PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan penyakit
yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang
berusia diatas 20 tahun adalah penderita hipertensi. Saat ini terdapat adanya
dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya
gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi
seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olah raga, merokok, alkohol, dan
ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot (satu
sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang mempunyai
sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa
berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala
populasi penderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita
hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak obesitas. Pada
obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis
gejala atau tanda khas untuk peringatan dini bagi penderita hipertensi. Selain itu,
banyak orang merasa sehat dan energik walaupun memiliki hipertensi. Berdasarkan
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, sebagian besar kasus hipertensi di
40 tahun. Dalam kasus-kasus pencegahan, penyakit ini bisa dimulai lebih awal. Pada
tahap awal, tekanannya mungkin naik secara berkala, misalnya pada situasi stress
biasanya, ketika mengendarai mobil jarak jauh, dan kembali ke normal lebih lama dari
biasanya. Atau tekanannya mungkin hanya naik saat bekerja, tidak pada istirahat atau
berlibur. Pada kasus-kasus seperti ini kita membicarakan “hipertensi labil”. Atau jika
namun, jika angkanya diatas normal secara konsisten, penyakitnya telah berkembang
ketahap “stabil” hipertensi kronis bisa memiliki berbagai bentuk. Contohnya sangat
banyak, bahkan setiap rumah sakit mengetahui orang-orang muda dengan tekanan
darah yang sangat tinggi, dari 200/120 samapi 250-140. (Hans p. wolf. 2006 : h 63)
B. Tujuan Makalah
Hipertensi.
TINJAUAN TEORI
A. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Tekanan darah yaitu jumlah gaya yang diberikan oleh darah di bagian
dalam arteri saat darah dipompa ke seluruh sistem peredaran darah. Tekanan
darah tidak pernah konstan. Tekanan darah dapat berubah drastis dalam
hitungan detik dan menyesuaikan diri dengan tuntutan pada saat itu (Herbert
tinggi adalah penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan dan
hampir tidak konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung
pada arterial sistemik baik diastolik maupun sistolik atau kedua-duanya secara
terus-menerus (Sutanto,2010).
2. Klasifikasi Hipertensi
sistol (mmHg)
ringan)
sedang)
terisolasi
dan lingkungan.
4. Gejala Hipertensi
berdebar-debar, sering buang air kecil di malam hari, sulit bernafas, mudah
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
hipertensi.
6. Pathway Hipertensi
7. Komplikasi Hipertensi
a. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terkena tekanan
darah.
pembuluh tersebut.
2015).
8. Cara Pencegahan Hipertensi
c. Olahraga
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
hipokoagulabilitas, anemia.
ginjal.
e. Photo dada: menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup,
2015).
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
a. Nama : Ny. K
b. Umur : 77 Tahun
d. Pendidikan : SD
f. Suku : Jawa
g. Agama : Islam
Klien mengatakan nyeri dirasakan saat terlalu banyak melakukan aktivitas, nyeri
a. Penyakit : Masa kanak-kanak Ny. K tidak pernah dirawat di rumah sakit dan
jika sakit panas hanya di rawat jalan, dan pada masa tua pasien mengalami
tekanan darah tinggi sejak usia 55 tahun, dan pernah mengalami tetanus pada
usia 67 tahun.
b. Alergi : Ny. K mengatakan alergi dengan udang, jika makan udang seluruh
c. Kebiasaan : Ny. K tidak merokok, tidak minum kopi, dan tidak minum
alcohol.
hipertensi atau darah tinggi dan strok yaitu adiknya yang bungsu.
6. Tinjauan sistem
hitam keputihan.
tidak anemis.
kelenjar tiroid.
urin.
a. Psikososial
Kemampuan bersosialisasi saat ini baik kadang saling ngobrol dengan teman
b. Masalah emosional
Klien mengatakan mengalami susah tidur, gelisah, tetapi tidak banyak pikiran.
c. Spiritual
Klien beragama islam dan melakukan sholat lima waktu sehari di panti. Klien
a. KATZ Indeks
secara mandiri tanpa pengawasan , pengarahan atau bantuan dari orang lain di
pergi ke toilet, berpindah dan mandi, pasien tidak menggunakan alat bantu
berjalan.
Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
Bantuan
Jumlah: secukupnya
sehari
Jumlah: secangkir
kecil
susu
3 Berpindah dari satu tempat 15 Mandiri
ketempat lain
meyiram)
sebelum Ashar.
melakukan sesuatu
misalnya mengambil
mandi.
pelan
Konsistensi: padat
bpstw/hanya duduk
saja kadang
mengobrol dengan
teman.
Keterangan:
a. 130 : mandiri
c. 60 : ketergantungan total
Setelah dikaji didapatkan skor : 130 yang termasuk dalam kategori mandiri
9. Pengkajian Status Mental Gerontik
Interpretasi hasil:
a. Tahun : 2016
b. Musim : Hujan
c. Tanggal: 07
d. Hari : Senin
e. Bulan : November
a. Negara : Indonesia
c. Kota : Bandung
d. Di : RS Santo Yusup
yang di perintahkan
semuanya.
masing-masing obyek.
disebutkan
b. Missal pensil
taruh dilantai”
b. Lipat dua
c. Taruh dilantai
c. Menyalin gambar
kalimat.
Total 29
Nilai
Interpretasi hasil : 29 (>23)
YA/ TIDAK
Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada Tidak 0
anda?
menyenangkan?
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? Tidak 0
Apakah anda pikir orang lain lebih baik keadaanya daripada Tidak 0
anda?
Jumlah 3
Penilaian:
a. Tidak i. Ya
b. Ya j. Ya
c. Ya k. Tidak
d. Ya l. Ya
e. Tidak m. Tidak
f. Ya n. Ya
g. Tidak o. Ya
h. Ya
Skor :3
Persepsi 1 2 3 4
tidur
Adekuat
22
Keterangan :
Mengukur tekanan darah lanisa dalam tiga Diperoleh hasil pengukuran dalam tiga
KESIMPULAN
Dari hasil skoring pada Ny. K diperoleh hasil skoring total = 20 mmHg maka dapat
dikatakan bahwa Tn. S memiliki resiko jatuh mengingat usia Ny. K juga sudah
semakin tua dan kemunduruan fungsi organ karena usia tua serta penyakit yang di
derita.
b. Fungsional reach test (FR Tests)
kakiknya.
– 2 menit.
KESIMPULAN
Dari hasil skoring pada Ny. K diperoleh hasil skoring total = 5,5 inchi,
Do :
2. TD 150/80 mmHg
penyakit
1. Klien mengatakan sering pusing, masuk angin
Do :
nyeri.
saat berjalan.
Do:
kembali duduk.
A:
Masalah keperawatan insomnia teratasi
sebagian.
P:
Motivasi klien untuk melakukan relaksasi otot
progresif setiap sebelum.bangun tidur.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Nyeri kronis pada Ny. K masalah teratasi sebagian, ditunjukkan dengan klien
2. Insomnia pada Ny. K masalah teratasi sebagian, ditunjukkan dengan klien mengatakan
3. Resiko jatuh pada Ny. K masalah teratasi sebagian, ditunjukkan dengan klien
B. Saran
hipertensi untuk menerapkan terapi relakasi otot progresif untuk dilakukan sehari-
hari.
DAFTAR PUSTAKA
Delta Agustin. 2015. Pemberian Massage Punggung Terhadap Kualitas Tidur Pada
Asuhan Keperawatan Ny.U dengan Stroke Non Haemorogik di Ruang Anggrek
II RSUD dr. Muwardi Surakarta. Surakarta : Karya Tulis Stikes Kusuma
Husada.
Depkes. 2009. Pedoman Nasional Penanggulangan Hipertensi. Jakarta.
Dinas Kesehatan Sleman. 2013. Kesehatan Usia Lanjut. http://dinkes.slemankab.
go.id/kesehatan-usia-lanjut. Dikutip pada tanggal 27 April 2016.
Herbert Benson, dkk. 2012. Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta: Gramedia.
Herdman, Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-
2011.Jakarta : EGC
Huda Nurarif & Kusuma H,. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi Jilid 2. Jogja: Medi
Action.
Kaplan N, M. 2010. Primary Hypertension: Patogenesis, Kaplan Clinical Hypertension.
10th Edition: Lippincot Williams & Wilkins, USA.
Wilkinson, Judith M. 2007,Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC, Jakarta: EGC