Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN

RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL


JL. A. Pangerang Pettarani
MAKASSAR
Sulawesi Selatan
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat
dan HidayahNya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Panduan Keterlambatan
/ Penundaan Pelayanan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar ini dapat terselesaikan.
Panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dalam memberikan
pelayanan kepada pasien di Rumah Sakil Islam Faisal Makassar. Panduan ini diuraikan
tentang Ruang Lingkup dan Tata Laksana Keterlambatan / Penundaan di Rumah Sakit
Islam Faisal Makassar yang dapat dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan di Rumah
Sakit Islam Faisal Makassar, dan tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih
sedalam-dalamnya atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
Panduan Keterlambatan / Penundaan Pelayana di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... 3

DAFTAR ISI ................................................................................................ 4

BAB I DEFINISI .......................................................................................... 6

BAB II RUANG LINGKUP.......................................................................... 7

BAB III TATA LAKSANA ......................................................................... 8

BAB IV DOKUMENTASI ........................................................................... 11

3
RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL
Jl.A.Pangerang Pettarani
Telepon No. 0411 – 853364 - 871942, Fax. 0411 – 857010
MAKASSAR 90222 Sulawesi Selatan
Email : rsislamfaisal@gmail.com
Website :www.rsislamfaisal.com

AKREDITASI KARS KEMENKES RI. NOMOR: KARS – SERT / 257 / III /2016

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL
Nomor: 038 /A.1/SKK/RSIF/XII/ 2017

TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN KETERLAMBATAN / PENUNDAAN


PELAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL

DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL

Menimbang : a. Bahwa Proses Penundaan Pelayanan merupakan salah satu hal


penting yang pasti terjadi pada pelayanan pasien di Rumah sakit.
b. Bahwa Penundaan Pelayanan adalah suatu kondisi atas
keterlambatan/ penundaan pelayanan baik tindakan,
penatalaksanaan dan atau perawatan.
c. Bahwa agar pelayanan penundaan pelayanan ini dapat berjalan
dengan baik dan tercapai sesuai kebutuhan pasien, maka diperlukan
persamaan persepsi tentang visi, misi dan tujuan rumah sakit dalam
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien dalam bentuk
panduan penundaan pelayanan

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/ III/ 2008
tentang pelayanan rumah sakit.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA TENTANG


PEMBERLAKUAN PANDUAN SKRINING PASIEN
RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL.

Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG


PEMBERLAKUAN PANDUAN PENUNDAAN
PELAYANAN
Kedua : Standar pelaksanaan Penundaan Pelayanan di Rumah Sakit
Islam Faisal sebagaimana tercantum dalam panduan ini.

4
Ketiga : Pengawasan terhadap pelaksanaan peayanan medis dilakukan
oleh Direktur Utma Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dan
direktorat terkait
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Makassar
Pada tanggal 15 Desember 2017

Direktur Utama,

dr. Hj. Arfiah Arabe T., MARS


TEMBUSAN:
Disampaikan kepada Yth:
1. Ketua Yayasan Rumah Sakit Isalm Faisal
2. Dewan Pengawas Rumah Sakit Islam Faisal.
3. Para Direksi Rumah Sakit Islam Faisal.
4. Komite Medis
5. Komite Keperawatan
6. Kepala Bidang keperawatan/ terkait
7. Arsip.

5
Lampiran Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Faisal
Nomor : 038/A.1/SKK/RSIF/XII/2017
Tanggal : 15 Desember 2017
Lampiran :-
Tentang :

KETERLAMBATAN/ PENUNDAAN PELAYANAN

BAB I
DEFINISI

Keterlambatan/penundaan pelayanan adalah suatu kondisi atas keterlambatan/


penundaan pelayanan baik tindakan, penatalaksanaan dan atau perawatan. Sasaran dari
peraturan ini adalah untuk mengembangkan sebuah strategi efektif sehingga tenaga
kesehatan mengenali dan dapat mengkomunikasikan keterlambatan kepada pasien
dan/keluarga baik secara verbal maupun visual serta dapat memberikan alternatif lain yang
sesuai dengan kebutuhan pasien.

6
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Tenaga kesehatan dapat menginformasikan kepada pasien dan/ keluarga atas


keterlambatan yang terjadi serta dapat memberikan alternatif yang sesuai dengan
kebutuhan pasien.
2. Informasi keterlambatan/penundaan pelayanan dapat didokumentasikan dalam
rekam medis pasien.

7
BAB III
TATA LAKSANA

1. Prosedur Keterlambatan/ Penundaan Layanan Diagnostik di Unit Rawat


Jalan/ UGD.
 Semua tenaga kesehatan harus menginformasikan kepada pasien dan/ keluarga
pasien apabila terjadi keterlambatan/penundaaan layanan diagnostik
dikarenakan kerusakan alat diagnostik (laboratorium dan radiologi) yang
bersifat sementara/tidak permanen.
 Pasien dan/keluarga pasien diberikan alternatif lain berupa pengiriman
pemeriksaan ke rumah sakit lain (dirujuk) atau menunggu alat diagnostik
berfungsi kembali.

2. Prosedur Keterlambatan/ Penundaan Pelayanan di Unit Rawat Inap


a. Kamar perawatan penuh
 Petugas admisi harus menginformasikan kepada pasien dan/keluarga pasien
apabila kamar perawatan yang dibutuhkan/diinginkan oleh pasien tidak
tersedia/penuh.
 Petugas admisi memberikan alternatif lain seperti titip dikelas perawatan
yang lebih rendah/lebih tinggi dari yang dibutuhkan/diinginkan pasien atas
persetujuan pasien dan/keluarga pasien.
 Apabila pasien dan/keluarga pasien tetap menginginkan kamar perawatan
tertentu dan menolak alternatif yang diberikan oleh petugas admisi maka
pasien akan dimasukkan kedalam daftar waiting list kamar perawatan atas
sepengetahuan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).
 Apabila keadaan pasien tidak memungkinkan untuk pasien menunggu
kamar perawatan yang dibutuhkan maka atas persetujuan pasien
dan/keluarga pasien serta DPJP pasien akan dirujuk ke fasilitas kesehatan
lain yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
b. Penundaan/keterlambatan pelayanan diagnostik
 Perawat atau tenaga kesehatan pada pelayanan rawat inap harus
menginformasikan kepada pasien dan/keluarga pasien apabila terjadi
keterlambatan/penundaaan layanan diagnostik dikarenakan kerusakan alat

8
diagnostik (laboratorium dan radiologi) yang bersifat sementara/ tidak
permanen.
 Pasien dan/keluarga pasien diberikan alternatif lain berupa pengiriman
pemeriksaan ke rumah sakit lain (dirujuk) atau menunggu alat diagnostik
berfungsi kembali.
 Semua informasi keterlambatan/ penundaan serta alternatif penyelesaian
harus didokumentasikan dalam rekam medis pasien pada formulir Bukti
Informasi/Edukasi
c. Penundaan/ keterlambatan tindakan
 Bila kondisi pasien secara medis belum layak untuk dilakukan tindakan,
maka tenaga kesehatan perlu memberikan penjelasan secara penuh kepada
pasien dan/keluarga disertai dengan parameter yang harus dipenuhi agar
pasien dapat di rujuk kembali untuk dilakukan tindakan dikemudian hari.
 Apabila dalam tindakan yang diperlukan oleh pasien diperlukan alat bantu
diluar peralatan yang tersedia di rumah sakit dan dalam pelaksanaannya
mengalami penundaan/keterlambatan maka pasien dan/ keluarga
diinformasikan untuk keadaan tersebut dan diberikan alternatif berupa
menjadwalkan ulang tindakan (apabila tidak gawat darurat) atau merujuk
ke fasilitas kesehatan lain atas persetujuan pasien dan/ keluarga pasien.
3. Prosedur Keterlambatan/Penundaan Pemberian Pengobatan/ Treatment di
UGD, Rawat Jalan dan Rawat Inap
 Bila kondisi pasien memerlukan pengobatan yang tidak tersedia di rumah sakit
maka perawat atau petugas kesehatan yang bertugas wajib menginformasikan
hal tersebut dan memberi alternatif penyelesaian kepada pasien dan/ keluarga.
 Bila terjadi penundaan/ keterlambatan dalam pemberian obat dikarenakan tidak
tersedianya obat yang diinstruksikan dokter maka maka pasien diberi alternatif
yaitu unit farmasi akan mencari obat yang dimaksud atau pasien akan mencari
sendiri obat yang diinstruksikan. Setelah alternatif yang tersedia dan obat yang
diinstruksikan masih tetap tidak tersedia maka Unit Farmasi menginformasikan
kepada DPJP dan memberikan alternatif obat dengan isi yang sama.
 Bila terjadi penundaan keterlambatan dalam pemberian transfusi darah seperti
tidak adanya komponen darah yang diminta maka pasien diberi alternatif untuk
keluarga pasien medonorkan darah yang dibutuhkan ke PMI.

9
 Bila terjadi penundaan/keterlambatan akibat pengosongan ruangan terkendala,
misalnya pasien belum pulang atau kamar sementara dibersihkan, maka
pemberian obat dan pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan harus
diberikan di UGD.

4. Semua keterlambatan/ penundaan harus diinformasikan kepada pasien dan


didokumentasikan didalam Formulir Bukti Informasi/ Edukasi.

10
BAB IV
DOKUMENTASI

Hal-hal mengenai penundaan pelayanan didokumentasikan di dalam:


1. Formulir Penundaan Pelayanan
2. Formulir edukasi dan informasi pasien

Direktur Utama,

dr. Hj. Arfiah Arabe T, MARS

11

Anda mungkin juga menyukai