Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA CAIRAN


MERAWAT LUKA INFUS

OLEH :
AMEYLIA SILVIKA NURPRIHASTINI
14401. 19.005

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS
TAHUN 2021
A. DEFINISI
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelaut) dan zat tertentu
(zat terlarut). Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar
manusia secara fisiologis yang memiliki proporsi besar dalam tubuh dengan
hampir 90% dari total berat badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian
padat dari tubuh. (Saputri, 2020)

Cairan infus adalah air yang dimurnikan lewat proses penyulingan.


Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan
melalui intravena untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta
sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan. (Mira, 2016)

Perawatan luka infus merupakan tindakan yang dilakukan dengan


mengganti balutan/plester pada area insersi infus. Frekuensi penggantian
balutan ditentukan oleh kebijakan institusi. Perawatan infus merupakan
tindakan asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat pasca dilakukan
pemasangan infus berdasarkan SOP atau peraturan yang ada guna menjaga
dan meminimalisir terhadap kejadian infeksi. (Narolita et al., 2017)

B. TUJUAN
1. Mencegah masuknya bakteri ke dalam aliran darah
2. Mencegah terjadinya infeksi pada daerah luka tusukan infus
3. Memantau area insersi

C. KONSEP DASAR MERAWAT LUKA INFUS


Merawat luka infus dilakukan dengan mempertahankan area infus agar
selalu dalam keadaan bersih dan kering dengan cara mengganti
balutan/plester pada area insersi infus. Dengan begitu maka dapat mencegah
ataupun meminimalisir terjadinya infeksi pada daerah luka tusukan
D. ALASAN PERLU DILAKUKAN PERAWATAN INFUS
Pasien telah terpasang infus dengan waktu yang relatif lama (lebih dari
2-3 hari) dan pada area pemasangan infus terlihat kotor atau terdapat adanya
tanda-tanda infeksi.

E. RENCANA TINDAKAN
Persiapan Alat:
1. Perlak dan pengalas
2. Kapas alkohol
3. Pinset
4. Gunting
5. Bengkok
6. Kasa steril
7. Sarung tangan
8. Iodin Povidon solution 10%
9. Plester/ hypavic

1) Fase Orientasi
a. Mencuci tangan
b. Beri salam, perkenalkan diri.
c. Menyapa pasien sambil mengecek identitas pasien.
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
e. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya jika ada yang kurang
jelas
f. Menanyakan kesiapan pasien.

2) Fase Kerja
a) Dekatkan alat-alat ke samping pasien
b) Posisikan pasien senyaman mungkin
c) Menggunakan sarung tangan
d) Letakkan pengalas/perlak kecil di bawah tangan pasien
e) Basahi plester dengan alkohol swab dan buka balutan infus dengan
pinset bersih
f) Membersihkan bekas plester
g) Mengkaji tanda infeksi pada luka tusukan
h) Membersihkan daerah luka tusukan infus dan olesi area tusukan
dengan iodin
i) Menutup luka tusukan infus dengan kasa steril
j) Memasang plester penutup

3) Tahap Teminasi
a) Melakukan evaluasi
b) Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c) Berpamitan dengan pasien
d) Merapikan alat-alat
e) Melepas sarung tangan dan cuci tangan
f) Mendokumentasi tindakan

F. PUSTAKA
Narolita, A. Y. U., & Sari, F. (2017). Gambaran faktor – faktor yang
mempengaruhi kepatuhan perawat dalam tindakan perawatan infus
di ruang rawat inap rsud ungaran.

Mira, S. (2016). Rancang Bangun Sistem Pemantauan Sisa Cairan Infus Dan
Pengendalian Aliran Infus Menggunakan Jaringan Nirkabel
(Doctoral dissertation, Universitas Andalas).

Saputri, Fanni Dyah Eka (2020) Asuhan Keperawatan Kelebihan Volume


Cairan Pada Pasien Chronic Kidney Disease. Tugas Akhir D3
thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA

https://dokumen.tips/documents/perawatan-infus.html

Anda mungkin juga menyukai