya, kondisi perekonomian dan efektifnya market
discipline.
14
Penjabaran Sasaran Strategis untuk Back to
matrix
mendukung pencapaian Pilar I
1. Terwujudnya bank-bank syariah dengan standar operasi internasional,
didukung oleh permodalan yang memadai, berdaya saing serta
kompetensi pada jenis pasar yang dipilihnya.
2. Tercapainya pangsa pasar perbankan syariah yang cukup signifikan
pada akhir tahun 2015 (sekitar 15%).
3. Jumlah BUS minimal 10% dari perbankan nasional dicapai pada tahun
2015.
4. Terwujudnya aliansi strategis bank syariah dengan lembaga-lembaga
keuangan syariah lain.
5. Terwujudnya linkage program antara BUS, UUS dan BPRS dalam
melayani sektor UMK, Usaha Menengah dan Korporasi.
15
Penjabaran Sasaran Strategis untuk Back to
matrix
mendukung pencapaian Pilar II
1. Perbankan syariah memiliki undang-undang tersendiri (UU Bank
Syariah)
2. Berlakunya ketentuan perpajakan yang fair bagi transaksi perbankan
syariah
3. Tersusunnya standar keuangan syariah untuk mendukung
pengembangan produk yang selaras antara aspek syariah dan kehati-
hatian;
4. Terimplementasinya nilai-nilai syariah secara mikro dalam bentuk
ketentuan Good Corporate Governance (GCG) dan terbentuk market
discipline.
5. Diterapkannya kebijakan exit dan entry yang efisien
6. Dibuatnya peraturan yang spesifik sesuai dengan karakteristik
operasional bank syariah.
16
Penjabaran Sasaran Strategis untuk Back to
matrix
mendukung pencapaian Pilar III
1. Terwujudnya sistem pengaturan dan pengawasan berbasis risiko yang dapat
mendorong ke arah terbentuknya self-regulatory system, dengan dukungan IT dan
SDM yg memadai.
2. Tercukupinya kebutuhan SDM pengawas bank syariah yang memiliki tingkat
keahlian yang tinggi dan dalam jumlah yang proporsional dengan kebutuhan
pengawasan;
3. Terwujudnya kerjasama antara otoritas pengawasan perbankan syariah nasional
dengan otoritas pengawasan negara lain dalam rangka cross border supervision.
4. Terwujudnya mekanisme dan harmonisasi pengawasan prinsip syariah dalam
industri perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah non-bank;
5. Menyempurnakan organisasi Direktorat Perbankan Syariah dan satker lainnya
termasuk KBI sesuai dengan kebutuhan pengawasan bank syariah.
6. Terjaganya tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi dalam hal penerapan
prinsip syariah dalam setiap transaksi.
17
Penjabaran Sasaran Strategis untuk Back to
matrix
mendukung pencapaian Pilar IV
1. Diterapkannya GCG dalam operasional perbankan syariah.
2. Semakin efisien operasional perbankan syariah.
3. Tercapainya porsi pembiayaan berbasis bagi hasil secara signifikan.
4. Tersedianya SDM bank syariah yang memiliki kualifikasi keahlian
internasional dan dalam jumlah yang memadai.
5. Perbankan syariah memiliki IT yang memadai.
6. Perbankan syariah memiliki Internal Control yang memadai untuk
memastikan pemenuhan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan syariah.
7. Pengembangan produk perbankan syariah yang disesuaikan dengan
kebutuhan pengguna jasa perbankan syariah dengan selalu
memperhatikan aspek kehati-hatian dan kepatuhan syariah.
8. Pengembangan jaringan kantor dan layanan bank syariah hingga ke
daerah-daerah secara merata serta sesuai kebutuhan masyarakat.
9. Berkembangnya fungsi sosial bank syariah untuk mendorong
pengembangan UMK dan pengentasan kemiskinan.
18
Penjabaran Sasaran Strategis untuk Back to
matrix
mendukung pencapaian Pilar V
1. Terwujudnya pasar keuangan syariah yang efisien dan merefleksikan prinsip-
prinsip syariah dalam instrumen dan jenis transaksinya.
2. Telah berdiri/berkembang/berfungsinya institusi infrastruktur perbankan syariah,
seperti lembaga rating, asosiasi perbankan syariah, lembaga sertifikasi,
lembaga arbitrase, lembaga peradilan muamalah, lembaga pendidikan,lembaga
riset, lembaga amil zakat & wakaf dan DSN.
3. Semakin meningkatnya kerjasama dg lembaga keuangan Internasional (IFSB,
IIFM, IDB, AAOIFI dll) dalam rangka peningkatan standar pengawasan dan
standar industri perbankan syariah.
4. Semakin meningkatnya kerjasama dg lembaga domestik dalam mendukung
perkembangan industri perbankan syariah.
5. Adanya kesamaan visi dan misi serta kejelasan kedudukan perbankan syariah
dalam optimalisasi pengelolaan dana-dana voluntary sector dalam
pengembangan dan pemberdayaan UMKM (Cetak biru pengembangan shariah
voluntary sector)
6. Mulai berkembangnya pasar keuangan sosial (voluntary sectory) dimana
perbankan syariah memiliki peran yang signifikan dalam hal monilisasi dana-
dana sosial dan penyalurannya ke UMK dan pengentasan kemiskinan.
19
Penjabaran Sasaran Strategis untuk Back to
matrix
mendukung pencapaian Pilar VI
1. Tercapainya tingkat pemahaman masyarakat yang tepat mengenai
fungsi, peran dan positioning bank syariah dalam masyarakat, produk-
produk bank syariah melalui proses sosialisasi yang efektif.
2. Tercapainya tingkat pemahaman nasabah terkait dengan hak dan
kewajiban nasabah serta mekanisme penyelesaian apabila terdapat
perselisihan melalui proses sosialisasi yang efektif.
3. Terbentuknya Lembaga Mediasi yang memiliki kemampuan untuk
melayani pengaduan nasabah/bank syariah.
4. Terwujudnya safety-net keuangan syariah yang merupakan kesatuan
dengan konsep operasional perbankan yang berhati-hati.
5. Terwujudnya mekanisme perlindungan konsumen.
20
Harmonisasi sektor keuangan dan sektor riil
(Perspektif Ekonomi Syariah)
REAL ECONOMY
Share/Equity Holder Entrepreneur
FINANCIAL MARKET
Back 21
Peran Perbankan Syariah
Dalam Mendorong Sektor UMKM
PENABUNG Konversi
DEPOSAN BUK (Bank BUS
Umum
Konvensional)
Mendirikan
INVESTOR
DN-LN UUS (Unit
Usaha Syariah)
Mendirikan
PEMERINTAH
BUK dg UUS BUS
DANA
SOSIAL BUS (Bank
DN-LN Umum Syariah)
Korporasi Retail
II. Penguatan Sisi Penawaran
23
Infrastruktur Industri Perbankan Syariah:
kondisi saat ini (2007)
Bank
Bank Indonesia:
Indonesia: Pengawasan
Pengawasan bank,
bank, Dewan
Dewan Syariah
Syariah Nasional
Nasional
Kebijakan
Kebijakan moneter
moneter && Sistem
Sistem pembayaran
pembayaran Lembaga
Lembaga fatwa
fatwa
25
Penjabaran Strategi Pengembangan Industri
Perbankan syariah
26
Penjabaran Strategi Pengembangan Industri
Perbankan syariah
– Tercapainya pertumbuhan perbankan syariah dalam segi volume yang didukung oleh
daya jangkau pelayanan dan varietas produk yang kompetitif
– Terwujudnya bank-bank syariah dengan standar operasi internasional, daya saing pada
tingkat global serta kompetensi pada jenis pasar yang dipilihnya
– Terwujudnya aliansi strategis dengan lembaga-lembaga keuangan syariah lain, otoritas
pengaturan dan lembaga riset secara domestik dan internasional
– Terwujudnya mekanisme kerja sama dengan lembaga-lembaga pendukung termasuk
instansi terkait dan satuan-satuan kerja di Bank Indonesia
– Terwujudnya pasar keuangan syariah yang efisien dan merefleksikan prinsip-prinsip
syariah dalam instrumen dan jenis transaksinya.
– Tercapainya Pangsa pasar perbankan syariah 15% pada akhir tahun 2015 dengan
jumlah bank 10% dari perbankan nasional.
27
Penjabaran Strategi Pengembangan Industri
Perbankan syariah
28
Penjabaran Strategi Pengembangan Industri
Perbankan syariah
29
Penjabaran Strategi Pengembangan Industri
Perbankan syariah
2005 -2015