Anda di halaman 1dari 17

KODE ETIK KEPERAWATAN

INDONESIA

Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan
Semester 1

Disusun oleh :

Nama : AMEYLIA SILVIKA N.


NIM : 19.005

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN YAKPERMAS
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Pedoman
Kode Etik Keperawatan Indonesia” dapat selesai tepat waktu. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan sehingga
dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Penulisan makalah dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep
dasar keperawatan semester 1 tahun akademik 2019/2020. Makalah ini dikerjakan
dengan maksimal dengan mendapatkan bantuan dari semua macam pihak
sehingga dapat memperlancar dalam pembuatan makalah.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis masih belum sempurna,
maka saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik keperawatan .................................................... 3


B. Fungsi Kode Etik Keperawatan ......................................................... 4
C. Tujuan Kode Etik Keperawatan ......................................................... 4
D. Prinsip - Prinsip Kode Etik Keperawatan ......................................... 5
E. Dasar – Dasar Pedoman Kode Etik Keperawatan Indonesia ............. 8

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ................................................................................ 13
B. SARAN ............................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktek keperawatan sebagai suatu pelayanan professional diberikan
berdasarkan ilmu pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan dan
dilandasi kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan mengatur hubungan
antara perawat dan pasien, perawat terhadap petugas, perawat terhadap sesama
anggota tim kesehatan, perawat terhadap profesi dan perawat terhadap
pemerintah, bangsa dan tanah air.
Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mengabdi kepada
kemanusiaan, mendahulukan kepentingan masyarakat diatas kepentingan
pribadi, bentuk pelayanannya bersifat humanistic, menggunakan pendekatan
secara holistic, dilaksankan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta
menggunakan kode etik sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan
pelayanan atau asuhan keperawatan. Dengan memahami konsep etik, setiap
perawat akan memperoleh arahan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
yang merupakan tanggung jawab moralnya dan tidak akan membuat keputusan
secara sembarangan.
Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan konflik
yang mungkin mereka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam
praktik profesional. Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien, perubahan
sosial dan hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap etik.
Standard perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh
asosiasi keperawatan internasional, nasional, dan negera bagian atau provinsi.
Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan
dan mencakup nilai dan keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua
pihak yang terlibat. Perawat memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak
klien dengan bertindak sebagai advokat klien.

1
Keperawatan sebagai suatu profesi harus memiliki suatu landasan dan
lindungan yang jelas. Para perawat harus tahu berbagai konsep hukum yang
berkaitan dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas
terhadap keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan.
Secara umum terdapat dua alasan terhadap pentingnya para perawat tahu
tentang hukum yang mengatur praktiknya. Alasan pertama untuk memberikan
kepastian bahwa keputusan dan tindakan perawat yang dilakukan konsisten
dengan prinsip-prinsip hukum. Kedua, untuk melindungi perawat dari
liabilitas.
Untuk itu dalam makalah ini akan di bahas tentang kode etik perawat
Indonesia dan berbagai hal yang terkait dengan kode etik tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
a. Apa Pengertian Kode Etik keperawatan?
b. Apa Fungsi Kode Etik Keperawatan?
c. Apa Tujuan Kode Etik Keperawatan?
d. Apa Prinsip - Prinsip Kode Etik Keperawatan?
e. Bagaimana Dasar - Dasar Kode Etik Perawat Indonesia?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan makalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian kode etik keperawatan.
2. Mengetahui fungsi kode etik keperawatan.
3. Mengetahui tujuan kode etik keperawatan.
4. Mengetahui prinsip - prinsip kode etik keperawatan
5. Mengetahui Dasar – Dasar Kode Etik Perawat Indonesia?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik keperawatan

Kode etik merupakan seperangkat system norma, nilai dan aturan, baik
tertulis maupun tidak tertulis yang berlaku bagi semua anggota organisasi
profesi tertentu. Kode etik merupakan standar profesional yang digunakan
sebagai pedoman perilaku dalam menjalankan kewajiban profesi. Prinsip
dasar kode etika dalah menghargai hak dan martabat
manusia. (Nisya&Hartanti,2013:36)
Semua jenis profesi memiliki kode etik yang berfungsi sebagai
landasan dan standar kerja profesional yang ditaati oleh orang-orang dalam
profesi tersebut. Kode etik profesi disusun sebagai sebuah sarana untuk
melindungi masyarakat dan anggota organisasi profesi dari penyalah gunaan
keahlian profesi. Kode etik keperawatan merupakan asas tertulis yang harus
dijadikan pedoman bagi setiap perawat dalam proses berinteraksi dengan
pasien agar perilaku perawat tetap dalam koridor kebenaran. Fungsi kode
etik keperawatan bukan hanya sebagai syarat administrative semata, tapi
juga sebagai landasan bagi perawat dalam menjalankan profesinya. Kode
etik keperawatan juga mengatur hubungan profesional baik dengan klien,
dokter maupun sesama perawat. Kode etik keperawatan di Indonesia
disusun oleh organisasi keperawatan Indonesia.
Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan. Inti dari
hal tersebut, yaitu menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan
atau pelayanan kesehatan masyarakat.
Kozier berpendapat bahwa kode etik keperawatan adalah :
a. Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik profesional
serta memperbaiki dan memelihara standar tersebut.

3
b. Kode etik adalah pedomen resmi untuk tindakan profesional.
Artinya, diikuti orang-orang dalam profesi dan harus diterima
sebagai nila pribadi bagi anggota profesional.
c. Kode etik memberi kerangka pikir kepada anggota profesi untuk
membuat keputusan dalam situasi keperawatan.
d. Etika akan menunjukan standar profesi untuk kegiatan keperawatan,
standar ini akan melindungi perawat dan pasien.

B. Fungsi Kode Etik Keperawatan


Fungsi etika keperawatan menurut Munas PPNI yaitu sebagai alat untuk
mengukur perilaku moral dalam keperawatan dan kerangka berpikir bagi
para perawat untuk mengambil keputusan tanggung jawab kepada
masyarakat, anggota tim kesehatan, dan kepada profesi yang lain.

Fungsi kode etik keperawatan menurut Nisya & Hartanti sebagai


berikut:
a. Menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan
memahami dan menerima kepercayaan dan tanggung jawab yang
diberikan kepada perawat oleh masyarakat.
b. Menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin
hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktik etika.
c. Kode etik perawat menetapkan hubungan profesional yang harus
dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien sebagai advocator
(pelindung), perawat dengan tenaga profesi lain sebagai teman sejawat
dan dengan masyarakat sebagi perwakilan dari asuhan keperawatan
d. Kode etik keperawatan memberikan sarana pengaturan diri sebagai
profesi.

C. Tujuan Kode Etik Keperawatan.


Pada dasarnya tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat
dalam menjalankan setiap tugas dan fungsinya dapat menghargai dan

4
menghormati martabat manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau
pasien, teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam
profesi keperawatan maupun dengan profesi lain di luar profesi
keperawatan.
b. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh
praktisi keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam
pelaksanaan tugasnya.
c. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
d. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan
agar dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap
profesional keperawatan.
e. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna
tenaga keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam
melaksanakan tugas praktek keperawatan.

D. Prinsip - Prinsip Kode Etik Keperawatan


Adapun prinsip-prinsip kode etik keperawatan diantaranya sebagai berikut:
a. Respek
1. Respek diartikan sebagai perilaku perawat sebagai pemimpin yang
menghormati atau menghargai pendapat orang lain.
2. Perawat harus menghargai hak-hak pasien/klien seperti hak untuk
pencegahan bahaya dan mendapatkan penjelasan secara benar.
3. Penerapan “informed-consent” secara tidak langsung menyatakan suatu
trilogi hak pasien yaitu hak untuk dihargai, hak untuk menerima dan
menolak trietmen.
4. Penghargaan perawat terhadap pasien diwujudkan dalam pemberian
asuhan yang bermutu secara ramah dan penuh perhatian.

5
5. Kepekaan perawat dituntut untuk dapat menghargai hak pasien yang
berarti mengetahui kapan menghormati hak pasien/klien untuk menolak
trietmen dan kapan mengesampingkan hak tersebut.
6. Selain menghargai pasien dan keluarganya, perawat juga harus
menghargai rekan-rekan kerjanya seperti dokter, pekerja sosial, ahli gizi
dan lain-lain.
b. Otonomi
1. Otonomi berkaitan dengan hak seorang pemimpin untuk mengatur dan
membuat keputusannya sendiri meskipun demikian masih terdapat
berbagai keterbatasan, terutama yang berkaitan dengan situasi dan
kondisi, latar belakang individu, campur tangan hukum dan tenaga
kesehatan profesional yang ada.
2. Pada prinsipnya otonomi berkaitan dengan hak seorang pemimpin
untuk memilih bagi diri mereka sendiri, apa yang menurut pemikiran
dan pertimbangannya merupakan hal yang terbaik.
3. Dengan demikian akan melibatkan konsep diri dalam menentukan
nasib atau mempertanggung jawabkan dirinya sendiri.
c. Beneficence (kemurahan hati)
1. Kemurahan hati berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal yang
baik dan tidak membahayakan orang lain.
2. Kesulitan muncul pada waktu menentukan siapa yang harus
memutuskan hal yang terbaik untuk seseorang.
3. Pada dasarnya diharapkan seseorang dapat membuat keputusan untuk
dirinya sendiri kecuali bagi mereka yang tidak dapat melakukannya
seperti bayi, orang yang secara mental tidak kompeten dan pasien
koma.
4. Permasalahan lain yang muncul berpusat pada “apa yang disebut baik”
dan “apa yang disebut tidak baik”.
5. Sebagai contohnya adalah suatu keputusan yang harus diambil,
apakah lebih baik, menopang dan memperpanjang hidup dalam
menghadapi semua ketidak mampuan atau lebih baik memperbolehkan

6
seseorang untuk meninggal dan mengakhiri penderitaannya. Tentu saja
memerlukan pertimbangan yang sangat hati-hati.
d. Non-Maleficence
1. Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk tidak dengan
sengaja menimbulkan kerugian atau cidera.
2. Kerugian atau cidera dapat diartikan adanya kerusakan fisik seperti
nyeri, kecacatan, kematian atau adanya gangguan emosi yang antara
lain adalah perasaan tidak berdaya, merasa terisolasi dan adanya
kekesalan.
3. Kerugian juga dapat berkaitan dengan ketidak adilan, pelanggaran atau
berbuat kesalahan.
4. Beberapa kewajiban yang berasal dari prinsip non-maleficence antara
lain adalah suatu larangan seperti: jangan membunuh atau
menghilangkan nyawa orang lain, jangan menyebabkan nyeri atau
penderitaan pada orang lain, jangan membuat orang lain tidak berdaya ,
jangan melukai perasaan orang lain, Prinsip ini berkaitan dengan
kewajiban pemimpin untuk selalu berada dalam kebenaran, tidak
berbohong dan tidak menipu orang lain.
e. Veracity (Kejujuran)
1. Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan
suatu kebenaran, tidak berbohong atau menipu orang lain.
2. Kejujuran adalah landasan untuk “informed consent” yang baik.
3. Perawat harus dapat menyingkap semua informasi yang diperlukan
oleh pasien maupun keluarganya sebelum mereka membuat keputusan.
f. Konfidensialitas (Kerahasiaan)
1. Prinsip ini berkaitan dengan penghargaan perawat terhadap semua
informasi tentang pasien/klien yang dirawatnya.
2. Pasien/klien harus dapat menerima bahwa informasi yang diberikan
kepada tenaga profesional kesehatan akan dihargai dan tidak
disampaikan/diberbagikan kepada pihak lain secara tidak tepat.

7
3. Perlu dipahami bahwa berbagi informasi tentang pasien/klien dengan
anggota kesehatan lain yang ikut merawat pasien/klien tersebut bukan
merupakan pembeberan rahasia “selama informasi tersebut relevan
dengan kasus yang ditangani”.
g. Fidelity (Kesetiaan)
1. Kesetiaan berkaitan dengan kewajiban untuk selalu setia pada
kesepakatan dan tanggung jawab yang telah dibuat.
2. Setiap tenaga keperawatan mempunyai tanggung jawab asuhan
keperawatan kepada individu, pemberi kerja, pemerintah dan
masyarakat.
3. Apabila terdapat konflik diantara berbagai tanggung jawab, maka
diperlukan penentuan prioritas sesuai dengan situasi dan kondisi yang
ada.
h. Justice (Keadilan)
1. Keadilan berkenaan dengan kewajiban untuk berlaku adil kepada
semua orang.
2. Perkataan adil sendiri berarti tidak memihak atau tidak berat sebelah.
3. Azas ini bertujuan untuk melaksanakan keadilan dalam transaksi dan
pelayanan/perlakuan antar individu pasien/klien, berarti setiap orang
harus mendapatkan perlakuan yang sama sesuai dengan kebutuhannya.
4. Dampak dari prinsip ini antara lain adalah tuntutan masyarakat kepada
pemerintah untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan yang tidak dapat mereka penuhi sendiri.

E. Dasar – Dasar Pedoman Kode Etik Keperawatan Indonesia


Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai
pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.
Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan
tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana
seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian
pelanggaran etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawatan di Indonesia telah

8
disusun oleh Dewan Pinpinan Pusat Persatuan Perawat Nasioanl Indonesia
(DPP PPNI) melalui munas PPNI di Jakarta pada tangal 29 November 1989.
Kode etik keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 5 bab dan 17 pasal yaitu:
- Bab 1: terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab
perawat terhadap individu,keluarga, dan masyarakat.
- Bab 2: terdiri dari lima pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab
perawat terhadap tugasnya.
- Bab 3: terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat
terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain.
- Bab 4: terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab
perawat terhadap profesi keperawatan.
- Bab 5: terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat
terhadap pemerintah,bangsa,dan tanah air.

a. Tanggung Jawab Perawat terhadap Klien


Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga,
atau komunitas, perawat sangat memerlukan etika keperawatan yang
merupakan filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang
mendasar terhadap pelaksanaan praktik keperawatan, dimana inti dari
filsafat tersebut adalah hak dan martabat manusia. Karena itu, fokus dari
etika keperawatan ditujukan terhadap sifat manusia yang unik. Untuk
memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat, di perlukan
peraturan tentang hubungan dengan perawat dengan masyarakat, yaitu
sebagai berikut:
1) Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman
pada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap
keperawatan individu,keluarga,dan masyarakat.
2) Perawat, dalam melaksanakan pengabdian di bidang keperawatan,
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya,adat istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari
individu,keluarga, dan masyarakat.

9
3) Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap
individu,keluarga, dan masyarakat, senantiasa dilandasi rasa tulus
ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.
4) Perawat menjalin hubungan kerja sama dengan individu,keluarga, dan
masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan
upaya kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai
bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.

b. Tangung Jawab Perawat terhadap Tugas


1) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang
tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan
serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu,
keluarga dan masyarakat.
2) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika
diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
3) Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma
kemanusiaan.
4) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa
berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis
kelamin, aliran politik dan agama yang dianut, dan kedudukan sosial.
5) Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan
klien dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau
mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada hubungannya dengan
keperawatan.

10
c. Tanggung Jawab Perawat terhadap Sejawat
Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi
kesehatan lainnya adalah sebagai berikut :
1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat
dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara
kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2) Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan
dan pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan
kemampuan dalam bidang keperawatan.

d. Tanggung Jawab Perawat terhadap Profesi Keperawatan


1) Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan
profesionalnya secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan
jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
2) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
3) Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam
kegiatan dan pendidikan keperawatan.
4) Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu
organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.

e. Tanggung Jawab Perawat terhadap Negara


1) Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang diharuskan oleh pemerintah dalam bidang
kesehatan dan keperawatan.

11
2) Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan
pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
dan keperawatan kepada masyarakat.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kode etik keperawatan merupakan asas tertulis yang harus dijadikan
pedoman bagi setiap perawat dalam proses berinteraksi dengan pasien agar
perilaku perawat tetap dalam koridor kebenaran.
Kode etik keperawatan. berfungsi sebagai landasan bagi perawat dalam
menjalankan profesinya untuk mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan
dan yang tidak boleh dia lakukan

Secara umum tujuan etika keperawatan yaitu menciptakan dan


mempertahankan kepercayaan antara perawat dan klien, perawat dan perawat
juga antara perawat dan masyarakat. Adapun prinsip-prinsip kode etik
keperawatan terdapat 8 prinsip yaitu Respek, Otonomi, Beneficence
(kemurahanhati ), Non-Maleficence, Veracity (Kejujuran), Konfidensialitas
(Kerahasiaan), Fidelity (Kesetiaan), dan Justice (Keadilan)
Kode etik keperawatan Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia, melalui Munas PPNI di Jakarta
pada tanggal 29 November 1989. Kode etik tersebut terdiri atas 5 bab dan 17
pasal yang harus dijadikan sebagai kerangka berpikir bagi para perawat
untuk mengambil keputusan tanggung jawab kepada masyarakat, anggota
tim kesehatan, dan kepada profesi yang lain.

B. Saran

Kode etik keperawatan bukan hanya sebagai syarat administratif tetapi


juga berfungsi sebagai landasan bagi perawat dalam menjalankan profesinya.
Untuk itu setiap perawat diharapkan dapat benar-benar mengetahui dan
mengerti tentang kode etiknya serta fungsi, dan juga tujuan dari dibentuknya
kode etik ini agar perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan lebih
baik dan profesional sesuai dengan kode etiknya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Legalstudies71, 2018, Tujuan dan Fungsi Kode Etik Keperawatan,


http://legalstudies71.blogspot.com/2018/12/tujuan-dan-fungsi-kode-etik-
keperawatan.html, 12 Oktober 2019

Milhatulmaiziah29, 2016, Kode Etik Keperawatan (Pengertian, Maksud, dan


Tujuan serta Kontens),
http://milhatulmaiziah29.blogspot.com/2016/10/12.html, 12 Oktober 2019
Yadhiest, 2011, Konsep Kode Etik Keperawatan PPNI,
http://yadhiest.blogspot.com/2011/10/konsep-kode-etik-keperawatan-
ppni.html,8 Oktober 2019

14

Anda mungkin juga menyukai