Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ESAI BAHASA INDONESIA

Untuk Memenuhi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


Guru Pengampu : Ibu Titis Kusumaningrum W. P.

Disusun oleh :

1. Aan Febriani (01)


2. Alfa Wahyu S. U. (03)
3. Widyani Putri (34)

SMA NEGERI 1 KEBUMEN

TAHUN 2017/2018
Apakah Tayangan Televisi Indonesia Aman untuk Anak - Anak?

Televisi adalah sebuah media telekomunikasi yang berfungsi untuk menerima


siaran gambar bergerak, baik monokrom (hitam putih) maupun yang berwarna, lengkap
dengan suaranya. Kata televisi berasal dari bahasa Yunani, yaitu tele yang berarti jauh,
dan dari bahasa Latin visio yang berarti penglihatan. Sehingga, televisi dapat diartikan
sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual atau penglihatan.
Sejak ditemukan, televisi terus menunjukkan perkembangan positif dan kredibilitasnya
untuk menjadi media penyalur informasi.
Sampai saat ini, televisi masih menjadi media pilihan utama bagi sebagian besar
penduduk Indonesia. Meskipun internet telah berkembang begitu luas sehingga semua
orang bisa mengakses informasi kapanpun dan dimanapun, masih banyak dari mereka
yang lebih mempercayai berita – berita yang disampaikan oleh televisi. Apalagi dengan
semakin meluasnya berita hoax dan cyber crime, kembali ke televisi adalah pilihan yang
tepat menurut mereka.
Dilansir dari beritasatu.com, menurut Irawati Pratignyo, penduduk Indonesia
dari semua tingkat penghasilan senang sekali menonton TV dan hampir semua, atau 95
persen rumah tangga kelas menengah mempunyai televisi. Bahkan televisi berhasil
menggeser peran radio sebagai pembawa berita dan salam dari jarak jauh. Hal ini
membuktikan televisi masih sangat diminati dan memberikan dampak signifikan
terhadap penontonnya. Oleh karena itu, penting bagi stasiun televisi untuk menyajikan
acara-acara yang berkualitas.
Komisioner KPI Pusat, Nuning Rodiyah, dalam Kegiatan Literasi Media di
STMIK Pringsewu Kampus Gadingrejo, Provinsi Lampung, mengelompokkan acara
televisi berdasarkan delapan konten yakni series, entertainment, movie, children, news,
information, sport, dan religious. Beliau juga mengatakan jika komsumsi penonton
terhadap siaran televisi paling banyak pada series sebesar 33 persen, entertainment 15
persen, dan movie 15 persen.

Survei terbaru Januari 2018, series menempati empat tangga rating teratas acara
TV lokal, yakni dengan Siapa Takut Jatuh Cinta SCTV (18.5%), Anak Langit SCTV
(17.3%), Jodoh Wasiat Bapak ANTV (16.7%), dan Dunia Terbalik RCTI (14.0%).
Keempat acara tersebut memiliki jam tayang rata - rata pada sore menjelang malam atau
pada saat-saat keluarga sedang menikmati waktu kebersamaannya dengan menonton
TV. Apa yang disajikan dari series ini tentu memberikan dampak berarti bagi
penontonnya.
Series atau yang lebih populer kita sebut dengan sinetron adalah istilah untuk
program drama bersambung produksi Indonesia yang disiarkan oleh stasiun televisi di
Indonesia. Sinetron muncul pertama kali di Amerika sekitar tahun 1930-an, sedangkan
di Indonesia sendiri sinetron baru muncul sekitar tahun 1980-an. Sinetron yang pertama
kali ditayangkan di Indonesia berjudul “Losmen” oleh TVRI dengan jam tayang sebulan
sekali. Meskipun demikian, istilah sinetron baru digunakan pada drama berseri,
“Jendela Rumah Kita” pada tahun 1989. Tidak lama kemudian muncul beberapa televisi
swasta dan terjadi pergantian tema sinetron secara berkelanjutan. Mulai tahun 1995
kebanyakan sinetron adalah hasil adaptasi dari film layar lebar maupun novel dan
telenovela (sinetron dari negeri Latin). Di era millennium sekitar tahun 2000-an, tema
sinetron kembali bergeser menjadi sinetron religi, komedi, horror, dewasa, dan sinetron
anak – anak. (Yasin : 2011)
Dengan pergeseran tema tersebut yang terus terjadi, kini terciptalah jenis
sinetron yang biasa ditayangkan dan kita tonton sebagai media hiburan. Sebagai media
hiburan, sinetron tentu sangat menghibur bagi penikmat – penikmatnya. Ditambah
dengan pemain sinetron dengan visual yang menarik, menjadikan orang sangat gemar
menonton sinetron hanya untuk menonton ‘orang ganteng’ atau ‘orang cantik’ saja
tanpa menelaah lebih lanjut pesan moral dan dampak yang diberikan. Dengan berbagai
jenis konflik yang diciptakan, mulai dari perselingkuhan, geng motor pembuat onar,
orang kaya yang berkuasa dan menyalahgunakan kekuasaannya, pelajar yang membully
pelajar lainnya atas dasar kesenjangan sosial, maupun pemeran utama yang terus –
terusan disiksa oleh para antagonisnya. Sinetron tentunya memberikan dampak bagi
kesehatan mental penontonnya.
Menurut data KPI, hampir 40 persen penonton televisi adalah anak – anak atau
usia anak dan mereka juga terbilang kelebihan menonton televisi yakni 35 jam selama
seminggu. Himbauan – himbauan untuk mendampingi anak menonton televisi terus
digemborkan oleh pihak KPI. Namun, dengan berbagai alasan dan kesibukan kedua
orang tua mereka hal ini menjadi sangat sulit dilaksanakan. Dilansir dari kpi.go.id
imbauan tersebut disampaikan Komisioner KPI Pusat, Yazirwan Uyun, dalam
pembekalan materi soal tayangan anak bagi tenaga pemantauan isi siaran daerah di
Pelatihan Pemantauan Isi Siaran di Hotel Grand Mercure, Jakarta, Rabu, 19 Juni 2013.
Menurut penelitian tersebut, anak mempunyai sifat cenderung imitasi terhadap isi siaran
terlebih terhadap siaran anak. Telah kami sebutkan diatas, sinetron masih merajai
puncak rating dunia pertelevisian. Jika dikaitkan dengan penonton televisi yang
mayoritas anak – anak, maka ada berapa anak yang menonton sinetron setiap harinya?
Dan bagaimana dampak yang akan timbul dikemudian hari?
Di usia anak – anak, mereka cenderung menjadi imitatif dan ingin meniru semua
yang terlihat keren di mata mereka. Sinetron dengan berbagai konfliknya, tentu tidak
menjadi tontonan yang bermutu bagi mereka. Salah satu dari perlakuan imitatif yang
dapat anak ambil dari sinetron yaitu pembullyan. Tidak salah bukan jika kita berpikir
sinetron juga menjadi cikal bakal pembullyan yang marak terjadi dikalangan pelajar?
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise, pernah
mengungkapkan, salah faktor eksternal penyebab bagi anak melakukan aksi bullying
kepada temannya lantaran terpengaruh tontonan sinetron dalam kehidupan sehari – hari
(Fakhri : 2017).
Salah satu contoh dampak sinetron pada pembullyan bisa kita lihat pada kasus
kekerasan siswa SD di Bukittinggi pada 2014 silam. Kantor berita Antara menyebutkan,
peristiwa ini terjadi di SD Trisula Perwari, Bukittinggi. Kasus ini sempat viral karena
disertai dengan video yang ikut beredar. Dilansir dari tempo.com tayangan ini
memperlihatkan seorang siswi berpakaian seragam SD dan berjilbab berdiri di pojok
ruangan. Sembari menangis, siswi itu menerima pukulan dan tendangan bertubi – tubi
dari rekan – rekannya. Tak jelas apa alasannya sehingga siswi itu dipukuli secara
bergantian oleh kumpulan anak perempuan dan laki – laki tersebut. Adegan penyiksaan
itu cukup brutal. Berkali – kali anak perempuan itu dijahar dengan kepalan tangan,
ditampar, dan ditendang. Bahkan, ada seorang siswa yang melancarkan tendangan
sembari melompat, sehingga tendangannya makin keras. Disela – sela penyiksaan,
beberapa siswa tampil di muka kamera sembari tertawa - tertawa. Ada juga lontaran
kalimat bahasa Minang yang meminta aksi itu dihentikan. Penyebab kasus ini memang
belum jelas, tapi menurut Yosi Molina, ketua tim penyelidikan kasus ini, hasil
pemeriksaan mengarah pada fakta bahwa siswa dan siswi SD Perwari terpapar oleh
game online, play station, dan tayangan yang mengandung kekerasan di televisi.
“Pengaruh tontonan itu terlihat dalam gaya kekerasan yang dilakukan pelaku terhadap si
korban,” papar Yosi, Sabtu, 18 Oktober 2014.
Selanjutnya, mari kita uraikan dampak dari sinetron kepada anak. Berikut
beberapa dampak negatif sinetron bagi perkembangan anak. Pertama, anak menjadi
kurang kreatif. Dengan kecenderungan menonton TV terutama sinetron, otak anak akan
cenderung menerima daripada memproses informasi. Hal ini akan melemahkan otak dan
kemampuan berpikir mereka yang masih terus berkembang. Dampaknya anak menjadi
kurang kreatif karena tidak terbiasa memproses informasi dan mengembangkan
imajinasinya.
Kedua, anak – anak akan kehilangan waktu dan kemampuannya dalam
bersosialisasi. Jika anak terus – menerus menonton TV, waktu yang harusnya mereka
gunakan untuk mengeksplor lebih jauh lingkungan pergaulan mereka menjadi
berkurang. Mereka telah menemukan kesenangan tersendiri dengan menonton TV
sehingga mereka terlalu malas untuk bersosialisasi dan bergaul dengan anak – anak
seumurannya yang lain. Padahal bermain menjadi salah satu hal yang sangat penting
dalam mendukung perkembangan otak dan kemampuan berpikir mereka. Selain itu,
semakin sedikit anak bersosialisasi itu akan berpengaruh kepada kemampuan anak
untuk bersosialisasi itu sendiri.
Ketiga, anak memiliki gaya dan pola pikir lebih tua dari usianya. Sinetron
tentunya tidak diperuntukkan untuk anak – anak, walau ada beberapa dari sinetron yang
memiliki konten semua umur. Jika anak – anak menonton sinetron yang tidak sesuai
dengan umur mereka, rumah produksi sinetron tersebut tentu tidak menyesuaikan
konten yang mereka tayangkan dengan kebutuhan anak. Dengan demikian, anak yang
menonton tayangan sinetron remaja atau dewasa akan melihat tayangan yang tidak
sesuai dengan jiwa mereka. Hal ini berpotensi menjadikan anak memiliki pemikiran
yang lebih dewasa dibanding usianya disaat kemampuan berpikirnya belum bisa
menyesuaikan diri dengan baik.
Keempat, anak bertutur tanpa aturan. Anak – anak belum mampu membedakan
mana hal yang benar dan mana sesuatu yang salah dengan tepat. Sedangkan sinetron
seringkali menampilkan konflik dimana semua sifat tidak terpuji dimiliki tokoh
antagonisnya. Jika anak tidak dibantu memposisikan dirinya dengan benar, maka segala
sifat tidak baik itu bisa melekat dengan karakter dan kepribadian anak. Salah satu sifat
itu adalah berkata – kata yang tidak baik seperti makian atau hal yang belum seharusnya
diketahui anak – anak. Tidak jarang pula anak – anak jadi berani melawan nasihat orang
tuanya karena dampak dari menonton sinetron.
Kelima yaitu anak-anak akan hanyut dalam karakter dan alur cerita. Tidak hanya
remaja dan orang dewasa saja yang tidak bisa move on. Anak – anak pun bisa melalui
fase tersebut, dimana dia mendapatkan pengaruh yang sangat besar dari karakter yang ia
tonton di televisi. Terkadang mereka ikut hanyut dalam karakter dan alur cerita yang
disajikan dari sinetron. Mereka cenderung ingin mengikuti semua yang dilakukan dari
tokoh di sinetron tersebut. Hal ini akan menjadi buruk jika tidak dibarengi dengan
kemampuan orang tua untuk menuruti keinginan anak maupun menjelaskan apa yang
mereka lihat. Anak akan cenderung menjadi manja dan pemaksa, dimana jika
keinginannya tidak dituruti dia akan menangis keras atau bahkan mogok makan.
Yang terakhir yaitu akan menumbuhkan benih – benih permusuhan dan
kekerasan. Lagi – lagi konten yang tidak sesuai memiliki pengaruh yang besar bagi anak
– anak. Permusuhan dan kekerasan kerap kali dijadikan sinetron sebagai inti cerita
mereka. Anak – anak dengan kepolosan mereka bisa saja mempraktikan kejadian
tersebut kepada teman – temannya di sekolah. Karena mereka pernah melihat adegan
perkelahian di sinetron, mereka jadi tidak ragu memukul temannya.
Pada dasarnya sinetron memang memiliki tujuan dan nilai moral yang baik dan
positif. Tapi yang menjadi masalah disini adalah gaya penyajian yang kurang tepat.
Anak – anak tentu belum bisa berpikir dengan logis dan menyaring semua tayangan
yang ia tonton. Salah satu solusi yang paling tepat adalah dengan mendampingi anak
menonton TV, mendekatkan mereka pada Tuhan, dan memberi pengajaran yang baik
pada mereka tentang pentingnya menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Jelaskan pada mereka, mana yang tepat untuk dilakukan dan mana yang sebaiknya tidak
dilakukan.
Anak – anak adalah generasi penerus bangsa ini. Kelak, merekalah yang akan
menggantikan tokoh – tokoh masyarakat yang masih menjabat saat ini. Oleh karena itu,
penting bagi semua pihak untuk menjaga mereka dan turut mengarahkan mereka
menjadi anak bangsa yang berkualitas. Masa depan bangsa ini berasal dari kualitas
masyarakat dan pendidikan anak – anaknya.
DAFTAR PUSTAKA

Atikahamaisa. 2013. Cinta Ditolak Anak SD Mencoba Bunuh Diri. Diunduh dari
http://m.forum.detik.com/cinta-ditolak-anak-sd-mencoba-bunuh-diri/ pada 1
Maret 2018.
Fakhri, Fakhrizal. 2017. Menteri Yohana Sebut Perilaku Bullying Akibat Kebanyakan
Nonton Sinetron. Diunduh dari
http://news.okezone.com/read/2017/07/17/338/1738479/menteri-yohana-sebut-
perilaku-bullying-akibat-kebanyakan-nonton-sinetron/ pada 1 Maret 2018.
Komisi Penyiaran Indonesia. 2013. Penonton Usia Anak Capai 40%, Orangtua Harus
Waspada. Diunduh dari www.kpi.go.id/index.php/id/lihat-terkini/38-dalam-
negeri/31436-penonton-usia-anak-capai-40-orangtua-harus-waspada/ pada 1
Maret 2018.
Tempo. 2014. Video Penganiayaan Murid SD di Bukittinggi Beredar. Diunduh dari
https://nasional.tempo.co/read/613755/video-penganiayaan-murid-sd-di-
bukittinggi-beredar/ pada 1 Maret 2018.
Khansa. 2016. 7 Bahaya Sinetron Bagi Perkembangan Anak. Diunduh dari
http://www.diarykhansa.com/2016/05/7-bahaya-sinetron-bagi-perkembangan-
anak/ pada 1 Maret 2018
Yasin, Muhammad. 2011. Sejarah Sinetron Indonesia. Diunduh dari
http://www.penayasin.com/2011/01/sejarah-sinetron-indonesia/ pada 1 Maret
2018
2016. Sejarah Televisi dan Perkembangannya dari Masa ke Masa. Diunduh dari
https://www.anehtapinyata.net/2016/01/sejarah-televisi-dan-perkembangannya/
pada 28 Februari 2018.
BeritaSatu. 2014. Orang Indonesia 4,5 Jam Menonton TV Tiap Hari. Diunduh dari
http://www.beritasatu.com/budaya/19641-orang-indonesia-4-5-jam-menonton-
tv-tiap-hari/ pada 28 Februari 2018
Geowana. 2007. Jangan Nonton Sinetron Indonesia, Bahaya. Diunduh dari
https://geowana.wordpress.com/2007/07/31/jangan-nonton-sinetron-indonesia-
bahaya/ pada 28 Februari 2018
Kompasiana. 2014. Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Perkembangan Anak.
Diunduh dari https://www.kompasiana.com/nurindahp/pengaruh-tayangan-
televisi-terhadap-perkembangan-anak_54f3eOa6745513a42b6c8165

BeritaAne. 2018. Daftar Rating Acara TV Dan Ranking Channel TV Lokal Januari
2018. Diunduh dari https://www.berita-ane.com/2018/01/daftar-ranking-acara-
tv-dan-ranking-channel-tv-lokal-januari-2018.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai