ABSTRAK
Transaksi bisnis melalui electronic commerce (E_Commerce) di
Indonesia semarak diawal tahun 2000 misalnya, melakukan transaksi bisnis
atau belanja on-line, bisnis e-commerce, bisnis internet, toko elektronik,
transaksi internet. Diperidiksi jika pemulihan krisis ekonomi Indonesia
berjalan dengan memuaskan maka pada tahun 2013 mendatang bisnis lewat
Internet atau e-commerce akan meledak di Indonesia.
Rumusan Masalah yaitu, Bagaimanakah Tanggung Jawab dan
Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Transaksi Bisnis Elektronik ? dan
Apasakah Permasalahan Hukum Yang Dihadapi Konsumen Dalam Melakukan
Transaksi Bisnis Elektronik ?
Tujuan Penelitian yaitu, Untuk Mengetahui dan Menganaisis Tanggung
Jawab dan Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Transaksi Bisnis
Elektronik. Dan Untuk Mengetahui dan Menganalisis Hukum Yang Dihadapi
Konsumen Dalam Melakukan Transaksi Bisnis Elektronik.
Metode Penelitian, menggunakan metode Analisis Yuridis Normatif
yaitu, menganalisis beberapa bahan hukum yang bersumber dari Library
Research (Penelitian Kepustakaan).
maya terdapat hukum dan perlu 7. Pilihan hukum (choice of law) yaitu pilihan
menegakkannya apabila dilanggar sepanjang mengenai hukum negara mana yang akan
perbuatan-perbuatan hukum itu tidak diberlakukan dalam transaksi e-commerce
menjangkau atau memberikan dampak yang transaksi antar negara;
merugikan bagi manusia di dunia nyata. 8. Yurisdiksi peradilan (choice of forum) yaitu
B. Rumusan Masalah pilihan mengenai pengadilan mana yang
1. Bagaimanakah Tanggung Jawab dan berwenang menyelesaikan sengketa di
Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam antara para pihak yang melakukan transaksi
Transaksi Bisnis Elektronik ? e-commerce.
2. Apasakah Permasalahan Hukum Yang Memberikan perlindungan kepada
Dihadapi Konsumen Dalam Melakukan konsumen yang beriktikad baik, seperti
Transaksi Bisnis Elektronik ? perlindungan yang diberikan kepada
konsumen yang melakukan jual-beli di dunia
II. PEMBAHASAN nyata. Mengingat Indonesia belum memiliki
A. Pengertian dan Sejarah Perkembagan undang-undang tentang e-commerce, dan UU
Transaksi Bisnis (E_Commerce) Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Electronic Commerce Transaction (E- Konsumen tidak didasarkan adanya Undang-
commerce) adalah kegiatan-kegiatan bisnis undang tentang e-commerce atau Undang-
yang menyangkut konsumen (consumers), undang tentang Internet yang berlaku di
manufaktur (manufactures), service providers, Indonesia, maka UUPK belum sampai
dan pedagang perantara (intermediaries) menyinggung pengaturan mengenai
dengan mengunakan jaringan jaringan perlindungan konsumen dalam transaksi e-
komputer (computer networks), yaitu Internet. commerce melalui Internet.
E-commerce sudah meliputi seluruh spektrum Pengertian Electronic Commerce
kegiatan komersial. E-commerce memiliki arti Transaction adalah transaksi dagang antara
yang berbeda bagi orang yang berbeda. Hal itu penjual dengan pembeli untuk menyediakan
seperti kita mendefinisikan seekor gajah, yaitu barang, jasa atau mengambil alih hak. Kontrak
tergantung dari di bagian mana dari gajah itu ini dilakukan dengan media elektronik (digital
kita lihat atau pegang, maka akan berbeda pula medium) di mana para pihak tidak hadir secara
definisi yang dapat diberikan. fisik. Medium ini terdapat di dalam jaringan
Transaksi e-commerce menimbulkan umum dengan sistem terbuka yaitu internet
pertanyaan /masalah yuridis yaitu :2 atau world wide web. Transaksi ini terjadi
1. Penggunaan domain name; dan Alat bukti; terlepas dari batas wilayah dan syarat nasional.
2. Pengakuan “pemberitahuan e-mail” Terdapat 6 (enam) komponen dalam
sebagai “pemberitahuan tertulis”(written Electronic Commerce Transaction (Kontrak
notice); Dagang Elektronik) yaitu, Ada kontrak
3. Pembajakan Internet (Internet privacy) dagang, Kontrak itu dilaksanakan dengan
berkaitan dengan HAKI; media elektronik, Kehadiran fisik dari para
4. Perlindungan bagi konsumen dalam pihak tidak diperlukan, Kontrak itu terjadi
transaksi e-commerce; dalam jaringan public, Sistem terbuka, yaitu
5. Pajak atas transaksi e-commerce yang dengan internet atau www, dan Kontrak itu
dilakukan oleh para pihak; terlepas dari batas yurisdiksi nasional. E-
6. Hubungan hukum antara pihak-pihak yang Commerce (electronic commerce) merupakan
melakukan transaksi e-commerce; dan metode untuk menjual produk secara on line
perlindungan terhadap the right to privacy; melalui fasilitas internet. E- Commerce
merupakan bidang multidisipliner
(multidisciplinary field) yang mencakup:
Bidang teknik: jaringan, telekomunikasi,
2
Ifransah, Muklis, 2002; Hubungan Hukum pengamanan, penyimpanan dan pengambilan
Antara Pelaku E-Commerce Harus Diperjelas,
Copyright, IPTEKnet.hal.17. data dari multimedia; Bidang bisnis:
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 1, Volume 3, Tahun 2015
internasional sebagaimana yang tercantum yang disebutkan dalam Pasal 21, Ayat (2)
dalam Pasal 18 Ayat (4) UU ITE yang angka 3 UU ITE.
menyebutkan bahwa : Pasal 21 Ayat (3) UU ITE menyatakan :
”para pihak memiliki kewenangan untuk “Apabila kerugian transaksi elektronik
menetapkan forum pengadilan, arbitrase, disebabkan gagal beroperasinya agen
atau lembaga penyelesaian sengketa elektronik akibat tindakan pihak ketiga
alternatif lainnya yang berwenang secara langsung terhadap sistem elektronik,
menangani sengketa yang mungkin timbul segala akibat hukum menjadi tanggung
dari transaksi elektronik internasional yang jawab penyelenggara agen elektronik”.
dibuatnya”. Pasal 21 Ayat (4) menyebutkan bahwa:
Pasal 19 UU ITE menyatakan bahwa : “jika kerugian transaksi elektronik
“Para pihak yang melakukan transaksi disebabkan gagal beroperasinya agen
elektronik harus menggunakan sistem elektronik akibat kelalaian pihak pengguna
elektronik yang disepakati”. jasa layanan, segala akibat hukum menjadi
Sebelum melakukan transaksi tanggung jawab pengguna jasa layanan”.
elektronik, maka para pihak menyepakati C. Kontrak Elektronik dan Aspek Hukum
sistem elektronik yang akan digunakan untuk Transaksi Bisnis
melakukan transaksi. Pasal 20 Ayat (1) UU Kontrak baku yang dirancang,
ITE. Pasal 20 Ayat (2) dinyatakan: ditetapkan, dan disebarluaskan secara digital
“Persetujuan atas penawaran transaksi melalui suatu situs di internet (website), secara
elektronik harus dilakukan dengan sepihak oleh pembuat kontrak, untuk ditutup
pernyataan penerimaan secara elektronik”. secara digital pula penutup kontrak. Ciri-ciri
Dalam melakukan transaksi elektronik, kontrak elektronik:
pihak yang terkait seringkali mempercayakan 1. Kontrak elektronik dapat terjadi secara
pihak ketiga sebagai agen elektronik. jarak jauh, bahkan melampaui batas-batas
Pertanggungjawaban atas akibat dalam suatu negara melalui internet;
pelaksanaan transaksi elektronik harus dilihat 2. Para pihak dalam kontrak elektronik tidak
dari kewenangan yang diberikan kepada agen pernah bertatap muka (faceless nature),
oleh para pihak untuk melakukan transaksi bahkan mungkin tidak akan pernah
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 21, Ayat bertemu. 4
(1) UU ITE dinyatakan bahwa: Jenis Kontrak Elektronik, terbagi 2
“Pengirim atau penerima dapat melakukan (dua) :
transaksi elektronik sendiri, melalui pihak 1. Barang / Jasa :
yang dikuasakan olehnya, atau melalui a. Pembuatan Kontrak (Digital);
agen elektronik”. b. Penyerahan (Physical);
Pasal 21, Ayat (2) angka 1 menyatakan 2. Jasa / Informasi:
bahwa: a. Pembuatan Kontrak (Digital);
“Apabila transaksi dilakukan sendiri, maka b. Penyerahan (Digital).
orang yang melakukan transaksi yang Aspek-aspek Hukum E-Commerce,
menanggung akibat hukumnya”. Dunia Maya(virtual world) yaitu:5
Pasal 21, Ayat (2) angka 2 UUITE a. Informasi yang didapat dari internet berupa
menyatakan bahwa: data/informasi tertulis, suara dan gambar
“Apabila transaksi dilakukan oleh pihak (integrated service digital network/ISDN).
ketiga dengan pemberian kuasa, maka yang
bertanggung jawab jatuh kepada pihak 4
Magfirah, Esther Dwi, 2004; Perlindungan
yang memberi kuasa. Namun apabila Konsumen Dalam E-Commerce, Yogyakarta : Fakultas
transaksi dilakukan melalui agen Ilmu Hukum Univesitas Gajah Mada, hal.35.
elektronik, maka tanggung jawab menjadi 5
Mudiardjo, Rapin, Perjanjian Syarat Sah
tanggung jawab penyelenggara agen Perjanjian Dalam E-Commerce. http
://www.hukumonline.com/.diakses tanggal 23 Oktober
elektronik mengenai hal ini sebagaimana 2013.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 1, Volume 3, Tahun 2015
b. Disebut virtual world (dunia maya) sebagai lainnya apabila timbul suatu sengketa. Hal
lawan real world (dunia nyata), hal yang ini untuk memberikan informasi secara dini
dapat dilakukan di dunia nyata, dapat pula berapa besar kemungkinan pihak-pihak
dilakukan di dunia maya. untuk membayar kewajiban ganti rugi bila
c. Interaksi dan perbuatan-perbuatan hukum terjadi cidera janji.
yang terjadi melalui atau di dunia maya Hal ini masuk ranah Hukum Perdata
adalah sesungguhnya interaksi antara Internasional, masalah tersebut dapat
sesama manusia dari dunia nyata dan dipecahkan dalam hal dibuat perjanjian
apabila terjadi pelanggaran hak atas memuat klausul yang menentukan hukum
perbuatan hukum melalui atau di dunia negara mana yang akan diberlakukan bila
maya itu adalah perbuatan hukum yang timbul perselisihan diantara mereka di
dilakukan oleh manusia di dunia nyata dan kemudian hari. Yurisdiksi Pengadilan (Choice
hak yang dilanggar adalah hak manusia of Forum) yaiu :8
dunia nyata, maka hukum yang berlaku dan 1. Pilihan pengadilan atau forum
harus diterapkan adalah hukum dari dunia merupakan masalah yang akan timbul
nyata. dalam transaksi e-commerce.
Pihak yang mendaftarkan suatu nama 2. Perlu dicantumkan pilihan forum yang
harus memberikan alasan mengapa pihak akan dipilih untuk menyelesaikan
tersebut ingin mendaftarkan dengan nama sengketa yang timbul di kemudian hari.
tertentu. Adapun mengenai Alat bukti E- 3. Dapat dipilih antara badan pengadilan,
Commerce yaitu :6
a. Transaksi tradisional menggunal kertas badan arbitrase (institusional, ad hoc). 4.
(paper based transaction), apabila terjadi Klausul demikian dinamakan arbitration
sengketa dokumen kertas itu sebagai alat provisions atau klausul arbitrase.
bukti masing-masing pihak untuk D. Pengaturan Tentang Keabsahan Tanda
memperkuat posisi hukum masing-masing. Tangan Sebagai Alat Bukti
b. Transaksi e-commerce adalah paperless Pasal 5 Ayat (1) UUITE menyebutkan
transaction, dokumen yang digunakan bahwa “Informasi elektronik dan/atau
adalah digital document. dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya
c. Toh See Kiat berpendapat bahwa bukti merupakan alat bukti hukum yang sah”. Pasal
yang di printed out di dalam hard copy, 5 Ayat (2) UUITE menyatakan bahwa:
bukti dari suatu komputer mudah sekali “Informasi elektronik dan/atau dokumen
menghilang, mudah diubah tanpa dapat elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagai
dilacak kembali, tidak berwujud dan sulit mana dimaksud pada Ayat (1) merupakan
dibaca. perluasan dari alat bukti yang sah sesuai
Terhadap Pembatasan tanggungjawab dengan Hukum Acara yang berlaku di
yaitu:7 Indonesia”.
a. Perlunya dimuat suatu klausul berupa Pasal 5 Ayat (3) UUITE menyebutkan
pembatasan tanggungjawab, jangan berupa bahwa :
exemption clause. “informasi elektronik dan/atau dokumen
b. Pembatasan berupa upaya untuk elektronik dinyatakan sah apabila
menentukan batas gantirugi yang harus menggunakan sistem elektronik sesuai
dibayar oleh satu pihak terhadap pihak dengan ketentuan yang diatur dalam
undang-undang ini”.
6
Safitri, Indra, 1999; E-Commerce Dalam Pasal 5 Ayat (4) UU ITE menyatakan
Persfektif Hukum. Copyright©, Insider, Legal Journal bahwa:
from Indonesian Capital & Investment Market.
7
Wibowo, Arianto Mukti, 1997; Studi
Komparasi Sistem-Sistem Perdagangan di Internet dan 8
Wibowo, Arianto Mukti,2000 (edisi ke-2);
Protokol Cek Bilyet Digital. Depok : Fakultas Ilmu Kejahatan Kartu Kredit Via Internet : Hantu E-
Komputer UI.hal.3 Commerce?. Arrianto Mukti Wibowo©1999 (edisi ke-
1).Hal,17-19.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 1, Volume 3, Tahun 2015
11
Teguh Samudera. Hukum Pembuktian dalam
9
Ibid. Acara Perdata. Alumni. Bandung, 2004.hal.33-35.
10
Abdul Kadir Muhammad. Hukum Perikatan. 12
Edmon Makarim, Kompilasi Hukum
Alumni. Bandung, 1982, hal 45-47 Telematika, PT Gravindo Persada Jakarta 2000. Hal.31.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 1, Volume 3, Tahun 2015
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tanggung Jawab dan Perlindungn Hukum
Para Pihak Dslam Transaksi Bisnis
Elektronik yaitu, bersumber pada Pasal
1320 KUH Perdata menyebutkan bahwa
syarat sahnya suatu perjanjian Sebelum
melakukan transaksi elektronik, maka para
pihak terlebih dahulu menyepakati sistem
elektronik yang akan digunakan untuk
melakukan transaksi. Pihak penjual
bertanggung jawab atas semua produk atau
jasa yang telah di iklankannya di Internet
serta bertanggung jawab atas pengiriman
barang atau jasa yang telah dipesan oleh
seorang pembeli. Sedangkan pembeli
bertanggung jawab untuk membayar
sejumlah harga dari produk atau jasa.
2. Perlindungan Hukum Yang Dihadapi
Konsumen Dalam Melakukan Dalam
Melakukan Transaksi Bisnis Elektronik
yaitu, Perlindungan Hukumnya terletak
pada sejauh mana para pihak tunduk pada
azas kebebasan berkontrak, terdiri dari :
bukti tulisan, bukti saksisaksi, persangkaan-
persangkaan, pengakuan dan bukti sumpah
(Pasal 1866 BW atau 164 HIR). Sedangkan
UU ITE menambahkan suatu bentuk sistem
pembuktian elektronik yaitu, adanya tanda
tangan elektronik (digital signature)
merupakan suatu sistem pengamanan.
B. Saran
Perlu dilakukan sosialisasi UUITE
sehingga masyarakat dapat memahami dan
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 1, Volume 3, Tahun 2015
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Abdul Kadir Muhammad. 1982; Hukum Perikatan. Alumni. Bandung,
Edmon Makarim. 2000. Kompilasi Hukum Telematika. PT Gravindo Persada. Jakarta
Ifransah, Muklis, 2002; Hubungan Hukum Antara Pelaku E-Commerce Harus Diperjelas,
Copyright, IPTEKnet.
Yusril Ihza Mahendra. Regulasi Cyberspace di Indonesia. Bandung. 2000.
Magfirah, Esther Dwi, 2004; Perlindungan Konsumen Dalam E-Commerce, Yogyakarta :
Fakultas Ilmu Hukum Univesitas Gajah Mada,.
Mudiardjo, Rapin, Perjanjian Syarat Sah Perjanjian Dalam E-Commerce. http
://www.hukumonline.com/.
____, Suatu Tinjauan Hukum tentang E-Commerce. Pusat Studi Hukum dan
Kemasyarakatan Graha Kirana. Jakarta, 2000.
Mieke Komar Kantaatmadja. Cyber Law Suatu Pengantar. Elips. Bandung 2001.
Ricardus Eko Indrajit. 2001.E-commerce Kiat dan Strategi di Dunia Maya. PT Elek
Media Komputindo. Jakarta,
Safitri, Indra, 1999; E-Commerce Dalam Persfektif Hukum. Copyright©, Insider, Legal
Journal from Indonesian Capital & Investment Market.
Suryo Dinigrat RM.1996.Perikatan-Perikatan Bersumber Perjanjian. Penerbit Tersito.
Bandung,
Teguh Samudera.2004,Hukum Pembuktian dalam Acara Perdata. Alumni. Bandung,
Wibowo, Arianto Mukti, 1997; Studi Komparasi Sistem-Sistem Perdagangan di Internet
dan Protokol Cek Bilyet Digital. Depok: Fikom. UI.
Wibowo, Arianto Mukti,2000 (edisi ke-2); Kejahatan Kartu Kredit Via Internet : Hantu
E-Commerce?. Arrianto Mukti Wibowo©1999 (edisi ke-1).
B. Peraturan Perundang-Undangan
Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
C. Internet
www.klinik,“telekomunikasi dan teknologi hukum e-commerce”. diakses pada 7 oktober,
2013.
erman radja guk_guk, mengutip dari nabil r. adam, oktay dogramaci, aryya gangopadhyay dan
yelena yesha. electronic commerce : technical, business, and legal issues. prentice hall ptr,
1999, p. xi, diakses tanggal 9 oktober 2013
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 1, Volume 3, Tahun 2015
BIODATA