Anda di halaman 1dari 15

B.

Konsep Dasar Harga Diri Rendah

1. Pengertian harga diri rendah

Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa

jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Fajriyah,2012)

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang

berkepanjangan akibat evaluasi yang nrgatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri, merasa

gagl karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Damayanti dan iskandar, 2012)

Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri

yang negative dan dapat secara langsun atau tidak langsun diekspresikan (Fitria,2014)

Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian menganalisa seberapa jauh

perilaku sesuai dengan ideal diri (Prabowo,2014)

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu dimana individu

mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri dan kemampuan yang dimiliki,

yang menjadikan hilangnya rasa kepercayaan diri akibat evaluasi negative yang berlangsun

dalam waktu yang lama karena merasa gagal dalam mencapai keinginan.
2. Etiologi

Berbagai factor yang menunjang terjadi perubahan dalam konsep diri seseorang. Dalam

tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil

sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa

remaja keberadaannya kurang di hargai, tidak sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri

rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuan

(Damayanti dan Iskandar, 2012).

Fakto-faktor yang mengakibatkan harga diri rendah kronik meliputi factor predisposisi

dan factor presipitasi sebagai berikut :

a. Faktor predisposisi

1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan

orang tua yang tidak relastis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai

tanggun jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak

relastis.

2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotype peran gender,

tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.


3) Faktor yang mempengaruhi odentitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orang

tua, tekanan sebaya, dan perubahan struktur social (Damayanti dan iskandar,

2012)

b. Faktor presipitasi

Factor presipitasi terjadinya harga diri renfah biasanya adalah kehilangan bagian

tubuh , perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas yang

menurun. Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi

secara situasional karena trauma yang muncul secara tiba-tiba, misalnya harus

dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau di penjara, termasuk dirawat dirumah sakit

bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik atau

pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman. Harga diri rendah

kronik, biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah

memiliki pikiran negative dan meningkat saat dirawat.

3. Rentang Respon Harga Diri Rendah

Keterangan :
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar

belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.

b. Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang apa yang ada pada

dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga dirinya, penampilan peran serta

identitas dirinya secara positif

c. Harga diri rendah merupakan persaan negatif terhadap dirinya sendirinya, termasuk

kehilangan kepercayaan diri, tidak berharga berguna, pesimis, tidak ada harapan dan

putus asa.

d. Keracunan idntitas merupakan suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan

berbagai indentifikasi masa kanak-kanak ke dalam kepribadian psikososial dewasa

yang harmonis.

e. Depersonalisasi merupakan suatau perasaan yang tidak relistis diaman klien tidak

dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya.

4. Tanda dan Gejala

Menurut damayanti dan iskandar (2012), tanda dan gejala harga diri rendah

sebagai berikut:

a. Mengkritik diri sendiri

b. Persaan tidak mampu

c. Pandangan hidup yang pesimis


d. Penurunan produktivitas

e. Penolakan terhadap kemampuan diri

Selain data diatas, dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga diri

rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi,

selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menuduk,

bicara lambat dengan suara nada lemah.

C. Konsep ASuhan Keperawatan

Proses keperawatan menjelaskan bagaiaman perawat mengelola asuhan pada individu,

keluarga, kelompok, dan komonitas dengan pendekatan penyelasaian masalah yang sistematis

dalam pemberian asuhan keperawatan. Saat ini proses keperawatan dijelaskan sebagai proses

siklik lima bagian yang meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1. Pengkajian

Dalam keperawatan, pengkajian merupakan pengumpulan data subjektif dan objektif

secara sistematis dengan tujuan membuat penentuan tindakan keperawatan bagi individu,

kelaurga dan komonitas (Damayanti dan iskandar, 2012).

a. Identitas

Sering ditemukan pada usia dini atau muncul pertama kali pada masa pubertas.

b. Keluhan utama
Keluhan utama yang menyebabkan pasien dibawah ke rumah sakit biasanya akibat

adanya kemunduran kemauan dan kedangkalan emosi.

c. Faktor predisposisi

Trauma seperti penganiayaan seksusal dan psikologis atau menyaksikan peristiwa

yang mengancam jiwa.

d. Aspek fisik atau biologis

Mengalami kemunduran fungsi otak dan susunan ssaraf pusat sehingga dapat

mengalami hambatan dalam belajar, serta gangguan dalam pertumbuhan dan

perkembangan.

e. Psikososial

1) Genogram

Orang tuaskizofrenia salah satu kemungkinan anakanya 7-16% skizofrenia

bila keduanya menderita 40-68%, saudara tiri kemugkinan 0,9-1,8%,

saudara kembar 2-15%, dan saudara kandung 7-15%.

2) Konsep diri

a) Gambaran diri:

Gambaran diri positif dan akurat, kesadaran diri berdasarkan observasi

mandiri dan perhatian yang sesuai dengan kesehatan diri dan perasaan tentang

ukuran, fungsi, penampilan dan poster tubuh.


b) Identitas diri

Sifat kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal

eksploitatif, persaan hampa.

c) Peran

Ketegangan peran rasa prustasi saat individu mersa tidak mampu

melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa

sesuai dalam melakukan perannya.

d) Ideal diri

Ideal diri yang realistis

e) Harga diri

Mengkritik diri atau orang lain

3) Hubungan social

Gangguan dalam berhubungan

4) Spiritual

Aktivitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran kemauan

f. Status mental

1) Penampilan
Penampilan tidak rapi jika dari ujung rambut sampai ujung kaki

ada yang tidak rapi, misalnya rambut acak-acakan, kancing baju

tidak tepat, resleting tak terkunci, baju tidak diganti, baju terbalik

2) Pembicaraan

Nada suara rendah, lambat, kurang bicara, apatis.

3) Aktivitas motoric

Lesu, tegang, gelisah, sudah jelas.

4) Alam perasaan

Sedih putus asa

5) Afek

Labil : emosi yang cepat berubah-ubah

6) Interaksi selama wawancara

Cenderung tidak kooperatif, kontak mata kurang, tidak mampu menatap

lawan bicara, diam

7) Persepsi

Tidak terdapat halusinasi

8) Proses piker

Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan

pembicaraan.
9) Tingkat kesadaran

Disorentasi waktu, tempat, orang.

10) Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang

11) Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah dialihkan : perhatian klien mudah berganti dan satu objek ke objek

lain.

12) Kemampuan penilaian

Tidak dapat memahami keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu

keadaan, selalu memberikan alas an meskipun alas an tidak jelas atau tidak

tepat.

13) Daya tilik diri

Menginkari penyakit yang dideritanya

g. Kebutuhan persiapan pulang

1) Makan/minum

Menunjukkan tanda sukar

2) Bab/bak

3) Mandi

4) Berpakaian
5) Istirahat dan tidur

Menunjukkan tanda sukar

6) Pemeliharaan kesehatan

h. Mekanisme koping

Penyalah gunaan zat

i. Masalah psikososial dan linkungan

j. Pengetahuan

k. Aspek medic

Terapi : Haloperidol 5 mg 3x1 tablet/hari

Trihexypenidil 2 mg 3x1 tablet/hari

Chloropromazine 100 mg 0-0-1 tablet/hari

1) Masalah keperawatan

a) Isolasi social : menarik diri

b) Gangguan konsep diri : harga diri rendah

c) Koping individu tidak efektif


2) Pohon masalah

Gambar 2.2 :

Pohon Masalah Harga Diri Rendah

Effect……………………………… > Isolasi Sosial

Core problem…………………… > Harga diri rendah

Koping individu tidak


Causa…………………………….. > efektif

(Damayanti dan iskandar, 2012)

a) Isolasi social adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan

atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain

disekitarnya.

b) Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri

yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau

kemampuan orang lain.

c) Koping individu tidak efektif adalah kurangnya kemampuan pasien untuk

merawat dirinya sendiri (Damayanti dan iskandar,2012)


2. Diagnosa keperawatan

Masalah keperawatan diri berkaitan dengan perasaan ansietas, bermusuhan dan rasa

bersalah. Masalah ini sering menimbulkan proses penyebaran diri dan sirkular bagi individu

yang dapat menyebabkan respon koping maladaptive. Respon ini dapat terlihat pada berbagai

macam individu yang mengalami ancaman integritas fisik atau system diri.

Diagnos keperawatan yang diangkat berdasarkan pohon masalah adalah :

a. Isolasi social berhubungan dengan menarik diri

b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah (Damayanti, iskandar,2012)

3. Rencana keperawatan

Dx 1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Tujuan :

 Klien dapat membina hubungan saling percaya

 Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

 Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

 Klien dapat (menetapkan) kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

 Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit

 Klien dapat melaksanakan sesuai kegiatan yang terjadwal

 Klien dapat mengingat kegiatan sebelumnya.


Intervensi Rasional

1. Bina hubungan saling percaya 1. Terciptanya hubungan saling

dengan mengungkapkan prinsip percaya merupakan dasar untuk

komonikasi teraupetik. melakukan dan melancarkan

2. Identifikasi kemampuan melakukan hubungan interaksi selanjutnya.

kegiatan dan aspek positif klien. 2. Mengetahui hal-hal yang dapat

3. Bantu klien menilai kegiatan yang digunakan

dapat dilakukan saat ini. 3. Keterbukaan dan pengertian tentang

4. Bantu klien memilih salah satu kemampuan yang dimilki adalah

kegiatan yang dapat dilakukan saat persyaratan untuk berubah

ini untuk dilatih. 4. Memberi kesempatan kepada klien

5. Latih kegiatan yang dipilih untuk tetap melakukan kegiatan

6. Masukkan pada jadwal untuk 5. Contoh peran yang dilihat akan

latihan. memotivasi klien untuk

7. Evaluasi kegiatan pertama yang melaksanakan kegiatan.

telah dilatih dan berikan pujian 6. Membantu klien mengingat dan

tetap melaksanakan

7. Klien dapat mengetahui hal-hal


yang dapat dilakukan sesuai dengan

kondisi klien mampu melaksanakan

rencananya.

Dx 2. Isolasi social berhubungan dengan menarik diri

Tujuan :

 Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

 Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan

kerugian yang tidak berhubungan dengan orang lain

 Melaksanakan hubungan social secara bertahap

 Klien dapat melaksanakan kegiatan yang terjadwal

 Klien dapat mengingat kegiatan sebelumnya

Intervensi Rasional

1. Identifikasi penyebab isolasi social 1. Diketahuinya penyebab akan dapat

pasien dihubungkan dengan faktor resipitasi

2. Berdasarkan dengan klien tentang yang dialami klien

keuntungan dan kerugian berinteraksi 2. Klien harus dicoba berinteraksi secara

dengan orang lain. bertahap agar terbiasa membina


3. Mengajarkan klien cara berkenalan hubungan yang sehat dengan orang

dengan satu orang lain.

4. Menganjurkan klien memasukkan 3. Membina hubungan yang sehat dengan

kegiatan latihan berbincang-bincang orang lain.

dengan orang lain dalam jadwal 4. Membantu klien mengingat dan tetap

kegiatan. melaksanakan sehingga timbul

5. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian motivasi untuk berinteraksi.

pasien. 5. Klien dapat mengetahui hal-hal yang

dapat dilakukan sesuai dengan kondisi,

klien mampu melaksanakan rencannya.

Anda mungkin juga menyukai