PEDIDIKAN MATEMATIKA E
4193111096
2019/2020
BIOINDUSTRI
A. PENGERTIAN
Bioindustri ialah industri yang menggunakan mahluk hidup baik nabati maupun hewani
sebagai bahan baku. Prinsipnya sama dengan industri lainnya, yakni input- proses – output yang
keberhasilannya sangat bergantung kepada efisiensi usaha. Pada industri non biologis, bahan
baku merupakan hal yang sangat menentukan produk, ternyata pada industri biologis pun, hal ini
sama. Bioindustri peternakan memanfaatkan hewan sebagai objek kegiatannya, oleh karena itu
sebagai bahan baku harus memenuhi kriteria tertentu.
• Laboratorium
yaitu merupakan tahapan penyeleksian mikroorganisme, sel baik tanaman maupun hewan
atau diskripsi kerja enzim
• Skala Pilot
yaitu mulai menerapkan kondisi-kondisi operasi yang dioptimalkan
• Skala Industri
yaitu proses-proses yang dilaksanakan dengan memertimbangkan pertimbangan ekonomi
industri
3. Bidang-Bidang yang Dipelajari
4. Bioteknologi modern
• Proses:
mengembangkan bioreaktor untuk fermentasi substrat padat maupun cair dalam bioteknologi
• Kultur mikrobia:
meningkatkan kemampuan mikrobia. Bioteknologi modern diharapkan dapat memperkaya
penggunaan mikroorganisme dalam proses fermentasi
Kesehatan:
farmasi, kosmetik, perlengkapan perawatan tubuh, aroma dan minyak wangi.
Energi:
bio-diesel, etanol, bahan tambahan bahan bakar, pembakaran biomasa, minyak tanaman,
fluida transmisi dan pelumas.
Biokimia:
Pelapis, film yang dapat terdegradasi, polimer, plastik, tinta, cat, pigmen, gum, adhesives,
agrokimia, sabun, deterjen, bahan-bahan organik untuk industri, bahan kimia, produk
pengendali secara biologis, agen pembersih, larutan, surfaktan, dan tinta.
Produk-produk Lingkungan:
Kertas dan papan, biokomposit, serat, kain dan serat kain.
C. MANFAAT BIOINDUSTRI
Manfaat dari bioindustri yaitu meningkatkan kemandirian ekonomi petani yang dapat
dilihat dari program bioindustri yang diusung oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian (Balitbangtan) telah diimpelementasikan oleh semua Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) yang tersebar di 33 provinsi.
Model sistem pertanian bioindustri berbasis integrasi tanaman kopi dengan ternak sapi
merupakan sistem pertanian terintegrasi. Teknologi ini menghasilkan kopi dengan didukung
produk sampingan hasil pengolahan limbah ternak sapi di antaranya kompos, biourin,
biopestisida dan kulit kopi terfermentasi yang dimanfaatkan untuk pakan. Melalui model ini
tidak ada biomasa yang terbuang (Zero Waste), sehingga dapat mendukung pertanian
berkelanjutan. Arti penting bioindustri adalah sebagai penentu daya saing bagi peningkatan nilai
tambah dan pendapatan petani.
Model sistem pertanian bioindustri tanaman kopi dan ternak sapi yang berlokasi di Desa
Air Meles dan Talang Ulu, Kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong Provinsi
Bengkulu sudah memasuki tahun ke-4. Bahkan, di daerah tersebut, sudah ada implementasi
berbagai inovasi teknologi pertanian kepada kelompok tani kooperator.
Teknologi peremajaan tanaman kopi dilakukan dengan sistem tag ent (sambung samping)
menggunakan entres unggul Sintaro-1, Sintaro-2, dan sehasen. "Penerapan inovasi tersebut yang
disertai pemeliharaan anjuran dengan pemupukan menggunakan kompos dapat meningkatkan
produksi kopi sebesar 134 persen dari 700 kilogram per hektare menjadi 1.696,5 kilogram per
hektare per tahun," ungkap Afrizon penanggung jawab kegiatan Bioindustri ini.
Menurut peneliti BPTP Balitbangtan Bengkulu Shannora Yuliasari, kopi bubuk petik
merah BioGading merupakan produk utama kegiatan bioindustri tanaman-ternak. Kopi yang
dihasilkan melalui penerapan teknologi pengolahan kopi secara basah tersebut memiliki citarasa
yang lebih baik memenuhi syarat mutu I menurut SNI 01-3542-2004, aroma khas kopi bubuk
yang harum, warna normal (coklat tua), kadar air sebesar 2,15 persen, dan kadar sari kopi
sebesar 33,58 persen.
Produk sampingan yang dihasilkan melalui kegiatan bioindustri tanaman-ternak ini antara
lain kompos, biourin dan pakan ternak dari hasil fermentasi kulit kopi. Pengolahan kompos,
biourin dan produk pakan ternak menjadi tambahan produk petani dari usahatani kopi dan ternak
sapi yang dapat meningkatkan nilai tambah limbah pertanian dan pendapatan petani. Kompos
yang dibuat dari kulit kopi dan faeces sapi menjadi produk sampingan yang paling diminati oleh
petani pengguna di sekitar lokasi kegiatan. Kompos tersebut telah diaplikasikan pada tanaman
kopi, tanaman cabai, tomat dan sayuran lainnya. Saat ini, produksi kompos rata-rata per bulan
mencapai 5-6 ton dengan harga jual mencapai Rp 3 juta. Melalui pengolahan kompos tersebut,
petani dapat meraup tambahan pendapatan sebesar Rp2.2 juta per bulan.
1. Men (manusia):
Adalah semua alat dan bahan harus dibeli dan diplihara dengan uang.
3. Materials (material)
5. Machines (mesin):
6. Market (pasar):
• Hubungan antara proses penelitian dasar dan dan terapan serta pengembangan produk
yang sedang berlangsung
• Pabrikasi
• Manajemen pemerintahan
• Di negara maju kemajuan Bioteknologi sangat menentukan hal-hal yang dikerjakan oleh
pihak industri
1. MIKROBA
Karakteristik penting yang harus dimiliki mikroorganisme industri yaitu harus tumbuh
cepat dan menghasilkan produk yang diharapkan dalam waktu yang relatif singkat, karena
alasan sebagai berikut:
1.Alat-alat yang digunakan pada industri berskala besar termasuk mahal, hal tersebut
tidak menjadi masalah (secara ekonomi) jika produk dapat dihasilkan dengan cepat;
a) Tidak berbahaya bagi manusia, dan secara ekonomik penting bagi hewan dan tumbuhan.
b)Harus non-patogen dan bebas toksin, atau jika menghasilkan toksin, harus cepat di-
inaktifkan. Karena, ukuran populasi besar dalam fermentor industri, sebenarnya tidak
memungkinkan menghindari kontaminasi dari lingkungan luar fermentor, suatu patogen yang
ada akan mampu mendatangkan masalah.
d)Mikroorganisme lebih disukai jika berukuran besar, karena sel lebih mudah
dipindahkan dari biakan dengan penyaringan (dengan bahan penyaring yang relatif murah).
Sehingga, fungi, ragi, dan bakteri berfilamen, lebih disukai. Bakteri unisel, berukuran kecil
sehingga sulit dipisahkan dari biakan cair.
Sampai saat ini, sudah ribuan produk komersial dihasilkan melalui manipulasi
mikroorganisme. Produk komersial tersebut dapat dipisahkan menjadi beberapa kelompok,
yaitu :
(1). Sel mikroorganisme itu sendiri, yang digunakan sebagai bahan makanan
tambahan atau untuk bahan imunisasi untuk mencegah penyakit;
(3). Produk metabolit primer yang dibentuk oleh mikroorganisme yang penting untuk
pertumbuhan sel, misalnya vitamin;
Berbagai proses industri digunakan untuk menghasilkan produk mikrobiologi tersebut dan
dipisahkan menjadi beberapa kategori, berdasarkan kecenderungan penggunaan produk akhir,
yaitu:
a.Produksi bahan kimia farmasi. Produk yang paling terkenal dari kelompok ini adalah
antibiotika dan obat-obat steroid. Produk farmasi lain yang sering digunakan adalah insulin
dan interferon, yang sekarang dihasilkan melalui bakteri rekayasa genetika, juga sejumlah
produk baru dari hasil rekayasa genetika.
b.Produksi bahan kimia bernilai komersial. Produk dalam kelompok ini termasuk
pelarut dan enzim, juga berbagai senyawa yang digunakan untuk bahan pemula (‘starting’)
untuk industri sintesis senyawa lain.
c.Produksi makanan tambahan. Produksi massa ragi, bakteri dan alga, dari media yang
murah mengandung garam nitrogen anorganik dan yang lainnya, cepat saji, dan menyediakan
sumber protein dan senyawa lain yang sering digunakan sebagai makanan tambahan untuk
manusia dan hewan.
d.Produksi minuman alkohol. Pembuatan “beer” dan “wine”, dan produksi minuman
alkohol lain yang merupakan proses bioteknologi berskala-besar paling tua. e.Produksi
vaksin. Sel mikroorganisme maupun bagiannya, atau produknya dihasilkan dalam jumlah
besar dan digunakan untuk produksi vaksin.
2. VIRUS
3. ENZIM
Setiap organisme menghasilkan berbagai enzim, sebagian besar dihasilkan dalam jumlah
yang kecil dan dilibatkan dalam proses seluler. Bagaimanapun, enzim tertentu dihasilkan
dalam jumlah yang besar oleh beberapa organisme, dan dibutuhkan dalam sel,
dikeluarkan ke dalam medium. Enzim ekstraseluler biasanya dapat menguraikan bahan
nutrien yang tak-larut misalnya selulosa, protein, pati, dan hasil pencernaan selanjutnya
diangkut ke dalam sel, dimana enzim digunakan sebagai nutrien untuk pertumbuhan.
Beberapa enzim ekstraseluler digunakan dalam makanan, perusahaan susu, pabrik obat, dan
industri tekstil dan dihasilkan dalam jumlah yang besar melalui sintesis mikrobiologi. Enzim
tersebut sering digunakan karena spesifisitas dan efisiensi pada reaksi katalisis yang
dibutuhkan, pada suhu dan pH yang wajar. Reaksi yang sama dapat dicapai dengan bahan kimia
yang umumnya membutuhkan kondisi suhu dan pH ekstrim, dan kurang efisien dan kurang
spesifik. Secara komersial enzim dihasilkan dari fungi dan bakteri. Proses produksi
biasanya aerobik, dan medium biakan sama dengan yang digunakan pada fermentasi antibiotik.
Enzim itu sendiri umumnya hanya sedikit dibentuk selama fase pertumbuhan aktif
tetapi akumulasi dalam jumlah besar terjadi selama fase stasioner pertumbuhan. Enzim
mikroorganisme dihasilkan dalam jumlah yang sangat banyak pada suatu industri dasar
adalah protease bakteri, digunakan sebagai tambahan dalam deterjen pencuci. Sejak tahun
1969, 80% deterjen pencuci mengandung enzim, khususnya protease, juga amilase, lipase,
reduktase, dan enzim lain. Tetapi mulai tahun 1971, penggunaannya menurun setelah
terjadi alergi pada pemakai dan konsumen, sehingga dikembangkan teknik
pemrosesan khusus misalnya ‘microencapsulation’ untuk menjamin pengolahan bebas-
debu. Enzim penting lain yang dibuat secara komersial adalah amilase dan
glukoamilase, yang digunakan dalam produksi glukosa dari pati. Setelah dihasilkan
glukosa, selanjutnya dengan bantuan glukosa isomerase akan diubah menjadi fruktosa
(yang lebih manis dari glukosa dan sukrosa) dan menghasilkan produk akhir pemanis
fruktosa-tinggi dari pati jagung, gandum, atau kentang. Penggunaan proses tersebut dalam
industri makanan mengalami peningkatan, khususnya dalam produksi minuman ringan. Tiga
reaksi yang terjadi dalam perubahan pati jagung menjadi produk yang disebut sirup
jagung fruktosa-tinggi, masing-masing reaksi dikatalisis oleh enzim mikroba secara terpisah :
1.Enzim αααα-amilase menyerbu polisakarida pati, memecah rantai, dan mengurangi viskositas
polimer. Reaksi ini disebut ‘thinning reaction’. 2.Enzim glukoamilase memecah polisakarida
rantai pendek menghasilkan monomer glukosa, proses tersebut dinamakan ‘saccharification’.
3.Enzim glukosa isomerase merubah glukosa menjadi fruktosa, prosesnya disebut
‘isomerization’.
4. SEL
Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan
merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di
dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan,
dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi
dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 sel.
Namun, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya,
tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari
pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi.
Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri
sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang membangun organ dan
kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme tersebut. Contohnya, sel otot jantung
membentuk jaringan otot jantung pada organ jantung yang merupakan bagian dari sistem
organ peredaran darah pada tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-
komponen yang disebut organel.
Contoh penerapan sel dalam bioindustri adalah, terapi, biomolekuler dan transplantasi. Terapi
adalah teknik penyembuhan tanpa menggunakan obat. Disini terapi yang digunakan dalam
bioindustri biasanya adalah terapi kanker. Penyakit kanker identik dengan kondisi degeneratif
dari tubuh dengan kerusakan secara perlahan akibat pertumbuhan sel abnormal pada bagian
tubuh tertentu. Pengobatan kanker sendiri berbeda-beda. Mulai dari menggunakan obat
kemoterapi, terapi radiasi, operasi, atau kombinasi di antara ketiganya. Selain ketiga jenis
intervensi tersebut, saat ini juga dikenal metode baru yaitu terapi biologis. Baik terapi biologis
dan kemoterapi bekerja dengan cara merusak sel kanker, tapi cara kerja keduanya berbeda.
Kemoterapi bekerja dengan cara memicu kematian sel kanker yang telah menyebar (metastasis)
sebelum kanker diintervensi dengan pembedahan ataupun sel kanker yang masih tersisa dari
metode pengobatan kemoterapi dan radiasi. Kemoterapi menggunakan zat kimia tertentu. Akan
tetapi, seringnya metode ini menghasilkan kerusakan pada sel-sel di sekitar tumbuhnya kanker.
Sedangkan terapi biologis bekerja dengan cara merusak sel kanker langsung ataupun tidak
langsung dengan memicu reaksi sistem imun untuk menyerang sel kanker tersebut. Terapi
biologis menggunakan organisme hidup, baik yang dihasilkan dari dalam tubuh manusia ataupun
rekayasa di laboratorium yang sengaja dibuat untuk dapat melawan sel kanker.
Saat ini ada berbagai terapan terapi biologis untuk mengobati kanker. Berikut adalah
beberapa jenis terapi biologis yang telah dikembangkan.
1. Imunoterapi
Imunoterapi adalah metode terapi yang memicu kerja sistem imun, terutama sel darah putih,
untuk mendeteksi kerusakan dan menyerang sel abnormal dari perkembangan kanker. Selain itu,
imunoterapi juga bertujuan untuk mendorong proses respon imun antikanker dan memperbaiki
efek immunosupresif yang disebabkan dari sel kanker.
2. Antibodi monoclonal
Dikenal juga dengan sebutan MAb, metode terapi kanker ini menggunakan salah satu komponen
sistem imun berupa antibodi hasil rekayasa genetika antara manusia dan tikus. MAb memiliki
beberapa mekanisme untuk melawan sel kanker. Di antaranya yaitu dengan merangsang reaksi
imun untuk melawan sel kanker, menghambat kerusakan yang disebabkan oleh sel kanker, serta
mencegah pertumbuhan tumor.
3. Terapi sitokin
Terapi sitokin dilakukan menggunakan protein interferon (INF) dan interleukin (IL) untuk
meningkatkan respon imun untuk melawan sel kanker. Sitokin juga berperan dalam mendorong
produksi sel darah, efek ini juga bermanfaat untuk mengatasi efek samping kemoterapi yang
dapat berdampak pada produksi sel darah.
Saat ini di Indonesia, telah dilakukan transplantasi seperti yang telah dilakukan di negara-
negara maju. Transplantasi yang terakhir dinyatakan berhasil di dunia adalah transplantasi penis
manusia, ditransplantasikan pada bulan Desember 2014 dan dinyatakan berhasil dan berfungsi 4
bulan kemudian, dalam arti tidak ada penolakan dari tubuh dan yang terpenting adalah dapat
berfungsi normal untuk sistem ekskresi juga secara seksual.