Anda di halaman 1dari 3

Pengertian negara hukum

Indonesia sebagai negara hukum tentunya memiliki hukum untuk mengatur prilaku warga negara dan
penduduknya. Penegasan indonesia sebagai negara hukum tertuang dalam Undang-Undang Dasar Tahun
1945 Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi : "Negara Indonesia adalah negara hukum".

Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah rechstaat atau rule of law. Reechstaat itu sendiri dapat
dikatakan sebagai bentuk perumusan yuridis dari gagasan konstitusionalisme. Oleh karena itu, konstitusi
dan Negara (hukum) adalah dua lembaga yang tidak bisa dipisahkan.Secara sederhana, yang dimaksud
Negara hukum adalah Negara yang penyelenggaraan pemerintahannya didasar atas hukum. Didalamnya
pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam melaksanakan tindakan apapun juga harus dilandasi oleh
hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan juga harus berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi
hukum) dan bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum. (Mustafa Kamal Pasha,2003)..

Aristoteles, merumuskan negara hukum adalah Negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin
keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi tercapainya kebahagiaan hidup untuk
warga Negara dan sebagai daripada keadilan itu perlu diajarkan rasa susila kepada setiap manusia agar ia
menjadi warganegara yang baik.

Konsep Negara Hukum.

Negara hukum yang muncul pada abad ke-19 adalah negara hukum dalam arti sempit atau negara
hukum formil. Pada penjelasan sebelumnya sudah dikemukakan bahwa negara hukum merupakan
terjemahan dari istilah Rule of Law atau Rechtsstaat. Istilah Rechtsstaat diberikan oleh para ahli hukum
Eropa Kontinental sedang istilah Rule of Law diberikan oleh para ahli hukum Anglo Saxon.Konsep
rechtsstaat menginginkan adanya perlindungan bagi hak asasi manusia melalui pelembagaan peradilan
yang independen. Pada konsep rechtsstaat terdapat lembaga peradilan administrasi yang merupakan
lingkungan peradilan yang berdiri sendiri.

Namun ahli hukum Anglo saxon tidak mengenal Negara hukum atau rechtstaat, tetapi mengenal atau
menganut apa yang disebut dengan “ The Rule Of The Law” atau pemerintahan oleh hukum atau
government of judiciary.A. V. Dices dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon memberikan unsur-unsur / ciri-
ciri Rule of Law sebagai berikut.

1.Terjaminnya hak-hak manusia / masyarakat oleh undang-undang.

2.Kedudukan yang sama di depan hukum (equality before the law) baik untuk pejabat atau rakyat biasa.

3.Supremasi hukum, tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang dalam arti bahwa seseorang

hanya boleh dihukum apabila terbukti melanggar.


Adapun F. Julius Sthal dan dan Imanuel Kant dari kalangan ahli hukum Eropa Kontinental memberikan
ciri-ciri Rechtsstaat sebagai berikut.

1.Hak-hak asasi manusia.

2.Peradilan administrasi dalam perselisihan.

3.Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan.

Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak asasai manusia yang biasa dikenal
sebagai Trias Politika.

Di samping perumusan ciri-ciri negara hukum seperti di atas, ada pula berbagai pendapat mengenai ciri-
ciri negara hukum yang dikemukakan oleh para ahli lainnya.

Menurut Prof. DR. Sudargo Gautama, SH. mengemukakan 3 ciri-ciri atau unsur-unsur dari negara hukum,
yakni:

Terdapat pembatasan kekuatan negara terhadap perorangan. Maksudnya negara tidak dapat bertindak
sewenang-wenang, tindakan negara dibatasi oleh hukum, individu mempunyai hak terhadap negara atau
rakyat mempunyai hak terhadap penguasa.

1.Azas Legalitas. Artinya setiap tindakan negara harus berdasarkan hukum yang telah diadakan terlebih
dahulu yang harus ditaati juga oleh pemerintah atau aparatnya.

2.Pemisahan Kekuasaan. Bertujuan agar hak asasi betul-betul terlindungi adalah dengan pemisahan
kekuasaan yaitu badan yang membuat peraturan perundang-undangan melaksanakan dan mengadili
harus terpisah satu sama lain tidak berada dalam satu tangan.

Sedangkan menurut Mustafa Kamal Pasha (2003), menyatakan adanya tiga ciri-ciri khas dari sebuah
negara hukum, yaitu:

1.Pengakuan dan perlindungan terhadap HAM

2.Legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya.

3.Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak.

×
Kemudian yang terakhir adalah menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH, beliau berpendapat bahwa ada
dua belas ciri penting dari negara hukum, yaitu sebagai berikut:

1.Supremasi hukum. (Supremacy of Law)

2.Persamaan dalam hukum. (Equality before the Law)

3.Pembatasan Kekuasaan.

4.Bersifat Demokratis (Democratishe Rechtsstaat)

5.Perlindungan Hak Asasi Manusia

6.Asas legalitas. (Due Process of Law)

7.Mahkamah Konstitusi. (Constitutional Court)

8.Peradilan Tata Usaha Negara.

9.Peradilan bebas dan tidak memihak.

10.Organ-organ Penunjang yang Independen.

11.Transparansi dan Kontrol Sosial.

12.Berfungsi sebagai sarana Mewujudkan Tujuan Bernegara (Welfare Rechtsstaat)

Persamaan Negara hukum Eropa Kontinental dengan Negara hukum Anglo saxon adalah keduanya
mengakui adanya "Supremasi Hukum / Supremacy of Law". Perbedaannya adalah pada Negara Anglo
Saxon tidak terdapat peradilan administrasi yang berdiri sendiri sehingga siapa saja yang melakukan
pelanggaran akan diadili pada peradilan yang sama. Sedangkan nagara hukum Eropa Kontinental
terdapat peradilan administrasi yang berdiri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai