CONTACT
PRIVACY POLICY
PETA SITUS
BERANDA
ASKEP
DOWNLOADS
o Askep Bedah
Askep Anak
KEPERAWATAN
PATHWAY
LOWONGAN
SERBA- SERBI
OTHER
Penatalaksanaan Medik
TreatmentZone
Chat Here
ARSIP BLOG
► 2012 (9)
► 2011 (12)
► 2010 (15)
▼ 2009 (69)
o ► Desember (1)
o ► Oktober (1)
o ► September (2)
o ► Agustus (8)
o ▼ Juli (16)
PERAWATAN PAYUDARA (BREAST CARE)
ASUHAN KEPERAWATAN APPENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK MARASMUS
ASUHAN KEPERAWATAN ASFIKSIA NEONATORUM
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM
PATHWAY ANAK KEJANG DEMAM
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK KEJANG DEMAM
ASUHAN KEPERAWATAN SIROSIS HEPATIS
PATHWAY TETRALOGI FALLOT
PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN (O2)
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TETRALOGI FALLOT
ASUHAN KEPERAWATAN COMBUSTIO
PATHWAY COMBUSTIO
PROSEDUR PENATALAKSANAAN EKLAMPSIA
PATHWAY APPENDICITIS
PROSEDUR PENATALAKSANAAN PRE-EKLAMPSIA BERAT
o ► Juni (21)
o ► Mei (19)
o ► April (1)
FIRST AID
Penanganan dan Pencegahan Cantengan (Paronychia)
Pertolongan dan Penanganan Serangan Asma
Pertolongan Pertama Bila Bayi atau Anak Kejang- Kejang
Pertolongan Pertama Bila Luka Memar
Yang Harus Tersedia Dalam Kotak P3K Di Rumah
Penanganan Terkena Knalpot Panas
Alasan mengapa kita sering Mengantuk
Pertolongan pertama tersiram air panas
Penanganan Kapas Cotton Buds Tertinggal Di Liang Telinga
Pertolongan Saat Terkilir atau Keseleo
LABEL
Asuhan Keperawatan(26)
Download Askep (2)
Jiwa (1)
Keperawatan (45)
Keperawatan Anak (8)
Lowongan Perawat (4)
Pathway (23)
serba-serbi (10)
LINK
Askep Gratis
Penatalaksanaan Medik
All About Cepu
Treatment-Zone
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis
terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Dorland,
1998:649).
Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein. (Suriadi, 2001:196).
Marasmus adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan makanan tidak cukup atau higiene
kurang. Sinonim marasmus diterapkan pada pola penyakit klinis yang menekankan satu ayau lebih tanda
defisiensi protein dan kalori. (Nelson, 1999:212).
Zat gizi adalah zat yang diperoleh dari makanan dan digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pertahanan dan
atau perbaikan. Zat gizi dikelompokkan menjadi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. (Arisman,
2004:157).
Energi yang diperoleh oleh tubuh bukan hanya diperoleh dari proses katabolisme zat gizi yang tersimpan dalam
tubuh, tetapi juga berasal dari energi yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi.
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi, disamping membantu pengaturan metabolisme protein.
Protein dalam darah mempunyai peranan fisiologis yang penting bagi tubuh untuk :
1. Mengatur tekanan air, dengan adanya tekanan osmose dari plasma protein.
2. Sebagai cadangan protein tubuh.
3. Mengontrol perdarahan (terutama dari fibrinogen).
4. Sebagai transport yang penting untuk zat-zat gizi tertentu.
5. Sebagai antibodi dari berbagai penyakit terutama dari gamma globulin.
ETIOLOGI
Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena : diet yang tidak cukup,
kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang hubungan dengan orangtua-anak terganggu,karena kelainan
metabolik, atau malformasi kongenital. (Nelson,1999).
Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup
ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang diare. Marasmus juga dapat terjadi akibat
berbagai penyakit lain seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung, malabsorpsi, gangguan
metabolik, penyakit ginjal menahun dan juga gangguan pada saraf pusat. (Dr. Solihin, 1990:116).
PATOFISIOLOGI
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet.
(Arisman, 2004:92). Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan
memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga
setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan
menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selam puasa jaringan lemak dipecah
menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber
energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah
protein lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. (Nuuhchsan Lubis an Arlina Mursada, 2002:11).
MANIFESTASI KLINIK
Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat badan sampai berakibat
kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari
bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba waktu sebelum menjadi menyusut dan
berkeriput. Abdomen dapat kembung dan datar. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi
mungkin melambat, mula-mula bayi mungkin rewe, tetapi kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Bayi biasanya konstipasi,
tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi mukus dan sedikit.
(Nelson,1999).
PENATALAKSANAAN
1. Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori,
protein, mineral dan vitamin.
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
3. Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.
4. Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian antropometri, kaji manifestasi klinis,
monitor hasil laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.
Komposisi ppemberian CRO (Cairan Rehidrasi Oral) sebanyak 70-100 cc/kg BB biasanya cukup untuk mengoreksi
dehidrasi.
Cara pemberian dimulai sebanyak 5 cc/kg BB setiap 30 menit selama 2 jam pertama peroral atau NGT kemudian
tingkatkan menjadi 5-10 cc/kg BB/ jam.
Cairan sebanyak itu harus habis dalam 12 jam.
Pemberian ASI sebaiknya tidak dihentikan ketika pemberian CRO/intravena diberikan dalam kegiatan rehidrasi.
Berika makanan cair yang mengandung 75-100 kkal/cc, masing-masing disebut sebagai F-75 dan F-100.
cairan yang diberikan adalah larutan Darrow-Glukosa atau Ringer Laktat Dextrose 5%.
Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama.
Kemudian 140ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya.
Cairan diberikan 200ml/kg BB/ hari.
Pada hari-hari pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak 30-60 kalori/ kg BB/ hari atau rata-rata 50 kalori/ kg
BB/ hari, dengan protein 1-1,5 gr/ kg BB/ hari.
Kemudian dinaikkan bertahap 1-2 hari hingga mencapai 150-175 kalori/ kg BB/ hari, dengan protein 3-5 gr/ kg BB/
hari.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet TKTP ini lebih kurang 7-10 hari.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Fisik
Mengukur TB dan BB
Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan TB (dalam meter)
Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga
lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak
dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan
sekitar 2,5 cm pada wanita.
Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh
(lean body massa, massa tubuh yang tidak berlemak).
FOKUS INTERVENSI
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan tidak adekuat (nafsu makan
berkurang). (Wong, 2004)
Tujuan :
Pasien mendapat nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil :
meningkatkan masukan oral.
Intervensi :
a. Dapatkan riwayat diet
b. Dorong orangtua atau anggota keluarga lain untuk menyuapi anak atau ada disaat makan
c. Minta anak makan dimeja dalam kelompok dan buat waktu makan menjadi menyenangkan
d. Gunakan alat makan yang dikenalnya
e. Perawat harus ada saat makan untuk memberikan bantuan, mencegah gangguan dan memuji anak untuk makan mereka
f. Sajikan makansedikit tapi sering
g. Sajikan porsi kecil makanan dan berikan setiap porsi secara terpisah
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi/status metabolik. (Doengoes, 2000).
Tujuan :
Tidak terjadi gangguan integritas kulit
Kriteria hasil :
kulit tidak kering, tidak bersisik, elastisitas normal
Intervesi :
a. Monitor kemerahan, pucat,ekskoriasi
b. Dorong mandi 2xsehari dan gunakan lotion setelah mandi
c. Massage kulit Kriteria hasilususnya diatas penonjolan tulang
d. Alih baring
Intervensi :
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
b. Pastikan semua alat yang kontak dengan pasien bersih/steril
c. Instruksikan pekerja perawatan kesehatan dan keluarga dalam prosedur kontrol infeksi
d. Beri antibiotik sesuai program
6. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan melemahnyakemampuan fisik dan ketergantungan
sekunder akibat masukan kalori atau nutrisi yang tidak adekuat. (Carpenito, 2001:157).
Tujuan :
Anak mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.
Kriteria hasil :
Terjadi peningkatan dalam perilaku personal, sosial, bahasa, kognitif atau aktifitas motorik sesuai dengan usianya.
Intervensi :
a. Ajarkan pada orangtua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia.
b. Kaji tingkat perkembangan anak dengan Denver II
c. Berikan kesempatan bagi anak yang sakit memenuhi tugas perkembangan
d. Berikan mainan sesuai usia anak.
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen sekunder akibat malnutrisi. (Carpenito,
2001:3)
Tujuan :
Anak mampu beraktifitas sesuai dengan kemampuannya.
Kriteria hasil :
Menunjukkan kembali kemampuan melakukan aktifitas.
Intervensi :
a. Berikan permainan dan aktifitas sesuai dengan usia
b. Bantu semua kebutuhan anak dengan melibatkan keluarga pasien
8. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan rendahnya masukan protein (malnutrisi). (Carpenio, 2001:143).
Tujuan :
Kelebihan volume cairan tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Menyebutkan faktor-faktor penyebab dan metode-metode pencegahan edema, memperlihatkan penurunan edema perifer
dan sacral.
Intervensi :
a. Pantau kulit terhadap tanda luka tekan
b. Ubah posisi sedikitnya 2 jam
c. Kaji masukan diet dan kebiasaan yang dapat menunjang retensi cairan.
0 komentar:
Poskan Komentar
didukung oleh
Daftar Isi
Follower
Statistic
Daftar Isi Blog :
PENGIKUT
1,771,562
STATISTIC
ARTIKEL TERBARU
MANAJEMEN LAKTASI
PATHWAY HIPERTENSI
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL / PMS (2)
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL / PMS (1)
PATHWAY VESIKOLITHIASIS
PERILAKU KEKERASAN
KOMPRES HANGAT - PANAS
PROSES MENUA - AGING PROCESS
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK
KEBUTUHAN DAN KEBIASAAN TIDUR ANAK USIA PRASEKOLAH
BACA JUGA
BaSawa
Aplikasi SMS Banking Bank Jatim di Android -[image: Bank Jatim, Kode Sms Banking Bank Jatim, SMS center Bank Jatim] *Mobile
application for SMS Banking Bank Jatim *Bila anda sebagai nasabah Bank Jati...
Pertolongan Pertama
Penanganan dan Pencegahan Cantengan (Paronychia) - [image: Obat cantengan, cara mengobati cantengan, pencegahan cantengan, tips
mengobati cantengan] *Apa sih cantengan itu? * Cantengan, mungkin itu peristiw...
Penatalaksanaan Medik
Dermatitis Atopika -*Pengertian* Dermatitis Atopika Adalah penyakit inflamasi yang ditandai dengan erupsi kulit makulo papuler dengan
Cepu
Official Site Mobil Cepu Ltd. Closed - [image: MCL Cepu, Exxon Mobil Cepu, Official site Exxon Mobil Cepu] The public now can not access
Ilmu Keperawatan
Pathway Asma Bronkhial - Gambaran proses Penyakit / Pathofisiologi Pasien dengan Asma bronchial hingga muncul masalah keperawatan
Pertussis (Whooping Cough) - *Definition* Pertussis (Whooping Cough) is an acute disease of the respiratory tract. Found in children
ARTIKEL TERPOPULER
PROSEDUR PENATALAKSANAAN PRE-EKLAMPSIA BERAT
PROSEDUR PENATALAKSANAAN PRE-EKLAMPSIA BERAT (Tag: PEB, Pre Eklamsia, Maldaptation syndrome, Hipertensi dalam
kehamilan, hamil dengan hiper...
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUS A. Pengertian Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar
glukosa dalam d...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFARK MIOKARD AKUT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFARK MIOKARD AKUT I. KONSEP MEDIS A. Pengertian Infark Miokard Akut (IMA) adalah
nekrosis miokard akibat...
ASUHAN KEPERAWATAN ASFIKSIA NEONATORUM
ASKEP ASFIKSIA NEONATORUM A. PENGERTIAN Asfiksia Neonatus adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang tidak segera bernafas
secara spontan ...
BASAWA BLOG
Aplikasi SMS Banking Bank Jatim di Android
Menabung di BRI Otomatis Ikut Asuransi Kecelakaan Diri Gratis
Fitur Baru BNI Internet Banking
BNI SMS Banking Berhadiah Mobil
Program Beasiswa Presiden Republik Indonesia (BPRI) 2014
Bagaimana Cara Daftar BPJS Kesehatan Secara Online?
Ikuti ALBI Rising Stars : Ajang Pencarian Bakat Penyanyi Lagu Anak-Anak Masa Kini
Dapatkan Hadiah dari Transaksi Mobile Banking BRI
Informasi Pendaftaran Program Beasiswa S2 Luar Negeri Kementerian Kominfo 2014
Langkah Daftar Internet Banking BNI Via ATM
TREATMENT ZONE
Pertussis (Whooping Cough)
Management of Cough
Cough - Causes and Complications
Cough - Definition and Mechanisms
Lung Defense Mechanism
Anesthesia Patients With Asthma
Pulmonary Edema
Respiratory Failure
Benefits and Risk of Asthma Drugs
Pulmonary Embolism
ALIFA BLOG
Dermatitis Atopika
Meningokel dan Ensefalokel - Prosedur Tetap
Kolera (Cholera)
Sinusitis Maksilaris Kronik
Penatalaksanaan Gigitan Ular
Penatalaksanaan Gigitan Anjing
Prosedur Penatalaksanaan Luka Gigitan
Penatalaksanaan Kanker Nasfaring
Glaukoma Fakolitik
Sinusitis Maksilaris Akut
Copyright ©2009 - 2012 Teguh Subianto | Powered by Blogger
Askep | Askeb | Model Asuhan Keperawatan | Pengertian | Etiologi | Protap | Patofisiologi | Diagnosa Keperawatan | Pathway
Intervensi Keperawatan | LP | Laporan pendahuluan |Jurnal | Journal Keperawatan | Artikel Keperawatan | SAK | Gratis
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification