PENYAKIT PARKINSON
OLEH :
KELOMPOK III
1. I MADE MEGA ADI MUDRA 172200065
2. DEWA AYU MADE DWI DESY ARI 172200071
3. I WAYAN ADI PUTRA TANAYA 172200073
4. I WAYAN SUDIARSA 172200074
5. I MADE JESSE ANGGA MAHENDRA 172200079
6. I.B UTAMA RIYASA PUTERA 172200081
FARMASI KLINIS
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
2019
PARKINSON
II.Latar Belakang
1. Definisi
Penyakit parkinson (PD) merupakan proses degeneratif yang melibatkan neuron
dopaminergik dalam substansia nigra (daerah ganglia basalis yang memproduksi dan
menyimpan neurotransmitter dopamin). Daerah ini memainkan peran yang penting
dalam sistem ekstrapiramidal yang mengendalikan postur tubuh dan koordinasi
gerakan motorik volunter, sehingga penyakit ini karakteristiknya adalah gejala yang
terdiri dari bradikinesia, rigiditas, tremor, ketidakstabilan postur tubuh (kehilangan
keseimbangan), kepala membungkuk ke depan, ekspresi wajah seperti topeng,
drooling, postur bungkuk, penurunan berat badan, dan demineralisasi tulang
(Silitonga R, 2007).
Penyakit Parkinson (PD) adalah penyakit yang kronis dan progresif disorder
dimana terapi obat memainkan peran sentral (Kimble et al, 2013). Untuk menilai
tingkat kecacatan dan menentukan tingkat perkembangan penyakit, berbagai skala
telah dikembangkan, yang paling umum adalah skala Hoehn dan Yahr:
Stage 1: Minimal atau tidak ada kerusakan fungsi.
Stage 2: Keterlibatan bilateral, tanpa gangguan keseimbangan.
Stage 3: Bukti ketidakseimbangan postural; beberapa pembatasan dalam kegiatan;
mampu memimpin kehidupan mandiri; cacat ringan sampai sedang.
Stage 4: Sangat cacat, tidak dapat berjalan dan berdiri tanpa bantuan; secara
signifikan tidak mampu.
Stage 5: Kegiatan sangat dibatasi hanya dapat tidur atau menggunakan kursi roda
dengan dibantu (Kimble et al, 2013).
2. Epidemiologi
Penyakit Parkinson biasanya mulai timbul pada usia 40-70 tahun dan mencapai
puncak pada dekade keenam Penyakit Parkinson yang mulai sebelum umur 20 tahun
disebut sebagai Juvenile Parkinsonism.Penyakit Parkinson lebih banyak pada pria
dengan rasio pria dibandingkan wanita 3:2. Penyakit Parkinson meliputi lebih dari 80
% parkinsonism. Di Amerika Utara meliputi 1 juta penderita atau 1 % dari populasi
berusia lebih dari 65 tahun. Penyakit Parkinson mempunyai prevalensi 160 per
100.000 populasi dan angka kejadiannya berkisar 20 per 100.000 populasi. Keduanya
meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Pada umur 70 tahun, prevalensi dapat
mencapai 120 dan angka kejadian 55 kasus per 100.000 populasi pertahun. Dengan
semakin meningkatnya usia harapan hidup prevalensi Penyakit Parkinson akan
semakin meningkat. Kematian biasanya tidak disebabkan oleh penyakit Parkinson
sendiri tetapi oleh karena terjadinya infeksi sekunder.
3. Etiologi
Etiologi penyakit parkinsone belum diketahui, atau idiopatik. Terdapat beberapa
dugaan. Diantaranya ialah infeksi oleh virus yang non konvensional (belum
diketahui), reaksi abnormal terhadap virusyang sudah umum, pemaparan terhaap zat
toksik yang belum diketahui, serta terjadinya penuaan yang prematuratau dipercepat.
Penyakit Parkinson sendiri memiliki perjalanan penyakit yang ditetapkan Hoehn dan
Yahr (Hoehn and Yahr Staging of Parkinson’s Disease) dimana pada stadium satu
terdapat gejala dan tanda pada satu sisi, gejala ringan, mengganggu namun tidak
menimbulkan kecacataan, umumnya terdapat tremor pada satu anggota gerak, gejala
yang timbul dapat mudah dikenali orang sekitar pasien. Pada sadium dua terdapat
gejala bilateral, terdapat kecacatan minimal, dan sikap maupun cara jalan mulai
terganggu. Pada stadium tiga gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai
terganggu saat berjalan maupun berdiri,terdapat disfungsi umum sedang. Pada
stadium empat terdapat gejala yang lebih berat, masih dapat berjalan hanya untuk
jarak tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor dapat
berkurang dibanding sebelumnya. Pada stadium lima atau stadium kakhetik (cachetic
stage), terdapat kecacatan total dimana pasien tidak mampu berdiri dan berjalan,
hingga memerlukan perawatan tetap.
Penyakit Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel sel otak, tepatnya disubstansia
nigra. Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan gerakan yag tidak dikehendaki
(involuntary). Akibatnya, penderita tidak bias mengatur/ menahn gerakan gerakan
yang tidak disadarinya. Mekanisme bagaimana kerusakan itu belum jelas benar.
Beberapa hal yang diduga bias menyebabkan timbunya penyakit parkinsone adalah
sebagai berikut:
5. Patofisiologi
Secara umum dapat dikatakan bahwa penyakit parkinson terjadi karena penurunan
kadar dopamin akibat kematian neuron di substansia nigra pars compacta (SNc)
sebesar 40-50% yang disertai dengan inklusi sitoplamik eosinofilik (Lewy bodies)
dengan penyebab multifaktor.
Substansia nigra (sering disebut black substance), adalah suatu region kecil di
otak (brain stem) yang terletak sedikit di atas medulla spinalis. Bagian ini menjadi
pusat kontrol/koordinasi dari seluruh pergerakan. Sel-selnya menghasilkan
neurotransmitter yang disebut dopamine, yang berfungsi untuk mengatur seluruh
gerakan otot dan keseimbangan tubuh yang dilakukan oleh sistem saraf pusat.
Dopamine diperlukan untuk komunikasi elektrokimia antara sel-sel neuron di otak
terutama dalam mengatur pergerakan, keseimbangan dan refleks postural, serta
kelancaran komunikasi (bicara). Dopamin diproyeksikan ke striatum dan seterusnya
ke ganglion basalis. Reduksi ini menyebabkan aktivitas neuron di striatum dan
ganglion basalis menurun, menyebabkan gangguan keseimbangan antara inhibitorik
dan eksitatorik. Akibatnya kehilangan kontrol sirkuit neuron di ganglion basalis
untuk mengatur jenis gerak dalam hal inhibisi terhadap jaras langsung dan eksitasi
terhadap jaras yang tidak langsung baik dalam jenis motorik ataupun non-motorik.
Hal tersebut mengakibatkan semua fungsi neuron di 8 sistem saraf pusat (SSP)
menurun dan menghasilkan kelambatan gerak (bradikinesia), tremor, kekakuan
(rigiditas) dan hilangnya refleks postural. (Ginsberg,2008)
6. Klasifikasi
Klasifikasi penyakit parkinson adalah (SIGN, 2010)
a. Parkinsonismus primer/ idiopatik/paralysis agitans
Sering dijumpai dalam praktek sehari-hari dan kronis, tetapi penyebabnya belum
jelas. Kira-kira 7 dari 8 kasus parkinson termasuk jenis ini. Etiologi belum diketahui,
masih belum diketahui. Terdapat beberapa dugaan, diantaranya ialah: infeksi oleh
virus yang non-konvensional (belum diketahui), reaksi abnormal terhadap virus yang
sudah umum, pemaparan terhadap zat toksik yang belum diketahui, terjadinya
penuaan yang prematur atau dipercepat
b. Parkinsonisimus sekunder atau simtomatik
Dapat disebabkan pasca ensefalitis virus, pasca infeksi lain: tuberkulosis, sifilis
meningovaskuler, iatrogenik atau drug induced, misalnya golongan fenotiazin,
reserpin, tetrabenazin dan lain-lain yang merupakan obat-obatan yang menghambat
reseptor dopamin dan menurunkan cadangan dopamin misainya perdarahan serebral
petekial pasca trauma yang berulang-ulang pada petinju, infark lakuner, tumor
serebri, hipoparatiroid dan klasifikasi.
c. Sindrom paraparkinson (Parkinson plus)
Pada kelompok ini gejalanya hanya merupakan sebagaian dari gambaran penyakit
keseluruhan. Jenis ini bisa didapat pada progressive supranuclear palsy, multiple
sistem atrophy, degenerasi kortikobasal ganglionik, sindrom demensia, Hidrosefalus
normotensif, sindrom Shy-drager, degenerasi striatonigral, atropi palidal
(parkinsonismus juvenilis)
d. Gejala
Gejala utama pada pasien penyakit parkinson adalah
Gejala Klinis
1. Tremor/bergetar
Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan awam, dan dianggap
sebagai suatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah satu ciri khas dari
penyakit parkinson adalah tangan tremor (bergetar) jika sedang beristirahat. Namun,
jika orang itu diminta melakukan sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang
disebut resting tremor, yang hilang juga sewaktu tidur. Tremor terdapat pada jari
tangan, tremor kasar pada sendi metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti
menghitung uang logam atau memulung-mulung (pil rolling). Pada sendi tangan
fleksi-ekstensi atau pronasi-supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala fleksi-ekstensi
atau menggeleng, mulut membuka menutup, lidah terjulur-tertarik. Tremor ini
menghilang waktu istirahat dan menghebat waktu emosi terangsang (resting/
alternating tremor).
2. Rigiditas/kekakuan
Pada stadium dini, rigiditas otot terbatas pada satu ekstremitas atas dan hanya
terdeteksi pada gerakan pasif. Biasanya lebih jelas bila pergelangan difleksi dan
ekstensi pasif dan pronasi serta supinasi lengan bawah secara pasif. Pada stadium
lanjut rigiditas menjadi menyeluruh dan berat sehingga memberikan tahanan bila
persendian-persendian digerakkan secara pasif.
3. Akinesia/bradikinesia
Bradikinesia merupakan hasil akhir dari gangguan integrasi pada impuls optik,
labirin, propioseptif dan impuls sensoris di ganglia basalis. Hal ini mengakibatkan
berubahan aktivitas refleks yang mempengaruhi motorneuron gamma dan alfa. Kedua
gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian sehingga tanda
akinesia/bradikinesia muncul. Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam
pekerjaan sehari-hari pun bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin
mengecil, sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran
masih tetap baik sehingga penderita bisa menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu.
Wajah menjadi tanpa ekspresi. Kedipan dan lirikan mata berkurang, suara menjadi
kecil, refleks menelan berkurang, sehingga sering keluar air liur.
4. Tiba-tiba Berhenti atau Ragu-ragu untuk Melangkah
Gejala lain adalah freezing, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai melangkah,
sedang berjalan, atau berputar balik; dan start hesitation, yaitu ragu-ragu untuk mulai
melangkah. Bisa juga terjadi sering kencing, dan sembelit. Penderita menjadi lambat
berpikir dan depresi.
5. Mikrografia Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa
kasus hal ini merupakan gejala dini.
6. Langkah dan Gaya Jalan (sikap Parkinson)
Berjalan dengan langkah kecil menggeser dan makin menjadi cepat (marche a
petit pas), stadium lanjut kepala difleksikan ke dada, bahu membengkok ke depan,
punggung melengkung bila berjalan.
7. Bicara Monoton
Hal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, otot laring,
sehingga bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang monoton dengan volume
suara halus ( suara bisikan) yang lambat.
8. Demensia
Adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan deficit
kognitif.
Adapun gejala motorik meliputi:
a. Penurunan kctrampilan manual
b. Ayunan lengan berkurang
c. Dysarthria (kesulitan bicara karena kelumpuhan otot)
d. Dysphagia (kesulitan menelan)
e. Fastinating gait (ketidakmampuan untuk mulai melangkahkan kaki)
f. Perubahan postur
g. Hypomimia (berkurangnya ekspresi wajah karema kelumpuhan otot-otot
wajah)
h. Hypophonia (suara melemah karena melemahnya otot-otot wicara)
i. Micrographia (tulisan berukuran kecil)
Gejala Otonomik dan Sensorik adalah :
a. Gangguan kandung kemih dan sphinchter anus
b. Konstipasi
c. Diaforesis
d. Fatigue
e. Gangguan Penciuman
f. Perubahan tekanan darah orthostatic
g. Nyeri
h. Paresthesia
i. Seborea
j. Gangguan Seksual
Perubahan status mental adalah :
a. Ansietas
b. Apatis
c. Bradiphrenia
d. Keadaan bingung
e. Demensia
f. Depresi
g. Halusinasi
h. Gangguan Tidur
ya tidak
ya tidak
Anti kolinergik
Usia <60 tahun Usia > 60 tahun
pramipexole
levodopa
Respon terhadap
pengobatan
3.2 Bahan
1. Text Book
2. Data nilai normal laboratoriu
3. Evidance terkait (Journal, Systemic Review, Meta Analysis
PHARMACEUTICAL CARE
PATIENT PROFILE
Bapak D
Jenis kelamin : Laki Laki Tgl MRS : -
Usia : 58 th Tgl KRS : -
Tinggi Badan :
Berat Badan :
Presenting Complaint
Tangan gemetar sejak bulan yang lalu, dan semakin meningkat terus menerus
sehingga mengganggu aktivitasnya. Selain itu tangan, kaki dan badan terasa pegal.
Bapak D mendapatkan obat citicolin 500 mg (2x1), Levodova 500 mg (3x1), Asam
folat 1000 mg (2x1). Ia merasa sangat mual dan telah muntah sebanyak tiga kali
selama beberapa hari terahkir.
Diagnosa Kerja : -
Diagnosa banding : -
HR 88x/menit Normal
Medication
Medication
Dosis
Dosis yang
No Nama Obat Indikasi Terapi
digunakan
(literatur)
1. Citicolin Neruroprotektor 500 mg (2x1)
2. Levodopa Parkinson 500 mg (3x1)
3. Asam Folat Vitamin/Nutrisi 1000 mcg (2x1)
FIR
FIR Alasan Jawaban
Subjektif (Symptomp)
Tangan gemetar sejak bulan yang lalu, dan semakin meningkat terus menerus
sehingga mengganggu aktivitasnya. Selain itu tangan, kaki dan badan terasa pegal.
Bapak D mendapatkan obat citicolin 500 mg (2x1), Levodova 500 mg (3x1), Asam
folat 1000 mg (2x1). Ia merasa sangat mual dan telah muntah sebanyak tiga kali
selama beberapa hari terahkir.
Objective (signs)
Hasil Pemeriksaan Keterangan
Parameter
HR 88x/menit Normal
Assesment
Problem Medis Terapi DRP Keterangan
Parkinson Citicolin 500 Tidak Ada Patient
mg (2 x 1) 81 pasien Parkinson
Disease –MCI 46 adalah
laki-laki, usia 50-76 tahun
(rata-rata 61,7 ± 8,9 tahun),
perjalanan penyakit dari
4,5 tahun hingga 11 tahun
(rata-rata 7,5 ± 2,6 tahun)
Intervention & Compare
Secara acak dibagi menjadi
kelompok perlakuan
citicoline dan kelompok
kontrol. Pasien dalam
kelompok pengobatan
citicoline menerima kapsul
natrium citicoline secara
oral (200 mg) tiga kali
sehari (t.i.d.), selain
pengobatan obat dasar.
Evaluasi MoCA, SCOPA-
COG dan pengukuran level
PL plasma dilakukan
setelah 12 dan 18 bulan
perawatan.
Outcome
Skor MoCA dan SCOPA-
COG menunjukkan
perbedaan yang signifikan
antara kelompok perlakuan
dan kontrol setelah 12 dan
18 bulan pengobatan (P
<0,05, P <0,01), dan kadar
PL plasma pada kelompok
perlakuan, dibandingkan
dengan kelompok kontrol,
menurun secara signifikan
setelah 12 dan 18 bulan
pengobatan (P <0,01, P
<0,001). Terapi ajuvan
Citicoline mungkin
menunda laju penurunan
fungsi kognitif pada pasien
PD-MCI dan mengurangi
kadar PL plasma mereka.
Menyarankan bahwa
perawatan ini
kemungkinan memiliki
efek neuroprotektif.
( Zhenguang Li, 2016)
Levodopa 500 P 1.1 Pemilihan obat Pasien mengalami rasa
mg (3 x 1) tidak tepat mual setelah
M 2.1 Adanya efek mengkonsumsi obat yang
samping (non- di resepkan oleh dokter.
alergi)
Dimana obat yang
dicurigai menyebabkan
efek samping mual tersebut
adalah Levodopa dimana
disebutkan pada DIPIRO,
2015 salah satu efek
samping dari Levodopa
adalah nausea (mual)
Asam folat Patient
1000 mcg 83 pasien PD yang diobati
(2 x 1) levodopa
Intervention & Compare to
percobaan ini adalah untuk
membandingkan kadar B6,
B12, asam folat dan t-hcys
dalam plasma Pasien PD,
dibagi lagi menurut genotipe
MTHFR C677T mereka, dan
dari kontrol.
Outcome
Pasien PD dengan CT atau
TT genotipe memiliki tingkat
t-hcys yang lebih tinggi
secara signifikan daripada
kontrol atau pasien PD
dengan alel CC. Konsentrasi
B6 atau B12 tidak berbeda,
tetapi asam folat berbeda
signifikan lebih tinggi pada
pasien PD dengan mutasi CT.
Kami merekomendasikan
MTHFR genotyping,
pemantauan t-hcys dan
suplementasi vitamin awal
pada pasien PD.
(Woitalla2004).
Plan
Problem
Terapi Evidend Base Medicane
Medis
Parkinson Citicolin 500 mg (2 x 1)
Dilanjutkan
Levodopa diganti menjadi Cari eviden base tentang penurunan
kombinasi Carbidopa dan efek samping mual antara kombinasi
Levodopa dosis? carbidopa levodopa daripada
pemberian levodopa sendirian
Asam folat 1000 mcg
(2 x 1) Dilanjutkan
PEMBAHASAN
Parkinsons
Citicoline
Carbidopa-Levodopa
Asam Folat
Efek levodopa/DDI adalah Neurotoksik jangka panjang karena perubahan
homocysteine-, SAM-, dan SAH dimana peningkatan kadar t-hcys berkontribusi
terhadap timbulnya penyakit pembuluh darah, otak atrofi, penyakit Alzheimer atau
semuanya. Asam folat harus ditambahkan ke pasien yang terkena PD untuk
menormalkan kadar Hcy darah , sehingga berpotensi menghindari faktor-faktor risiko
ini untuk kerusakan neurologis (Woitalla2004).
MONITORING
DAFTAR PUSTAKA
H. Ropper AHB, Robert. Adams and Victor's Principles of Neurology. 8th ed. United
States of America:2005