Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL KEGIATAN

ORASI KIPRAH MUHAMMADIYAH UNTUK BANGSA

A. LATAR BELAKANG
Orasi adalah sebuah pidato formal, atau komunikasi oral formal yang disampaikan kepada
khalayak ramai. Muhammadiyah itu bukan sekadar organisasi berbadan hukum yang legalitas
yuridisnya diakui negara. Muhammadiyah juga bukan organisasi kemasyarakatan biasa dan
lahir kemarin sore. Muhammadiyah itu organisasi, pekumpulan, perhimpunan, dan
pergerakan yang keberadaannya lahir dari ruh perjuangan kebangkitan nasional dan telah
mengakar kuat dalam kehidupan bangsa sejak sebelum hingga setelah Indonesia merdeka.
Muhammadiyah selain telah berkiprah memajukan bangsa juga perjalananya terentang
sepanjang zaman yang menyatu dengan denyut nadi sejarah dan eksistensi Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Karenanya terlalu naif jika organisasi kemasyarajatan seperti Muhammadiyah, Sarikat Islam,
Persatuan Islam, Nahdlatul Ulama, Taman Siswa, dan pergerakan lainnya yang besar
peranannya dalam sejarah Republik ini disejajarkan dan disamaratakan dengan organisasi lain
yang lahir beberapa tahun yang lalu dengan peranan yang bersifat parsial. Bukan mengecilkan
kehadiran organisasi kemasyarakatan lain tetapi perlu dilihat keberadaan dan perannya dalam
rentang sejarah yang panjang. Maka menjadi kerdil jika negara yang diwakili oleh elite dan
institusi di legislatif, eksekutif, dan yudikatif meletakkan Muhammadiyah sebagai badan
hukum hanya secara yuridis-formal belaka sebagaimana terkandung dalam RUU Keormasan
yang sedang diproses di parlemen. Mereka selain tidak paham sejarah, pada saat yang sama
dapat dipandang mengalami pengerdilan jiwa, alam pikiran, dan sikap kenegarawanan dalam
memandang organisasi kemasyarakatan seperti Muhammadiyah.
Kalaupun diperlukan payung perundang-undangan dalam Undang-Undang Keormasan
semestinya mempertimbangkan keragaman dan fakta sejarah organisasi kemayarakatan yang
tidak sama dan sesederhana seperti apa yang dipikirkan oleh para elite politik dan pejabat
pemerintahan yang tunasejarah itu. Apalagi jika perundang-undangan yang mengatur
organisasi kemasyarakatan mengandung regulasi yang represif, monolitik, dan diskriminatif.
Jika dari hari ke hari makin banyak organisasi kemasyarakatan dan kekuatan civil
soviety mengeritisi dan menolak kehadiran Rencana Undang-Undang tersebut sungguh wajar

RSI Muhammadiyah Sumberrejo | PROPOSAL ORASI KIPRAH MUHAMMADIYAH 1


dan semestinya. Di era reformasi yang sarat keterbukaan malah lahir regulasi yang
serbamengekang, ibarat memutar jarum sejarah ke era penjajahan dan rezim otoritarian.
Bayangkanlah jika Indonesia dulu, kini, dan ke depan tanpa organisasi kemasayaakatan seperti
Muhammadiyah dan kekuatan civil society lainnya. Apalah jadinya jika negeri ini sekadar
ditopang oleh partai politik. Apalagi manakala menyaksikan partai politik yang terbukti dari
hari ke hari makin pragmatis (menerabas), oportunis (pemburu kepentingan), dan sekadar
mengejar kursi, materi, dan egoisme diri. Mungkin, meminjam istilah Buya Syafii Maarif,
Indonesia tinggal menunggu karam dan kehancuran yang sempurna. Padahal bangsa dan
negara manapun tidak hanya dibangun oleh kekuatan politik, tetapi juga kekuatan-
kekuatan civil society.
Muhammadiyah dan organisasi kebangkitan nasional lainnya merupakan pilar strategis bangsa
dan negara. Jauh sebelum NKRI berdiri, gerakan kemasyaakatan ini telah memelopori
kebangunan dan perjuangan menegakkan kemerdekaan. Muhammadiyah melalui para
tokohnya seperti Ki Bagus Hadisikusuma, Kahar Muzakkir, Kasman Singodimedjo, Djuanda, dan
lain-lain menjadi pelaku sejarah yang mendirikan NKRI tahun 1945. Soekarno sendiri adalah
anggota Muhammadiyah. Soedriman Panglima Besar TNI adalah Pandu Hizbul Wathan dan
kader Muhammadiyah. Soeharto tokoh Serangan 1 Maret dan Presiden Indonesia terlama,
dengan segala kelebihan dan kekurangannya adalah lulusan SMP Muhammadiyah, yang
diakuinya sebagai bibit Muhammadiyah. Ribuan anak bangsa yang bekiprah dalam perjuangan
bangsa pasca kemerdekaa yang menjadi elite bangsa di berbagai struktur pemerintahan dari
pusat hingga daerah banyak dari kalangan kader dan anggota Muhammadiyah.
Demikian halnya dengan kiprah Muhammadiyah di bidang pembaruan kehidupan beragama,
pendidikan, kesehatan, layanan sosial, emansipasi gerakan perempuan melalui Asiyiyah, dan
berbagai langkah Muhammadiyah lainnya sangatlah besar dan berimplikasi luas pada
kemajuan bangsa. Di saat kritis seperti dalam perumusan Dasar Negara, Muhammadiyah
melalui Ki Bagus Hadiskusuma, Kasman Singodimedjo, dan Kahar Muzakkir sangatlah
menentukan. Ketiganya kini sedang diajukan untuk diangkat Pahlawan Nasional dalam tajuk
utama “Dari Muhammadiyah untuk Indonesia”. Kesimpulan utamanya ialah, Muhammadiyah
itu pilar penting dan strategis dari NKRI, yang telah berjuang sejak awal kebangkitan nasional
hingga saat ini dan sampai kapanpun selama masih diberkahi Allah SWT.
Para pendiri bangsa yang tahu pahit-getir perjuangan Muhammadiyah dan kekuatan-kekuatan
kebangkitan nasional lainnya mengakui keberadaan Gerakan Islam yang didirikan oleh Kyai
RSI Muhammadiyah Sumberrejo | PROPOSAL ORASI KIPRAH MUHAMMADIYAH 2
Haji Ahmad Dahlan yang juga Pahlawan Nasional itu. Mereka berjiwa negarawan dan paham
betul sejarah bangsanya. Mereka menjadi pelaku sejarah yang hidup dengan idelisme dan visi
yang luas dalam mendirikan dan membangun Indonesia. Di antara mereka ada yang
melakukan kekeliruan politik karena dinamika Indonesia yang sedang mencari jatidiri, tetapi
tidaklah menghilangkan visi kenegarawanannya. Mereka pun tahu persis dinamika dan kiprah
kejuangan kekuatan-kekuatan rakyat.
Simak kembali pengakuan para pendiri bangsa dan negara ini tentang Muhammadiyah
sebagaimana direkam oleh Junus Salam (1968). Soekarno berkata, “Dengan sedikit bicara
banyak bekerja, Muhammadiyah telah memodernisasi cara mengembangkan Islam, sehingga
di seluruh tanah air Indonesia, mulai Sabang sampai Merauke telah berdiri Cabang-Cabang
dan Ranting-Rantingnya”. Tokoh lain menyatakan, “Setelah zaman Indonesia merdeka, gerak
Muhammadiyah bertambah luas bidang tugasnya, dan bertambah-tambah pula lapangan
pembangunan yang menjadi objeknya”, tulis Ir. Djuanda, Menteri Pertama Republik Indonesia.
Menteri Agama, K.H.M. Wahid Wahab mengakui, “Muhammadiyah sebagai organisasi yang
telah hidup lama di dalam negara kita, terutama di lapangan pendidikan, pemeliharaan anak-
anak yatim piatu, penyelenggaraan berpuluh-puluh poliklinik-poliklinik yang telah didirikan di
berbagai tempat, begitu juga adanya mubaligh-mubaligh dari Muhammadiyah, bukanlah
merupakan suatu hal yang kecil atau suatu hal yang boleh dilupakan oleh masyarakat Islam
khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya”. Sedangkan Sri Sultan Hamengkubuwono IX
menyatakan antara lain, bahwa “Sejak didirikannya Muhammadiyah dalam tahun 1912 oleh
Kyai Haji Ahmad Dahlan sudah banyak jasa-jasa Organisasi Muhammadiyah terhadap bangsa
dan tanah air Indonesia”.
Kita masih dapat menghimpun berbagai pengakuan atau testimoni lainnya dari beragam
kalangan mengenai jasa, kontirbusi, dan kiprah perjuangan Muhammadiyah untuk bangsa
sepanjang sejarah. Fakta-fakta sejarah dan bukti-bukti konkerit mengenai kiprah Gerakan
Islam ini dapat ditulis dalam beratus atau beribu dokumen oleh para peneliti dan akademisi,
baik dari dalam maupun luar negeri. Dari fakta dan kiprah Muhammadiyah itu akan sampai
pada kesimpulan betapa besar jasa dan peran Muhammadiyah di Republik Indonesia tercinta
ini, yang tidak dapat direduksi oleh sebuah Undang-Undang yang hanya bersifa yuridis-formal
dan membonsai kebesaran gerakan-gerakan kemasyarakatan. Kiprah, kontribusi, dan
kebesaran Muhammadiya tidak dapat disetarakan dengan organisasi-organisasi badan hukum
maupun yayasan lain yang baru lahir kemari sore.
RSI Muhammadiyah Sumberrejo | PROPOSAL ORASI KIPRAH MUHAMMADIYAH 3
Muhammadiyah juga tidak dapat disamakan dengan partai politik yang lahir di era reformasi
tetapi memiliki kekuasaan yang berlebihan sekaligus miskin jiwa, visi, dan idealisme
kenegarawanan. Karenanya, semoga kekuatan di legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang
berkontribusi dalam pembonsaian dan pengerdilan organisasi kemasyarakatan melalui RUU
Keormasan yang banyak ditolak oleh kekuatan-kekuatan civil society itu cepat siuman dari
sikap tunasejarah dan tunavisi kenegarawanan itu. Sementara gerakan-gerakan masyarakat
madani seperti halnya Muhammadiyah tetap istiqamah untuk terus berkiprah tak kenal lelah
dalam mencerahkan bangsa dan menegakkan Indonesia sejalan jiwa dan visi nasional yang
diletakkan oleh para pendiri bangsa ini tanpa harus goyah seinci pun oleh regulasi-regulasi
yang ahistoris itu.

B. TUJUAN
Rangkaian kegiatan dalam proposal ini dimaksudkan untuk :
1. Menumbuhkan semangat ber-Muhammadiyah kepada karyawan
2. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang kiprah Muhammadiyah untuk bangsa
3. Menanamkan jiwa Muhammadiyah kepada karyawan

C. TEMA KEGIATAN
Kegiatan ini mengambil tema “MUHAMMADIYAH JALANKU MENUJU SURGA”.
“TOKOH MUHAMMADIYAH, SEJARAH MUHAMMADIYAH DAN TARJIH MUHAMMADIYAH”.

D. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini berbentuk lomba orasi kiprah Muhammadiyah untuk bangsa perwakilan antar
unit.

E. SASARAN KEGIATAN
Sasaran kegiatan ini adalah karyawan mengetahui dan memahami kiprah Muhammadiyah
untuk bangsa. Setiap unit diwakili minimal 1 utusan/delegasi.

RSI Muhammadiyah Sumberrejo | PROPOSAL ORASI KIPRAH MUHAMMADIYAH 4


F. PENYELENGGARA KEGIATAN
Penyelenggara kegiatan adalah kepanitiaan khusus dengan susunan sebagai berikut :

PIC : Risma Putri Ningrum, S.M


Sekretaris : M. Andriansyah, S.Sos
Juri : 1. MPKU PCM Sumberrejo
2. Bapak Ikhwan Mahmudi
3. Bapak Mustaqim

G. JADWAL & LOKASI KEGIATAN


Hari : Senin
Tanggal : 18 Nopember 2019
Pukul : 09.00 – selesai
Tempat : Aula RSI Muhammadiyah Sumberrejo
Peserta : perwakilan dari masing-masing unit
1. Farmasi
2. IGD
3. Informasi & Rekam Medis
4. Mina
5. Neonatus
6. Laboratorium
7. Radiologi
8. Rawat Jalan
9. Gizi
10. Madinah
11. Marwah
12. HCU
13. OK
14. Administrasi & Umum
15. Keuangan & Kasir
16. Perkantoran (SPI & Keperawatan)

RSI Muhammadiyah Sumberrejo | PROPOSAL ORASI KIPRAH MUHAMMADIYAH 5


Aspek Penilaian : - Penguasaan materi
- Intonasi
- Manajemen waktu
H. RENCANA ANGGARAN
Anggaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
Reward : Juara I Rp 600.000,-
Juara II Rp 400.000,-
Juara III Rp 200.000,-
Piala (penghargaan) Rp 300.000,-
Transport juri (MPKU PCM) Rp 150.000,-
Konsumsi juri (3 orang) @25.000 Rp 75.000,-
Air mineral (peserta) Rp 25.000,- +
Total anggaran Rp 1.750.000,-

I. PENUTUP
Gerakan masyarakat madani seperti halnya Muhammadiyah tetap istiqamah untuk terus
berkiprah tak kenal lelah dalam mencerahkan bangsa dan menegakkan Indonesia sejalan jiwa
dan visi nasional yang diletakkan oleh para pendiri bangsa ini. Semoga dengan adanya
kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat kita dalam ber-Muhammadiyah.

RSI Muhammadiyah Sumberrejo | PROPOSAL ORASI KIPRAH MUHAMMADIYAH 6

Anda mungkin juga menyukai