Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya dengan untaian
Alhamdulillahi robbil ‘alamin.
Sholawat serta salam tetap terlimpah pada Nabi kita Muhammad SAW,keluarga dan para sahabat
serta para pengikutnya sampai hari kiamat.
Pada kesempatan ini saya telah menyelesaikan makalah Sejarah Peradaban Islam dengan judul
“Invasi Mongol”.Dalam makalah ini saya ulas beberapa hal yang terkait dengan Invasi Mongol
Kedunia Islam.
Makalah ini tidak akan terwujud, jika tidak ada dorongan dan dukungan dari berbagai pihak dan
dukungan yang telah memberikan arahan serta bimbingannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Saya berharap makalah ini dapat membantu meningkatkan profesi belajar mahasiswa dan dapt
bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya dalam masalah di sajikan dalam makalah ini.
Kritik dan saran Dosen dan teman-teman saya harapkan, agar pembuatan makalah berikutnya
dapat lebih baik lagi.saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat
dalam pembuatan tugas ini. Untuk itu, kritik dan saran sangat saya harapkan dari pembaca agar dapat
dijadikan pedoman ataupun rujukan dalam pembuatan tugas selanjutnya agar kedepannya menjadi
lebih baik lagi.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Aamiin.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
BAB II PERANG SALIB IV-IX ........................................................................................... 2
A. Perang Salib ke IV Tahun 1202 M – 1204 M ............................................................. 2
B. Perang Salib ke V Tahun 1217 M – 1221 M ............................................................... 4
C. Perang Salib ke VI TAHUN 1228 M – 1254 M ......................................................... 4
D. PerangSalib ke VII TAHUN 1248 M – 1254 M .......................................................... 5
E. Perang Salib ke VIII TAHUN 1270 M ....................................................................... 6
F. Perang Salib ke IX TAHUN 1271 M – 1291 M ........................................................... 6
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 8
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidak dipungkiri lagi, sebuah peradaban tidak lepas dari sejarah. Karena
sejarahlah yang membentuk sebuah peradaban. Seperti halnya Perang Salib, yaitu
peristiwa sejarah peradaban Islam pada masa klasik.
Begitu besarnya pengorbanan Islam demi berdirinya Daulah Islamiyah. Tetapi,
di era globalisasi ini, sejarah seperti dianggap hanya hiasan masa lalu. Padahal, inti
dari sejarah itu sangat berarti.
Maka dari itu untuk mengetahui lebih dalam tentang sejarah peradaban Islam
pada masa Perang Salib, disini kami akan membahasnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana periodesasi perang salib?

C.Tujuan
1. Memahami Periodesasi Perang Salib.
2. Mendeskripsikan peristiwa Perang Salib.

1
BAB II

PERANG SALIB IV-IX

A. PERANG SALIB KE IV (TAHUN 1202 M – 1204 M)

Dari beberapa kisah sejarah dapat ditetapkan bahwa, tujuan perang salib itu
tersirat minimal tiga tujuan.
1) Umat Kristen ingin kembali menguasai kota Yerusalem yang ketika itu dikuasai
oleh Bani Saljuq. Karena pada masa itu beredar hembusan bahwa, umat Kristen
akan sulit memasuki daerah Yerusalem karena Bani Saljuq telah
mengumumkan peraturan-peraturan untuk pendatang yang berkunjung kesana.
2) Adanya kesumat dan unsur agama yang terselubung yang sangat susah untuk
diterka, karena Yerusalem adalah kota suci tiga umat beragama (Islam, Kristen,
Hindu)
3) Membalaskan dendam timur barat dan faktor ekonomi yang sangat potensial di
Yerusalem.1
Pada tanggal 20 November 1192 diadakan perjanjian tentara salib dengan
Salahuddin AL- Ayyubi yang disebut dengan Shulh- Al Ramlah (Perjanjian Ramlah)
dalam perjanjian ini disebutkan bahwa orang-orang Kristen yang pergi berziarah ke
Baitul Maqdis tidak akan di ganggu dan mereka bebas beribadah disana dengan
tenang, nyaman, tentram dan aman.
Keberhasilan perang salib ketiga memungkinkan para tentara salib untuk
mempertahankan Negara-negara yang cukup besar di Syprus dan pesisir Suriah.
Namun kegagalan untuk merebut kembali Yerusalem kemudian menyebabkan
terjadinya perang salib ke IV.
Paus Innosentius pada Tahun 1200 menyerukan secara luas kepada para raja
Kristen Eropa untuk melancarkan perang salib ke IV sebagai upaya untuk merebut
kembali Yerusalem dari kekuasaan dinasti Ayyubiah. Paa tahun 1193, Salahuddin AL-
Ayyubi meninggal dunia, dengan meninggalnya Salahuddin ini. Pasukan salib
melakukan taktik dan strategi yang berbeda dari sebelumnya. Pasukan salib dari eropa
berlayar ke selatan menuju Mesir, kemudian darisana mereka bergerak maju ke
Yerusalem. Sebagai upaya mendapatkan banyak kapal untuk mengangkut pasukan
salib ke Mesir,Mereka membutuhkan bantuan dari Negara-negara bahari yang

Yusmanto. Perkembangan Pedidikan Islam di Andalusia dan Sisilia dalam Sejarah Pendidikan
Islam Ed: Samsul Nizar. Jakarta, Prenada Media Grup Cet: 6. 206. h: 106

2
2
tangguh dan kuat. Pasukan salib pada Tahun 1022 datang ke Venesia untuk menyewa
banyak Kapal. Namun pimpinan pasukan salib tidak memiliki cukup dana untuk
menyewa kapal dari Venesia menawarkan suatu kesepakan bahwa Venesia mengijikan
pasukan salib membayar biaya sewa kapal Pasca perang dengan syarat pasukan salib
terlebih dahulu membantu Venesia merebut kembali kota Zara (di Hongaria Modren),
yang diperebutkan oleh Hongaria beberap tahun sebelumnya. Pasukan salib sepakat
untuk menyerang Zara, walaupun mereka tahu bahwa Zara adalah Juga kota Kristen.
Setelah berhasil menaklukkan Zara, pasukan salib hendak melanjutkan gerak
maju mereka ke Mesir dengan kapal. Akan tetapi Alexios Komnenos yang baru saja
digulingkan oleh para penantangnya dari jabatannya sebagai Kaisar
ByzantiumAkibatnya banyak pasukan dari kedua bela pihak yang meninggal dunia
karena terserang penyakit. Pada tahun 1219, pasukan salib berhasil menguasai
Damietta. Kemudian pada tahun 1221, pasukan salib bergerak ke Kairo dan berambisi
untuk merebut lebih banyak wilayah di Mesir. Pasukan dinasti Ayyubiah
melancarkan taktik strategi dengan menggunkan air sungai Nil untuk membanjiri
jalan-jalan sehingg gerak maju pasukan salib terhadang dan terbendung., meminta
kepada pasukan salib untuk membantunya agar bisa berkuasa lagi. Mantan Kaisar itu
berjanji bahwa ia akan membayar pasukan salib apabila ia berhasil merebut kembali
kekuasaannya. Terpikat oleh janji-janji manis Alexios Komnenos, pasukan salib
setuju untuk membantu Alexios.
Pada tahun 1203, dengan mendapat dukungan dari Venesia pasukan salib
menyerbu Konstantinopel (ibu kota Byzantium) dan mengangkat Alexios sebagai
Kaisar lagi. Namun Alexios tidak mempunyai dana untuk membayar pasukan salib.
Untuk memperoleh dana yang banyak, ia menarik pajak tambahan dari rakyat yang
menyebabkan ia sangat dibenci oleh rakyat. Dengan perasaan geram dan marah massa
membunuh Alexios (dan ayahnya) dan kemudian Alexios V naik tahta.
Pada tahun 1204, pasukan salib dan Venesia menyerang dan menjarah kota
Konstantinopel yang menyebabkan seluruh wilyah Byzantium diambil alih dan
dikuasai oleh Venesia. Pasukan salib tidak pernah tiba di Yerusalem mereka tidak
pernah berperang melawan pasukan dinasti Ayyubiah. Mereka menjarah uang dan
harta benda Konstantinopel, kemudian pulang ke negara mereka. 2

B. PERANG SALIB V (TAHUN 1217 M – 1221 M)

3
Paus Honorius III pada tahun 1216 berhasil menyerukan kepada orang- 3orang
Eropa untuk melancarkan kembali serangan ke Yerusalem dalam rangka merebutnya
dari Dinasti Ayyubiah. Kali ini Paus Honorius III sendiri yang memimpin pasukan
salib. Ia menekankan bahwa perang salib kali ini adalah untuk Paus Honorius III
bukan untuk raja. Pasukan Hongaria dan beberapa pasukan dari kerajaan-kerajaan
Kristen Eropa berpartisipasi dengan semanagat tempur yang besr dalam perang ini.
Dalam jumlah yang besar pasukan salib bergerak maju keselatan mengikuti alur dan
skenario awal perang salib IV.
Lama tentara salib melakukan pengepungan terhadap pasukan muslim.
Dalam keadaan terdesak dan untuk menghindari kekalahan yang fatal, pasukan salib
menyepakati perjanjian dengan pasukan Ayyubiah yaitu mereka menyerahkan
kembali Damietta kepada Ayyubiah dan mereka kembali keEropa.

C. PERANG SALIB VI (TAHUN 1228 M – 1254 M)


Pada tahun 1225 Frederick II menikahi putri salah saru pengusaha wilyah
Yerusalem, bernama Yolande (Ratu Isabella). Pernikahan itu semakin mengobarkan
semangat Frederick II ( Raja Jerman ) untuk menyatukan wilayah Yerusalem dibawah
pimpinan pasukan salip Eropa, bukan pasukan muslim seperti yang terjadi saat ini. 3
Pada tahun 1228 meletus kembali perang salib VI. Tentara salib dipimpin
oleh Frederick II. Ia berusaha untuk merebut Mesir terlebih dahulu sebelum bergerak
maju ke Palestina dan serangan tersebut, pasukan salib berhasil menduduki Damietta
dan AL- Malik AL- Kamil ( Sultan dinasti Ayyubiah) bersedia membuat perjanjian
dengan Frederick II.
Isi perjanjian itu antara lain Frederick II bersedia melepaskan Damietta,
sementara AL Malik AL- 4Kamil bersedia melepaskan Palestina. Selain itu Frederick
II menjamin keamana kaum muslimin di Palestina dan tidak akan mengirimkan
bantuan kepada pasukan Kristen di Syriah. Dalam perkembangan selanjutnya,
Palestina dapat merebut kembali oleh pasukan muslim pada tahun 1247 M. Pada masa
pemerintahan AL – Malik AL- Shalih (salah seorang sutan dinasti Ayyubiah).
Kegagalan merebut Mesir membuat perang salib selanjutnya tidak terarah,
maka Spanyol dan Syiria yang jauh berada di Bagdad diserang dengan membabi buta
tanpa pandang bulu, sehingga daerah ini mendapatkan getah dari perang salib.
3
2
Faisal Ismail Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VIII- XIII M)
Yogyakarta : IR CI SD 2017 h : 390
4
3
Faisal, Sejarah h : 392

4
Dengan dikuasai Syiriah dan Spanyol oleh Raja Ferdinand dan Ratu Isabella yang
sangat membenci Islam karena perang salib, sehingga mereka mengikis habis seluruh
jejak islam dan peradabannya, kecuali bangunan-bangunan yang dianggap perlu
yangmash eksis sampai sekarang.
Kekalahan-kekalahan muslim terhadap orang Kristen Spanyol turut
mempengaruhi kehidupan dunia pendidikan islam di kawasan Andalusia (spanyol).
Pengusiran-pengusiran yang dilakukan oleh penguasa Kristen Spanyol orang-orang
Islam dihadapkan kepada pilihan yang sulit, yaitu tetap di Spanyol dan masuk Kristen
atau tetap beragama Islam namun harus keluar dari Spanyol. Umumnya kalangan
Islam lebih memilih pindah ke kota-kota di pantai utara Afrika. 5

D. PERANG SALIB VII (TAHUN 1248 M – 1254 M)


Perang salib VII dimotori oleh Raja Louis IX dari Prancis. Setelah dinasti
Mamluk menguasai Yerusalem pada tahun 1244, Louis IX pada tahun 1245
mendeklarasikan Perang salib VII. Louis IX mengumpulkan dana perang antara lain
dari hasil sedekah untuk gereja dan sumber-sumber lai yang I peroleh untuk
membiayai perang. Louis IX dan pasukannya bergerak maju ke Siprus pada tahun
1248. Dari basis pasukannya di Siprus inilah, Louis IX menyerang dan merebut
Damietta di Mesir. Dinasti Ayyubiah dalam posisi amat lemah dan tidak mampu
menghentikan gerak maju dan serangan pasukan salib. Menggunakan Damietta
sebagai basis pasukannya, Louis berupaya menyerang Kairo, akan tetapi pasukan
mamluk menghadang mereka dan berhasil mengalahkan pasukan salib.
Louis IX kemudian ditawan, dan untuk membebaskannya, Prancis harus
membayar banyak emas serta menyerahkan kembali Damietta. Setelah Louis IX dan
pasukannya pergi ke Akra di Suriah; di Akra inilah, Louis IX melakukan negosiasi
dengan Mongke, Khan Mongol, meminta bantuan kepadanya untuk melawan
Mamluk, tetapi Mongke tidak mau dan tidak beredia membantu Louis IX. Pada tahun
1254, pundi-pundi keuangan Louis IX sudah terkuras habis dan sang ibu, Blanche
dari Castile, telah meninggal dunia. Blanche memerintahkan Prancis selama Louis IX
pergi berperang bersama pasukan salib di medan tempur. Dengan meninggalnya
Blanche, sang ibu, Louis IX harus kembali ke Prancis untuk mengurus pemerintahan
dan memberesi negaranya agar normal kembali.

5
4
Suwit da Fauzan. Perkembangan Pendidikan di Spanyol Pada Abad VIII-XIII dalam Sejarah
Pendidikan Islam Ed: Syamsul Mizar. Jakarta: Kencaa. Cat: II. 206 h. 118

5
E. PERANG SALIB VIII (TAHUN 1270 M)
Pasca kematian Ibunya ( Blanche), Raja Louis IX dari Prancis harus
mengurus, mengelola, menata, dan menstabilkan kembali roda pemerintahan di
negaranya. Louis IX merasa dan menyadari bahwa Perang Salib VIII yang ia pimpin
berakhir dengan kegagalan pada tahun 1254. Karena itu, pada tahun 1270 ketika
Louis IX berusia 56 tahun, ia ingin melancarkan perang salib lagi melawan pasukan
Muslim.5
Kali ini, Louis IX dan pasukan salibnya memulai perang dengan menyerang
Tunis untuk membangun basis pertahanan pasukannya di Afrika Utara. Akan tetapi,
penyakit disentri merajalela dan menjangkiti pasukannya di perkemahan mereka,
bahkan Louis IX sendiri mengalami nasib tragis dan meninggal dunia akibat terserang
penyakit ini. Tidak ada plilihan lai bagi pasukan salib, kecuali mundur dan kembali ke
Eropa.
F. PERANG SALIB IX (TAHUN 1271 M – 1291 M)
Pada tahun 1260, pasukan mamluk pimpinan Saifuddin al- Qutuz dan
jendralnya, Baybars, memang atas pasukan Mongol dalam pertempuran Ainul Jalut.
Dalam pertempuran ini, Qutuz tewas dan Baybars diangkat sebagai sultan baru
menggantikan Qutuz. Sultan Baybars menyerang tentara salib di Aursuf, Atlet, Haifa,
Safed, Jaffa, Ashkelon, dan Kaisarea. Karena kota-kota benteng pasukan salib sudah
jatuh dan dapat direbut oleh pasukan mamluk, mereka segera meminta bantuan
tentara dari raja-raja Kristen Eropa, tetapi bantuan dari eropa itu terlambat datang.
Pada tahun 1268, Baybars berhasil merebut Anthiokhia dan itu ia berhasil
menghancurkan sisa-sisa kepangeranan Anthiokhia yang terakhir. Dengan
menggunakan kalkulasi kekuatan militer, Baybars juga mengamankan front utara
pasukan mamluk dan mengancam country Tripoli tentara salib. Louis IX dari Pranci,
yang telah mengorganisasi bala bantuan tentara salib dengan target menyerang Mesir,
mengalihkan pasukannya ke Tunis. Di Tunis, Louis IX meninggal dunia pada tahun
1270 karena terserang penyakit.5
Raja Edward I dari Inggris datang terlambat ke Tunis untuk bergabung
dengan sisa-sisa pasukan salinb disana. Sebaliknya, ia justru melanjutkan gerak
majunya ke Tanah Suci Yerusalem untuk membantu Bohemond VI ( Pangeran
Antiokhia dan Comte Tripoli) dalam menghadapi ancaman mamluk tas Tripoli dan
sisa-sisa kerajaan Yerusalem. Pada tanggal 9 mei 1271, Edward I tiba di Akha dan
membawa pasukan tidak lebih dari 1.000 personel, termasuk 225 kesatria. Suatu
scenario telah disepakati bahwa Edward I bersama Charles dari Anjou (saudara Louis

6
IX) akan menyerahkan tentara mereka maju ke Akka (ibu kota sisa-sisa ker 6ajaan
Yerusalem) dengan target akhir melawan pasukan Baybars. Pasukan Edward I dan
Charles tiba padan tahun 1271 bersamaan dengan pengepung pasukan Baybars atau
Tripoli, dan di wilayah ini terdapat puluhan ribu pengungsi Kristen. Edward tiba di
Akka ketika kota ini sedang dikepung oleh pasukan Baybars; kedatangan Edward
menyebabkan Baybars mengubah strategi perangnya dan berpaling dari Akka

Sementara itu, Baybars berhasl merebut Kastil putih Tentara Templar dan
kemudian meguasai Krak des Chevaliers yang merupakan pusat utama kesehatan.
Baybars kemudian mengadakan perjanjian sepuluh tahun dengan Bohemond di
Tripoli, kemudian bergerak maju ke selatan dan berhasil merebut Montfort. Pada
musim gugur itu, Raja Edward meminta Abaga mengirimkan 10.000 pasukan berkuda
Mongol ke Syiria. Hal ini dipandang sebagai aliansi terkuat antara pasukan Mongolia
dan askan Kristen untuk melawan pasukan Mamluk. Mereka menyerang Aleppo dan
Apamea, tetapi serangan mereka tidak berhasil. Ketika Sultan Mamluk memimpin
pasukannya dalam jumlah yang besar ke utara, pasukan Mongolia terusir dari sana
dan mereka tidak kembali.7
Pada tahun 1272, Baybars menerima tawaran perjanjian damai sepuluh tahun
dari Edward. Baybars telah berhasil merebut dan menguasai banyak kota dan
menduduki benteng utama sehingga ia merasa bisa menunda tawaran perjanjian
tersebut. Namun Baybars tidak pernah lengah, ia tetap memikirkan dan mewaspadai
ancaman dari pihak Mongol yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Beberapa lama setelah
itu, Edward sakit selama enam bulan, tetapi tidak lama kemudian ia sembuh dan
kembali ke Inggris setelah mengetahui ayahnya, Henry III, meninggal dunia.

6
5
Faisal, Sejarah. h. 394
7
6
Faisal, Sejarah. h: 395-396

7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada Perang Salib ke IV pasukan salib tidak pernah tiba di Yerusalem. Meraka tidak
pernah berperang melawan dinasti Ayyubiah. Mereka menjarah uang dan harta benda di
konstantinopel, kemudian pulang ke negara mereka.
2. Pada Perang Salib ke V pasukan salib menyepakati perjanjian dengan pasukan Ayyubiah
yaitu mereka menyerahkan kembali Damietta kepada pasukan Ayyubiah dan merekapun
kembali ke Eropa.
3. Pada Perang Salib ke VI, pasukan salib berhasil menduduki Damietta dan AL- Malik AL-
Kamil (Sultan Dinasti Ayyubiah) bersedia membuat perjanjian dengan Frederick II. Isi
perjanjian itu antara lain Frederick II bersedia melepaskan Damietta, Sementara AL-
Malik AL- Kamil bersedia melepaskan Palestina. Selain itu, Frederick II menjamin
keamanan kaum Muslimin di Palestinadan tidak akan mengirimkan bantuan kepada
pasukan Kristen di Syria.
4. Pada Perang Saling VII pasukan mamluk berhasil mengalahkan pasukan salib yang
dimotori oleh Raja Louis IX dari Prancis. Louis IX kemudian ditawan, dan untuk
membebaskannya, harus membayar banyak emas serta menyerahkan Damietta kembali.
5. Pada Perang Salib VIII Lois IX yang telah berusia 56 tahunkembali melancarkan perang
salib melawan kaum Muslimin di Tunis, akan tetapi penyakit Disentri menjangkiti
pasukannya di perkemahan mereka bahkan Louis Ix sendiri mati terjangkiti penyakit ini.
Pasukan Salib akhirnya kembali ke Eropa.
6. Pada Perang Salib IX Raja Edward I dari Inggris bersama Charles dari Anjou (saudara
Louis IX) mengerahkan tentara mereka ke Akka (ibu kota sisa-sisa kerajaan Yerusalem)
dengan target akhir melawan pasukan mamluk yang dipimpin oleh Sultan Baybars.
Dengan kedatangan Raja Edward ini Sultan Baybars mengubah strategi perangnya dan
berhasil merebut kastil putih tentara Templar dan kemudian menguasai Krak
Deschevaliers. Aliansi antara pasukan Mongolia dan Pasukan Kristen melawan pasukan
mamluk pimpinan Sultan Baybars tidak berhasil, Pasukan Mongolia di usir dari Syiria.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Faisal 2017, Sejarah Peradaban Islam Periode Klasik (Abad VIII M – XIII M)
Yogyakarta : IRC I SD 2017
Nizar Samsul 2016, Sejarah Pendidkan Islam : Perkembangan Pendidikan Islam di
Andalusia, Jakarta : Prenada Media Group 2016.
Swito dan Fauzan 2018, Sejarah Pendidkan Islam : Kontribusi Islam Dalam Pengembangan
Pendidikan Di Spanyol Pada Abad VII-X M.
Jakarta : Kencana Prenada Media, 2008:

Anda mungkin juga menyukai