Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Ribuan tanaman asli nusantara yang bisa dimamfaatkan dibidang
Pangan dan kesehatan, Salah satunya adalah tanaman sukun yang dikenal
dengan nama latin Artocarpus Atlitis . Tanaman Sukun (Artocarpus Atlitis)
merupakan tanaman yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar kita, karna
persebaran yang luas sehingga dikenal banyak oleh masyarakat diseluruh
Indonesia. Diberbagai daerah, tanaman sukun dikenal dengan nama yang
berbeda beda, antara lain Suune (ambon), Amo (Maluku utara), Kamandi,
urknem atau beitu (Papua), Karara (bima, Samba dan Flores), Susu Aek
(Rote), Naunu (Timor), Baka Atau Bakara (Sulawesi Selatan), dan Hatopul
(sumatera Utara). Salah satu kandungan tanaman sukun yang berguna untuk
tubuh manusia bisa kita temukan pada buah sukun, dimana buah sukun
mengandung berbagai jenis gizi utama yang dibutuhkan oleh tubuh manusia,
diantaranya adalah karbohidrat, protein, mineral dan lemak. Selain itu, daun
sukun juga bermamfaat untuk kesehatan, dimana daun sukun mengandung
senyawa flavonoid dan tanin. Senyawa tersebut terbukti mampu mengurangi
laju pembekuan darah, menurunkan visikositas darah, menekan terbentuknya
thrombosis, serta memiliki aktivitas langsung terhadap inhibisi enzim
tirosinase (Widoyoko et al., 2010).
Enzim Tirosinase adalah salah satu enzim yang berperan penting dalam
proses sintesis melanin yang dikatalisis oleh Tirosinase atau oksidase Enzim
yang mengontrol produksi melanin pada kulit (Al-ruweidi, 2017). Pada
tumbuhan, Tirosinase adalah enzim yang bertanggung jawab terhadap reaksi
pencoklatan enzimatis pada buah-buahan yang rusak selama penanganan dan
pengolahan pasca panen. Sedangkan pada manusia, enzim tirosinase berperan
penting dalam proses terjadinya hiperpigmentasi atau produksi melanin yang
berlebihan pada kulit manusia (Chang, 2009). Secara langsung tirosinase
terlibat dalam dua reaksi melanin sintesis yaitu Monophenol hidroksilasi dan
O-diphenol ke o-kuinon yang selanjutnya akan melewati reaksi yang
mengakibatkan pembentukan melanin. Enzim tirosinase terletak di melanosit
atau lapisan bawah (stratum basale) epidermis kulit, khususnya di melanosom
(Al-ruweidi, 2017). Untuk mengurangi terjadinya sintesis melanin yang
dikatalisis oleh enzim tirosinase, maka diperlukan senyawa yang dapat
menghambat proses pembentukan melanin, yaitu senyawa yang sering disebut
inhibitor Tirosinase. Inhibitor tirosinase dibutuhkan kulit untuk menghambat
proses produksi melanin yang berlebihan pada lapisan kulit epidermis yang
biasa dikenal dengan hiperpigmentasi sehingga membuat kulit menjadi
tempak lebih cerah (Chang, 2009).
Hiperpigmentasi adalah keadaan dimana bagian tertentu pada kulit
timbul bercak coklat atau hitam, hal tersebut disebabkan karena terjadinya
produksi pigmen melanin yang berlebihan, sehingga menyebabkan warna
coklat atau hitam pada kulit. Melanin merupakan pigmen yang mempunyai
peran penting bagi kulit manusia yaitu melindungi kulit manusia dari radiasi
UV sinar matahari. Melanin dalam jumlah banyak sebenarnya berfungsi baik
untuk kulit manusia yaitu sebagai pelindung kulit dari sinar UV sinar
matahari, tetapi jika jumlah melanin di bagian-bagian tertentu lebih tinngi
dapat menyebabkan bercak dan perbedaan antara kulit, sehingga dapat
menjadi masalah estetika. Melagonesis merupakan proses pembentukan
pigmen makromolekul gelap, yaitu melanin, Melanin dibentuk oleh
kombinasi dari reaksi enzimatik dikatalisasi dan kimia. Pembentukan melanin
dapat dihambat dengan berbagai cara yaitu penghambatan tirosinase mRNA
transkripsi, penyimpangan dari tirosinase glikosilasi dan pematangan,
percepatan degradasi tirosinase, gangguan melanosom pematangan dan
mentransfer, penghambatan respon melanogenic yang disebabkan
peradangan, dan percepatan omset kulit (Chang, 2009).
Mikroba Endofit merupakan mikroganisme yang hidup didalam tubuh
inangnya (tanaman) dalam kurun waktu tertentu, dan dapat hidup bersimbiose
dengan tanaman inangnya, sehingga dapat menghasilkan metabolit sekunder
yang dapat yang memiliki bioaktivitas, seperti Antimikroba, enzim, zat
pengatur tumbuh, antifungi dan antikanker. Mikroba endofit temasuk bakteri,
kapang dan khamir dapat ditemukan di berbagai macam jenis tanaman, mulai
dari pohon berkayu, herba, sampai rumput rumputan, bahkan algae. Mikroba
endofit bisa diisolasi dari semua jaringan tanaman, tetapi sebelumnya
tanaman tersebut harus dilakukan selekesi dan penapisan (screening) terlebih
dahulu untuk mengetahui endofit secara spesifik. Kandungan mikroba endofit
didalam suatu bagian tanaman tertentu berbeda dengan kandungan mikroba
endofit dibagian tanaman lainnya, hal ini disebabkan karena mekanisme
adaftasi dari endofit terhadap mikroekologi dan kondisi fisiologis yang cukup
spesifik dari tiap host (inangnya). Pada umumnya jenis mikroba endofit yang
paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman yaitu kapang endofit.
Kapang endofit lebih banyak ditemukan pada jaringan daun dibandingkan
dengan kapang yang diperoleh dari bunga, hal ini mungkin disebabkan karena
lapisan katikula yang tipis pada jaringan daun dan permukaan daun yang luas,
sehingga mungkinkan lebih banyak mikroba endofit untuk berpenetrasi.

Anda mungkin juga menyukai