Anda di halaman 1dari 25

Dismoneria

Nama :Ardayanti
Kelas : Iib
Nim :16.034
. Defenisi Dismenore
Dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang di sebabkan
oleh kejang otot uterus. Nyeri ini terasa di perut bagian bawah
dan atau di daerah bujur sangkar Michaelis . Nyeri dapat terasa
sebelum dan sesudah haid. Dapat bersifat kolik atau terus
menerus.
Etiologi
a. Dismenore Primer
Secara umum, nyeri haid timbul akibat kontraksi
disritmik miometrium yang menampilkan satu gejala
atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai berat
di perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik
di sisi medial paha.
Penyebab Dismenore Primer

a. Faktor endokrin
Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase
korpus luteum. Menurut Novak dan Reynolds,
hormon progesteron menghambat atau mencegah
kontraktilitas uterus sedangkan hormon estrogen
merangsang kontraktilitas uterus.
b. Kelainan organik
Seperti: retrofleksia uterus, hipoplasia uterus,
obstruksi kanalis servikalis,
mioma submukosum bertangkai,
polip endometrium.
c. Faktor kejiwaan atau gangguan psikis
Seperti: rasa bersalah, ketakutan seksual, takut
hamil, hilangnya tempat berteduh, konflik
dengan kewanitaannya, dan imaturitas.
d. Faktor konstitusi
Seperti: anemia, penyakit menahun, dsb dapat
memengaruhi timbulnya dismenorea.
e. Faktor alergi
Menurut Smith, penyebab alergi adalah toksin
haid. Menurut riset, ada asosiasi antara
dismenorea dengan urtikaria, migren, dan asma
bronkiale.

b. Dismenore sekunder mungkin di sebabkan oleh


kondisi berikut :
1. Endometriosis
2. Polip atau fibroid uterus
3. Penyakit radang panggul
4. Perdarahan uterus disfungsional
5. Prolaps uterus
6. Maladaptasi pemakaian AKDR
7. Produk kontrasepsi yang tertinggal setelah
abotus spontan, abortus terauputik, atau
,melahirkan.
8. Kanker ovarium atau uterus.
Pathofisiologi

 Patofisiologi dismenore sampai saat ini


masih belum jelas, tetapi akhir-akhir ini
teori prostaglandin banyak digunakan,
dikatakan bahwa pada keadaan dismenore
kadar prostaglandin meningkat. Kram,
nyeri dan ketidaknyamanan lainnya yang
dihubungkan dengan menstruasi disebut
juga dismenore.
Gambaran Klinis
Menurut Harlow (1996), juga terdapat faktor-faktor risiko
yang berhubungan dengan terjadinya dismenorea yang
berat (severe episodes of dysmenorrhea) :
· Menstruasi pertama pada usia amat dini (earlier age at
menarche)
· Periode menstruasi yang lama (long menstrual periods)
· Aliran menstruasi yang hebat (heavy menstrual flow)
· Merokok (smoking)
· Riwayat keluarga yang positif (positive family history)
 A. Dismenore Primer
 1. Deskripsi perjalanan penyakit

a. Dismenore muncul berupa serangan ringan, kram pada bagian tengah, bersifat
spasmodis yang dapat menyebar ke punggung atau paha bagian dalam.
b. Umumnya ketidaknyamanan di mulai 1-2 hari sebelu menstruasi, namun nyeri yang
paling berat selama 24 jam pertama menstruasi dan mereda pada hari kedua.
c. Dismenore kerpa di sertai efek samping seperti :
· Muntah
· Diare
· Sakit kepala
· Sinkop
· Nyeri kaki
2. Karakteristik dan faktor yang berkaitan :
a. Dismenore primer umumnya di mulai 1-3 tahun setelah menstruasi.
b. Kasus ini bertambah berat setelah beberapa tahun samapai usia 23- 27 tahun, lalu
mulai mereda.
c. Umumnya terjadi pada wanita nulipara , kasus ini kerap menuntun signifikasi
setelah kelahiran anak.
d. Lebih sering terjadi pada wanita obesitas.
 e. Dismenore berkaitan dengan aliran menstruai yang lama.
 f. Jarang terjadi pada atlet.
 g. Jarang terjadi pada wanita yang memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur.
 h. Nulliparity (belum pernah melahirkan anak)
 i. Usia saat menstruasi pertama <12 tahun
B. Dismenore sekunder
1. Indikasi
a. Dismenore di mulai setelah usia 20 tahun
b. Nyeri berdifat unilateral.
2. Faktor yang berhubungan sebagai penyebab
a. PRP
· Awitan akut
· Dispraurenia
· Nyeri tekan asala palpasi dan saat bergerak
· Massa adneksia yang dapat teraba
b. Endometriosis
· Dispsreunia siklik
· Intensitas nyeri samakin meningkat sepanjang menstruasi (tidak
terjadi sebelum menstruasi dan tidak berakhior dalam beberapa jam,
seperti pada kasus dismenore primer).
· Nyeri yangh menetap bukannya kram dan mungkin spesifik pada
sisi lesi.
· Kadang di temukan nodul yang mungkin teraba selama
pemeriksaan.
c. Fibriliomioma dan polip uterus
· Awitan dismenore sekunder lebih lambat pada tahun
reproduksi dari npada dismenore primer.
· Disertai perubahan dalam aliran menstruasi.
· Nyeri kram
· Fibroleimioma yang dapat teraba
· Polip yang bisa atau menonjol pada serviks.
d. Prolaps uterus
· Awitan dismenore sekunder lebih lambat pada tahun-
tahu reproduktif dari pada dismenore primer.
· Lebih umum terjadi pada pasian multipara.
· Nyeri punggung awalnya di mulai saat pramenstruasi
dan menetap sepanjang menstruasi.
· Disertai disparunia dan nyeri panggul yang dapata di
pulihkan dengan posisi terlentang, atau lutut-dada.
· Sistokel dan inkontennesia urine terjadi bersamaan.
Tanda gejala umum yang paling sering muncul yaitu :
· Nyeri pada daerah supra pubis seperti cram,
menyebar sampai area lumbrosacral.
· Sering disertai nausea, muntah
· Diare
· Kelelahan
· Nyeri kepala
· Emosi labil
Dismenore Primer Dismenore Sekunder
· usia lebih muda · usia lebih tua
· timbul segera setelah terjadinya
siklus haid yang teratur · tidak tentu
· sering pada nulipara
· nyeri sering terasa sebagai kejang
· tidak berhubungan dengan
uterus dan spastik paritas
· nyeri timbul mendahului haid,
meningkat pada dan meningkat · nyeri terus-menerus
bersamaan hari pertama dan
kemudian dengan keluarnya darah · nyeri mulai pada saat haid
haid menghilang bersamaan haid
· sering memberikan respons -
sering memerlukan tindakan dengan keluarnya darah
terhadap pengobatan medika dakan
operatif mentosa
haid.
· sering disertai mual, muntah, -
tidak diare, kelelahan dan nyeri
kepala

Perbandingan gejala Dismenore Primer dengan


Dismenore Sekunder :
Asuhan keperawatan
A. Pengkajian
·
1. Riwayat
a. Riwayat menstruasi
· Awitan menarke
· Awitan dismenore yang berkaitan dengan minarke
· Frekuensi dan keteraturan siklus
· Lama dan jumlah aliran menstruasi
· Hubungan antara dismenore dengan siklus dan aliran menstruasi.
b. Deskripsi nyeri
· Awitan yang terkait dangan masa menstruasi
· Rasa kram spasmodic atau menetap
· Lokasi menyeluruh atau spesifik
· Unilateral atau seluruh abdomen bagian bawah
· Lokasi pada abdomen bagian bawah, punggung atau paha.
· Memburuk saat palpasi atau bergerak
c. Gejala yang berkaitan
· Gejala ekstragenetalia
· Dispareunia- konstan atau bersiklus yang berhubungna dengan silus menstruasi.
d. Riwayat obstetri-paritas
e. Pemasangan AKDR
f. Riwayat kondisi yang mungkin mengakibatkan dismenore sekunder.
Selanjutnya .....

2. Pemeriksaan fisik
a. Pencatatan usia dan berat badan
b. Pemeriksaan speculum
· Observasi ostiumm uteri untuk mendeteksi polip.
· Catat warna atau bau yang tidak biasa dari rabas
vagina , lakukan pemeriksaan sediaan basah.
· Persiapkan uji kultur serviks, kultur IMS, dan uji darah
bila perlu, berdasarkan riwayat pasien.
c. Pemeriksaan bimanual
· Catat nyeri tekan akibat gerakan serviks
· Catat ukuran bentuk dan konsestensi uterus, periksa
adanya fibroid.
· Catat setiap masa atau nodul pada adneksa,
terutama nyeri unilateral.
· Catat bila terdapat sistokel atau prolaps uterus.
Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut b/d gangguan menstruasi (dismenore)


2. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan umum
3. Kurang pengetahuan tentang proses terjadinya dismenore
b/d kurang informasi.
Intervensi Keperawatan
Dx 1
 Nyeri akut b/d gangguan menstruasi (dismenore)
Tujuan
1.Setelah diberikan askep selama 1x24 jam diharapkan
nyeri pasien berkurang dengan kriteria hasil : Nyeri
berkurang/dapat diadaptasi,

2.Dapat mengindentifikasi aktivitas yang


meningkatkan/menurunkan nyeri, skala nyeri ringan.
Intervensi
1.Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri
nonfarmakologi dan non invasif
2. Ajarkan penggunaan kompres hangat.
3. Ajarkan Relaksasi : Tehnik-tehnik untuk menurunkan ketegangan
otot rangka, yang dapat menurunkan intensitas nyeri dan juga
tingkatkan relaksasi masase.
4. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
5.Lakukan pijatan punggung bawah.
6.Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan
posisi yang nyaman ; misal waktu tidur, belakangnya dipasang bantal
kecil.
7. Anjurkan menurunkan masukan sodium selama
seminggu sebelum mens
8 Tingkatkan pengetahuan tentang : sebab-sebab nyeri, dan
menghubungkan berapa lama nyeri akan berlangsung.
9. Observasi ulang tingkat nyeri, dan respon motorik
klien, 30 menit setelah pemberian obat analgetik untuk
mengkaji efektivitasnya. Serta setiap 1 - 2 jam setelah
tindakan perawatan selama 1 - 2 hari.
10. Kolaborasi dengan dokter, pemberian analgetik.
Kolaborasi pemberian obat seperti penghambat sintesa
prostaglandin ( PGSI), ibuprofen ( Motrin), naproxen
sodium ( Anaprox) dan ibuprofen setidaknya 48 jam
sebelum terjadi menstruasi.
Rasional
 Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan
keefektifan dalam mengurangi nyeri.

 Meringankan kram abdomen. Panas bekerja dengan pedoman meningkatkan vasodilatasi
dan otot relaksasi,saat menurnnya iskemic uterus.
 Akan melancarkan peredaran darah, sehingga kebutuhan O2 oleh jaringan akan terpenuhi,
sehingga akan mengurangi nyerinya
 Mengalihkan perhatian nyerinya ke hal-hal yang menyenangkan.
 Mengurangi nyeri dengan relaksasi otot vertebra dsn menigkatkan suplai darah. Banyak
perempuan yang mengdapatkan hal positif dengan yoga, biofeedback, meditasi, dan
relaksasi therapy.
 Istirahat akan merelaksasi semua jaringan sehingga akan meningkatkn kenyamanan
 Mengurangi resiko retensi cairan.
 Pengetahuan yang akan dirasakan membantu mengurangi nyerinya. Dan dapat membantu
mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
 Pengkajian yang optimal akan memberikan perawat data yang obyektif untuk mencegah
kemungkinan komplikasi dan melakukan intervensi yang tepat.
 Analgetik memblok lintasan nyeri, sehingga nyeri akan berkurang. Kontrasepsi oral dapat
diberikan jika klien menginginkan kontrasepsi sebagai pembebasan nyeri.OC's mencegah
ovulasi, menurunkan jumlah darah haid, yang mengurangi jumlah prostaglandin dan
dysmenorrhea.
Dx 2

 Intoleransi aktifitas b/d kelemahan umum

Tujuan
Setelah diberikan askep selama 1x24 jam diharapkan Ps menunjukan perbaikan
toleransi aktifitas dengan kriteria hasil Ps dapat melakukan aktifitas
1 Hindari seringnya melakukan intervensi yang tidak penting
yang dapatmembuat lelah,berikan istirahat yang cukup
2 Berikan istirahat cukup dan tidur 8 – 10 jam tiap malam

3 Observasi ulang tingkat nyeri, dan respon motorik klien, 30


menit setelah pemberian obat analgetik untuk mengkaji
efektivitasnya. Serta setiap 1 - 2 jam setelah tindakan perawatan
selama 1 - 2 hari.

Rasional

Istirahat yang cukup dapat menurunkan stress dan meningkatkan


kenyamanan.
istirahat cukup dan tidur cukup menurunkan kelelahan dan
meningkatkan resistensi terhadap infeksi
Pengkajian yang optimal akan memberikan perawat data
yang obyektif untuk mencegah kemungkinan komplikasi dan
melakukan intervensi yang tepat.
Dx 3
TUJUAN
Setelah diberikan askep selama 1x24 jam
diharapkan Ps tahu, mengerti, dan patuh
dengan program terapeutik dengan
kriteria hasil Ps mengerti tentang
penyakitnya dan apa yang
mempengaruhinya
Intervensi
1. Bantu pasien mengerti tentang tujuan
jangka pendek dan jangka panjang
2. Ajarkan pasien tentang penyakit dan
perawatannya.
3. Berikan dukungan emosional.
4. Libatkan orang terdekat dalam program
pengajaran, sediakan materi
pengajaran/instruksi tertulis.
Raional
1. Menyiapkan pasien untuk mengatasi
kondisiserta memperbaiki kualitas hidup
2. Mengajarkan pasien tentang kondisinya
adalah salah satu aspek yang paling
penting dari perawatannya.
3. Memudahkan klien agar bersikap positif.
4. Membantu meningkatkan pengetahuan
dan memberikan sumber tambahan untuk
referensi perawatan di rumah.
Evaluasi
 . EVALUSI
 Hasil Evaluasi yang mungkin didapat adalah :
 1. Tujuan tercapai seluruhnya, yaitu jika
pasien menunjukkan tanda atau gejala sesuai
dengan kreteria hasil yang di tetapkan.
 2. Tujuan sebagian yaitu jika pasien
menunjukan tanda dan gejala sebagian dari
kreteria hasil yang sudah ditetapkan.
 3. Tujuan tidak tercapai, jika pasien tadak
menunjukan tanda dan gejala sesuai dengan
kreteria hasil yang sudah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai