BUKU PEDOMAN
tentang
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Penyelenggaraan kesehatan dan keselamatan kerja di rumah
sakit sangatlah perlu mendapat perhatian yang serius. Sebagai
konsekuensi dari fungsi rumah sakit maka potensi munculnya bahaya
kesehatan dan keselamatan kerja tidak dapat dihindari, seperti bahaya
pemajanan radiasi, bahan kimia toksik, bahaya biologis, temperatur
ekstrim, bising, debu, termasuk juga bahaya kebakaran.
c. Rumah sakit merupakan salah satu tempat yang juga tidak lepas
dari berbagai kemungkinan bahaya kecelakaan ataupun kebakaran,
oleh karena itu perlu juga dibuat suatu sistem rancangan dan tanggap
darurat terhadap bahaya kebakaran yang baik, melakukan identifikasi
dan menyediakan peralatan tanggap darurat yang sesuai, serta
melakukan uji coba secara periodik. RSPAD Gatot Soebroto
mempunyai peran strategis untuk memfasilitasi suatu system
2
a. Pendahuluan
b. Penyebab kebakaran
c. Sarana Pengamanan Kebakaran
d. Sarana Penyelamatan
e. Sistem Proteksi Pasif
f. Sistem Proteksi Aktif
g. Pengawasan dan Pengendalian
h. Penutup
4. Landasan.
a. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 24 Tahun 2007
tentang Pengamanan Bencana.
5. Pengertian.
a. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan
gedung dan lingkungan adalah segala upaya yang menyangkut
ketentuan dan persyaratan teknis yang diperlukan dalam
mengatur dan mengendalikan penyelenggaraan pembangunan
bangunan gedung, termasuk dalam rangka proses perizinan,
pelaksanaan dan pemanfaatan/pemeliharaan bangunan gedung,
serta pemeriksaan kelaikan dan keandalan bangunan gedung
terhadap bahaya kebakaran.
h. Eksit atau jalan ke luar adalah salah satu atau kombinasi dari
bagian dalam dan luar tangga, ramp, lorong yang dilindungi terhadap
kebakaran, bukaan pintu yang menuju jalan umum atau ruang
terbuka. jalan ke luar horisontal atau lorong yang dilindungi terhadap
kebakaran yang menuju ke eksit horisontal jika memberikan jalan ke
luar menuju ke jalan umum atau ruang terbuka.
BAB II
PENYEBAB KEBAKARAN
6. Penyebab Kebakaran :
a. Manusia, kesalahan manusia dapat berupa kurang hati – hati
dalam menggunakan alat yang dapat menimbulkan api atau
kurangnya pengertian tentang bahaya kebakaran. Sebagai salah satu
contoh merokok atau memasak.
b. Alat, disebabkan karena kualitas alat yang rendah, cara
penggunaan yang salah, pemasangan instalasi yang kurang memenuhi
syarat. Sebagai contoh : pemakaian daya listrik yang berlebihan atau
kebocoran.
c. Alam, sebagai contoh adalah panasnya matahari yang amat kuat
dan terus menerus memancarkan panasnya sehingga dapat
menimbulkan kebakaran.
d. Penyalaan sendiri, sebagai contoh adalah kebakaran gudang
kimia akibat reaksi kimia yang disebabkan oleh kebocoran atau
hubungan pendek listrik.
e. Kebakaran disengaja, seperti huru – hara, sabotase dan untuk
mendapatkan asuransi ganti rugi.
BAB IV
SARANA PENYELAMATAN
BAB V
SISTEM PROTEKSI PASIF
10. Umum.
a. Proteksi pasif bertujuan untuk melindungi seluruh personel dari
sakit ataupun cedera akibat terjadinya kebakaran, menyediakan
fasilitas untuk menunjang kegiatan yang dilakukan petugas pemadam
kebakaran, menghindari penyebaran kebakaran antar bangunan dan
melindungi benda atau barang lainnya terhadap kerusakan fisik akibat
keruntuhan struktur bangunan saat terjadi kebakaran.
b. Dengan adanya proteksi pasif maka diharapkan mampu
memberikan waktu bagi personel untuk menyelamatkan diri dan
evakuasi secara aman, memberikan kesempatan bagi petugas
pemadam kebakaran untuk beroperasi dan menghindarkan kerusakan
benda atau barang akibat kebakaran, penyebaran api dan asap.
BAB VI
SISTEM PROTEKSI AKTIF
13. Umum.
a. Sarana Pemadam Kebakaran berdasarkan standar nasional
maupun internasional meliputi sistem deteksi, alarm kebakaran,
sistem pemadam kebakaran, sistem pengendali kebakaran dan
organisasi pengamanan kebakaran.
b. Sistem sprinkler terdiri dari penyediaan air, jaringan pipa air dan
kepala sprinkler. Penyediaan air melalui tangki gravitasi, tangki
bertekanan, jaringan air bersih dan tangki mobil kebakaran. Jaringan
pipa air menggunakan pipa baja, pipa baja galvanis, pipa besi tuang
dengan flens atau pipa tembaga. Kepala sprinkler merupakan bagian
sprinkler yang berada pada ujung jaringan pipa dan diletakkan
sedemikian rupa sehingga apabila ada perubahan suhu tertentu akan
memecahkan kepala sprinkler tersebut dan memancarkan air secara
otomatis.
dua arahyaitu satu dari arah pintu masuk di depan bangunan dan satu
langsung dari tempat umum atau melalui jalan terusan yang menuju
ke tempat umum.
BAB VII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
22. Umum.
a. Upaya pengawasan dan pengendalian pengamanan terhadap
bahaya kebakaran di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad agar fasilitas laik
fungsi serta aman bagi staf, pengunjung, pasien maupun keluarga
tersebut dilaksanakan secara sistematis dan terus menerus. Dengan
demikian jaminan keselamatan terhadap bahaya kebakaran baik pada
personel rumah sakit, pasien dan penggunjung RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad dapat terpenuhi baik.
BAB VII
PENUTUP
DAFTAR ISI
Keputusan Ka RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Nomor Kep /....../ ....../ 20 ...
tangal ............ ............ tentang Pengesahan Berlakunya Buku Pedoman Manajemen
Penanggulangan Bencana .
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum ........................................................................ 1
2. Maksud dan Tujuan ...................................................... 1
3. Ruang lingkup dan tata urut ........................................ 2
4. Landasan ................................................................... 2
5. Pengertian .................................................................. 2
BAB IVKESIAPSIAGAAN
BAB VI PENUTUP
24. Penyempurnaan........................................................ .. 36
tentang
19
PENGESAHAN BERLAKUNYA
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di J a k a r t a
Pada tanggal ................ 20....
Tembusan :
dr. Komaruddin Boenjamin, Sp. U