Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SILSILAH KERAJAAN HINDU – BUDDHA

di INDONESIA

OLEH :

NAMA :
KELAS : XI IS 1
B. STUDI : SEJARAH PEMINATAN

SMA NEGERI 1 TANAH JAWA


TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
rahmat-Nya, kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Silsilah Raja Kerajaan Hindu
Budha di Indonesia” tepat pada waktunya.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas bidang studi Sejarah
Peminatan. Rasa terima kasih kami tidak terkirakan kepada yang terhormat guru bidang studi
selaku pembimbing materi  dalam pembuatan makalah ini, serta semua pihak yang telah
mendukung dalam penyusunan makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang sejarah kerajaan hindu budha di Indonesia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan yang
kami miliki. Tegur sapa dari pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka demi perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sejarah Nusantara pada Era Kerajaan Hindu Buddha berkembang karena hubungan dagang
wilayah Nusantara dengan negara-negara dari luar, seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur
Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia pada periode tarikh Masehi. Agama ini dibawa oleh
para musafir dari India yang bernama Maha Resi Agastya. Maha Resi agastya ini di Jawa
terkenal dengan nama Batara Guru atau Dwipayana.

Ajaran Hindu yang berkembang di beberapa tempat di Nusantara disebut dengan aliran
Waiṣṇawa, yaitu suatu ajaran yang memuja Dewa Wiṣṇu sebagai dewa utama. Ajaran ini dianut
oleh kelompok-kelompok masyarakat di Situs Kota Kapur, Bangka, Situs Cibuaya, Situs
Karawang dan Situs Muarakaman, Kutai (pada sekitar abad ke- 5-7 M). Bukti adanya Agama
Hindu tampak pada prasasti Tuk Mas yang ditemukan di Desa Lebak, Kecamatan Grabag,
Magelang, Jawa Tengah, di lereng Gunung Merbabu yang diperkirakan berasal dari pertengahan
abad ke-7 M.

Dalam ajaran Buddha, diketahui dianut oleh kelompok masyarakat Nusantara tepatnya di Situs
Batujaya, Situs Bukit Siguntang di Sumatera Selatan, dan Situs Batu Pait di Kalimantan Barat
pada sekitar abad ke-6-7 M.

Proses penyebaran agama Buddha dilakukan oleh para Dharmaduta yang bertugas untuk
menyebarkan Dharma atau ajaran Buddha ke seluruh dunia. Penyebaran agama Buddha di
Indonesia dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri yang belajar di India dan menjadi Bhiksu
kemudian menyebarkan ajarannya di Nusantara. Untuk di daerah pulau Jawa, agama Buddha
datang pada Abad ke-5 yang disebarkan oleh pangeran Khasmir (bernama Gunadharma). Pada
abad ke-9, penyebaran Agama Buddha dilakukan oleh pendeta-pendeta dari wilayah India yaitu
Gaudidwipa (benggala) dan Gujaradesa (Gujarat). Bukti tertua adanya pengaruh Buddha India di
Indonesia adalah dengan ditemukannya Arca Buddha dari perunggu di Sempaga, Sulawesi
Selatan. Antara abad ke 4 hingga abad ke 16 di berbagai wilayah nusantara berdiri berbagai
kerajaan yang bercorak agama Hindu dan Buddha.

Sejak masuknya agama Hindu dan Buddha, masyarakat prasejarah Nusantara yang sebelumnya
memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme beralih memeluk agama Hindu dan Buddha
1.2 Rumusan Masalah

Silsilah kerajaan
HINDU - BUDDHA

 MATARAM KUNO
 TARUMANEGARA
 KUTAI
 MELAYU
 SRIWIJAYA
 SINGASARI
 MAJAPAHIT
 KEDIRI

1.3 Tujuan Penulisan

 Agar pembaca memahami silsilah kerajaan Hindu-Buddha


 Menambah wawasan pembaca mengenai silsilah kerajaan Hindu-Buddha,
 Memperlajari lebih mendalam tentang silsilah kerajaan Hindu-Buddha .
BAB II

KAJIAN TEORI

1.1 Kerajaan Mataram Kuno

1.   Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya


2.   Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3.   Sri Maharaja Rakai Panunggalan
4.   Sri Maharaja Rakai Warak
5.   Sri Maharaja Rakai Garung
6.   Sri Maharaja Rakai Pikatan
7.   Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8.   Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
9.   Sri Maharaja Rakai Dyah Balitung.

1.2 Kerajaan Tarumanegara

1. Jayasingawarman (358-382 M) 


2. Dharmayawarman (382-395 M) 
3. Purnawarman (395-434 M) 
4. Wisnuwarman (434-455 M) 
5. Indrawarman (455-515 M) 
6. Candrawarman (515-535 M) 
7. Suryawarman (535-561 M) 
8. Kertawarman (561-628 M) 
9. Sudhawarman (628-639 M) 
10. Hariwangsawarman (639-640 M) 
11. Nagajayawarman (640-666 M) 
12. Linggawarman (666-669 M)
1.3 Kerajaan Kutai

1. Maharaja Kudungga [Gelar anumerta Dewawarman (pendiri)]


2. Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)
3. Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)
4. Maharaja Sri Aswawarman
5. Maharaja Marawijaya Warman
6. Maharaja Gajayana Warman
7. Maharaja Tungga Warman
8. Maharaja Jayanaga Warman
9. Maharaja Nalasinga Warman
10. Maharaja Nala Parana Tungga
11. Maharaja Gadingga Warman Dewa
12. Maharaja Indra Warman Dewa
13. Maharaja Sangga Warman Dewa
14. Maharaja Singa Wargala Warman Dewa
15. Maharaja Candrawarman
16. Maharaja Prabu Mula Tungga Dewa
17. Maharaja Nala Indra Dewa
18. Maharaja Indra Mulya Warman Dewa
19. Maharaja Sri Langka Dewa
20. Maharaja Guna Parana Dewa
21. Maharaja Wijaya Warman
22. Maharaja Indra Mulya
23. Maharaja Sri Aji Dewa
24. Maharaja Mulia Putera
25. Maharaja Nala Pandita
26. Maharaja Indra Paruta Dewa
27. Maharaja Dharma Setia
1.4 Kerajaan Melayu

1. Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1183 M)


2. Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa (1286 M)
3. Akarendrawarman (1316 M) Adityawarman (1347 M)
4. Ananggawarman (1375 M)

1.5 Kerajaan Sriwijaya

1. Dapunta Hyang Sri Jayanasa (683 M)

2. Sri Indrawarman (702 M)

3. Rudra Wikrama (728-742 M)

4. Sangramadhananjaya (775 M)

5. Dharanindra/Rakai Panangkaran (778 M)

6. Samaragrawira/Rakai Warak (782 M)

7. Dharmasetu (790 M)

8. Samaratungga/Rakai Garung (792 M)

9. Balaputradewa (856 M)

10. Sri Udayadityawarman (960 M)

11. Sri Wuja atau Sri Udayadityan (961 M)

12. Hsiae-she (980 M)

13. Sri Cudamaniwarmadewa (988 M)

14. Malayagiri/Suwarnadwipa (990 M)

15. Sri Marawijayottunggawarman (1008 M)

16. Sumatrabhumi (1017 M)

17. Sri Sanggramawijayottunggawarman (1025)

18. Sri Dewa (1028 M) Dharmawira (1064 M)

19. Sri Maharaja (1156 M)

20. Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1178 M)


1.6 Kerajaan Singasari

1. Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi (Ken Arok) (1222-1247 M)


2. Anuspati (1247-1249 M)
3. Tohjaya (1249-1250 M)
4. Ranggawuni (Wisnuwardhana) (1250-1272 M)
5. Kartanegara (1272-1292 M)
1.7 Kerajaan Majapahit

1. Raja Wijaya atau Raden Wijaya. Raden Wijaya merupakan raja sekaligus pendiri
Kerajaan Majapahit
2. Raja Jayanegara
3. Raja Sri Gitarja
4. Raja Hayam Wuruk
5. Raja Wikramawardhana
6. Raja Suhita
7. Raja Kertawijaya
8. Raja Rajasawardhana.
1.8 Kerajaan Kediri

1. Shri Jayawarsa Digjaya Shastra Prabhu


2. Shri Kameshwara
3. Prabu Jayabaya
4. Prabu Sarwaswera
5. Prabu Kroncharyadipa
6. Srengga Kertajaya
7. Kertajaya
BAB III

PENUTUP

Demikian tugas ini saya persembahkan, semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
pada umumnya, dan kepada saya sendiri pada khususnya. Saya mengharapkan kritik saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini nantinya. Sekian dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai