Anda di halaman 1dari 3

Pada praktikum kali ini mengulas mengenai "Kurva Pertumbuhan Bakteri" yang

bertujuan untuk mempelajari dinamika pertumbuhan populasi kultur bakteri. membuat kurva
pertumbuhan serta menentukan waktu generasi dari suatu kultur bakteri. Pertumbuhan mikroba
didefinisikan sebagai peningkatan dalam jumlah serta biomassa sel dalam suatu populasi kultur
bakteri yang ditumbuhkan pada kondisi lingkungan yang optimal (pH, suhu, dan kadar oksigen
optimum) (Madigan, 2015). Tentunya kemudian suatu kurva pertumbuhan bakteri dapat dibuat
dengan mengilustrasikan data (plotting) antara jumlah sel sebagai variabel terikat (sumbu Y)
terhadap waktu inkubasi sebagai variabel bebas (sumbu X) dalam suatu grafik.

Dari grafik kurva pertumbuhan kemudian dapat dipelajari fase-fase dari dinamika
pertumbuhan suatu jenis mikroba yang kemudian dapat digunakan untuk menentukan waktu
generasi (generation time) yakni waktu yang diperlukan bagi suatu jenis mikroba untuk
menggandakan diri. Diketahuinya waktu generasi serta lama waktu fase-fase tertentu dalam
kondisi lingkungan tertentu untuk suatu jenis mikroba sangat penting dalam pengembangan
produk bernilai komersil dari mikroba tersebut ataupun uji untuk melihat tingkat resistensi
suatu mikroba patogen terhadap antibiotik dan senyawa antimikrobial tertentu yang tentunya
berguna dalam lingkup pengembangan obat-obatan dan antibiotik (Tortora, 2016).

Pada umumnya sel mikroba melalui 4 tahapan fase pertumbuhan yakni fase lag dimana
sel-sel mikroba beradaptasi terhadap lingkungan sekitar mereka dan terjadi peningkatan
aktivitas biosintesis dan metabolisme dalam sel sebagai persiapan tahap siklus sel selanjutnya
serta ukuran sel membesar namun tidak terjadi pertambahan jumlah sel pada fase. Kemudian
fase logaritmik (log) dimana pada kondisi fisik dan ketersediaan nutrisi yang optimal, sel-sel
mikroba bereproduksi secara seragam dan sangat cepat melalui pembelahan biner sehingga
terdapat peningkatan ukuran populasi secara eksponensial hinggaa mencapai titik maksimum
jumlah sel. Waktu yang diperlukan bagi populasi mikroba untuk mengganda dalam jumlah
disebut waktu generasi. Lama waktu fase log biasanya bervariasi tergantung jenis mikroba dan
kondisi lingkungan media yang digunakan (Welsh, 2017).
Selanjutnya fase stasioner dimana jumlah sel-sel yang menjalani aktivitas pembelahan
biner setara dengan jumlah sel-sel yang mati sehingga tidak ada lagi pertambahan jumlah sel
dan ukuran populasi mencapai titik maksimumnya untuk sementara waktu selama fase ini
berlangsung. Faktor utama yang berpengaruh pada fase ini yakni mulai menipisnya beberapa
metabolit esensial serta akumulasi beberapa produk buangan yang bersifat toksik pada
lingkungan media. Nutrien dan metabolit esensial terus menipis hingga habis dan semakin
banyaknya akumulasi produk akhir/buangan yang toksik menyebabkan terjadinya fase
kematian dimana sel-sel mikroba mati dalam laju yang sangat cepat, yang umumnya sama dan
paralel terhadap kenaikan saat fase log namun tidak selalu dikarenakan terdapat sejumlah kecil
individu yang sangat resisten dan mampu bertahan hingga waktu yang lama (Welsh, 2017).

Pengukuran jumlah sel untuk setiap fase pertumbuhannya dapat dilakukan secara
langsung dengan metode Total Plate Count (TPC) ataupun Counting Chamber Coulter. Jumlah
sell juga dapat diukur secara tidak langsung dengan metode turbidimetrik dimana turbiditas
(kekeruhan) suatu kultur pada fase pertumbuhan tertentu diukur menggunakan alat
spektrofotometer dimana peningkatan kekeruhan untuk setiap interval waktu tertentu
merupakan indikator adanya peningkatan jumlah dan biomassa kultur mikroba.

Pada praktikum dilakukan pengukuran dengan metode turbidimetrik dengan parameter


OD (Optical Density) dengan alat dan bahan yakni kultur Saccharomyces cerevisiae (yeast)
pada media Sabouraud/Potato Dextrose Broth (SDB/PDB) dalam botol kaca, shaker, pipet,
spektrofotometer, tabung kuvet, tabung reaksi, dan akuades seperlunya apabila diperlukan
pengenceran.

Mula-mula dibuat kultur yeast dengan kisaran OD awal (t0) sebesar 0,06 dengan
menambahkan sedikit demi sedikit kultur yeast pada botol kaca berisi 100 ml SDB lalu diuji
spektrofotometer pada panjang gelombang 610 nm hingga mendapat OD 0,06. Panjang
gelombang 610 nm digunakan untuk melihat tingkat turbiditas larutan yang berwarna kuning
sampai coklat (Febriyansari, 2008).

Perlu diketahui penggunaan alat spektrofotometer seperti yang sudah dilakukan pada
praktikum perhitungan mikroba yakni dengan cara dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan
tabung kuvet berisi media SBD steril sebagai blanko kemudian pengukuran OD t0 dengan
memindahkan kira-kira 5 ml kultur yeast dari botol kultur pada tabung kuvet yang akan
dimasukkan ke dalam spektrofotometer yang telah diatur pada panjang gelombang 610 nm,
kemudian hasil OD dapat dibaca pada skala tampilan/display spektrofotometer.
Kemudian tabung kultur didiamkan dan diinkubasi untuk dilakukan pengujian OD tiap
interval waktu 45 menit. Pada tiap pengukuran OD terlebih dahulu botol kultur yeast
dihomogenkan pada shaker selama 5 menit kemudian diukur pada spektrofotometer.
Pengenceran perlu dilakukan apabila terlalu keruh. Didapati hasil OD untuk 45 menit pertama
adalah 0,06, kemudian setelah 90 menit menjadi 0,07, lalu setelah 135 menit mengganda
menjadi 0,14, setelah 180 menit menjadi 0,17, setelah 225 menit menjadi 0,26, dan pada menit
ke 270 menjadi 0,4.

Terhitung lama waktu pertumbuhan mulai dari inkubasi yakni dari pukul 09.30 hingga
pukul 14.00 sehinggaa yang dijadikan kurva pertumbuhan hanya pada fase lag dan fase log saja
dikarenakan terlalu lama untuk menunggu hingga fase stasioner dan fase kematian dari kultur
yeast yang dapat memakan waktu seharian. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa fase lag
terjadi pada 45 menit pertama hingga menit ke 90 kultur yeast baru memasuki fase log dimana
OD kultur yeast mengganda pada menit ke 135 dan terus mengalami kenaikan hingga menit ke
270. Waktu generasi dapat dihitung dari tOD menit ke 135 – tOD menit ke 90 = 135 – 90 menit maka
waktu generasinya kira-kira 45 menit

Diketahui terdapat 2 jenis sel S.cerevisiae yang dapat tumbuh dan bereproduksi yakni
jenis haploid yang menjalani siklus hidup tumbuh dan mitosis sederhana melalui pembentukan
tunas (budding) dan jenis diploid yang dapat membentuk 4 spora haploid hasil meiosis dengan
waktu generasi sangat bervariasi pada strain S.cerevisiae yang berbeda-beda. Namun pada
umumnya, suatu kultur populasi yeast yang ditumbuhkan pada kondisi medium yang optimal
mempunyai waktu generasi 100 menit (Herskowitz, 1988), yang mana cukup berbeda jauh
dengan hasil yang didapatkan dari data kelas. Penyimpangan kemungkinan diakibatkan
beberapa faktor antara lain adanya kontaminan dari mikroba lain, pembuatan kultur yeast padat
t0 dengan takaran yang kurang tepat, pengamatan dan analisis perhitungan praktikan yang
kurang cermat, ataupun strain yeast atau S.cerevisiae yang dipakai memang mampu
bereproduksi dengan sangat cepat.

Anda mungkin juga menyukai