Anda di halaman 1dari 1

Alzheimer: suatu gangguan psikiatri yg merupakan bentuk diduga terlibat dalam patofisiologi skizofernia.

Hipotesis di
progresifitas dari dementia, yg berefek pd gangguan kognitif, dapat dari pemberian antagonis reseptor NMDA dan
behavior, dan fungsional. (penurnan fungsi otak daya ingat ketamin pada orang sehat menghasilkan efek yang mirip
merosot tajam, tidak apat disembuhkan. dengan spectrum gejala dan gangguan kognitif terkait
Patofisiologi: Alzheimer disebabkan oleh tumpukan padat beta skizofernia Terapi: tujuan meringankan gejala, menghindari
protein dan materi sel yang terakumulasi di luar dan di sekitar efek samping, meningkatkan fungsi psikososial dan
sel saraf. Amiloid precursore protein (APP) adalah precursor produktivitas, meningkatkan kepatuhan terapi, melibatkan
dari amiloid plaque, dimana APP akan saling melekat melewati pasien dalam rencana pemilihan terapi. Farmakologi: secara
neuro memberan dan enzin akan memotong APP menjadi umum di bagi jadi 3 tahap yaitu terapi akutm stabilisasi dan
fragmen protein salah satunya beta amiloid. Beta amiloid terapi pemeliharaan. Akut 7 hari pertama tujuan
bergabung menjadi gumpalan fragmen dan membentuk mengurangi agitasi agresi dll benzodiazepine biasanya
plaques, yang kemudian neurofibriltary tangle dan amiloid digunakan dalam terapi akut. Terapi stabilitas minggu 2
plaques yang menumpuk akan membunuh sel otak mulai dari atau 3 untuk meningkatkan sosialisasi dan perbaikan
bagian yang mengatur daya ingat dan terus menyebar seiring kebiasaan dan perasaan pengobatan dengan obat
berjalannya waktu.Klasifikasi: Mild (MMSE score 26-18) susah antipsikotik. Terapi Pemeliharaan untuk mencegah
mengingat hal baru, penurunan kemampuang mengerjakan kekambuhan dosis terapi pemeliharaan diberikan setengah
perkerjaan rumah tanggam, menyerah pada hobi, bisa hilang dari dosis akut. Klozapin antipsikotik yang diberikan jika
ketika sedang mengemudi. Moderate (MMSE score 17-10) pasien mengalami resistensi terhadap antipsikotik lain.Non
membutuhkan asisten untuk aktivitas sehari hari, bingung farmakologi: pendekatan psikososial Antipsikotik dapat
terhadap hal yang berhubungan dengan waktu, kemampuang dibedakan menjadi 2, yaitu : Antipsikotik tipikal (FGA)
mengemudi dengan aman hilang, lupa tentang detail masalalu Antipsikotik tipikal merupakan antipsikotik generasi lama
seperti nama keluarga atau teman. Servere (MMSE score 9-0) yang mempunyai aksi untuk mengeblok reseptor dopamin
hilang kemampuan untuk bicara, berjalan, makan sendiri, D2. Antipsikotik jenis ini lebih efektif untuk mengatasi gejala
mengompol, butuh perhatian 24 jam sehari dan 7 hari positif yang muncul. Efek samping ekstrapiramidal banyak
seminggu ditemukan pada penggunaan antipsikotik tipikal sehingga
Gejala: gangguan daya ingat, kesulitan melakukan aktivitas muncul antipsikotik atipikal yang lebih aman. Contoh obat-
sehari hari, problem bicara, disorientasi, penampilan obatan yang termasuk dalam antipsikotik tipikal
memburut, kesulitan melakukan perhitungan, lupa diantaranya adalah klorpromazin, tiorizadin, flufenazin,
meletakan barang dan curiga orang mencurinya, perubahan haloperidol, loxapin, dan perfenazin (Ikawati, 2011).
perasaan/ prilaku, perubahan kepribadian Antipsikotik atipikal (SGA) Antipsikotik atipikal adalah
Terapi: Tujuan menjaga fungsi fungsi pasien selama generasi baru yang banyak muncul pada tahun 1990an. Aksi
mungkin, menunda perkembangan penyakit. Strategi terapi obat ini yaitu menghambat reseptor 5-HT2 dan memiliki
Non farmakologi: melibatkan pasien, keluarga/pengasuh efek blokade pada reseptor dopamin yang rendah.
khusus untuk mensupport dan memahami kondisi pasien. Antipsikotik atipikal merupakan pilihan pertama dalam
Farmakologi: mengatasi gejala penurunan kognisi dan terapi skizofrenia karena efek sampingnya yang cenderung
menunda progresivitas penyakit. Terapi simptomatik. Terapi lebih kecil jika dibandingkan dengan antipsikotik tipikal.
farmakologi: inhibitor kolinesterase: meingkatkan kadar Antipsikotik atipikal menunjukkan penurunan dari
asetilkolin (donepezil,takrin, rivastigmin). Antagonis munculnya efek samping karena penggunaan obat
reseptor NMDA (memantine, Antioksidan: memperlambat Universitas Sumatera Utara dan masih efektif diberikan
progresivitas (Vit E, Selegilin). Alternatif terapi: ekstrak untuk pasien yang telah resisten terhadap pengobatan.
ginko biloba: neuroprotektif. Terapi berdasarkan stage AD. Antipsikotik ini efektif untuk mengatasi gejala baik positif
Mild-moderate AD: inhibitor kolinesterase, Moderate- maupun negatif. Contoh obat yang termasuk antipsikotik
Severe AD antagonis NMDA. Terapi simptomatik: depresi: atipikal adalah clozapin, risperidon, olanzapin, ziprasidon,
antidepresan (SSRI, TCA), Insomnia: sedative: hipnotik, dan quetiapin (Ikawati,
antidepresan. Delusi: antispsikotik (efek samping rendah Pemilihan agen psikoaktif: stage 1A pasien pertama kali
klozapin risperidon) mengalami skizofernia diberikan monoterapi antipsikotik
STROKE: penyakit serebrovaskular yg terjadi secara tiba tiba kecuali clozapine, stage 1B pasien sebelumnya sudah
dan menyebabkan kerusakan neurologis disebabkan pernah mendapat antipsikotik untuk skizo dan terapi
sumbatan total/parsial 1/ lebih pembuluh darah. sedang di ulangi kembali diberikan antipsikotik kecuali
Perbedaan stroke iskemik dan hemoragik: Stroke iskemik clozapine, dan antipsipsikotik yang sebelumnya digunakan
(non pendarahan): penurunan/terhentinya aliran darah memiliki efikasi rendah atau intoleransi sebainya tidak
sehingga neuron tidak mendapat substrat yang dibutuhkan. digunakan. Stage 2 pasien yang tidak memberikan respon
Penyumbatan dapat terjadi di sepanjang jalur pembuluh klinik yang baik setelah pemberian antipsikotik di stage 1 di
darah arteri yang menuju otak dengan Transient ischemic berikan monoterapi antipsikotik lain yang tidak digunakan di
attack (TIA), reversible ischemi neurological deficit, stage 1 kecuali clozapine, clozapine dipertimbangkan jika
progressing stroke, complete stroke, lebih diakibatkan pasien ada kecendrungan bunuh diri. Stage 3 pasien yang
karena penyumbatan akibat pembekuan darah. Stroke tidak memberikan respon yang baik setelah pembberian 2
hemmoragic (stroke pendarahan) terjadi jika pembuluh jenis antipsikotik diberikan monoterapi clozapine. Stage 4
darah arteri di otak mengalami rupture/pecah sehingga pasien tidak memberikan respon yang baik dengan
menyebabkan peningkatan tekanan dan kerusakan pemberian clozapine diberikan alternative antipsikotik atau
terhadap sel otak, disertai pendarahan intra selebral (PIS), kombinasi antipsikotik. Penggunaan long acting injetable
pendarahan subarachnoid (PSA), lebih disebabkan karena antipsikotik pada stage 2 atau 4 untuk pasien yang memilik
pembuluh darah pecah dan menghambat jaringan otak ketaatan yang rendah atau karena pilihan pasien. Diagnose
disekitarnya multikasial: Anamnesis(wawancara pasien): Alasan
Skizofernia: schizo terpotong/terpecah, phren fikiran, berobat, Riwayat gangguan sekarang, Riwayat gangguan
pikiran terpecah. Gangguan psikis yang ditandai dengan dahulu, Riwayat perkembangan diri, Latar belakang social,
penyimpangan realitas, penarikan diri dari interaksi social, keluarga, pendidikan, pekerjaan, perkawinan, dll.
juga disorganisasi persepsi, pikiran, dan kognisi ALLOANAMNESIS (wawancara, keluarga/orang terdelat).
Patofisiologi: dopamine: terlalu banyaknya penerimaan Kemudian PEMERIKSAAN: Fisik diagnostic, Status mentalis,
dopamine oleh otak sehingga terlalu aktifnya saraf Laboratorium, Radiologik, Evaluasi psikologik, Lain-
dopamine pada jaalur mesolimbik menyebabkan gejala lain.Diagnosis: evaluasi multiaksial: AKSIS I : Gangguan
positif, sedangkan kurangnya aktivitas dopamine pada jalur klinis Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinik AKSIS
mesokortis menyebabkan gejala negative, kognitif dan II : Gangguan kepribadian Retardasi mental AKSIS III :
afektifSerotonin: penurunan aktivitas serotonin Kondisi Medik Umum AKSIS IV : Masalah psikososial dan
meningkatkan aktivitas dopamine. Interaksi serotonin dan Lingkungan AKSIS V : Penilaian Fungsi Secara Global
dopamine khususnya reseptor 5-HT2A, menjelaskan CATATAN : Antara aksis I, II dan III tidak selalu ada
mekanisme obat psikotik atipikal dan rendahnya potensi hubungan etiologik atau pathogenesis, Hubungan antara
untuk menyebabkan efek samping ekstrapiramidal. aksis I, II, III dan aksis IV dapat timbal balik saling
Stimulasi 5-HT1A meningkatkan fungsi dopaminergik mempengaruhi dilanjutkan Rencana pelaksanaa, prognosis
Gutamat: disfungsi glutamatergik di korteks prefrontal dan rencana follow up

Anda mungkin juga menyukai

  • Cengkeh
    Cengkeh
    Dokumen11 halaman
    Cengkeh
    Adi Putra
    Belum ada peringkat
  • Kina
    Kina
    Dokumen2 halaman
    Kina
    Adi Putra
    Belum ada peringkat
  • Jsjskjs
    Jsjskjs
    Dokumen7 halaman
    Jsjskjs
    Adi Putra
    Belum ada peringkat
  • JBHKJ
    JBHKJ
    Dokumen58 halaman
    JBHKJ
    Adi Putra
    Belum ada peringkat
  • Neteru Sukinini
    Neteru Sukinini
    Dokumen34 halaman
    Neteru Sukinini
    Adi Putra
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Gerd
    Jurnal Gerd
    Dokumen18 halaman
    Jurnal Gerd
    Adi Putra
    Belum ada peringkat
  • Kawalumet
    Kawalumet
    Dokumen13 halaman
    Kawalumet
    Adi Putra
    Belum ada peringkat
  • 4513 Uas
    4513 Uas
    Dokumen2 halaman
    4513 Uas
    Adi Putra
    Belum ada peringkat