ASKEP/S2/KEP/ED1/2018
Nama : Didin S.
ASUHAN KEPERAWATAN
Tgl.Lahir : 12 Juli 1974 / L
GAWAT DARURAT
No RM : 0001726954
Tanggal : 28_/ 11 / 2018 Waktu : 09.45 WIB
Keluhan saat MRS /mekanisme kejadian : Riwayat Alergi :
Sesak Nafas Berat, Rujukan dari RS Santosa Kopo RiwayatAlergi : √ tidak ( ) ya
Jenis alergi :
( )Obat, jelaskan__________________
Riwayat Penyakit / Pengobatan :
Klien menderita sesak nafas sejak masih SD tetapi tidak pernah dirawat inap di RS. ( )Makanan, jelaskan ____________
Klien biasanya memakai obat Ventolin spray jika sesak kambuh. Pemicu sesak yaitu ( ) lain- lain, Jelaskan____________
udara dingin.
AIRWAY BREATHING CIRCULATION DISABILITY/NEUROLOGICAL
PRIMARY SURVEY
PEMERIKSAAN FISIK
BREATHING
Jalan napas paten, tidak ada obstruksi, Suara nafas tambahan wheezing, klien duduk tegak, wajah meringis.
BLOOD
Tidak ada perdarahan eksternal, akral dingin.
BRAIN
Kesadaran klien compos mentis dengan GCS 15 (E4, M6, V5) dengan pupil isokor bereflek terhadap cahaya, klien
tidak dapat menjawab pertanyaan perawat karena sesak berat.
BLADDER
Tidak ada keluhan nyeri pinggang, BAK lancar tidak ada nyeri, BAK berwarna kuning pekat, tidak tampak adanya
darah, jumlah urine 500 cc (6 jam), tidak ada distensi vesika urinaria,
BOWEL
Nafsu makan tidak terkaji, tidak ada keluhan mual atau muntah.
BONE
Deformitas : Ya Tidak Lokasi ... ...
Contusio : Ya Tidak Lokasi ... ...
Abrasi : Ya Tidak Lokasi ... ...
Laserasi : Ya Tidak Lokasi ... ...
Edema : Ya Tidak Lokasi ......
Dekubitus : Ya Tidak Lokasi ......
Luka Bakar : Ya Tidak Lokasi ... ...
Grade:…………… presentase:………………..%
Tanda Kompartmen/DVT: ( ) tidak ada ( ) diketahui: ( )bengkak ( )nadi bagian distal tidak teraba
Drop Foot : ( ) ada () tidak ada
KONDISI PSIKOLOGI
Masalah perkawinan : √ tidak ada ada : cerai / istri baru / simpanan / lain-lain : ……………………
Mengalami kekerasan fisik : √ tidak ada ada Mencederai diri/orang lain : pernah tidak pernah
Kebiasaan √ Merokok Alkohol Lainnya .Jenis dan jumlah per hari: 1 bungkus
Dispnea
3. Monitor Respirasi
a. Monitor rata rata, kedalaman, irama, dan
usaha respirasi
b. Catat pergerakan dada,
c. Monitor suara nafas, seperti dengkur
d. Monitor pola nafas: bradipnea, takipnea,
kusmaul, hiperbentilasi, cheyne stokes, biot
e. Perkusi thoraks anterior dan posterior dari
apeks sampai basis bilateral
f. Monitor kelelahan otot diafragma (gerakan
paradoks)
g. Catat perubahan SaO2, SvO2 dan tidal
Co2 (jika klien memakai ventilator)
2. Gangguan Pertukaran Gas Faktor Pencetus : Alergen, a. Observasi frekuensi, kedalaman
Olahraga, cuaca, emosi
gangguan ventilasi dan perfusi yang pernafasan,catat penggunaan otot bantu
ditandai dengan klien nampak sesak nafas,nafas bibir,ketidakmampuan
berat, tampak retraksi otot bantu Imun Respon menjadi aktif bicara/ berbincang
pernafasan,RR > 20 kali b. Observasi tingkat kesadaran
Pelepasan mediator humoral : c. Monitor AGD
Histamin, SRS-A, Serotonin,
Kinin
d. Atur pemberian oksigen
e. Beri posisi duduk(fowler)
Peningkatan sel mast pada
tranchea bronchial f. Dorong nafas dalam perlahan atau nafas
bibir sesuai kemampuan
g. Beri bronkodilator sesuai therapy
Pelepasan histamine yang
terjadi stimulasi pada bronchial h. Observasi tanda vital, dan warna
smooth membrane mukosa kulit
i. Kolaboratif tindakan intubasi dan
Kontraksi bronkus ventilasi mekanik bila perlu
Peningkatan permeabilitas
vaskuler akibat kebocoran
protein + cairan dalam jaringan
Edema mukosa
Bronkus menyempit
Ventilasi terganggu
Ansietas
OBSERVASI KOMPREHENSIF
NAMA
EVALUASI TERANG/
TGL JAM TINDAKAN PERAWATAN TANDA
TANGAN
28/11/1 09.45 1. Memberikan Posisi nyaman pada klien : Posisi 11.30
8 09.46 Fowler S : Pasien mengatakan
sesak berkurang
2. Memasang Monitor O :
3. Memberikan Oksigen : Simple mask 10 L/m - Klien Nampak rileks
- Posisi klien semifowler
4. Memasang IV Line : Infus RL 20 tpm
- Klien bernafas mulai
5. Memonitor Tanda vital : TD, Nadi, RR, Suhu teratur walaupun msh
6. Memonitor saturasi oksigen : 94 % belum normal
- Terdengar bunyi
7. Melakukan nebulizer :1 amp combivent +
whezzing pada
flexohide auskultasi paru
- TTV
8. Kolaborasi therapy bronkodhilator dan obat TD : 100/60 mmHg
lainnya : Nadi : 120 x/menit
10.10
RR : 22 x/menit
- Metil Prednizolne 1 x 125 mg Suhu : 37oC
10.35
- Aminophylin 2 amp x 24 mg drips habis ½ A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
jam
1,2, 4, 5, 8
9. Nebulizer kembali dengan 1 amp combivent +
flexohide + MgSO4 = 2 cc
10. Mengganti Simple mask dengan NRM 15 L/m
11. Memberikan Aminophilin 480 mg + RL 480 cc
dengan syringe pump kebutuhan 3,5 cc / jam
28/11/1 09.50 1. Observasi frekuensi, kedalaman 11.31
8 pernafasan,catat penggunaan otot bantu S : Pasien mengatakan
nafas,nafas bibir, ketidakmampuan bicara/ sesak berkurang
O :
berbincang
- Klien Nampak rileks
- Klien sulit untuk berbicara/menjawab - Klien dapat menjawab
pertanyaan karena sesak berat pertanyaan dan
- Nampak klien bernafas dengan otot bantu berbincang sedikit
pernafasan - Saturasi O2 = 98 %
09.51
2. Observasi tingkat kesadaran - CRT < 2’
- Kesadaran composmentis TD : 100/60 mmHg
Nadi : 120 x/menit
RR : 22 x/menit
3. Monitor AGD Suhu : 36,4oC
- Belum dilakukan A : masalah Teratasi
09.45 4. Atur pemberian oksigen P : Observasi
- Klien menggunakan NRM 15 L/m
5. Beri posisi duduk(fowler)
09.59 6. Dorong nafas dalam perlahan atau nafas bibir
sesuai kemampuan
- Memandu klien untuk mengatur
pernafasannya dengan memberikan
contoh, meminta klien untuk relaksasi dan
imaginary
09.50
7. Beri bronkodilator sesuai therapy
10.00 8. Observasi tanda vital, dan warna membrane
mukosa kulit
TD : 120/85 mmHg
Nadi : 135 x/menit
RR : 26 x/menit
Suhu : 36,4oC
Gillies, D., Wells, D., & Bhandari, A. P. (2015). Positioning for acute respiratory distress in hospitalised
infants and children. Cochrane Database of Systematic Reviews, (7).
https://doi.org/10.1002/14651858.CD003645.pub3
Hall, C., Nici, L., Sood, S., ZuWallack, R., & Castro, M. (2017). Nonpharmacologic Therapy for Severe
Persistent Asthma. Journal of Allergy and Clinical Immunology: In Practice, 5(4), 928–935.
https://doi.org/10.1016/j.jaip.2017.04.030
Richard, J. C. M., & Lefebvre, J. C. (2011). Positioning of patients with acute respiratory distress
syndrome: Combining prone and upright makes sense. Critical Care, 15(6), 1–2.
https://doi.org/10.1186/cc10560
Robak, O., Schellongowski, P., Bojic, A., Laczika, K., Locker, G. J., & Staudinger, T. (2014). Short-term
effects of combining upright and prone positions in patients with ARDS: a prospective randomized
study. Critical Care, 15(5), R230. https://doi.org/10.1186/cc10471