id - Blogging Indonesia
JUMAT, 17 JANUARI 2014
MAKALAH
Disusun Oleh :
Nama : Noer Rochmat
NIP : 19800604 200701 1 007
Pangkat/ Gol. : Penata Muda (III/a)
Jabatan : Perawat Pertama
Jenjang Pendidikan : Profesi Ners
A. Latar Belakang
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu
penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit yaitu : keselamatan pasien (paitent safety),
keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit
yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green
productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” rumah
sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Kelima aspek keselamatan tersebut
keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilakukan oleh rumah sakit. Keselamatan
pasien merupakan prinsip dasar dari pelayanan kesehatan yang memandang bahwa keselamatan
Di Indonesia data tentang kejadian tidak diharapkan (KTD) apalagi kejadian nyaris cedera
(KNC) masih langka, namun di lain pihak terjadi peningkatan tuduhan “mal praktek”, yang belum
tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan
masyarakat maka pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit perlu dilakukan, maka
rumah sakit perlu melaksanakan sasaran keselamatan pasien (SKP). Sasaran keselamatan pasien
tersebut meliputi ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan
keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi,
pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien jatuh. Dari
enam sasaran keselamatan pasien, unsur yang utama dari layanan asuhan ke pasien adalah
komunikasi efektif.2
Komunikasi yang tidak efektif akan menimbulkan risiko kesalahan dalam pemberian asuhan
keperawatan. Sebagai contoh kesalahan dalam pemberian obat ke pasien, kesalahan melakukan
keperawatan maka perawat harus melaksanakan sasaran keselamatan pasien : komunikasi efektif
di Instalasi Rawat Inap. Komunikasi efektif dapat dilakukan antar teman sejawat (dokter dengan
dokter/ perawat dengan perawat) dan antar profesi (perawat dengan dokter).
Kualitas suatu rumah sakit sebagai institusi yang menghasilkan produk teknologi jasa
kesehatan sudah tentu tergantung juga pada kualitas pelayanan medis dan pelayanan keperawatan
yang diberikan kepada pasien (Tjiptono,2001). Menurur Walker, Evan dan Robbson (2003),
komunikasi efektif dalam praktik keperawatan profesional merupakan unsur utama bagi perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam mencapai hasil yang optimal. Kegiatan
keperawatan yang memerlukan komunikasi efektif adalah saat serah terima tugas (handover) dan
komunikasi lewat telepon.3 Berdasarkan latar belakang diatas maka implementasi sasaran
B. Pokok Permasalahan
Komunikasi yang tidak efektif akan menimbulkan risiko kesalahan dalam pemberian asuhan
keperawatan. Sebagai contoh kesalahan dalam pemberian obat ke pasien, kesalahan melakukan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat
Dengan berkomunikasi secara efektif dapat menjalin saling pengertian dengan teman sejawat
perawat atau perawat dengan dokter karena komunikasi memiliki manfaat, antara lain adalah:
1. Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai dengan yang
dimaksudkan.
2. Adanya saling kesefahaman dalam suatu permasalahan, sehingga terhindar dari salah persepsi.
3. Memberikan sesuatu pesan kepada pihak tertentu, dengan maksud agar pihak yang diberi
Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 1691 setiap rumah
sakit wajib mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan pasien. Sasaran keselamatan pasien
peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-
pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko
pasien jatuh.2
Enam unsur sasaran keselamatan pasien yang utama dari layanan asuhan ke pasien adalah
komunikasi efektif. Menghindari risiko kesalahan dalam pemberian asuhan keperawatan pasien
komunikasi efektif.
Standar akreditasi RS 2012 SKP.2 / JCI IPSG.2 mensyaratkan agar rumah sakit menyusun
cara komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dapat dipahami penerima.
Hal itu untuk mengurangi kesalahan dan menghasilkan perbaikan keselamatan pasien.4
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia.
Komunikasi yang efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima
a. Dalam profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metoda utama
b. Komunikator merupakan peran sentral dari semua peran perawat yang ada.
a. Tanpa komunikasi yang jelas, dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tidak efektif,
kesehatan.
a. Kejelasan
Dalam komunikasi harus menggunakan bahasa secara jelas, sehingga mudah diterima dan
b. Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi
yang disampaikan.
c. Konteks
Maksudnya bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan
d. Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas,
e. Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tata krama
dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak
berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan
kesalahan persepsi.
Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit adalah komunikasi SBAR
komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien.
membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan
meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda.
Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien
termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara anggota
- Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham akan kondisi pasien.
Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan oleh semua tenaga kesehatan,
diharapkan semua tenaga kesehatan maka dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Diharapkan
dokumentasi catatan perkembangan pasien terintegrasi dengan baik. sehingga tenaga kesehatan
- Diagnosa medis
2. Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi?
- Obat saat ini dan alergi
- Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya untuk perbandingan
- Riwayat medis
- Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?
2. Perawat mengkumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan kondisi pasien
3. Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang harus
dilanjutkan.
4. Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian perawat shift
sebelumnya.
Situation (S) :
Nama : Tn.A umur 35 tahun, tanggal masuk 8 Desember 2013 sudah 3 hari perawatan, DPJP : dr
Masalah keperawatan:
Background (B) :
- Pasien bedrest total , urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/ 24 jam.
Assessment (A) :
oedema pada ekstremitas bawah, tidak sesak napas, urine sedikit, eliminasi faeses baik.
Recommendation (R) :
Contoh komunikasi efektif SBAR antar perawat dengan dokter lewat telepon :
Situation (S) :
- Melaporkan pasien nama Tn A mengalami penurunan pengeluaran urine 40 cc/24 jam, mengalami
sesak napas.
Background (B) :
- Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 8 Desember 2013, program HD hari Senin-
Kamis
- Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang dower kateter, pemberian
- TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema ekstremitas bawah dan asites
Assessment (A) :
- Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
lebih
Recommendation (R) :
F. Kesimpulan
Komunikasi efektif adalah unsur utama dari sasaran keselamatan pasien karena komunikasi
adalah penyebab pertama masalah keselamatan pasien (patient safety). Komunikasi yang efektif
yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima mengurangi kesalahan dan
meningkatkan keselamatan pasien. Maka dalam komunikasi efektif harus dibangun aspek
kejelasan, ketepatan, sesuai dengan konteks baik bahasa dan informasi, alur yang sistematis, dan
budaya.
Kerangka komunikasi yang efektif yang digunakan adalah komunikasi model SBAR
(Situation, Background, Assessment, Recommendation). Metode ini digunakan secara efektif saat
serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. SBAR juga
digunakan untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya (perawat –
dokter).
G. Saran
Dengan komunikasi efektif diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam pemberian asuhan ke
pasien. Komunikasi efektif dengan metode SBAR akan terbentuk catatan dokumentasi tidak
terintegrasi dengan baik, sehingga tenaga kesehatan lain dapat mengetahui perkembangan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. (2006). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety). Jakarta:
Bakti Husada.
2. Permenkes RI No 1691 (2010). Keselamatan pasien rumah sakit. Jakarta : Menteri Kesehatan RI.
4. Joint Commission Accreditation of Health Organization. (2010). National patient safety goals.
5. Rofii, Muhamad. (2013). Komunikasi efektif dengan SBAR. Disampaikan dalam pelatihan di
RSUD Tugurejo Semarang tanggal 21 November 2013.
terimakasi
Balas
Balasan
Balas
2.
Terimakasih, yaaa...
Balas
Balasan
Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...
▼ 2014 (9)
o ► April (3)
o ▼ Januari (6)
Buku saku akreditasi 2012
PSBH BANOWATI
evidenbase nursing
RESEARCH BASED PRACTICEHUBUNGAN INTERVENSI KEPERAW...
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT PELA...
Artikel Komunikasi Efektif SBAR
Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.