Anda di halaman 1dari 11

A.

Pengertian Filsafat Pendidikan


Filsafat dan pendidikan merupakan dua istilah yang berdiri pada makna dan hakikat
masing-masing, namun ketika keduanya digabungkan ke dalam satu tema khusus, maka ia pun
memiliki makna tersendiri yang menunjuk ke dalam suatu kesatuan pengertian yang tidak
terpisahkan. Kendatipun filsafat pendidikan telah dipandang sebagai suatu disiplin ilmu yang
berdiri sendiri, namun bukanlah berarti bahwa kajiannya hanya sekedar menelaah sendi-sendi
pendidikan dan atau filsafat semata. Filsafat pendidikan adalah bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari filsafat secara keseluruhan, baik dalam sistem maupun metode.
Ketika konsenterasi dan fokus kajian filsafat ditujukan pada persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan seluk beluk pendidikan secara khusus, maka berarti upaya filosofis
diarahkan pada suatu bidang kajian yang dalam hal ini adalah problem kependidikan sebagai
sebuah realitas. Upaya semacam inilah yang disebut dengan filsafat pendidikan. Atas dasar ini
pula, maka pengenalan secara komprehensif tentang filsafat pendidikan, mestilah pula diawali
dengan pemberian pemahaman yang mendalam mengenai filsafat pemahaman akan filsafat
sangat menentukan sistem dan pola yang akan ditempuh oleh seseorang dalam menggunakan
daya pikirnya memandang realitas. Hal ini tentu memiliki konsekuensi dan aplikasi pada
kegiatan filsafat pendidikan sebagai implementasi metode filsafat di bidang pendidikan.
Bila pengertian filsafat yang telah dibahas pada bab sebelumnya dikaitkan dengan masalah
pendidikan, tentu berimplikasi pada upaya-upaya berpikir krisis, sistematis, radikal dan universal
tentang berbagai persoalan yang berkenaan dengan seluk beluk dunia pendidikan dan kemajuan
pendidikan itu sendiri. Filsafat pendidikan secara langsung memberikan perhatiannya pada apa
yang merupakan kegiatan filsafat secara keseluruhan, baik dalam sistem maupun dalam orientasi.
Hal yang membedakan aktivitasnya hanyalah pada konsenterasinya yang ditujukan untuk
menganalisis realitas yang terbatas dalam berbagai problem dan isu pendidikan.
Berbagai pengertian filsafat pendidikan telah dikemukakan para ahli. Filsafat pendidikan
adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mngatur,
menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat
menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Dalam
hal ini, filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang
integral.[1]
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany menyebutkan bahwa filsafat pendidikan adalah
pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah-kaidah filsafat dalam bidang pengalaman
kemanusiaan yang disebut dengan pendidikan. M. Arifin M.Ed. mengemukakan bahwa filsafat
pendidikan adalah upaya memikirkan permasalahan pendidikan. Ali Khalil Abu Al-Ainain
mengemukakan pula bahwa filsafat pendidikan adalah upaya berpikir filosofis tentang realitas
kependidikan dalam segala lini, sehingga melahirkan teori-teori pendidikan yang berguna bagi
kemajuan aktivitas pendidikan itu sendiri.
Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang
pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falssafah umum dan menitikberatkan
paa pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam
upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.
Menurut John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan
dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya piker (intelektual), maupun daya perasaan
(emosional), menuju tabiat manusia. Sementara menurut Thompson, filsafat artinya melihat
suatu masalah secara total dengan tanpa ada batas atau implikasinya; ia tidak hanya melihat
tujuan, metode atau alat-alatnya, tapi juga meneliti dengan saksama hal-hal yang dimaksud.
Keseluruhan masalah yang dipikirkan oleh filosof tersebut merupakan suatu upaya untuk
menemukan hakikat masalah, sedangkan suatu hakikat itu dapat dibakukan melalui proses
kompromi.[2]
Menurut Imam Barnadib, filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakikatnya
merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Baginya filsafat
pendidikan merupakan aplikasi sesuatu analisis filosofis terhadap bidang pendidikan. Sedangkan
menurut Brubachen, filsafat pendidikan adalah seperti menaruh sebuah kereta di depan seekor
kuda, dan filsafat dipandang sebagai bunga, bukan sebagai akar tunggal pendidikan. Filsafat
pendidikan itu berarti secara bebas dengan memperoleh keuntungan karena punya kaitan dengan
filsafat umum. Kendati kaitan ini tidak penting, tapi yang terjadi ialah suatu keterpaduan antara
pandangan filosofis dengan filsafat pendidikan, karena filsafat sering diartikan sebagai teori
pendidikan dalam segala tahap.
Untuk mendapatkan pngertian filsafat pendidikan yang lebih sempurna (jelas), ada baiknya
kita melihat beberapa konsep mengenai pengertian pendidikan itu sendiri. Pendidikan adalah
bimbingan secara sadar dari pendidik terhadap perkembangan jasmani dan ruhani anak didik
menuju terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan ideal. Yang dimaksud
kepribadian yang utama atau ideal adalah kepribadian yang memiliki kesadaran moral dan sikap
mental secara teguh dan sungguh-sungguh memegang dan melaksanakan ajaran atau prinsip-
prinsip nilai (filsafat) yang menjadi pandangan hidup secara individu, masyarakat maupun
filsafat bangsa dan Negara.
Dengan demikian, dari uraian di atas dapat kita tarik suatu pengertian bahwa filsafat
pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan merumuskan kaidah-
kaidah, norma-norma dan ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh
manusia dalam hidup dan kehidupannya.

B. Penerapan Filsafat Pendidikan


Filsafat itu sangat penting didalam dunia pendidikan. Kenapa? Karena di dalam pengertian
secara mendalam tentang filsafat itu sendiri mempunyai arti yang sangat positif, murni, asli, dan
tanpa rekayasa. Dimulai dengan pengertian filsafat yaitu sebagai kecintaan, semangat,
kebenaran, absolute, mutlak, dsb. Tidak dapat dipungkiri filsafat itu adalah sebuah kunci
jawaban atas segala sudut pandang yang muncul di dunia.Filsafat sepatutnya dijadikan landasan
berfikir oleh manusia-manusia modern sekarang ini yang segala pola pikirnya sudah
terkontaminasi oleh kepalsuan-kepalsuan dunia yang bersifat global dan merusak.
Filsafat di dalam dunia pendidikan teramat sangat dibutuhkan sekali. Karena dengan
segala unsur-unsur makna yang terkandung dalam filsafat itu sendiri dapat mengarahkan
pendidikan ke jalan yang sebenar-benarnya tanpa dibelok-belokkan kearah yang tidak jelas
kebenarannya.Filsafat harus di masukkan secara mendalam dan menyeluruh di dalam ruang
lingkup pendidikan. Karena output-output dari pendidikan itu bila tidak didasari oleh filsafat
maka paham-paham yang dimilikinya akan mudah berbelok dan di belokkan oleh segala
informasi atau ilmu-ilmu yang mereka pelajari nantinya.
Filsafat juga seharusnya diletakkan di segala mata pelajaran para peserta-peserta didik dari
mulai tk, sd, smp, sma, dan universitas misalnya seperti filsafat penjaskes, filsafat tik, filsafat ips,
filsafat ipa, dan sebagainya. Agar makna dari filsafat bisa tertanam pada jiwa dan pikiran-pikiran
mereka dari dasar hingga keatas, bahkan kalau perlu filsafat menjadi landasan Negara kita tanpa
mengesampingkan pancasila dan UUD 1945. Karena filsafat memaknai dirinya sebagai suatu
konsep kebenaran yang mutlak dan absolute.
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses
pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan
dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau
proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan
interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan
inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang
jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di
lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai
konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek
terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.
Proses pendidikan adalah proses perkembangan yang teleologis, bertujuan.Tujuan proses
pengembangan itu secara alamiah ialah kedewasaan, kematangan. Sebab potensi manusia yang
paling alamiah yaitu bertumbuh menuju ketingkat kedewasaan, kematangan. Potensi ini
akan terwujud apabila prakondisi alamiah dan sosial manusia memungkinkan, misalnya : iklim,
makanan, kesehatan, keamanan relatif sesuai dengan kebutuhan manusi.
Manusia kemudian melihat kenyataan, bahwa tidak semua manusia berkembnag
sebagaimana diharapkan lahirlah didalam pemikiran manusia problem-problem tantang
kemungkinan-kemungkinan perkembangan potensi manusia itu.
Timbulnya problem dan pikiran pemecahannya itu adlah bidang pemikiran filsafat-dalam
hal ini filsafat pendidikan-.Ini berarti pendidikan adalah pelaksanaan daripada ide-ide filsafat
dengan perkataan lain ide filsafat yang memberi asas kepastian bagi nilai peranan pendidikan
bagi pembinaan manusia, telah melahirkan ilmu pendidikan, lembaga pendidikan dan aktivitas
penyelenggara pendidikan. Jadi peranan filsafat pendidika merupakan sumber pendorong adanya
pendidikan. Dalam bentuknya yang lebih terperinci kemudian, filsafat pendidikan menjadi jiwa
dan pedoman asasi pendidikan.
Filsafat pendidikan juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam
pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek
kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan
menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu
pula. Hal ini adalah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Analisa
filsafat berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti terhadap data-data kependidikan
tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori pendidikan yang
realistis dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik). Filsafat, juga
berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya,
yang berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi
dengan kehidupan nyata.artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan
yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan
kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu,
adalah merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat
hidupnya sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan dengan sendirinya
akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah letak fungsi filsafat dan filsafat
pendidikan dalam memilih dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan kalau perlu juga
merevisi teori pendidikan tersebut, yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan, tujuan dan
pandangan hidup dari masyarakat.

C. Hubungan Filsafat dan Pendidikan


Dalam berbagai bidang ilmu sering kita dengar istilah vertikal dan horizontal. Istilah ini
juga akan terdengar pada cabang filsafat bahkan filsafat pendidikan. Antara filsafat dan
pendidikan terdapat hubungan hozisontal, meluas kesamping yaitu hubungan antara cabang
disiplin ilmu yang satu dengan yang lain yang berbeda-beda, sehingga merupakan sintesa yang
merupakan terapan ilmu pada bidang kehidupan yaitu ilmu filsafat pada penyesuaian problema-
problema pendidikan dan pengajaran. Filsafat pendidikan dengan demikian merupakan pola-pola
pemikiran atau pendekatan filosofis terhadap permasalahan bidang pendidikan dan pengajaran.
Adapun filsafat pendidikan menunjukkan hubungan vertikal, naik ke atas atau turun ke
bawah dengan cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain, seperti pengantar pendidikan, sejarah
pendidikan, teori pendidikan, perbandingan pendidikan dan puncaknya filsafat pendidikan.
Hubungan vertikal antara disiplin ilmu tertentu adalah hubungan tingkat penguasaan atau
keahlian dan pendalaman atas rumpun ilmu pengetahuan yang sejenis.
Maka dari itu, filsafat pendidikan sebagai salah satu bukan satu-satunya ilmu terapan
adalah cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatiannya pada penerapan pendekatan
filosofis pada bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup dan
penghidupan manusia pada umumnya dan manusia yang berpredikat pendidik atau guru pada
khususnya.
Dalam buku filsafat pendidikan karangan Prof. Jalaludin dan Drs. Abdullah Idi mengemukakan
bahwa Jhon S. Brubachen mengatakan hubungan antara filsafat dan pendidikan sangat erat sekali
antara yang satu dengan yang lainnya. Kuatnya hubungan tersebut disebabkan karena kedua
disiplin tersebut menghadapi problema-problema filsafat secara bersama-sama.
Pendidikan dianggap sebagai wahana terbaik bagi pewarisan dan pelestarian nilai-nilai
yang nyatanya sekedar yang resmi, sedang berlaku dan direstui bahkan wajib diajarkan di semua
sekolah dengan satu penafsiran resmi yang seragam pula. Dinamika sistem pendidikan yang
berlangsung di Indonesia dalam berbagai era kesejarahan akan menguatkan pandangan ini,
betapa dunia pendidikan memiliki keterkaitan sangat erat dengan kondisi sosial-politik yang
tengah dominan.
Filsafat yang dijadikan pandangan hidup suatu masyarakat atau bangsa merupakan asas
dan pedoman yang melandasi semua aspek dan kehidupan bangsa, termasuk aspek pendidikan.
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia
menjadi dasar, arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat merupakan ide-ide dan
idealisme, dan pendidikan merupakan usaha dalam merealisasikan ide-ide tersebut menjadi
kenyataan, tindakan, tingkah laku, bahkan membina kepribadian manusia.
Menurut Ali Saifullah, antar filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan terdapat
hubungan yang suplementer: filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat
perhatian dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi tugas normatif ilmiah, yaitu:
1. Kegiatan merumuskan dasar-dasar, tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang hakikat manusia,
serta konsepsi hakikat dan segi pendidikan.
2. Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan yang meliputi politik pendidikan,
kepemimpinan pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola
akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat.[3]

D. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan


Filsafat adalah studi secara kritis mengenai masalah-masalah yang timbul dalm kehidupan
manusia dan merupakan alat dalam mencari jalan keluar yang terbaik agar dapat mengatasi
semua permasalahan hidup dan kehidupan yang dihadapi. Dalam pengertian yang luas, filsafat
bertujuan memberikan pengertian yang dapat diterima oleh manusia mengenai konsep-konsep
hidup secara ideal dan mendasar bagi manusia agar mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa ruang lingkup filsafat adalah semua lapangan
pemikiran manusia yang komprehensif. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar-benar ada
(nyata), baik material konkret maupun nonmaterial (abstrak). Jadi, objek filsafat itu tidak
terbatas.[4]
Dalam memahami dan mengembangkan pemikiran kefilsafatan pendidikan perlu dipahami
pola dan system pemikiran kefilsafatan pada umumnya. Pola dan system pemikiran kefilsafatan
sebagai suatu ilmu adalah :
1. Pemikiran kefilsafatan harus bersifat sistematis, dalam arti dalam berpikirnya logis dan
rasional tentang hakikat masalah yang dihadapi;
2. Tinjauan permasalahan yang dipikirkan bersifat radikal artinya menyangkut persoalan-
persoalan mendasar samapai keakar-akarnya.
3. Ruang lingkup pemikirannya bersifat universal artinya persoalan-persoalan yang dipikirkannya
bersif at menyeluruh;
4. Meskipun pemikiran-pemikiran yang dilakukan lebih bersifat spekulatif, namun didasari oleh
nilai-nilai yang obyektif.

Pola dan system berpikir filosofis yang demikian dilaksanakan dalam ruang lingkup yang
menyangkut bidang-bidang sebagai berikut :
1. Cosmologi yaitu suatu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan dengan alam semesta,
ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, serta proses
kejadian-kejadian dan perkembangan hidup manusia di alam nyata.
2. Ontology yaitu suatu pemikiran tentang asal-usul kejadian alam semesta, dari mana dan kearah
mana proses kejadiannya.

Secara makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu dalam ruang
lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan sekitarnya adalah
juga obyek pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi secara mikro (khusus) yang menjadi obyek
filsafat pendidikan meliputi :
1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (The Nature Of Education).
2. Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subyek dan obyek pendidikan (The Nature Of
Man).
3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan.
4. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan teori pendidikan.
5. Merumuskan hubungan antara filsafat negara (Ideology), filsafat pendidikan dan politik
pendidikan (sistem pendidikan).
6. Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan
pendidikan.[5]
Dengan demikian dari uraian tersebut diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang menjadi
obyek filsafat pendidikan ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk
mengerti dan memahami hakikat pendidikan itu sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana
pelaksanaan pendidikan dan bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-
citakan.

E. Urgensi Filsafat Pendidikan


1. Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun diri
sendiri.
2. Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berfikir sendiri.
3. Memberikan dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangna yang sintesis pula sehingga
seluruh pengetahuan merupakan satu kesatuan.
4. Hidup seseorang tersebut dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tersebut.
Sebab itu mengetahuai pengetahuan-pengetahuan terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup
diri sendiri.
5. Bagi seorang pendidik filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafatlah yang
memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai manusia seperti
misalnya ilmu mendidik.[6]
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan ialah aktifitas pikiran yang teratur yang menjadi filsafat tersebut
sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan . artinya,
bahwa filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang
diupayakan untuk mencapainya, maka filsafat pendidikan dan pengalaman kemanusiaan
merupakan factor yang integral atau satu kesatuan. Ruang lingkup filsafat pendidikan Secara
makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu dalam ruang lingkup yang
menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan sekitarnya adalah juga
obyek pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi secara mikro (khusus) yang menjadi obyek
filsafat pendidikan.
Dengan demikian, filsafat pendidikan itu adalah filsafat yang memikirkan tentang
masalah kependidikan. Oleh karena ada kaitan dengan pendidikan, filsafat diartikan sebagai
teori pendidikan dengan segala tingkat. Peranan filsafat pendidikan merupakan sumber
pendorong adanya pendidikan. Dalam bentuknya yang terperinci kemudian filsafat
pendidikan menjadi jiwa dan pedoman asasi pendidikan.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas segala kesalahan.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena kami sebagai manusia
sadar akan banyaknya kesalahan dari materi dan makalah yang kami angkat sebagai bahan
makalah kami. Sekian dan terima kasih.

C. Pengertian Filsafat Pendidikan


Filsafat pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat pelaksanaan
pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya, serta
hakikat ilmu pendidikan yang berhubungan dengan analisis kitis terhadap struktur dan
pendidikan itu sendiri.
Filsafat pendidikan menurut Al-Syaibani adalah “pelaksanaan pandangan filsafat dan
kaidah falsafah dalam bidang pendidikan. Filsafat itu mencerminkan satu segi pelaksanaan
falsafah umum dan menitik beratkan kepada pelaksanaan prinsip-prinsipdan kepercayaan-
kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah umum yang dalam menyelesaikan masalah-
masalah pendidikan secara praktis”. Selanjutnya ia berpandangan bahwa filsafat pendidikan
seperti halnya filsafat secara umum berusaha mencari yang hak dan hakikat serta masalah
yang berkaitan dengan proses pendidikan.
Filsafat pendidikan sendiri adalah ilmu yang memepelajari dan berusaha mengadakan
penyelesaian terhadap masalah-masalah pendidikan yang bersifat filosofis jadi jika ada
masalah atas pertanyaan-pertanyaan soal pendidikan yang bersifat filosofis. Wewenang
filsafat pendidikanlah untuk menjawab dan menyelesaikannya. Pendidikan sendiri pada
hakikatnya merupakan proses filsafat yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup
dan kehidupan yang lebih baik atau sempurna dari keadaan sebelumnya.
D. Sejarah Filsafat Pendidikan
Sejarah perkembangan filsafat pada umunya dimulai dari mitologi yang berkembang di
masyarakat yunani kuno.sebelum filsafat berdiri dengan jadi dirinya yang asli sebagai
filsafat, mitos merupakan filsafat sendiri yang menurut penciptanya sama sekali bukan mitos
melainkan cara berfikir empiris, logis, dan realistis.
Salah satu bangsa yang cerdas dalam menyampaikan pesan-pean filosofi melalui berbagai
mitos adalah yunani kuno. Mitos diungkapkan melalui berbgai pendekatan, misalnya puisi,
cerita rakyat, sastra, karya pahatan, bangun-bangunan bersejarah yang melegenda. Mitos
adalah pencerahan masyarakat yang hidup pada masa lalu dalam menemukan jawaban-
jawaban atas masalah yang disebabkan oleh situasi dan kondisi alam. Kemarahan alam
dengan berbagai peristiwa yang membinggungkan masyarakat, seperti gunung meletus,
bencana banjir, dan sebagainya yang menewaskan ribuan manusia. Karena belum tersentuh
oleh pengetahuan dan penemuan ilmiah hanya dapat dijawab oleh sistem berfikir masyarakat
yang disebut dengan mitos
Yunani memiliki kesusastraan yang sangat tinggi mulai personifikasi dan legenda,
dongeng-dongeng, dan teka-teki kehidupan. karya puitis homerus yang berjudul Illias da
Oddeysea menduduki tempat yang istimewa dalam kasus kesusastraan yunani dan dapat
diebut ebagai kesusastraan didunia. Peranan kesusastraan yang dibuat Homerus bahkan dapat
diibaratkan seperti wayang dipulau jawa yang memepunya pengaruh yang luar biasa dalam
pendidikan masyarakat.
Sampai sekarang, cerita-cerita yang dikembangkan dalam dongeng-dongeng tersebut
masih memengaruhi seni dan peradaban yang diidamkan oleh sebuah negeri besar dan maju,
seperti Jerman dan konsep Nazi-nya dan Amerika Serikat dengan ambisi sengai polisi
dunianya. Secara tidak disadari, keinginan dua negeri ini, didasari oleh sebuah impian
Homerus yang menginginkan negara kota (polis) untuk dipimpin oleh sebuah garda beradab.
E. Cara Memahami Filsafat
Isi filsafat ialah buah pikiran filosof. Bagaimana cara mempelajarinya ? ini adalah kata
lain dari bagaimana cara memahaminya. Pertama sekali perlu kiranya diketahui isi filsafat
amat luas. Luasnya itu disebabkan pertama oleh luasnya objek penelitian (Objek material)
filsafat, yaitu segala yang ada dan mungkin ada. Sebab lain filsafat adalah cabang
pengetahuan yang tertua. Dan sebab ketiga adalah pendapat filosof tidak ada yang tidak layak
dipelajari, tidak ada filsafat yang ketinggalan zaman. Lalu, bagaimana mengahadapinya ? dari
mana memulainya ? ada tiga macam metode mempelajari filsafat : metode sistematik, metode
histories, metode kritis. Metode sistemati berarti pelajar menghadapi karya filsafat misalnya
mula-mula pelajar menghadapi teori pengetahuan yang terdiri atas beberapa cabang filsafat.
Setelah itu ia mempelajari teori hakikat yang merupakan cabang lain. Kemudian ia
mempelajari teori nilai atau filsafat nilai. Metode histories digunakan bila para pelajar
mempelajari filsafat dengan cara mengikuti sejarahnya, jadi sejarah pemikiran. Metode kritis
digunakan oleh mereka yang mempelajari filsafat tingkat intensif. Pelajar haruslah sedikit
banyak telah memiliki pengetahuan filsafat.

SIMPULAN
Filsafat pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat pelaksanaan
pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya, serta
hakikat ilmu pendidikan yang berhubungan dengan analisis kitis terhadap struktur dan
pendidikan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai