POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS TAHUN 2021 A. DEFINISI Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat tertentu atau zat terlarut sedangkan elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkanpartikel- partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,minuman,dan cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh (Maulana, 2017). Terapi infus adalah metode pengobatan yang bertujuan untuk memberikan cairan atau obat melalui pembuluh darah. Metode ini penting dilakukan terutama pada pasien yang dehidrasi, mengalami perdarahan, tidak bisa menelan, koma, atau hendak menjalani operasi. Cairan infus adalah air yang dimurnikan lewat proses penyulingan. Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan (Mira, 2016). Perawatan luka infus merupakan tindakan yang dilakukan dengan mengganti balutan atau plester pada area insersi infus. Frekuensi penggantian balutan ditentukan oleh kebijakan institusi. Perawatan infus merupakan tindakan asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat pasca dilakukan pemasangan infus berdasarkan SOP atau peraturan yang ada guna menjaga dan meminimalisir terhadap kejadian infeksi. (Narolita et al., 2017) B. TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi pada daerah luka tusukan infus. 2. Mencegah terjadinya phlebitis. 3. Mencegah terjadinya masuknya bakteri ke dalam aliran darah. C. KONSEP DASAR MERAWAT LUKA INFUS Merawat luka infus dilakukan dengan mempertahankan area infus agar selalu dalam keadaan bersih dan kering dengan cara mengganti balutan atau plester pada area tusukan infus. Dengan begitu maka dapat mencegah ataupun meminimalisir terjadinya infeksi pada daerah luka tusukan dan mencegah terjadinya phlebitis atau peradangan pembuluh darah. D. ALASAN PELRU DILAKUKAN PERAWATAN INFUS Perawatan infus perlu diberikan kepada pasien yang sudah terpasang infus dengan waktu yang relative lama (lebih dari 2 atau 3 hari) dan pada area pemasangan infus terlihat kotor atau terdapat adanya tanda-tanda infeksi. E. RENCANA TINDAKAN Persiapan alat a. Alcohol swab b. Pinset c. Perlak dan pengalas d. Gunting e. Bengkok f. Kasa steril g. Handscoon h. Hypavic i. Iodin povidon solution 10% 1. Fase Orientasi a) Mencuci tangan b) Memberi salam dan memperkenalkan diri. c) Mengecek identitas pasien. d) Menjelaskan tujuan kedatangan dan prosedur tindakan . e) Memberi kesempatan pasien bertanya jika ada yang kurang paham. 2. Fase Kerja a) Mendekatkan alat. b) Memposisikan pasien senyaman mungkin. c) Membasahi plestes yang tertempel ditangan pasien dengan alcohol swab dan membuka balutan infus dengan pinset secara perlahan. d) Membersihkan bekas lem plester. e) Mengkaji tanda-tanda infeksi pada luka tusukan. f) Membersihkan daerah luka tusukan dengan iodin. g) Menutup luka dengan kasa steril. h) Memasang plester penutup. 3. Fase Terminasi a) Merapikan pasien. b) Evaluasi hasil atau respon pasien. c) Dokumentasi hasilnya. d) Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya. e) Mencuci tangan. F. PUSTAKA https://www.alodokter.com/terapi-infus-hanya-untuk-kondisi-kondisi-medis- berikut#:~:text=Terapi%20infus%20adalah%20metode%20pengobatan,koma %2C%20atau%20hendak%20menjalani%20operasi. Mira, S. (2016). Rancang Bangun Sistem Pemantauan Sisa Cairan Infus Dan Pengendalian Aliran Infus Menggunakan Jaringan Nirkabel (Doctoral dissertation, Universitas Andalas).