A. Latar Belakang
Anak usia dini merupakan individu yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. Usia ini merupakan
pondasi untuk usia-usia selanjutnya. Selain itu pada usia ini dikenal dengan golden age yaitu sebuah kondisi
pada saat anak mengalami perkembangan fisik dan psikis yang sangat pesat. Adapun dalam hal ini
perkembangan yang sangat pesat tersebut, sangat dipengaruhi oleh kesehatan dari fisik dan psikis anak.
Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang anak tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak merasa
sakit, semua organ tubuh dalam keadaan normal dan berfungsi dengan normal. Begitupun dengan kesehatan
psikis terwujud apabila seseorang anak merasa mentalnya dalam keadaan stabil sehingga mampu berfikir sehat
dan mampu mengekspresikan emosi secara baik. Ketika kesehatan fisik anak terganggu, maka dalam melakukan
tindakan-tindakan lainnya pun akan terganggu bahkan dalam ksehatan psikisnya pun akan mengalami gangguan,
begitupun sebaliknya. Jelas ini akan mempengaruhi pada proses pertumbuhan serta perkembangannya.
Pada kenyataannya, dalam kehidupan tidak sedikit anak usia dini yang mengalami masalah dalam
kesehatannya, artinya suatu keadaan terganggunya fisik dan psikis anak. Gangguan fisik yang biasa muncul
pada anak usia dini contohnya diare, demam, malnutrisi, kejang, cacingan, flu, dan lain sebagainya. Sedangkan
gangguan psikis yang biasanya muncul pada anak usia dini adalah stress, tantrum, depresi.
Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini itu salah satunya dipengaruhi oleh penyajian makanan
sehat. Penyajian makanan sehat perlu diperhatikan dengan baik agar anak tidak mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Namun, di beberapa sekolah masih belum memperhatikan makanan sehat bagi
anak usia dini. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya penjual makanan yang tidak sehat di lingkungan
sekolah. Sedangkan anak belum bisa membedakan mana makanan yang sehat dan yang tidak sehat. Anak hanya
bisa menilai dan menyukai makanan dari bentuk luarnya saja misalnya warna yang begitu menggoda dan
ukurannya besar sekaligus murah. Akibatnya anak menjadi mudah terserang penyakit karena makanan tersebut.
Realita tersebut perlu adanya tindakan dari pihak sekolah. Salah satunya mengfungsikan peran guru dalam
menyajikan makanan sehat. Dengan hal tersebut pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini tidak
terabaikan.
Berdasarkan uraian di atas, agar kesehatan fisik dan psikis anak tetap sehat, maka perlunya upaya untuk
memelihara kesehatan anak usia dini. Adapun untuk mengetahui lebih lanjut terkait dengan pemeliharaan
kesehatan pada anak usia dini, maka perlu kiranya penyusun menyusun sebuah makalah yang berjudul
“Pemeliharaan Kesehatan dan Makanan Sehat untuk Anak Usia Dini.”
B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk memelihara kesehatan pada anak usia dini.
2. Untuk mengetahui makanan yang sehat bagi anak usia dini.
C. Manfaat
Adapun manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan mengenai uipaya pemeliharaan kesehatan bagi anak usia dini.
2. Menambah pengetahuan mengenai makanan yang sehat bagi anak usia dini.
3. Menambah pengalaman bagi penulis dalam menyusun suatu karya ilmiah.
BAB II
LANDASAN TEORI
d. Kesehatan ekonomi
Orang dewasa terlihat dari produktivitas seseorang dalam arti mempunyai kegiatan yang dapat menyokong
hidupnya dan keluarganya secara finansial.
Jika kita kaitkan antara pengertian memelihara atau pemeliharaan dengan pengertian kesehatan, maka
pengertian memelihara kesehatan mengandung arti upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan
yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan.
Kemudian pengertian Anak usia dini Menurut Beichler dan Snowman adalah anak yang berada pada
usia 0-8 tahun. Sedangkan menurut UUD No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28
pengertian anak usia dini adalah anak sejak lahir sampai dengan enam tahun.
Dari penjabaran pengertian memelihara kesehatan anak usia dini secara perkata diatas dapat
disimpulkan bahwasanya pengertian memelihara kesehatan anak usia dini adalah upaya penanggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan terhadap anak
usia dini (usia 0-6 tahun) yang meliputi jiwa dan raga.
2. Status Gizi yang Baik untuk Anak Usia Dini
Status gizi merupakan ekpresi dari keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh zat-zat gizi tertentu. Status
Gizi dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
a. Penyebab langsung
Penyebab ini bersumber dari makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita oleh anak.
Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh
terhadap status gizinya. Begitu juga sebaliknya anak yang makannya tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya
pasti kurang bahkan lemah dan pada akhirnya mempengaruhi status gizinya.
b. Penyebab tidak langsung, terdiri dari :
1) Ketahanan pangan di keluarga, ini terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan dan daya beli keluarga,
serta yang paling utamanya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
2) Pola asuh anak, berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal keterdekatannya dengan anak,
memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya. Kesemuanya berhubungan
dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan (fisik dan mental), status gizi, pendidikan umum, pengetahuan tentang
pengasuhan yang baik, peran dalam keluarga atau di masyarakat, sifat pekerjaan sehari-hari, adat kebiasaan
keluarga dan masyarakat.
3) Keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih dan pelayanan kesehatan yang baik seperti imunisasi,
pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, penimbangan anak, pendidikan kesehatan dan gizi, serta sarana
kesehatan yang baik seperti posyandu, puskesmas, rumah sakit dan lain-lain. Makin tersedia air bersih yang
cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah
dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, maka makin kecil risiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi.
Dalam menentukan status gizi harus ada reference atau ukuran baku dan pada setiap ukuran terdapat
ciri-ciri tertentu. Pada status gizi dibagi menjadi empat yaitu :
a. Gizi Lebih/ Over Weight.
Ciri-cirinya:
1) Kegemukan atau obesitas,
2) Berat badan lebih dari umurnya,
3) Nafsu makan tinggi,
4) Tidak terlalu bebas bergerak aktif.
b. Gizi Baik/ Well Nourished.
Ciri-cirinya:
1) Bertambah umur, bertambah berat, bertambah tinggi
2) Postur tubuh tegap dan otot padat
3) Rambut berkilau dan kuat
4) Kuku dan kulit bersih, tidak pucat, tidak bersisik, dan tidak kering
5) Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar
6) Gigi bersih dan gusi merah muda
7) Nafsu makan baik dan BAB teratur
8) Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umurnya
9) Penuh perhatian dan bereaksi aktif
10) Tidur nyenyak
c. Gizi kurang untuk under weight.
Ciri-cirinya:
1) Kurus (berat badan tidak dibawah rata-rata pada usia seharusnya),
2) Sulit mengalami kenaikan berat badan selama 3 bulan berturut-turut,
3) Mudah terkena penyakit (diare, demam dll),
4) Mata yang cekung,
5) Rambut tipis,
6) Tubuh mengalami pembengkakan terutama pada kaki dan punggung sementara ototnya mengalami
pengecilan,
7) Wajah tampak keriput dan mata sayu,
d. Gizi buruk, termasuk marasmus, kwasiorkor dan marasmus-kwasiorkor.
Ciri-cirinya (Marasmus):
1) Badannya kurus,
2) Wajahnya yang berubah menjadi tua disebabkan karena daging daerah wajah yang menyusut,
3) Cenderung rewel dan mudah menangis,
4) Kulit menjadi keriput, karena lapisan lemak yang semakin terkikis,
5) Jaringan lemak berkurang,
6) Perut anak menjadi buncit dan terlihat tulang iga yang memprihatinkan,
7) Sering mengalami penyakit infeksi,
8) Mengalami diare yang akut.
Ciri-cirinya (Kwasiorkor):
1) Tubuh membengkak, terutama didaerah kaki dan wajah
2) Pandangan mata berubah menjadi sayu
3) Rambut berubah menjadi kemerahan, mudah rontok tnpa menimbulkan rasa sakit pada anak
4) Anak cenderung rewel dan bersikap apatis
5) Hati mereka membesar
6) Otot mengecil
7) Pada kulitnya terdapat bercak merah yang berubah menjadi hitam lalu mengelupas
8) Menderita anemia dan diare
9) Sering menderita penyakit infeksi
Ciri-ciri dari gizi buruk marasmus-kwasiorkor adalah perpaduan dari ciri-ciri diatas bahkan mungkin
lebih buruk lagi. Upaya orang tua atau guru harus memberi contoh dengan mengajak makan yang sehat bersama
keluarga, pembiasaan tidak jajan sembarangan. Memperkenalkan makanan yang baik dikonsumsi atau tidak
baik secara bertahap, terus mencoba makanan yang baru yang bergizi dan membiasakan makan teratur sejak dini
serta berikan suasana yang nyaman ketika makan untuk meningkatkan selera makan anak.
Memastikan anak cukup makan untuk memenuhi kebutuhan gizinya serta perhatikan pula ukuran
makanan agar disesuaikan dengan gigi geligi anak yang masih tumbuh (potongan kecil atau finger food), porsi
kecil tapi sering. Dalam pemilihan bahan makanan, snack atau makanan camilan harus yang bergizi untuk
memberi kecukupan energi dalam aktivitas fisik anak seperti bermain bersama teman, berlari, main sepeda roda
tiga.
3. Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan sangat menentukan hasil dan kualitas suatu masakan. Oleh sebab itu perlu
pengolahan makanan yang baik untuk nutrisi optimal artinya cukup untuk memenuhi gizi. Kita tentunya
berharap bahwa makanan yang kita masak dapat memenuhi nutrisi bagi yang memakannya, sehat dan bergizi.
Pengolahan makanan, baik untuk keluarga maupun masyarakat, perlu mengetahui bahwa proses
pengolahan makanan dapat meningkatkan mutu makanan yang dikonsumsi misalnya lebih baik dan mudah
dicerna.
Namun dapat juga terjadi hal yang merugikan yaitu bahwa selama proses pengolahan beberapa zat gizi
yang ada pada bahan makanan dapat rusak atau hilang. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap dalam
proses pengolahan beberapa zat gizi yang ada pada bahan makanan dapat rusak atau hilang. Oleh sebab itu perlu
diperhatikan tahap-tahap dalam proses penyiapan makanan dapat rusak atau hilang. Oleh sebab itu perlu
diperhatikan tahap-tahap dalam proses penyiapan makanan yaitu penyiangan, bahan makanan, pencucian,
pemotongan dan pengolahan atau pemasakan dengan proses pemanasan sebaga berikut :
a. Pencucian dan penyiangan bahan makan
Pencucian makanan perlu dilakukan karena bahan makan yang berasal dari bawah tanah sehingga
membawa kotoran dari tanah, tapi juga ada bahan makanan yang kotor karena serangga atau pun dicuci dengan
air tidak bersih sehingga mengandung kotoran atau racun limbah yang ada dalam air pencucinya. Proses
pencucian sebaiknya sebelum dipotong dengan mengunakan air bersih yang mengalir.
Bahan makan nabati pada umumnya perlu pembersihan dari bagian-bagian yang tidak dimakan misalnya
kulit, batang yang keras, bijian yang tidak termakan, serat yang keras, bagian yang busuk atau rusak dimakan
binatang atau serangga. Bahan makanan lain yang disiangi adalah ikan, perlu secepatnya dibuang ingsang dan
isi pelarutnya untuk mencegah terjadinya proses pembusukan yang cepat.
b. Pemotongan bahan makan
Pemotongan bahan makan bertujuan untuk memudahkan makan masuk ke dalam mulut dan mengunyah,
terutama bahan makanan yang agak liat dan keras. Pada proses pemotongan atau penghalusan bahan makan ini,
zat-zat gizi mudah keluar dari sel. Dalam keadaan ini bahan makan mudah terkena udara yang mengandung
oksigen dan dapat merusak zat tersebut (terjadi oksidasi) Zat gizi yang rusak oleh oksidasi udara adalah thiamin
dan vitamin A atau provitaminnya.
Di samping itu, enzim yang dapat memecahkan zat gizi juga dapat bekerja sehingga mempercepat
pembusukan. Maka sebaiknya bahan makanan dipotong atau dihaluskan dengan jarak waktu dekat pada saat
pengolahannya. Setelah pemotongan dapat diberi bumbu untuk memperlambat pembusukan dan menambah rasa
bahan makanan.
c. Proses Pengolahan atau Pemasakan
Umumnya pengolahan dilakukan dengan mempergunakan panas, baik panas langsung seperti
membakar sate, maupun panas tidak tidak langsung yaitu menggunakan bahan perantara seperti menggoreng,
merebus. Panas ini mengubah sifat-sifat kimia makanan yang berakibat lebih lanjut padat sifat-sifat gizi.
d. Pengaruh Pengolahan makanan
Pengaruh-pengaruh yang terjadi adalah:
1) Pecahnya diding sel
Zat berada dalam sel bahan makanan, terlindungi dari hal-hal yang dapat merusaknya atau mengganggunya.
2) Melemahkan dan mematikan mikroba
Berbagai mikroba terdapat di dalam bahan makanan, ada yang tahan panas dan ada yang tidak. Beberapa
mikroba yang bersifat pathogenic dan menyebabkan penyakit tidak tahan panas yang cukup tinggi dan lama.
3) Mengubah berbagai zat gizi secara positif dan negatif
Beberapa bahan makanan memiliki struktur yang tertutup yaitu berada dalam suatu kantung misalnya
karbohidrat dari nabati.
4) Pemasakan yang terlalu tinggi dapat menimbulkan zat carcinogenic
Pada bahan nabati maupun hewan yang diolah dengan panas tinggi sehingga menjadi hangus, dapat terbentuk
ikatan-ikatan yang bersifat carcinogenic yaitu merangsang terjadinya kanker.
5) Panas dapat meniadakan zat-zat toksik
Beberapa bahan makanan nabati maupun hewani mengandung zat toksin atau racun alami. Panas dapat
menetralkan pengaruh zat-zat toksi ini. Misalnya dalam daging ikan tertentu terdapat enzim yang merusak zat
gizi dengan pemanasan tertentu dan waktu tertentu, pengaruh tersebut dapat dihilangkan.
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kesehatan merupakan bagian penting pada manusia dalam menjalani kehidupan, sebab kondisi
kesehatan akan mempengaruhi kualitas seseorang. Kesehatan yang kurang baik dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman pada seseorang, terutama pada anak usia dini yang masih sangat rentan terserang virus. Penyakit yang
menyerang kesehatan dapat datang kapan saja pada seseorang bila stamina atau imunnya sedang lemah. Dampak
dari gangguan kesehatan ada bermacam-macam, hal tersebut dapat meliputi gangguan fisik dan psikis.
Makanan sehat adalah makanan yang beragam, bergizi, dan berimbang, serta aman bila dikonsumsi.
Fungsi makanan bukan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, tetapi lebih utama adalah untuk
mendapatkan tenaga, mendapatkan zat-zat pembangun bagi sel-sel tubuh, mempertinggi daya tahan tubuh
terhadap penyakit, serta untuk menjamin kelancaran segala macam proses yang terjadi di dalam tubuh. Makanan
sehat dan tidak sehat memiliki ciri-ciri khusus untuk dapat membedakan antar keduanya
B. Rekomendasi
Setelah mengetahui pentingnya makanan sehat untuk memacu perkembangan dan pertumbuhan anak-
anak, maka harus diperhatikan beberapa hal :
1. Berikan penjelasan kepada anak tentang makanan sehat bagi tubuh dan perkembangan anak sejak dini.
2. Berikanlah makanan kepada anak-anak dengan gizi yang seimbang
3. Selalu mengingatkan dan menjelaskan kepada anak-anak tentang zat-zat negatif yang ada di makanan siap saji
dan dampaknya bagi kesehatan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S.2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Francin, P.2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC: Jakarta.
Santoso,Soegeng dan Anne Lies Ranti.2009. Kesehatan dan gizi. Jakarta: Rineka Cipta.
Hendawati, Y. dan Suko P. Panduan Pengetahuan Ilmu Kesehatan dan Gizi. UPI Bandung: Bandung
http://artikelkesehatananak.com/pengolahan-makanan-yang-baik-untuk-nutrisi-optimal.html