Anda di halaman 1dari 10

PENENTUAN MUATAN ELEMENTER ELEKTRON DENGAN

PERCOBAAN TETES MINYAK MILIKAN


*Fitri Febriani, A. Dirga Nugraha, Dimas Suharto, St. Nur Uswah Purnamasari

Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Makassar

Abstrak. Telah dilakukan eksperimen penentuan muatan elementer elektron dengan percobaan tetes minyak
Milikan. Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan besarnya nilai muatan elementer muatan partikel elektron.
Metode yang digunakan untuk eksperimen ini adalah metode jatuh naik. Pada metode ini dilakukan pengukuran
waktu yang dibutuhkan tetes minyak untuk bergerak ke bawah sejauh 20 skala akibat gaya gravitasi (t1), dan
waktu yang dibutuhkan untuk bergerak keatas seajuh 20 skala setara dengan 1 mm akibat gaya elektrostatik (t2).
Kecepatan tetesan minyak dalam pengaruh gaya elektrostatik dan tanpa pengaruh gaya elektrostatik digunakan
untuk menentukan besar muatan elementer partikel elektron. Berdasarkan hasil eksperimen dan analisis yang telah
dilakukan, besarnya nilai muatan elektron yang didapatkan dan yang paling mendekati nilai teorinya adalah
1.6 𝑥 10−19 𝐶. Dan dari analisis data disimpulkan bahwa data yang diperoleh secara praktikum mendekati nilai
teori walaupun memiliki perbedaan karena disebabakan dari beberapa hal salah satunya adalah praktikan kurang
teliti dalam proses pengambilan data.

KATA KUNCI: Gaya Elektrostatik, Gaya Gravitasi, Muatan Elementer Electron, dan Tetes Minyak
Milikan.

PENDAHULUAN selanjutnya bekerja bersama Harvey Fletcher,


seorang mahasiswa pascasarjana bimbingannya
Pengukuran muatan elementer telah yang lain, dalam eksperimen tetesan minyak ini
diupayakan oleh Thompson sejak berhasil [1].
menentukan nilai e/m untuk elektron. Dalam Pada tahun 1910 Millikan pertama kali
eksperimennya, Thompson menggunakan memublikasikan hasil pengukuran yang
“kamar kabut” (cloud chamber) temuan C.T.R. dilakukannya bersama Fletcher. Dalam
Wilson. Tetapi Thompson gagal [1]. makalah itu, Millikan menulis, “Tuan Harvey
Metode Thompson kemudian diperbaiki Fletcher dan saya, yang telah bekerja bersama-
oleh H. A. Wilson dengan cara melakukan sama dalam eksperimen ini sejak Desember
pengukuran dua jenis kecepatan yaitu kecepatan 1909 telah mempelajari tetes minyak ini antara
ke bawah akibat berat tetesan, dan kecepatan ke bulan Desember dan Mei sebanyak satu hingga
atas akibat pengaruh medan listrik. Dari kedua dua ribu tetesan minyak yang memiliki muatan
pengukuran kecepatan ini, Wilson menentukan mula-mula antara 1 dan 150, dan kami lakukan
massa dan muatan tetesan [1]. dengan berbagai jenis zat, seperti minyak,
Dalam masa perkembangan inilah, pada raksa, dan gliserin, dan dalam setiap kasus kami
tahun 1907 Robert Andrews Millikan dan L. temukan bahwa muatan dari sebuah tetesan
Begeman memulai penelitiannya pada topik sebenarnya merupakan sebuah perkalian dari
yang sama. Bersamaan Begeman, Millikan nilai muatan terkecil yang kami ketahui muatan
membuat perangkat yang sama dengan kamar tersebut berasal dari udara yang ditangkap oleh
kabut Wilson. Tetapi dengan sebuah baterai tetesan.” Muatan terkecil ini merupakan muatan
berdaya tinggi yang dimilikinya saat itu, elementer e [1].
Millikan dapat menghasilkan medan listrik Pada percobaan kali ini, yang akan
yang jauh lebih besar dibandingkan dengan ditentukan adalah nilai muatan elementer e
percobaan sebelumnya. Medan listrik yang yang terdapat dalam sebuah tetesan minyak
besar ini sangat membantu dalam mengamati milikan dengan menggunakan perangkat
tetesan air tunggal, bukan dalam bentuk kabut eksperimen milikan oil drop. Satu muatan yang
tetesan. Pada tahun 1909, Millikan akhirnya paling fundamental adalah besarnya muatan
memublikasikan hasil pengukuran muatan elektron atau sebuah proton, yang dinyatakan
fundamental yang didasarkan atas pengamatan oleh e. Niali e yang paling teliti yang tersedia
tetesan air bermuatan ini. Muncul ide untuk sewaktu penulisan buku ini adalah
mengganti air dengan minyak. Millikan 1,6021773(49) x 10-19 C [2].
Metode yang digunakan untuk kecepatan gerak benda dalam fluida serta Fs
menentukan nilai elementer e adalah metode adalah gaya gesekan [5].
jatuh naik, yaitu menghitung kecepatan tetesan Sebuah tetesan minyak berjari-jari r0
minyak saat bergerak naik dan turun. Pergerak bergerak dengan kecepatan –v1 memenuhi
tetesan minyak yang ke atas disebabkan oleh hukum stokes di dalam medium yang memiliki
adanya gaya elektrostatis, sedangkan tetesan koefisien viskositas η. Gaya yang dibutuhkan
minyak yang bergerak ke bawah disebabkan oleh tetesan minyak ketika bergerak ke atas,
oleh gaya gravitasi. Adapun gaya-gaya lain
yang mempengaruhi gerak tetesan minyak 𝐹1 = −6𝜋ηr0 v1 (2)
adalah gaya Stokes. Gaya ini berpengaruh
karena tetesan minyak bergesakan dengan udara Tetesan minyak yang bergerak dalam
di sekitarnya. pengaruh medan listrik E, memenuhi hukum
Dengan adanya penjelasan diatas, maka Stokes,
dilakukan percobaan tetes minyak Milikan 𝐹2 = −6𝜋ηr0 v2 (3)
dengan tujuan kita dapat menentuan besar
muatan elementer partikel electron. Resultan kedua gaya pada persamaan (2)
dan persamaan (3) sama dengan q0E yaitu,

TEORI 𝑞0 𝑈
𝐸0 = = 𝐹1 − 𝐹2 = 6𝜋ηr0 d(v1 + v2 ) (4)
𝑑
Atau
Pada tahun 1910, R.A. Millikan berhasil 6𝜋ηr0 d(v1 +v2 )
menunjukkan kuantisasi jumlah terkecil muatan 𝑞0 = 𝑈
(5)
listrik dengan menggunakan minyak yang
dikenal dengan metode tetesan. Dia mengamati Untuk menentukan muatan q0 kita perlu
tetesan minyak yang dipengaruhi medan listrik mengetahui besar jari-jari tetesan r0. Nilai ini
pada pelat vertikal kapasitor dengan jarak pelat diperoleh dari resultan gaya gravitasi F = -V.
d, dan menentukan muatan tetesan q dengan ∆𝜌. 𝑔 dengan gaya Stokes, dimana ∆𝜌 adalah
jari-jari tetesan r dan medan listrik E = U/d. perbedaan antara kerapatan udara dengan
Dalam eksperimennya, dia menemukan bahwa minyak. Dengan demikian,
muatan q sebagai kelipatan integral dari e
muatan elementer, yaitu q = n.e [1]. 4
0 = 𝐹 + 𝐹1 = − 𝜋𝑟03 ∆𝜌𝑔 + 6𝜋ηr0 v (6)
Besar muatan satu elektron merupakan 3
muatan terkecil yang diketahui yakni
Atau
1.062 𝑥10−19 C, dan tandanya negatif. Karena
9ηv1
sifatnya fundamental, diberi simbol e dan sering 𝑟0 = √ (7) [1]
2 ∆𝜌𝑔
disebut sebagai muatan elementer. Karena
sebuah benda tidak dapat menerima dan
mengeluarkan sebagian dari elektron, muatan Untuk penentuan nilai muatan q yang
total pada semua benda harus merupakan lebih akurat, harus diperhitungkan bahwa
kelipatan bilangan bulat darimuatan ini. Muatan gesekan Stokes mempunyai dua faktor koreksi
listrik dengan demikian dapat terkuantisasi untuk jari-jari r yang sangat kecil. Persamaan
(hanya ada dalam jumlah diskrit: 1e, 2e,3e, dan terkoreksi untuk gaya gesekan Stokes
seterusnya) [3]. tergantung pada tekanan udara P, yang dapat
Setiap fluida mempunyai kekentalan dituliskan sebagai
yang menimbulkan gesekan pada benda yang 6𝜋ηrv
bergerak di dalamnya. Untuk benda berbentuk 𝐹= 𝑏 (8)
1+
bola yang bergerak dengan kecepatan v dalam 𝑟.𝑝

fluida yang kekentalannya , Stokes telah


menentukan besarnya gaya gesek dengan Dengan b = 80 𝜇𝑚. ℎ𝑃𝑎
persamaan berikut : Jika dimisalkan A = b/p, diperoleh,

𝐹𝑠 = −6𝜋𝑟𝑣 (1) 𝑟 = √(𝑟02 +


𝐴2 𝐴
)− 2 (9)
4

Dimana  adalah kekentalan fluida dan r


adalah jari-jari benda berbentuk bola, v adalah Sehingga diperoleh muatan q sebagai,
𝑞0
𝑞= (10) pada posisi off, lalu menentukkan besar
𝐴 1,5
(1+ ) tegangan pada kapasitor dengan memutar
𝑟
potensiometer dimana nilai tegangan yang
Ada dua macam cara atau metode untuk digunakan yaitu 280 V. Pemberian tegangan
menentukan muatan q, yaitu metode ambang dilakukan hingga tetes minyak bergerak 1-2
dan metode jatuh naik. Metode ambang skala per detik kemudian kemblikan posisi
dilakukan dengan cara mengatur medan listrik saklar U pada posisi off .
sehingga gaya berat tetesan minyak tepat
diimbangi oleh gaya listrik sedangkan metode
jatuh naik dilakukan dengan mengukur v1 dan
v2 dalam pengaruh tegangan U. Metode jatuh-
naik menghasilkan nilai pengukuran yang lebih
tepat dibandingkan metode ambang karena
dalam metode jatuh-naik kecepatan v2 benar-
benar diukur [1].

METODOLOGI EKSPERIMEN GAMBAR 1. Rangkaian Percobaan Tetes


Minyak Millikan
Penentuan muatan elementer electron
dengan percobaan tetes minyak Milikan Sambil mengamati melaui teleskop,
dilakukan di laboratorium fisika modern pada atomizer ditekan dengan cepat sehingga tetesan
hari Selasa pukul 10.00-14.00 WITA. Metode minyak masuk pada ruang antara kedua plat
yang digunakan yaitu dengan mengatomisasi kapasitor. Terdapat banyak tetesan yang
minyak dan menghitung besar muatannya. teramati melalui eyepiece, dipilih tetesan yang
Muatan yang terkandung dalam minyak memiliki lintasan gerak yang lurus yang terletak
diasumsikan sebagai kelipatan dari muatan satu pada tanda skala yang dipilih. Kemudian mulai
electron. Dengan mengambil dan mengukur waktunya dengan timer. Ketika tetes
membandingkan beberapa muatan tetesan minyak bergerak ke bawah, maka waktu
minyak yang berbeda, maka kita dapat menebak tempuh ke bawah untuk melalui 20 tanda skala
muatan per elektron dengan menentukan diukur sebagai t1.
terlebih dahulu jumlah elektron yang ada pada Setelah minyak yang diamati melalui
setiap tetesan minyak. eyepiece melalui 20 tanda skala (setara dengan
Dalam percobaan ini metode yang 1 mm), diberi tegangan pada kapasitor dengan
digunakan adalah metode jatuh naik Metode cara menggeser saklar ke posisi on dan waktu
tersebut dilakukan dengan mengukur waktu ke atas diukur sebagai t2. Setelah tetesan
tanpa adanya medan listrik (ke bawah) dan minyak berada pada puncak skala pertama,
waktu tempuh tetes minyak dalam pengaruh pemberian tegangan dihetikan dengan
medan listrik (ke atas) Adapun jarak yang mengubah posisi saklar U ke posisi off.
ditempuh tetes minyak adalah sejauh 20 skala Pengukuran ini dilakukan untuk 5 kali gerakan
atau setara dengan 1 mm. naik dan jatuh dan pengukuran dilakukan
Alat dan bahan yang digunakan ialah satu dengan 5 tetesan minyak yang berbeda.
set alat eksperimen Millikan’s oil drop, Millikan
supply unit, tiga pasang kabel penghubung 50
cm, merah dan biru, satu pasang kabel HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISA
penghubung 50 cm hitam dan dua buah timer DATA
box. Kemudian menyusun peralatan Millikan,
mengisi minyak dan mengatur sirkuit seperti Hasil Pengamatan
yang ditunjukkan pada gambar 1.
Menghubungkan output stopwatch 1 ke input E Tegangan (U) : |280 ± 1| 𝑉
dan output stopwatch 2 ke input F pada timer Jarak tempuh dalam medan listrik
box. Mengatur mikrometer okuler secara X1 =|1.00 ± 0.05|𝑥 10−3 𝑚
vertikal dan mengatur eyepiece sampai skala Jarak tempuh tanpa medan listrik
mikrometer terlihat dengan jelas. Selanjutnya X2 =|1.00 ± 0.05|𝑥 10−3 𝑚
mengatur saklar U (tegangan) dan t (waktu)
TABEL 1. Hubungan Pengukuran Waktu A = 7.77368 x 10-8
Tempuh Tetesan Minyak a. Kecepatan Tanpa Medan Listrik (v1)
Millikan (s) dalam Medan Listrik Analisis Perhitungan
dan Tanpa Medan Listrik 𝑥1
𝑣1 =
𝑡1
Waktu Tempuh Tetesan Minyak Analisis Kesalahan
(s) 𝑣 = 𝑥𝑡 −1
𝜕𝑣 𝜕𝑣
Tetesan Dalam 𝑑𝑣 = | | 𝑑𝑥 + | | 𝑑𝑡
Tanpa Medan 𝜕𝑥 𝜕𝑡
Minyak Medan 𝜕(𝑥𝑡 −1 ) 𝜕(𝑥𝑡 −1 )
Listrik Jatuh
Listrik ke 𝑑𝑣 = | | 𝑑𝑥 + | | 𝑑𝑡
Bebas t1 (s) 𝜕𝑥 𝜕𝑡
atas t2 (s)
∆𝑣 = |𝑡 −1 |∆𝑥 + |𝑥𝑡 −1 |∆𝑡
|6.95 ± 0.01| |13.38 ± 0.01| ∆𝑣 𝑡 −1 ∆𝑥 + 𝑥𝑡 −2 ∆𝑡
= | |
|6.73 ± 0.01| |13.02 ± 0.01| 𝑣 𝑥𝑡 −1
1 |6.79 ± 0.01| |13.20 ± 0.01| ∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣1 = | + | 𝑣1
|6.65 ± 0.01| |13.00 ± 0.01| 𝑥1 𝑡1
|7.14 ± 0.01| |14.20 ± 0.01| ∆𝑣 1
𝐾𝑅 = 𝑥 100%
Rerata |6.86 ± 0.28| |13.36 ± 0.84| 𝑣1
DK = 100%-KR
|13.16 ± 0.01| |15.40 ± 0.01| PF== |𝑣1 ± ∆𝑣1 |
|13.61 ± 0.01| |15.69 ± 0.01| 1) Tetes 1
2 |13.12 ± 0.01| |15.98 ± 0.01| Analisis perhitungan
|15.14 ± 0.01| |15.00 ± 0.01| 𝑥
𝑣1 =
|13.12 ± 0.01| |16.82 ± 0.01| 𝑡1
1𝑥10−3 𝑚
Rerata |13.63 ± 1.51| |15.78 ± 1.04| 𝑣1 = = 14.6 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
6.86 𝑠
|13.16 ± 0.01| |12,93 ± 0.01| Analisis ketidakpastian
|14.29 ± 0.01| |9.56 ± 0.01| ∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣1 = | + | 𝑣1
3 |14.20 ± 0.01| |11.54 ± 0.01|| 𝑥1 𝑡
0.05 𝑚𝑚 0.28 𝑠
|13.78 ± 0.01| |12,97 ± 0.01| ∆𝑣 1 = | + | 14.6𝑥 10−5
1 𝑚𝑚 6.86 𝑠
|14.95 ± 0.01| |12.76 ± 0.01| ∆𝑣 1 = 1.32 𝑥10−4 𝑚⁄𝑠
Rerata |14.08 ± 0.92| |11,95 ± 2.39| ∆𝑣 1
𝐾𝑅 = 𝑥 100%
|9.20 ± 0.01| |19.89 ± 0.01| 𝑣1
|9.25 ± 0.01| |20.28 ± 0.01| 1.32 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
𝐾𝑅 = 𝑥 100%
4 |9.14 ± 0.01| |18.91 ± 0.01| 14.6𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
|9.26 ± 0.01| |22.43 ± 0.01| 𝐾𝑅 = 9.08 %(3 𝐴𝑃)
|9.27 ± 0.01| |20.22 ± 0.01| 𝐷𝐾 = 100% − 𝐾𝑅 = 100% − 9.08%
DK= 90.92%
Rerata |9.22 ± 0.08| |20.35 ± 2.08|
𝑣1 = |𝑣1 ± ∆𝑣 1 |
|17.61 ± 0.01| |15.34 ± 0.01| 𝑣1 = |14.6 ± 1.3|𝑥10−5 𝑚/𝑠
|19.61 ± 0.01| |15.55 ± 0.01|
5 |19.35 ± 0.01| |15.34 ± 0.01| Dengan mengguakan perhitungan yang
|20.44 ± 0.01| |15.02 ± 0.01| sama diatas, maka akan diperoleh nilai 𝑣1 untuk
|20.09 ± 0.01| |15.47 ± 0.01|
setiap datanya sebagai berikut:
Rerata |19.42 ± 1.81| |15.34 ± 0.32| 2) Tetes 2
Analisis Perhitungan
Analisis Data 𝑣1 = 7.34 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
∆ = 874.01 kg/m3 Analisis ketidakpastian
 =1.856 x 10-5 Ns/m2 ∆𝑣 1 = 1.18𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
d = 6 x 10-3 m 𝐾𝑅 = 16.08 %(2 𝐴𝑃)
g = 9.8 m/s2 DK= 83.92%
𝑣1 = |7.3 ± 1.2| 𝑥 10−5 𝑚/𝑠 ∆𝑥 ∆𝑡
∆𝑣2 = | + |𝑣
3) Tetes 3 𝑥2 𝑡2 2
Analisis Perhitungan 0.05 𝑚𝑚 0.84 𝑠
∆𝑣 2 = | + | 7.49 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
𝑣1 = 7.10 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠 1 𝑚𝑚 13.36 𝑠
Analisis ketidakpastian ∆𝑣 2 = 0.845 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
∆𝑣 1 = 0.819𝑥10−5 𝑚⁄𝑠 𝐾𝑅 =
∆𝑣 2
𝑥 100%
𝐾𝑅 = 11.53 %(2 𝐴𝑃) 𝑣2
DK= 88.47% 0.0845𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
𝑣1 = |7.1 ± 0.8| 𝑥 10−5 𝑚/𝑠 𝐾𝑅 = 𝑥 100%
7.49 𝑥10−5 𝑚/𝑠
4) Tetes 4 𝐾𝑅 = 11.29 % (2 𝐴𝑃)
Analisis Perhitungan DK= 88.71%
𝑣1 = 10.8 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠 𝑣2 = |7.5 ± 0.1|𝑥10−5 𝑚/𝑠
Analisis ketidakpastian
∆𝑣 1 = 0.636𝑥10−5 𝑚⁄𝑠 Dengan mengguakan perhitungan yang
𝐾𝑅 = 5.87 %(3 𝐴𝑃) sama diatas, maka akan diperoleh nilai 𝑣2 untuk
DK= 94.13% setiap datanya sebagai berikut:
𝑣1 = |10.8 ± 0.6| 𝑥 10−5 𝑚/𝑠
5) Tetes 5 2) Tetes 2
Analisis Perhitungan Analisis perhitungan
𝑣1 = 5.15 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠 𝑣2 = 6.34 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
Analisis ketidakpastian Analisis ketidakpastian
∆𝑣 1 = 0.737𝑥10−5 𝑚⁄𝑠 ∆𝑣 2 = 0.735 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
𝐾𝑅 = 14.32 %(2 𝐴𝑃) 𝐾𝑅 = 11.59 %(2𝐴𝑃)
DK= 85.68% DK= 88.41%
𝑣1 = |5.2 ± 0.7| 𝑥 10−5 𝑚/𝑠 𝑣2 = |6.3 ± 0.7| 𝑥 10−5 𝑚/𝑠
3) Tetes 3
b. Kecepatan Dalam Medan Listrik (v2) Analisis perhitungan
Analisis Perhitungan 𝑣2 = 8.37 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
𝑥2 Analisis ketidakpastian
𝑣2 =
𝑡2 ∆𝑣 2 = 2.09 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
Analisis Kesalahan 𝐾𝑅 = 25 %(2𝐴𝑃)
𝑣 = 𝑥𝑡 −1 DK= 75%
𝜕𝑣 𝜕𝑣 𝑣2 = |8.4 ± 2.1| 𝑥 10−5 𝑚/𝑠
𝑑𝑣 = | | 𝑑𝑥 + | | 𝑑𝑡
𝜕𝑥 𝜕𝑡
𝜕(𝑥𝑡 −1 ) 𝜕(𝑥𝑡 −1 ) 4) Tetes 4
𝑑𝑣 = | | 𝑑𝑥 + | | 𝑑𝑡
𝜕𝑥 𝜕𝑡 Analisis perhitungan
∆𝑣 = |𝑡 −1 |∆𝑥 + |𝑥𝑡 −1 |∆𝑡 𝑣2 = 4.91 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
∆𝑣 𝑡 −1 ∆𝑥 + 𝑥𝑡 −2 ∆𝑡 Analisis ketidakpastian
= | | ∆𝑣 2 = 0.748 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
𝑣 𝑥𝑡 −1
∆𝑥 ∆𝑡 𝐾𝑅 = 15.22 %(2𝐴𝑃)
∆𝑣2 = | + | 𝑣2 DK= 84.78%
𝑥2 𝑡2
∆𝑣 2 𝑣2 = |4.9 ± 0.7| 𝑥 10−5 𝑚/𝑠
𝐾𝑅 = 𝑥 100%
𝑣2 5) Tetes
DK = 100%-KR
Analisis perhitungan
PF== |𝑣2 ± ∆𝑣2 |
𝑣2 = 6.52 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
Analisis ketidakpastian
1) Tetes 1
∆𝑣 2 = 0.462 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
Analisis perhitungan
𝑥2 𝐾𝑅 = 7.09 %(3𝐴𝑃)
𝑣2 = DK= 92.91%
𝑡2
1𝑥10−3 𝑚 𝑣2 = |6.52 ± 0.46| 𝑥 10−5 𝑚/𝑠
𝑣2 = = 7.49 𝑥10−5 𝑚⁄𝑠
13.36𝑠 c. Jari-jari Tanpa Faktor Koreksi (r0)
Analisis ketidakpastian
Analisis Perhitungan
𝐾𝑅 = 4.54 %(3𝐴𝑃)
9𝑣1
𝑟0 = √ DK= 100%-KR
2∆𝜌𝑔 DK=100%-4.54%=95.46%
Analisis Kesalahan 𝑟0 = |11.9 ± 0.5|𝑥10−7 𝑚
1
 9v1  2
ro    Dengan mengguakan perhitungan yang
 2 g  sama diatas, maka akan diperoleh nilai 𝑟0 untuk
setiap datanya sebagai berikut:
ro
ro  v1
v1 2) Tetes 2
1
Analisis perhitungan
1  9v1  2
9 𝑟0 = 8.46 x10−7 𝑚
   . v1
2  2g  2g Analisis ketidakpastian
∆𝑟0 = 0.680 x10−7 𝑚
1 / 2 𝐾𝑅 = 8.04 %(3𝐴𝑃)
1  9v1  .9
2g 
DK=91.96%
2 2g
 . v1 𝑟0 = |8.46 ± 0,68| x10−7 𝑚
 9v1
1/ 2
 3) Tetes 3
 2g 
 Analisis perhitungan
1 𝑟0 = 8.32 x10−7 𝑚
ro 9  9v1 
 .  . v1 Analisis ketidakpastian
ro 4g  2g  ∆𝑟0 = 0.48 x10−7 𝑚
𝐾𝑅 = 5.77 %(3𝐴𝑃)
9  2g 
 .  . v1 DK=94.23%
4g  9v1  𝑟0 = |8.32 ± 0,48| x10−7 𝑚
4) Tetes 4
1  v1 
ro    . ro Analisis perhitungan
2  v1  𝑟0 = 10.3 𝑥10−7 𝑚
r0 Analisis ketidakpastian
KR  x 100 %
ro ∆𝑟0 = 0.30 x10−7 𝑚
DK= 100%-KR 𝐾𝑅 = 2,93 %(3𝐴𝑃)
PF== |𝑟𝑜 ± ∆𝑟0 | DK =97.07%
𝑟0 = |1.03 ± 0.03| x10−6 𝑚
5) Tetes 5
1) Tetes 1 Analisis perhitungan
Analisis perhitungan 𝑟0 = 7.08 𝑥10−7 𝑚
Analisis ketidakpastian
9𝑣1 ∆𝑟0 = 0.51 x10−7 𝑚
𝑟0 = √
2∆𝜌𝑔 𝐾𝑅 = 7.16%(3𝐴𝑃)
𝑟0 = |7.08 ± 0.51| x10−7 𝑚
9(1,856𝑥 10−5 Ns/𝑚2 )(1.46𝑥 10−4 𝑚/𝑠) d. Jari-jari Dengan Faktor Koreksi (r)
= √
2(874,01𝑘𝑔/𝑚3 )(9,8 𝑚/𝑠 2 ) Analisis Perhitungan
1/2
= 11.9 𝑥10−7 𝑚 𝐴2 𝐴
Analisis ketidakpastian 𝑟 = ( 𝑟0 2 + ) −
4 2
1∆𝑣1 Analisis Kesalahan
∆𝑟0 = | |𝑟
2𝑣1 0 𝜕𝑟
0.13 𝑥10−4 𝑚⁄𝑠 𝑑𝑟 = | | 𝑑𝑟0
∆𝑟0 = | | 11.9 𝑥10−7 𝑚 𝜕𝑟0
2 (1.46 𝑥10−4 𝑚⁄𝑠) 1
∆𝑟0 = 0.541 𝑥10−7 𝑚 2 𝐴2 2 𝐴
𝜕 ( 𝑟0 + 4) −2
∆𝑟0 | |
𝐾𝑅 = 𝑥100% 𝑑𝑟 = 𝑑𝑟
𝑟0 | 𝜕𝑟0 | 0
0.541 𝑥10−7 𝑚
𝐾𝑅 = 𝑥100%
11.9 𝑥10−7 𝑚
1 Analisis perhitungan

1 𝐴2 2
𝑟 = 8.08 x10−7 𝑚
∆𝑟 = | ( 𝑟0 2 + ) 2𝑟0 | ∆𝑟0
2 4 Analisis ketidakpastian

1 ∆𝑟 = 0.68 𝑥10−7 𝑚
2
𝐴2 2 𝐾𝑅 = 8.41%(3𝐴𝑃)
∆𝑟 = |( 𝑟0 + ) 𝑟0 | ∆𝑟0 DK=91.59%
4
𝑟 = |8.08 ± 0.68|𝑥10−7 𝑚
1
− 3) Tetes 3
2 𝐴2 2
∆𝑟 | 𝑟0 ( 𝑟0 + 4)
| Analisis perhitungan
= 1/2
∆𝑟0 𝑟 = 7.94 x10−7 𝑚
𝑟 | 𝐴2 𝐴|
2
( 𝑟0 + 4 ) − 2 Analisis ketidakpastian
1
∆𝑟 = 0.48 𝑥10−7 𝑚
− 𝐾𝑅 = 6.04 %(3𝐴𝑃)
𝐴2 2
𝑟0 ( 𝑟0 2 + ) ∆𝑟0 DK=93.96%
| 4 |
∆𝑟 = 1/2
𝑟 𝑟 = |7.94 ± 0.48|𝑥10−7 𝑚
| 𝐴2 𝐴|
2
( 𝑟0 + 4 ) − 2 4) Tetes 4
Analissi perhitungan
∆𝑟
𝐾𝑅 = 100% 𝑟 = 9.90 x10−7 𝑚
𝑟 Analisis ketidakpastian
DK= 100%-KR ∆𝑟 = 0.30 𝑥10−7 𝑚
PF== |𝑟 ± ∆𝑟| 𝐾𝑅 = 3.04 %(3𝐴𝑃)
DK=96.96%
1) Tetes 1
𝑟 = |9.90 ± 0,30|𝑥10−7 𝑚
Analisis perhitungan
1/2
5) Tetes 5
𝐴2 𝐴 Analisis perhitungan
𝑟 = ( 𝑟0 2 + ) −
4 2 𝑟 = 6.71 x10−7 𝑚
1 Analisis ketidakpastian
(7,7368𝑥 10−8 )2 2 ∆𝑟 = 0.51 𝑥10−7 𝑚
𝑟 = ( (11.9𝑥10−7 𝑚)2 + )
4 𝐾𝑅 = 7.55 %(3𝐴𝑃)
7,7368𝑥 10−8 DK=92.95%
− 𝑟 = |6.71 ± 0.51|𝑥10−7 𝑚
2
𝑟 = 11.5 x10−7 𝑚 e. Muatan Tanpa Faktor Koreksi (q0)
Analisis Perhitungan
Analisis ketidakpastian 6𝜋𝑟0 𝑑 (𝑣1 + 𝑣2 )
1 𝑞0 =
− 𝑈
𝐴2 2 Analisis Kesalahan
𝑟0 ( 𝑟0 2 + 4 ) ∆𝑟0
∆𝑟 =
| |
𝑟 6ro d v1  v2 
| 𝐴2 1/2
𝐴| q0 
2
( 𝑟0 + 4 ) − 2 U
∆𝑟 = 0.54 𝑥10−7 𝑚 qo q q
qo  ro  o v1  o v2
∆𝑟 ro v1 v1
𝐾𝑅 = 100%
𝑟
0.54 𝑥10−7 𝑚 q
𝐾𝑅 = 𝑥 100%
 U
11.9 𝑥10−7 𝑚 U
𝐾𝑅 = 4.69 %(3𝐴𝑃)
DK= 100%-KR
DK=100%-4.69%=95.31%
𝑟 = |11.9 ± 0.5|𝑥10−7 𝑚

Dengan mengguakan perhitungan yang


sama diatas, maka akan diperoleh nilai r untuk
setiap datanya sebagai berikut:

2) Tetes 2
6d v1  v2  6ro d 4) Tetes 4
 ro  v1
U U Analissi perhitungan
6ro d
𝑞0 = 12.13 𝑥 10−19 𝐶
 v2 Analisis ketidakpastian
U
∆𝑞0 =1.46 𝑥 10−19 𝐶
  6ro d v1  v2 .U  2 U 𝐾𝑅 = 12.08 %(2𝐴𝑃)
DK=87.92%
qo ro v1 v2 U
    𝑞0 = |12 ± 1| 𝑥10−19 C
qo ro v1  v2 v1  v2 U
5) Tetes 5

 r v1 v2 U 
 Analisis perhitungan
qo   o    . qo 𝑞0 = 6.19 𝑥 10−19 𝐶

 ro v1  v2 v1  v2 U 
Analisis ketidakpastian
qo
KR  x100 % ∆𝑞0 =1.10 𝑥 10−19 𝐶
qo 𝐾𝑅 = 17.80 %
DK= 100%-KR DK= 82.20%
PF== |𝑞0 ± ∆𝑞0 | 𝑞0 = |6.2 ± 1.1| 𝑥10−19C
1) Tetes 1 f. Muatan Dengan Faktor Koreksi (q)
Analisis perhitungan Analisis Perhitungan
6𝜋𝑟0 𝑑 (𝑣1 + 𝑣2 ) q0
𝑞0 = q 
𝑈 1, 5
𝑞0 = 19.7 𝑥10−19 𝐶  A
1  
Analisis ketidakpastian  r
 r v1 v2 U 
Analsis Kesalahan
qo   o     qo
 ro v1  v2 v1  v2 U 
q 
 q0 1  Ar 1  1, 5

qo  2.90 x1019 C q q


q q  q0  r
KR  o x 100 % q0 r

   
qo 1, 5  2,5
 1  Ar 1 q0  q0 1  Ar 1 . Ar  2 r
2.90 𝑥10−19 𝐶
𝐾𝑅 =
19.7 𝑥10−19 𝐶
𝑥 100%
q


1  Ar 1 
1, 5

q0 

q0 1  Ar 1 2 , 5
. Ar  2
r
𝐾𝑅 = 14.73 %(2𝐴𝑃) q 
q0 1  Ar 1 
1.5

q0 1  Ar 1  1, 5

DK= 100%-KR=100%-14.73%=85.27%
𝑞0 = |20 ± 3| 𝑥10−19 C  q r. Ar  2 
 0  q
Dengan mengguakan perhitungan yang  q0 
1  Ar 1  
sama diatas, maka akan diperoleh nilai 𝑞0 untuk  
 q0 A.r 
setiap datanya sebagai berikut: q    2
 q0 r 1 A  
q
r 

2) Tetes 2
 q A.r 
Analisis perhitungan q   0  2 . q
𝑞0 = 8.67 𝑥 10−19 𝐶  q0 r  Ar 
Analisis ketidakpastian q
KR  x 100%
∆𝑞0 = 1.94 𝑥 10−19 𝐶 q
𝐾𝑅 = 22.39 %(2𝐴𝑃) DK  100%  KR
DK= 77.61% q  q  q
𝑞0 = |8.7 ± 1.9| 𝑥10−19C
1) Tetes 1
3) Tetes 3
Analisis perhitungan
Analisis perhitungan
q0
𝑞0 = 9.65 𝑥 10−19 𝐶 q  1, 5
Analisis ketidakpastian  A
1  
∆𝑞0 = 2.41 10−19 𝐶  r
𝐾𝑅 = 24.94 %(2𝐴𝑃) 𝑞 = 17.87 𝑥10−19C
DK=75.06% Analisis ketidakpastian
𝑞0 = |9.6 ± 2.4| 𝑥10−19C

 q A.r 
 Muata v1 v2 r0 r q0 q
q   0  2 .q n 𝑥10−5 𝑥10−7 𝑥10−19

 q0 r  Ar 
 5 5.15 6.51 7.08 6.71 6.2 5.2
∆𝑞 = 2.68 x 10−19 C
q Nilai rata-rata muatan elementer elektron
KR  x100 % dapat ditentukan dengan memperkirakan
q jumlah elektron yang terdapat di dalam satu
2.68x 10−19 C tetesan yang diamati, dengan menggunakan
𝐾𝑅 = 𝑥 100% nilai e sebesar 1,6022 x 10-19 C perkiraan jumlah
17.87𝑥10−19 C
𝐾𝑅 = 15.02 %(2𝐴𝑃) elektron dalam setiap tetesan minyak dapat
DK= 100%-KR=100%-15.02%=84.98% disajikan dalam bentuk table distribusi
𝑞 = |18 ± 3| 𝑥10−19C frekuensi sebagai berikut:
2) Tetes 2
Analisis perhitungan TABEL 3.Tabel Jumlah Besar Muatan
𝑞 = 7.55 𝑥10−19 C Elementer Partikel Elektron Setiap
Analisis ketidakpastian Tetes Minyak
∆𝑞 = 1.75 x 10−19 C
𝐾𝑅 = 23.13 %(2AP) No q (10-19 C) n e (10-19 C)
DK= 76.87% 1 |18 ± 3| 11 |1,6 ± 3|
𝑞 = |7.5 ± 1.7| 𝑥10−19C 2 |7.5 ± 1.7| 5 |1,5 ± 1.7|
3) Tetes 3 3 |8.4 ± 2.1| 5 |1,7 ± 2.1|
Analissi perhitungan 4 |11 ± 1| 7 |1.6 ± 1|
𝑞 = 8.39 𝑥10−19 C 5 |5.2 ± 1,6| 3 |1,7 ± 1.6|
Analisis ketidakpastian
∆𝑞 = 1.33 x 10−19 C Pada percobaan ini, penentuan nilai
𝐾𝑅 = 25.48 %(2𝐴𝑃) muatan elementer electron berdasarkan
DK= 74.52% percobaan tetes minyak Milikan dilakukan
𝑞 = |8.4 ± 1.3| 𝑥10−19C dengan menggunakan metode jatuh naik, yaitu
4) Tetes 4 dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan
Analisis perhitungan oleh tetesan minyak untuk bergerak naik dan
𝑞 = 10.84 𝑥10−19C turun. Pergerakan tetesan minyak yang ke
Analisis ketidakpastian bawah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya
Stokes, sedang pergeraakn tetesan minyak yang
∆𝑞 = 1.33 x 10−19 C
𝐾𝑅 = 12.30 %(2AP) ke atas dipengaruhi oleh gaya elektrostatis.
Tetesan minyak akan bergerak kebawah dengan
DK= 87.70%
kecepatan v1 akibat akibat gaya gravitasi dan
𝑞 = |11 ± 1| 𝑥10−19C
gaya Stokes dan akan bergerak keatas dengan
5) Tetes 5
kecepatan v2 akibat adanya medan listrik
Analisis perhitungan
diantara pelat kapasitor.
𝑞 = 5.25 𝑥10−19 C
Setelah memperoleh besar kecepatan
Analisis ketidakpastian
untuk tiap tetesan, maka dengan menggunakan
∆𝑞 = 0.976 x 10−19 C kecepatan tersebut dapat diperoleh besar jari-
𝐾𝑅 = 18.58 %(2𝐴𝑃) jari tetesan tanpa faktor koreksi (r0) dengan
DK=81.42% menggunakan persamaan (7). Pada tebel 2
𝑞 = |5.2 ± 1.0| 𝑥10−19C disajikan pula hasil eksperimen untuk jari-jari
tetesan dengan faktor koreksi (r), muatan
TABEL 2. Tabel Analisis Penentuan Muatan elektron tanpa dan dengan faktor koreksi.
Elementer Partikel Elektron Hasil analisis data dapat dilihat pada
tabel analisis data, Berdasarkan analisis diatas
Muata v1 v2 r0 r q0 q nilai muatan yang diperoleh sebesar
−5 −7 −19
n 𝑥10 𝑥10 𝑥10 1.6 x 10-19 C yaitu pada tetes kedua dan
1 14.6 7.49 11.9 11.5 20 18 keempat. Hasil yang diperoleh masih mendekati
2 7.34 6.34 8.46 8.08 8.7 7.5 teori yakni sebesar 1.602 ×10-19 𝐶, hal ini
3 7.10 8.37 8.32 7.94 9.6 8.4 disebabkan oleh beberapa hal antara lain
4 1.08 4.91 1.03 9.90 12 11 pengamatan yang dilakukan oleh praktikan
terhadap minyak pada skala yang ada pada
perangkat percobaan tetes minyak Millikan
sering keliru yang disebabkan oleh tetesan
minyak tersebut bergerak menjauh dari skala.
Sehingga menyebabkan pengukuran waktu
yang dibutuhkan oleh tetesan minyak tersebut
untuk bergerak sejauh 1 mm kurang tepat,
dimana hal ini akan menyumbang kesalahan
pada kecepatan tetesan minyak Millikan
bergerak naik ataupun jatuh. Selain itu
dilakukan secara manual sehingga dalam
pengamatan mata menjadi lelah sehingga
pengambilan data penetapan menjadi tidak
efektif. Disebabkan juga tegangan yang
fluktuatif, terkadang tegangan dibawah 280
Volt sehingga mempengaruhi gerakan tetesan
minyak didalam tabung. menyebabkan gaya
elektrostatik yang bekerja pada tetesan minyak
tidak sama setiap waktunya.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil eksperimen dengan
metode jatuh naik diperoleh besar muatan
elementer partikel elektron yang paling
mendekati nilai teori adalah 1.6 𝑥 10−19 𝐶

REFERENSI

[1]Subaer, dkk. 2014. Penuntun Praktikum


Eksperimen Fisika I Unit Laboratorium Fisika
Modern Jurusan Fisika FMIPA UNM.

[2] Serway, Raymond A dan John W. Jewett.


2010. Fisika Untuk Sains dan Teknik Buku 2
Edisi 6. Salemba Teknika, Jakarta.

[3] Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi


Kelima Jilid 2. Erlangga, Jakarta

[4] Halliday, D dan Resnick R. 1985. Fisika


Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga, Jakarta.

[5] Silaban, Pantur 1986. Fisika Modern


Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai