6
6
Kandungan xanthorrizol dalam temulawak adalah sebesar 32% (Jantan dkk., 2012).
Berdasarkan Setiawan dkk. (2013) kelebihan senyawa xanthorrizol adalah tidak berwarna,
tidak berbau, tidak volatil, tahan panas dan keasaman. Xanthorrizol merupakan antibakteri
potensial yang mempunyai spektrum luas terhadap aktifitas anti bakteri, stabil terhadap panas,
dan aman terhadap kulit manusia. Menurut Hwang (2004) xanthorrizol mempunyai ketahanan
yang baik terhadap panas
Kurkumin merupakan senyawa turunan fenol yang banyak dijumpai pada kunyit dan
temulawak (Setyowati dkk. 2013). Adanya gugus fenolik pada senyawa kurkuminoid
menyebabkan kurkuminoid mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat (Cahyono dkk. 2011).
Kurkumin adalah pigmen berwarna kuning. Pada isolasi senyawa murni, kurkumin
berbentuk bubuk kristalin dengan titik leleh 180- 183°C (Camble dkk., 2011). Pigmen
kurkumin larut dalam pelarut polar seperti etanol 95% (Setyowati dkk. 2013). Berdasarkan
Cahyono dkk. (2011) kurkumin
ifat polar, semi polar, non polar, atau ionik.
3. Sampel dalam jumlah banyak harus dianalisis secara simultan, hemat biaya, dan dalam
jangka waktu tertentu.
4. Sampel yang akan dianalisis akan merusak kolom pada Kromatografi Cair (KC)
ataupun Kromatografi Gas (KG).
5. Pelarut yang digunakan akan mengganggu penjerap dalam kolom Kromatografi Cair.
6.
ebut berperan sebagai fasa diam. Fasa gerak yang digunakan dalam KLT sering disebut
dengan eluen. Pemilihan eluen didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya merupakan
campuran beberapa cairan yang berbeda polaritas, sehingga didapatkan perbandingan tertentu.
Eluen KLT dipilih dengan cara trial and error.Kepolaran eluen sangat berpengaruh terhadap
Rf (faktor retensi) yang diperoleh.
6. Faktor Retensi
Faktor retensi (Rf) adalah jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak yang
ditempuh oleh eluen. Rumus faktor retensi adalah:
Nilai
2. Estraksi Bertingkat
Hidayat, S. dan Tim Flona. 2008. Khasiat Tumbuhan Berdasar Warna, Bentuk, Rasa, Aroma,
dan Sifat. PT Samindra Utama
Ibrahim bin Jantan, A.S. Ahmad, N.A.M. Ali, A.R. Ahmad dan H. Ibrahim, 1999. Chemical
composition of the rhizome oils of four Curcuma species from Malaysia. J.Essent.Oil.Res.
11 : 719 - 723.
M. Mateblowski (1991), Curcuma xanthorrhiza Roxb, penerbit PMI Verlag Said, Ahmad.
Khasiat & Manfaat Temulawak. PT. Sinar Wadja Lestari
Setyowati A., dan Suryani C. L. (2013). Peningkatan Kadar Kurkuminoid Dan Aktivitas
Antioksidan Minuman Instan Temulawak Dan Kunyit. Agritech, 33 (4).
Varalakshmi, Ch., A. Mubarak Ali., and B.V.V. Pardhasaradhi. 2008. Immunomodulatory Effect
of Curcumin : In Vivo. Int. J. Imm. 8 : 68