FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PROFESI NERS PURWOKERTO 2022 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke diketahui sebagai penyebab kematian tertinggi kedua di seluruh dunia dan penyebab ketiga terjadinya kecacatan. Setiap tahun lima belas juta orang di dunia mengalami stroke dimana terdapat lima juta orang meninggal dan lima juta orang mengalami disabilitas (WHO, 2011). Penyakit stroke merupakan penyebab ketiga kecacatan di dunia akibat gangguan fungsi syaraf yang terjadi seperti gangguan penglihatan, bicara pelo, gangguan mobilitas, serta kelumpuhan pada wajah maupun ekstremitas. Kondisi seperti ini yang menyebabkan penderita stroke memiliki ketergantungan yang tinggi dalam melakukan aktivitas sehari-hari pada orang lain (Oktarina et al., 2020). Salah satu tindakan yang dapat dilakukan pada pasien stroke yaitu pemberian terapi intra vena untuk menjaga keseimbangan elektrolit. Terapi intra vena digunakan untuk mengobati berbagai kondisi penderita disemua lingkungan perawatan di rumah sakit dan merupakan salah satu terapi utama. Terapi intravena bermanfaat untuk memperbaiki atau mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia. Terapi intravena perifer digunakan untuk memberikan terapi cairan pada klien sakit akut atau kronis. Sistem terapi ini berefek langsung, lebih cepat, lebih efektif, dapat dilakukan secara kontinu dan penderitapun merasa lebih nyaman jika dibandingkan dengan cara yang lainnya (Potter and Perry, 2006). Kemudian menghentikan/melepas infus dilakukan bila program terapi telah selesai atau bila akan mengganti insersi yang baru (Rahayu, 2016). B. Tujuan 1. Mengetahui Pengertian Melepas Infus 2. Mengetahui Tujuan Melepas Infus 3. Mengetahui Indkasi Melepas Infus 4. Mengetahui Kontraindikasi Melepas Infus 5. Mengetahui Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Melepas Infus 6. Mengetahui Prosedur Tindakan Melepas Infus BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Menghentikan/melepas infus adalah menghentikan aliran infus dan melepas selang infus yang dilakukan bila program terapi telah selesai atau bila akan mengganti insersi yang baru (Rahayu, 2016). B. Tujuan 1. Mengakhiri pemberian cairan parenteral 2. Mengganti insersi yang baru (Rahayu, 2016). C. Indikasi Melepas selang infus dilakukan bila program terapi telah selesai atau bila akan mengganti insersi yang baru (Rahayu, 2016). D. Kontra Indikasi Bagi pasien yang belum sembuh dan mendapatkan izin dari dokter untuk pulang sarta belum terpanuhi oksigennya (Metanfanun, 2019). E. Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Minta pasien untuk menarik napas dalam pada saat abocath dikeluarkan dari vena pasien 2. Perawat menggunakan gunting perban untuk membuka spalk pada pasien anak 3. Buang set infus habis pakai kedalam kantong khusus untuk mencegah transfer mikroorganisme (Anggraini et al., 2019). F. Prosedur tindakan beserta rasionalnya menurut Rahayu (2016). Langkah-langkah Rasional Tahap pra interaksi: 1. Mencegah terjadinya 1. Identifikasi kesalahan pasien yang akan kebutuhan/indikasi pasien dilakukan pelepasan infus 2. Cuci tangan 2. Mencegah kontaminasi 3. Siapkan alat 3. Memastikan peralatan sudah lengkap Tahap orientasi: 1. Menjalin hubungan dengan 1. Beri salam, panggil klien pasien dan mencegah dengan namanya terjadinya kesalahan pasien 2. Jelaskan tujuan dan prosedur 2. Mengurangi kecemasan pada tindakan pasien dan menambah 3. Beri kesempatan pada klien pengetahuan pasien untuk bertanya 3. Memastikan kesiapan pasien sebelum tindakan melepas infus Tahap kerja: 1. Mengetahui jika terjadi 1. Observasi tanda dan gejala komplikasi flebitis 2. Memberi rasa aman dan 2. Jelaskan bahwa sensasi nyaman pada pasien terbakar mungkin dirasakan 3. Mencegah kontaminasi dari saat kateter dilepas, dan cairan tubuh pasien jelaskan bahwa lengan yang 4. Mencegah kontaminasi terpasang IV line harus tetap 5. Mencegah cairan dari selang diam infus keluar 3. Pasang perlak dan pengalas 6. Memudahkan dalam 4. Pakai handschoon pencabutan infus 5. Tutup klem infus 7. Mencegah perdarahan 6. Lepaskan balutan dan buka 8. Untuk memastikan tidak ada plester pada daerah tusukan yang tertinggal pada bekas sambil memegang jarum tusukan 7. Letakkan kasa steril pada 9. Mencegah perdarahan tempat tusukan, tekan secara 10. Menutup luka tusukan untuk ringan, dan tarik jarum memastikan darah tidak keluar secara perlahan tapi pasti dan mencegah kontaminasi 8. Inspeksi kateter untuk luka melihat keutuhannya 11. Memastikan lingkungan pasien sebelum dibuang dalam keadaan bersih 9. Beri penekanan pada daerah 12. Untuk mencegah transfer bebas tusukan dengan kapas mikroorganisme alkohol selama 2- 3 menit 13. Agar keluhan pasien dapat untuk mencegah pendarahan segera ditangani 10. Letakkan kasa steril pada tempat tusukan dan fiksasi dengan plester 11. Buang semua alat 12. Lepaskan sarung tangan 13. Pantau adanya kemerahan , edema, nyeri selama 48 jam Tahap terminasi: 1. Memastikan keadaan pasien 1. Evaluasi hasil / respon klien setelah tindakan 2. Dokumentasikan hasilnya 2. Mendokumentasikan tindakan 3. Lakukan kontrak untuk yang sudah dilakukan kegiatan selanjutnya 3. Membuat janji dengan pasien 4. Akhiri kegiatan, 4. Memastikan keadaan pasien membereskan alat-alat dalam keadaan bersih 5. Cuci tangan 5. Mencegah transfer mikroorganisme Daftar Pustaka Anggraini, Y. et al. (2019) Petunjuk Praktikum Keperawatan Dasar. Jakarta: Universitas Kristen Indonesia. Metanfanun (2019) ‘Merawat Infus, Mengganti Infus dan Melepas Infus’, Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku. Oktarina, Y. et al. (2020) ‘Edukasi Kesehatan Penyakit Stroke Pada Lansia’, Medic, 3(2), pp. 106–109. Available at: https://online- journal.unja.ac.id/medic/article/view/11220. Potter, P. A. and Perry, A. G. (2006) Buku ajar fundamental keperawatan, konsep, proses dan praktik. 4th edn. Jakarta: EGC. Rahayu, S. (2016) Praktik Kebutuhn Dasar Manusia 2, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. WHO (2011) ‘Stroke, Cerebrovascular Accident [Internet]. [cited 2022 March 23]. Available from: http://www.emro.who.int/healthtopics/stroke- cerebrovascularaccident/index.html’.