OLEH
KELOMPOK 3 :
Latar Belakang
Aktivitas fisik merupakan pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh aktivitas sistim
muskuloskeletal. Aktivitas fisik yang dilakukan secara terstruktur dan terencana disebut
latihan jasmani, sedangkan aktivitas fisik yang tidak dilakukan secara terstruktur dan
terencana disebut aktivitas fisik sehari – hari. (Thompson, 2009)
Aktivitas fisik terbagi atas aktivitas fisik ringan, sedang dan berat. Aktivitas fisik
ringan adalah segala sesuatu yang menggerakkan tubuh, sama dengan aktivitas
sehari-hari meliputi berjalan kaki dan pekerjaan rumah tangga. Aktivitas fisik sedang
merupakan kegiatan yang membutuhkan gerakan otot yang terus menerus dengan
intensitas ringan, seperti bersepeda, berlari kecil dan berjalan cepat. Aktivitas fisik
berat merupakan pergerakan tubuh yang memerlukan banyak gerakan otot dan
pembakaran kalori yang besar meliputi kegiatan seperti berenang, naik gunung, angkat
beban, bermain sepak bola dan berlari cepat (sprint). (Marks, 2000)
Data Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2010 prevalensi penduduk yang kurang
melakukan aktivitas fisik adalah 72,9%. Secara nasional, pada tahun 2010, 42,8%
penduduk tidak melakukan aktivitas fisik secara teratur. Propinsi yang
penduduknyapaling rendah melakukan aktivitas fisik adalah Kalimantan Timur, yaitu
sebesar 61,7%. (Dinkes, 2010)
Melakukan aktivitas fisik teratur termasuk dalam Pola Hidup Bersih dan Sehat
ke-9 dan aktivitas fisik seseorang berpengaruh terhadap kadar Trigliserida. Oleh sebab
itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Aktivitas Fisik
terhadap Kadar Trigliserida Mencit (Mus Musculus)”.
Rumusan Masalah
Tujuan
1. Mengetahui definisi aktivitas
2. Mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi mobilitas
4. Mengetahui perubahan sistem tubuh akibat imobilitas
5. Mengetahui postur tubuh yang baik
6. Mengetahui mekanika tubuh dan ambulasi
7. Mengetahui prosedur tindakan keperawatan pada gangguan kebutuhan aktivitas
8. Mengetahui diagnosa suatu penyakit yang di derita
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan
adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan
bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem
persarafan dan muskuloskeletal.
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara
bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kesehatannya.
Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat
bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan misalnya
mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas
dan sebagainya. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :
Tingkat aktivitas / Kategori
mobilitas
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara
Tingkat 1 penuh
Tingkat 2 Memerlukan penggunaan alat
Memerlukan bantuan atau pengawasan
Tingkat 3 orang lain
Memerlukan bantuan, pengawasan
Tingkat 4 orang lain dan peralatan
Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan
Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya
adalah gravitasi. Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti
kemampuan mangangkat beban, maksimal 57 %.
DERAJAT KEKUATAN OTOT
Terdapat tiga jenis tulang, yaitu tulang pipih seperti tulang kepala dan
pelvis; tulang kuboid seperti tulang vertebra dan tulang tarsalia, serta tulang
panjang seperti tulang femur dan tibia. Tulang panjang umumnya berbentuk
lebar pada kedua ujung dan menyempit di tengah. Bagian ujung tulang panjang
dilapisi oleh kartilago dan secara anatomis terdiri atas epifisis, metafisis dan
diafisis. Epifisis dan metafisis terdapat pada kedua ujung tulang yang terpisah
dan lebih elastis pada masa anak-anak serta akan menyatu pada masa dewasa.
Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantranya sbagai berikut
➢ IMMOBILITAS
E. Postur tubuh
Postur tubuh (body alignment) merupakan susunan geometris dari bagian-bagian
tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh yang lain. Bagian yang dipelajari dari
postur tubuh adalah persendian, tendon, ligament, dan otot. Apabila keempat bagian
tersebut digunakan dengan benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat
menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dalam posisi duduk, berdiri, dan
berbaring yang benar.
Postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan baik,
mengurangi jumlah energy yang digunakan, mempertahankan keseimbangan,
mengurangi kecelakaan, memperluas ekspansi paru, dan meningkatkan sirkulasi,
baik renal maupun gastrointestinal. Untuk mendapatkan postur tubuh yang benar,
terdapat beberapa pinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya sebagai berikut :
1. Keseimbangan dapat dipertahankan jika garis gravitasi (line of gravity-garis
imaginer vertical) melewati pusat gravitasi (center of gravity-titik yang berada di
pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan (base of support-posisi
menyanggah atau menopang tubuh).
2. Jika dasar tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebihrendah, kestabilan dan
keseimbangan akan lebih besar.
3. Jika garis gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, energi akan lebih
banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan
4. Dasar tumpuan yang luas dan bagian-bagian dari postur tubuh yang baik akan
menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot.
6. Memperkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot dan
ligament
7. Posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu mempertahankan otot
serta mencegah kelelahan
8. Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan
9. Membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk
mencegah beban belakang
10. Postur yang buruk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri,
kelelahan otot, dan kontraktur.
Mekanika tubuh adalah usaha keordinasi dari muskulos keletal dan system
saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat . Mekanika tubuh dan ambulasi
merupaka cara menguna tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak mengelurakan tenaga
,terkoordinasi , serta aman dalam mengerakan dan mempertahankan keseimbangan
selama aktifitas . Pengeunaan mekanika tubuh secara benar dapar meningkatan fungsi
tubuh terhadap susunan muskulos kletal , mengurangi tenaga yang dikeluarkan , dan
mengurangi kelelahan .Kebutuhan bergerak sangat diutukan karen pergerakn dapat
memenuhi kebutuhan dasar manusia dan melindungi diri dari kecelakan seperti jatuh.
2. Mentransfortasi pasien
Cara pelaksanaan:
❖ Posisi Fowler
Merupakan posisi dengan stengah duduk atau duduk,di mana bagian kepala
bagian tempat tidur lebih tinggi.
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
c. Tinggikan kepala tempat tidur 45-60 derajat
d. Kompakan kepala di atas tidur atau bantal kecil
e. Gunakan bantal untuk menyongkong lengan dan tanagn bila pasien
tidak dapat mengntrolnya secara sadar dapat menggunakn tangan
dan lengan
f. Tempatkan bantal tipis di punggumg bawah
g. Tempatkan bantal kecil atau gulngan handuk di bawah paha
h. Tempatkan banatal kecil atau gulungan di bawah pergelangan kaki
i. Tempatkan papan kaki di dasar telapak kaki pasien
j. Turunkan tempat tidur
k. Observasi posisi pasien kesejajaran tutbuh,dan tingkat
kenyamanan
l. Cuci tanagan
m. Catat respon pasien
❖ Posisi Sim
Cara pelaksanaan:
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
c. Tempatkan kepala datar di tempat tidur
d. Tempatkan pasien dalam posisi telentang
e. Posisikan pasien dalam posisi miring yang sebagian pada
adoment
f. Tempatkan bantal di bawah kepala
g. Tempatkan bantal di bawah lengan atas yang difleksikan dan
menyongkong lengan setinggi bahu,sokong lengan lain di atas
tempat tidur
h. Tempatkan bantal di bawah tungkai atas yang difleksikan,yang
menyongkong tungkai setinggi panggul
i. Tempatkan bantal pasien parallel dengan permukaan lantar kaki
j. Turunkan tempat tidur
k. Observasi kesejajaran tubuh,tingkat kenyamanan dan titik
potensi tekanan
l. Cuci tangan
m. Catat respon pasien
❖ Posisi Trenddelengburg
Merupakan posisi dengan bagian kepala lebih rendah dari bagian kaki
a. Bantal
b. Tempat tidur khusus
c. Balok penompang kaki tempat tidur
Cara pelaksanaan:
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
c. Pasien dalam keadaan berbaring
d. Tempatkan bantal di anatara kepala dan ujung tempat tidur
pasien
e. Tempatakan bantal di bawah lipatan lutut
f. Tempatkan balok penompang di bagian kaki tempat tidur
g. Atur tempat tidur khusus,tinggalkan bagian kaki pasien
h. Cuci tangan
i. Catat respon pasien
a. Bantal
b. Tempat tidur khusus
c. Selimut
Caranya:
a. Cuci tanagan
b. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
c. Pasien dalam keadaan berbaring
d. Pakaian bawah di buka
e. Tekuk lutut dan renggangkan
f. Pasien sekimut untuk menutupi area genitalia
g. Cuci tangan
h. Catat respon pasien
Figure 4 Posisi Dorsal Document
❖ Posisi Litotomi
a. Bantal
b. Tempat tidur khusus
c. Selimut
Cara pelaksanaan:
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
c. Pasien dalam keadaan berbaring
d. Angkat kedua paha dan di tarik ke atas abdomen
e. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
f. Letakan bagian lutut atau kaki pada penyangga kaki di tempat tidur
khusus untuk posisi litotomi
g. Pasang selimut
h. Cuci tangan
i. Catat respon pasien
Figure 5 Posisi Litotomi
Merupakan posisi menungging dalam kedua kaki di tekuk dan dada menempel
pada bagian alat tempat tidur
Persiapan alat/bahan:
a. Tempat tidur
b. Selimut
Cara pelaksanaan:
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
c. Minta pasien untuk mengambil posisi menungging dengan kedua kaki di
tekuk dan dada menempel pada matras tempat tidur
d. Pasang selimut untuk menutupi daerah parineal pasien
e. Cuci tangan
f. Catat respon pasien.
3. Melatih Jalan
4. Membantu berjalan
Caranya :
7. Merawat gigi dan mulut, menyikat gigi pada pasien yang tidak
sadar
Cara pelaksanaan
Cara pelaksanaan
Rencana
Kebutuhan aktivitas atau pergerakan dan istirahat tidur merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan
saling mempegaruhi. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang tidak terlepas dari keadekuatan
system persarafan dan musculoskeletal. Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak di mana manusia
memerlukn untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Manusia mempunyai kebutuhan untuk bergerak agar dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya dan melindungi diri dari kecelakaan. Mekanika tubuh adalah usaha koordinasi dari
muskuskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh adalah cara
menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi secara aman dalam
menggerakkan serta mempertahankan keseimbangan dalam beraktivitas.
Saran
Mempelajari tentang kebutuhan aktivitas akan membuat kita menjadi lebih tau pengertiannya secara mendalam.
Kita akan tau bagaimna seharusnya seorang perawat memberi pelayanan kesehatan dengan baik bagi kesembuhan
kliennya. Kita juga akan tahu bagaimana dampak positif dan negatifnya dari pelayanan yang kita berikan ini terhadap diri
kita, semoga dengan pembuatan makalah ini dapat bermanfaat yang akan menjadi informasi untuk kehidupan kita sehari-
hari
Daftar Pustaka
Hidayat, A. Aziz Alimul 2016 : Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Tarwoto dan Wartonah, 2014. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika
Wilkinson, Judith. M. 2016. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dasar Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta :
EGC
Asmadi, 2018, Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta : Salemba Medika
Hidayat, AAA., & M Uliyah. 2014. Praktik Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya : Health Books Publishing