Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN DAN KESEHATAN SAPI BALI

“LAPORAN RESTRAIN TALI TELUSUK SAPI BALI”

OLEH:

I KETUT TOMY CAESAR RAMANDA

1709511041

KELAS B

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2019

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

Latar belakang .................................................................................................1

Rumusan masalah ............................................................................................ 2

Tujuan penulisan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 6

kesimpulan. .......................................................................................................... 6

Saran. ................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA. ........................................................................................ 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sapi Bali (Bos sondaicus) telah mengalami proses domestikasi yang terjadi sebelum
3.500 SM di wilayah Pulau Jawa atau Bali dan Lombok. Hal ini diperkuat dengan kenyataan
bahwa sampai saat ini masih dijumpai banteng yang hidup liar di beberapa lokasi di Pulau
Jawa, seperti di Ujung Kulon serta Pulau Bali yang menjadi pusat gen sapi Bali.

Sapi Bali dikenal juga dengan nama Balinese cow yang kadang-kadang disebut juga
dengan nama Bibos javanicus, meskipun sapi Bali bukan satu subgenus dengan bangsa
sapi Bos taurus atau Bos indicus. Berdasarkan hubungan silsilah famili Bovidae,
kedudukan sapi Bali diklasifikasikan ke dalam subgenus Bibovine tetapi masih termasuk
genus bos. Dari Pulau Bali yang dipandang sebagai pusat perkembangan sekaligus pusat
bibit, sapi Bali menyebar dan berkembang hampir ke seluruh pelosok nusantara. Penyebaran
sapi Bali di luar Pulau Bali yaitu ke Sulawesi Selatan pada tahun 1920 dan 1927, ke Lombok
pada abad ke-19, ke Pulau Timor pada tahun 1912 dan 1920. Selanjutnya sapi Bali
berkembang sampai ke Malaysia, Philipina dan Ausatralia bagian Utara. Sapi Bali juga
pernah diintroduksi ke Australia antara 1827-1849. Dengan data-data seperti tersebut
diatas, Sapi Bali seharusnya merupakan plasma nutfah asli Indonesia yang harus dilestarikan
agar tidak punah.

Penanganan (handling) pada ternak sapi harus dikerjakan dengan terampil. Dalam hal
ini,dukungan pengetahuan yang berkaitan erat dengan cara penanganan, misalnya cara
menggunakan tali atau tambang, cara mengikat, serta cara menggunakan alat-alat, perlu
dipahami terlebih dahulu. Halini penting sebab pananganan ternak sangat jauh berbeda
dengan penanganan hewan ternak. Teknik handling dan restrain bertujuan mempermudah
penanganan ternak, baik di lapangan maupun di dalamkandang, Menghindarkan kerugian
yang disebabkan oleh ternak, di samping itu untuk menjamin keamanan bagi ternaknya
sendiri dan mempermudah penanganan sehari-hari, seperti pemotongankuku, ekor, tanduk,
pencukuran bulu, kastrasi dan lain sebagainya. Penggunaan tali telusuk untuk merestrain sapi

1
bali bagi masyarakat Bali bermata pencaharian sebagai peternak merupakan hal yang lumrah,
begitu pula penggunaan tali keluh sapi di Jawa. Nama simpul tali yang digunakan pada tali
telusuk sapi pada laporan ini adalah dengan Double Grinner Knot.
Rumusan Masalah
Bagaimana step-step tali telusuk Double Grinner Knot pada sapi bali?
Manfaat Penulisan
Bentuk mengetahui bagaimana step-step cara pembuatan tali telusuk Double
Grinner Knot

2
BAB II

PEMBAHASAN

Foto Tali Telusuk Sapi

Cara Pembuatan Tali Telusuk

Double Ginner Knot

Step 1 : Siapkan tali Step 2 : Silang tali seperti pada gambar

3
Step 3 : Buat loop membentuk silang Step 4 : Masukan ujung tali ketrowongan

& lilitkan membentuk lingklaran & kencangkan

Step 5 : Lakukan step 3 pada Step 6 : Masukan ujung tali ketrowongan

sisi yang lain & kencangkan

4
Hasil

5
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Jenis simpul yang digunakan pada tali telusuk hidung sapi Bali yang ada di Bali
sangat beraneka ragam dan lebih bervariasi dibandingkan dengan yang berada di luar
Bali. Adapun jenis simpul tersebut antara lain Double Grinner Knot, simpul ini
merupakan simpul yang paling sering digunakan masyarakat Bali dalam pembuatan tali
telusuk. Tali telusuk model ini merupakan tali telusuk yang digunakan sebagian besar
oleh peternakan.

3.1. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu pembelajaran simpul tali pada
penggunaan tali telusuk pada sapi dapat terus dilestarikan. Karena cara-cara pembuatan
tali telusuk di lingkungan masyarakat sudah banyak dilupakan seiring berjalannya waktu.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ilmi, Ferdaniar Fakhidatul, I Wayan Batan, I Gede Soma.2012. Karakteristik Simpul Tali
Telusuk Sapi Bali dan Tali Keluh Sapi. Fakultas Kedoteran Hewan Universitas
Udayana.1(3).

Anda mungkin juga menyukai