Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Pattingaloang Geografi

Letak geografis Puskesmas Pattingalloang terletak di Jalan Barukang VI No. 15,

Kelurahan Pattingalloang Baru, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, Sulawesi

Selatan. Wilayah kerja meliputi 4 kelurahan yaitu Pattingalloang, Pattingalloang Baru,

Cambaya dan Camba Berua yang terdiri dari rumah penduduk, kantor pemerintahan,

tempat beribadah dll.

Batas Wilayah

Sebelah Utara : Selat Makassar

Sebelah Timur : Kelurahan Kaluku Bodoa

Sebelah Selatan : Kelurahan Pannampu dan Tabaringan

Sebelah Barat : Kelurahan Gusung

Luas Wilayah

Puskesmas Pattingalloang terdiri dari 4 kelurahan dengan luas wilayah 22,26 km2

dan jarak tempuh yang paling jauh sekitar 1 km2 dengan waktu tempuh sekitar 15

menit.

B. Demografi

Jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Pattingalloang sebanyak 20196

jiwa yang terdiri dari :

No Kelurahan Ʃ pddk RW RT Ʃ KK

1 Pattingalloang 5.611 5 15 1282

1
2 Pattingalloang Baru 2.863 3 13 558

3 Cambaya 6.878 5 22 1390

4 Camba Berua 4.844 4 18 832

Total 20.196 17 68 4062

C. VISI DAN MISI

1. VISI

Visi Puskesmas Pattingalloang adalah : Terwujudnya Puskesmas Pattingalloang

yang Prima dalam Pelayanan dan Berwawasan Lingkungan.

2. MISI

Misi Puskesmas Pattingalloang :

1. Mendorong masyarakat selalu berprilaku hidup bersih dan sehat.

2. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan partisipasi masyarakat dalam

meningkatkan derajat kesehatan.

3. Memberikan pelayanan yang profesional dan beretika.

D. Upaya Kesehatan

Dalam upaya pelaksanaan program kesehatan Puskesmas, ada dua upaya

kesehatan Puskesmas, yaitu :

1. Upaya Kesehatan Wajib

a. Promosi Kesehatan

b. Kesehatan Ibu dan Anak

c. Perbaikan Gizi Masyarakat

2
d. Pemberantasan Penyakit

e. Penyehatan Lingkungan

f. Pengobatan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

a. Program UKS/UKGS

b. Program Lansia

c. Program KESKER

d. Program BATRA

E. Distribusi Penyakit Rawat Inap Umum Teratas Tahun 2019

Berikut distribusi penyakit rawat inap umum teratas tahun 2019 dalam bentuk

table dan grafik.

Tabel 1. Distribusi Penyakit Rawat Inap Umum Teratas Tahun 2019

No Nama Penyakit
1 Demam Thypoid
2 GEA
3 Dispepsia
4 Vomiting
5 Febris
6 Faringitis
7 ISPA
8 Hipertensi
9 DBD
10 Vertigo

3
Grafik 1. Distribusi Penyakit Rawat Inap Teratas Tahun 2019

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Category 1

Thypoid GEA Dispepsia vomiting Febris Faringitis ISPA HT DBD Vertigo

F. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Tahun 2019

Berkaitan dengan visi misi Puskesmas Pattingalloang, tingkat pelayanan pasien di

puskesmas dapat pula dilihat dari pemanfaatan sarana pelayananan, mutu pelayanan dan

tingkat efisiensi pelayanan. salah satu indikatornya adalah perhitungan BOR (Bed

Occupancy Rate). BOR dapat mengggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan

tempat tidur (persentasi pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu).

Menurut Barber Jhonson nilai ideal BOR adalah 75-85%, sedangkan menurut Dinas

Kesehatan RI nilai ideal BOR sebesar 60-85%.

Jumlah hari perawatan


Rumus BOR : x 100%
Jumlah tem pat tidur x jumlah hari 1 periode

4
Berikut merupakan angka perhitungan BOR rawat inap Januari sampai Oktober

tahun 2019, yaitu:

a. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Januari 2019

Tabel 4. Indikator Kinerja Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Pattingalloang

Januari Tahun 2019

Jumlah Pasien Jumlah Jumlah


Nama
No tempat keluar hari lama BOR
Puskesmas
tidur (hidup+mati) perawatan dirawat
Puskesmas
1 13 18 85 67 21,794%
Pattingalloang
Jumlah 13 18 85 67 21,794%

Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap bulan januari 2019,

yaitu: 21,794%. Angka tersebut menunjukkan angka BOR Puskesmas Pattingalloang

bulan januari 2019 sudah mencapai standar ideal BOR. Artinya pemanfaatan fasilitas

tempat tidur sudah efisien.

b. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Februari 2019

Tabel 6. Indikator Kinerja Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Pattingalloang

Februari Tahun 2019

Jumlah Pasien Jumlah Jumlah


Nama
No tempat keluar hari lama BOR
Puskesmas
tidur (hidup+mati) perawatan dirawat
Puskesmas
1 13 57 104 67 26,666%
Pattingalloang
Jumlah 13 57 104 67 26,666%

5
Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap bulan februari

2019, yaitu: 26,666%. Angka tersebut menunjukkan angka pelayanan Puskesmas

Pattingalloang bulan februari 2019 kurang dari standar ideal BOR yang berarti pelayanan

kesehatan masih efisien karena fasilitas tempat tidur sebanding dengan jumlah pasien

rawat inap.

c. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Maret 2019

Tabel 8. Indikator Kinerja Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Pattingalloang Maret

Tahun 2019

Jumlah Pasien Jumlah Jumlah


Nama
No tempat keluar hari lama BOR
Puskesmas
tidur (hidup+mati) perawatan dirawat
Puskesmas
1 13 81 355 274 91,025%
Pattingalloang
Jumlah 13 81 355 274 91,025%

Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap bulan maret 2019,

yaitu: 91,025%. Angka tersebut menunjukkan angka pelayanan Puskesmas Pattingalloang

bulan maret 2019 melebihi standar ideal BOR yang berarti pelayanan masih kurang

efisien karena jumlah pasien tidak sebanding dengan tempat tidur yang disediakan.

e. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap April 2019

6
Tabel 10. Indikator Kinerja Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Pattingalloang April

Tahun 2019

Jumlah Pasien Jumlah Jumlah


Nama
No tempat keluar hari lama BOR
Puskesmas
tidur (hidup+mati) perawatan dirawat
Puskesmas
1 13 73 292 219 32,967%
Pattingalloang
Jumlah 13 73 292 219 32,967%

Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap umum bulan april

2019, yaitu: 32,967%%. Angka tersebut menunjukkan angka pelayanan Puskesmas

Pattingalloang bulan april 2019 kurang dari standar ideal BOR yang berarti pelayanan

masih efisien karena jumlah pasien sebanding dengan tempat tidur yang disediakan.

e. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Mei 2019

Tabel 10. Indikator Kinerja Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Pattingalloang Mei

Tahun 2019

Jumlah Pasien Jumlah Jumlah


Nama
No tempat keluar hari lama BOR
Puskesmas
tidur (hidup+mati) perawatan dirawat
Puskesmas
1 13 80 309 229 76,675
Pattingalloang
Jumlah 13 80 309 229 76,675

Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap umum bulan Mei

2019, yaitu: 76,675%. Angka tersebut menunjukkan angka pelayanan Puskesmas

7
Pattingalloang bulan Mei 2019 sesuai standar ideal BOR yang berarti pelayanan cukup

efisien karena jumlah pasien sebanding dengan tempat tidur yang disediakan.

f. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Juni 2019

Tabel 10. Indikator Kinerja Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Pattingalloang Juni

Tahun 2019

Jumlah Pasien Jumlah Jumlah


Nama
No tempat keluar hari lama BOR
Puskesmas
tidur (hidup+mati) perawatan dirawat
Puskesmas
1 13 80 281 201 69,727%
Pattingalloang
Jumlah 13 80 281 201 69,727%

Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap umum bulan Juni

2019, yaitu: 69,727%. Angka tersebut menunjukkan angka pelayanan Puskesmas

Pattingalloang bulan Juni 2019 sesuai standar ideal BOR yang berarti pelayanan cukup

efisien karena jumlah pasien sebanding dengan tempat tidur yang disediakan.

g. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Juli 2019

Tabel 10. Indikator Kinerja Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Pattingalloang Juli

Tahun 2019

Jumlah Pasien Jumlah Jumlah


Nama
No tempat keluar hari lama BOR
Puskesmas
tidur (hidup+mati) perawatan dirawat
Puskesmas
1 16 81 324 243 65,322%
Pattingalloang
Jumlah 16 81 324 243 65,322%

8
Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap umum bulan Juli

2019, yaitu: 65,322%. Angka tersebut menunjukkan angka pelayanan Puskesmas

Pattingalloang bulan Juli 2019 sesuai standar ideal BOR yang berarti pelayanan cukup

efisien karena jumlah pasien sebanding dengan tempat tidur yang disediakan.

h. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Agustus 2019

Tabel 10. Indikator Kinerja Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Pattingalloang

Agustus Tahun 2019

Jumlah Pasien Jumlah Jumlah


Nama
No tempat keluar hari lama BOR
Puskesmas
tidur (hidup+mati) perawatan dirawat
Puskesmas
1 16 88 361 273 72,782%
Pattingalloang
Jumlah 16 88 361 273 72,782%

Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap umum bulan

Agustus 2019, yaitu: 72,782%. Angka tersebut menunjukkan angka pelayanan Puskesmas

Pattingalloang bulan Agustus 2019 sesuai standar ideal BOR yang berarti pelayanan

cukup efisien karena jumlah pasien sebanding dengan tempat tidur yang disediakan.

i. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap September

2019

Tabel 10. Indikator Kinerja Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Pattingalloang

September Tahun 2019

9
Jumlah Pasien Jumlah Jumlah
Nama
No tempat keluar hari lama BOR
Puskesmas
tidur (hidup+mati) perawatan dirawat
Puskesmas
1 16 97 383 286 77,218%
Pattingalloang
Jumlah 16 97 383 286 77,218%

Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap umum bulan

September 2019, yaitu: 77,218%. Angka tersebut menunjukkan angka pelayanan

Puskesmas Pattingalloang bulan September 2019 sesuai standar ideal BOR yang berarti

pelayanan cukup efisien karena jumlah pasien sebanding dengan tempat tidur yang

disediakan.

j. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Oktober 2019

Tabel 10. Indikator Kinerja Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Pattingalloang

Oktober Tahun 2019

Jumlah Pasien Jumlah Jumlah


Nama
No tempat keluar hari lama BOR
Puskesmas
tidur (hidup+mati) perawatan dirawat
Puskesmas
1 16 86 384 298 77,419%
Pattingalloang
Jumlah 16 86 384 298 77,419%

10
Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap umum bulan

Oktober 2019, yaitu: 77,419%. Angka tersebut menunjukkan angka pelayanan Puskesmas

Pattingalloang bulan Oktober 2019 sesuai standar ideal BOR yang berarti pelayanan

cukup efisien karena jumlah pasien sebanding dengan tempat tidur yang disediakan.

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Anamnesis

1. Identitas Pasien

a. Nama Lengkap : An. NA

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. Umur : 19 tahun

d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

e. Alamat : Jl. Barukang VI no. 5

f. Tanggal Masuk : 7-11-2019

2. Riwayat Penyakit Sekarang

a. Keluhan Utama : Mual muntah

b. Anamnesis Terpimpin :

Pasien masuk melalui UGD Puskesmas Patingngaloang dengan keluhan

mual dan muntah yang dirasakan sudah lebih dari seminggu. Keluhan dirasakan

semakin bertambah sering. Mual dan muntah terjadi hampir sepanjang hari namun

dirasakan memberat terutama pada pagi hari. Muntah sebanyak lebih dari lima

kali per hari dengan volume kira-kira ½ gelas besar. Isi muntahan berupa

11
makanan dan minuman yang di konsumsi sebelumnya. Bertambah berat bila

setelah makan dan minum, dan berkurang saat istirahat. Selain itu pasien juga

mengeluh badan terasa lemas, nyeri ulu hati dan demam. Sehingga pasien tak

mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya.

1.Riwayat Pengobatan

Pasien belum pernah berobat sebelumnya.

2.Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat penyakit maag.

3.Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat hyperemesis pada ibu pasien.

4. Riwayat Lingkungan Sosial

Pasien tinggal bersama dengan suami, dan kedua orang tua. Hubungan

pasien dengan keluarga terjalin erat, dan komunikasi terjalin baik.

B. Pemeriksaan Fisik

1. Status Present

a. Keadaan Umum : Lemah

b. Kesadaran : Composmentis

c. Berat Badan : 45 kg

d. Tinggi Badan : 152 cm

e. Tekanan darah : 90/60 mmHg

12
f. Nadi : 64 x/m

g. Suhu : 37.5 oC

h. Pernafasan : 18 x/m

2. Status Generalis

a. Kepala

1) Bentuk : Dalam Batas Normal

2) Wajah : Dalam Batas Normal

3) Rambut : Dalam Batas Normal

4) Mata : Dalam Batas Normal

5) Telinga : Dalam Batas Normal

6) Hidung : Dalam Batas Normal

7) Mulut : Dalam Batas Normal

b. Leher

1) Trakhea : Dalam Batas Normal

2) KGB : Dalam Batas Normal

3) JVP : Dalam Batas Normal

c. Thoraks

1) Bentuk : Dalam Batas Normal

2) Retraksi : Dalam Batas Normal

d. Jantung

1) Inspeksi : Dalam Batas Normal

2) Palpasi : Dalam Batas Normal

13
3) Perkusi : Dalam Batas Normal

4) Auskultasi : Dalam Batas Normal

e. Paru

1) Inspeksi : Dalam Batas Normal

2) Palpasi : Dalam Batas Normal

3) Perkusi : Dalam Batas Normal

4) Auskultasi : Dalam Batas Normal

f. Abdomen

1) Inspeksi : Buncit.

2) Palpasi : TFU : 2 jari di atas symphisis. Hepar dan lien tidak teraba; nyeri

tekan (+) daerah epigastrium

3) Perkusi : Dalam Batas Normal

4) Auskultasi : Dalam Batas Normal

g. Genitalia eksternal

Tidak dievaluasi

h. Ektremitas

1) Superior : Akral dingin, Rumple leed test (-)

2) Inferior : Akral dingin

C. Resume

Pasien masuk melalui UGD Puskesmas Patingngaloang dengan keluhan

mual dan muntah yang dirasakan sudah lebih dari seminggu. Keluhan dirasakan

semakin bertambah sering. Mual dan muntah terjadi hampir sepanjang hari namun

14
dirasakan memberat terutama pada pagi hari. Muntah sebanyak lebih dari lima kali

per hari dengan volume kira-kira ½ gelas besar. Isi muntahan berupa makanan dan

minuman yang di konsumsi sebelumnya. Bertambah berat bila setelah makan dan

minum, dan berkurang saat istirahat. Selain itu pasien juga mengeluh badan terasa

lemas, nyeri ulu hati dan demam. Sehingga pasien tak mampu melakukan aktivitas

sehari-hari seperti biasanya.

Pasien tinggal bersama dengan suami, dan orang tua, hubungan pasien

dengan anggota keluarga terjalin akrab. Pasien merupakan ibu rumah tangga.

Sedangkan suami bekerja sebagai karyawan swasta.

tTn
T
nt
t
nk
sh
da
klj
gf

Gambar 1. Genogram Keluarga Ny. NA

: Laki-Laki

: Perempuan

: Penderita/Pasien

15
Pasien telah dirawat inap di Puskesmas Pattingaloang sejak tanggal 7 November 2019

s/d 9 November 2019

Berikut tabel perawatan pasien selama di rawat inap.

PERJALANAN TERAPI
TANGGAL DPJP
PENYAKIT
7/11/2019 KU : Keluhan memnbaik. - Ivfd RL : dr. Zulfikar
Kadang masih mual Dextrosa 5% 28 Assegaf
muntah. tpm (1:1)
- Vit. B6 2x1
BAB : belum bab - SF 2x1
BAK : lancar - Paracetamol
3x1
PF : TD : 90/60 - Antasida syr
2x1
N : 80x/i
P : 20x/i
S : 360C
Bising usus (+) kesan
normal
Nyeri tekan (+) epigastric
D/ : Hiperemis
Gravidarum

8/11/2019 KU : Lemas (+) Tidak ada - Ivfd Dextrosa dr. Zulfikar


nafsu makan, mual (+), 5% 28 tpm Aseegaf
muntah (+) kadang- - Vit. B6 2x1
kadang, nyeri ulu hati (+). - SF 2x1
Demam menggigil. - Paracetamol
3x1
BAB : belum bab -Antasida syr 2x1
BAK : lancar - Amoxicilin 1x1

16
PF : TD : 120/70
N : 80x/i
P : 20x/i
S : 390C
Bising usus (+) kesan
normal
Nyeri tekan (+) epigastric
berkurang
D/ : Hiperemis
Gravidarum
9/11/2019 KU : Nyeri ulu hati (+). - Ivfd Dextrosa dr. Zulfikar
Kadang masih mual 5% 28 tpm Assegaf
muntah. - Vit. B6 2x1
- SF 2x1
BAB : belum bab - Paracetamol
BAK : lancar 3x1
-Antasida syr 2x1
PF : TD : 90/60
N : 80x/i
P : 20x/i
S : 36,30C
Bising usus (+) kesan
normal
Nyeri tekan (+) epigastric
berkurang
D/ : Hiperemis
Gravidarum

10/11/2019 KU : Sakit kepala (+), - vfd Dextrosa dr. Zulfikar


mual (+), demam (+), 5% 28 tpm Assegaf
muntah (+) frek 2x - Vit. B6 2x1
- SF 2x1
BAB : beum bab - Paracetamol
BAK : lancar 3x1
- Antasida syr
2x1

17
PF : TD : 90/60 - Inj.
Ondansentron
N : 80x/i 1amp/iv
P : 20x/i
S : 37,50C
Bising usus (+) kesan
normal
Nyeri tekan (+) epigastric
berkurang
D/ : Hiperemis
Gravidarum

11/11/2019 KU : Keluhan membaik - Aff infus dr. Zulfikar


- Obat lanjut Assegaf
BAB : lancar - Boleh pulang
BAK : lancar
PF : TD : 90/60
N : 80x/i
P : 20x/i
S : 360C
Bising usus (+) kesan
normal
Nyeri tekan epigastrik (-)
D/ : Hiperemis
Gravidarum

D. Diagnosis

Berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan fisik maka pasien didiagnosis dengan

Hiperemis Gravidarum.

18
E. Diagnosis Banding

1. Gastritis

2. Ulkus Peptik

F. Terapi

1. IVFD RL : Dextrose 5 % (1:1) 28 tpm

2. IVFD Dextrose 5 % 28 tpm

3. Vit. B6 3x1

4. Paracetamol 3x1

5. Antasida syr 2x1

6. Amoxicillin 1x1

G. Edukasi

Untuk pasien ini, sebaiknya memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga

mengenai keluhan pasien, yaitu :

 Edukasi untuk pasien : Menghidari faktor pemicu terjadinya mual, muntah

seperti makanan berbau, pedas, dan asam. Mengkonsumsi nutrisi sesuai

kebutuhan pasien serta beristirahat yang cukup.

 Edukasi untuk keluarga : Memberikan support terhadap pasien khususnya

suami. Ciptakan lingkungan rumah yang tenang dan nyaman agar pasien

dapat beristirahat.

19
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosa sebagai

Hiperemis gravidarum. Hiperemis gravidarum adalah mual dan muntah pada ibu hamil

yang cukup berat yang lebih dari 5 kali sehari, sehingga menyebabkan

ketidakseimbangan elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal),

dehidrasi, asidosis akibat kelaparan, alkalosis akibat keluarnya asam hidroklorida, ketosis

dan hypokalemia. 1-4

20
Muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu.

Keluhan muntah kadang begitu hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan

diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu

pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.1-4

Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan perempuan

mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan simptom akan

teratasi hingga akhir trimester pertama. Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi

adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan endokrin, biokimia

dan psikologis.1,2 Faktor-faktor yang menjadi predisposisi pasien diantaranya:2,3

Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering dijumpai adalah

nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism (saliva yang berlebihan), tanda-tanda

dehidrasi, hipotensi dan takikardi. Pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai hiponatremi,

hipokalemia, dan peningkatan hematokrit.1,2,3

Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan adalah:

a) Faktor Adapatasi Dan Hormonal


Sering terjadi pada primigravida atau nullipara, mola hidatidosa,
diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar hCG. Pada wanita
yang hamil kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum
dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita
hamil dengan anemia, primigravida, overdistensi rahim pada hamil ganda
dan hamil mola hidatidosa.9,

b) Faktor Psikologis
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis
gravidarum belum jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak
hamil, takut akan kehamilan dan persalinan, takut kehilangan pekerjaan,

21
keretakan rumah tangga, diduga dapat menjadi faktor kejadian
hiperemesis gravidarum.4,9,

c) Faktor Organik
Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik. Maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan kejadian
hiperemesis gravidarum.9
d) Faktor gizi/ anemia
Kekurangan gizi dan anemia dapat meningkatkan terjadinya
hiperemesis gravidarum.
e) Obesitas
Ibu hamil yang obesitas dapat meningkatkan terjadinya hiperemesis
gravidarum
f) Riwayat hiperemesis gravidarum
Ibu hamil dengan riwayat hiperemesis gravidarum pada kehamilan
sebelumnya dan riwayat keluarga dengan hiperemesis gravidarum berisiko
lebih tinggi mengalami hiperemesis gravidarum.
g) Umur ibu
Ibu hamil yang berusia muda atau kurang dari 20 tahun
meningkatkan risiko terjadinya hiperemesis gravidarum.4,7-9
h) Perilaku merokok selama kehamilan,
Perilaku merokok selama kehamilan dilaporkan menurunkan risiko
terjadinya hiperemesis gravidarum.

22
BAB IV
ANALISA KASUS

Pelaksanaan kunjungan ke rumah pasien ini dilakukan dengan mengintervensi


pasien beserta keluarga. Dimana dilakukan kunjungan kerumah pasien untuk pertama kali
pada tanggal 18 November 2019. Pada kunjungan tersebut dilakukan pendekatan dan
perkenalan terhadap pasien serta menerangkan maksud dan tujuan kedatangan, diikuti
dengan anamnesis tentang keluarga dan perihal penyakit yang telah diderita,
termasuk edukasi mengenai penyakit Hiperemesis Gravidarum mulai dari penyebab,
gejala klinis, gaya hidup sehat berupa menjaga makanan yang tidak merangsang muntah,
istirahat teratur serta edukasi mengenai pentingnya support dari keluarga khususnya
suami.
Pada kunjungan kedua dan ketiga dilakukan pada tanggal 19 dan 20 November
2019, bertujuan untuk mengetahui gejala klinis, efek samping obat, dan apakah telah
menerapkan edukasi yang telah di sarankan. Dari hasil anamnesis, pasien sudah merasa
membaik, terutama keluhan muntah pasien. Dijelaskan pula mengenai efek samping
meminum obat seperti nyeri ulu hati. Sehingga apabila efek – efek samping tersebut
mengganggu aktifitas pasien, maka disarankan untuk berobat ke Puskesmas. .
Setelah dilakukan edukasi kepada pasien dan keluarganya, diharapkan pasien
tetap menjaga makan, serta kembali ke puskesmas jika gejala kembali muncul dan
menerapkan edukasi-edukasi yang telah dijelaskan.

a. Hubungan diagnosis dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, keadaan rumah


dan lingkungan sekitar.

Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan G1P0A0 gravid 12 minggu


dengan hiperemis gravidarum karena berdasarkan anamnesis pada pasien ditemukan
adanya gejala mual dan muntah >5x/hari, pasien tampak lemas, muntah terjadi
hampir setiap dan terutama pada pagi hari, segala yang dimakan dimuntahkan.
Keluhan ini memberat sehingga pasien menjadi lemah dan mengganggu aktivitas
sehari-hari. Keluhan juga disertai dengan nyeri ulu hati dan demam. Dari

23
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 68x/menit,
pernapasan 32x/menit, suhu 36,5 derajat celcius.

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai keadaan rumah Pasien, dapat


disimpulkan bahwa keadaan/ kondisi rumah Pasien tidak mempengaruhi atau
memperberat penyakit yang diderita oleh Pasien saat ini, karena penyakit Pasien ini
bukan penyakit berbasis lingkungan.

b. Hubungan diagnosis dengan keadaan lingkungan keluarga dan


hubungan keluarga
Pasien merupakan ibu rumah tangga. Sedangkan suami bekerja sebagai karyawan
swasta. Hubungan antar keluarga baik dan harmonis. Begitu juga dengan hubungan
dengan mertua. Tidak ada permasalahan konflik yang dihadapi pasien. Namun pada
riawayat ibu kandung pasien juga pernah mengalami hal yang serupa dengan pasien.

c. Hubungan diagnosis pasien dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan


lingkungan sekitar.

Selama hamil, pasien sering mengidam untuk makan makanan yang asam seperti
rujak. Kebiasaan ini membuat asam lambung meningkat dan menyebab muntah
bertambah sering dan ulu hati terasa perih sehingga akan memperberat terjadinya mual
dan muntah selama kehamilan. Namun untuk saat ini, pasien sudah mengurangi hal
tersebut. Terdapat hubungan antara perilaku kesehatan dengan penyakit pasien.

d. Analisis kemungkinan berbagai factor risiko atau etiologi penyakit pada pasien
ini.
Beberapa etiologi dan faktor predisposisi hiperemesis gravidarum ini antara lain
primigravida, faktor psikologis, umur muda, usia kehamilan < 16 minggu, riwayat
hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya dan terdapat hubungan dengan
penyakit keluarga.

24
Pada pasien ini, merupakan kehamilan anak pertama, dengan usia 19 tahun,
dengan usia kehamilan 12 minggu dan merupakan kehamilan yang diinginkan. Walaupun
adanya masalah psikologis seperti keretakan rumah tangga, suami kehilangan pekerjaan,
rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, dalam diri pasien disangkal dari sebagai
salah satu faktor predisposisi penting belum bisa disingkirkan, karena perlu pendekatan
yang komprehensif untuk menggali hal ini lebih dalam.
e. Analisis untuk mengurangi paparan/ memutus rantai penularan dengan factor
risiko atau etiologi pada pasien ini.
Untuk mengurangi mual muntah pada pasien ini disarankan agar istirahat yang
cukup, hindari pencetus untuk terjadinya mual dan muntah. Melakukan senam Ibu hamil
yang telah dijadwalkan oleh puskesmas. Dapat pula dengan terapi psikologis seperti
memberikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan
fisiologis jadi tidak perlu takut dan khawatir.

Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil


tapi sering, Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan air teh, Makanan yang
berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan, Menghindari kekurangan
karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang mengandung gula.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S,Wiknjosastro H. 2007. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu


Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 814-818.
2. Mochtar, R., Sofian, A. 2012. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Sinopsis
Obstetri. Jakarta: EGC. Hal 141-142.
3. Afrianto A. 2013. Hiperemesis Gravidarum. Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi
FK Universitas Muhammadiyah Semarang.
4. Asih DMR, Kampono N, Prihartono J. Hubungan Pajanan Infeksi Helicobater
Pylori Dengan Hiperemesis Gravidarum. Journal Indonesia. Jakarta: Dept.Obgyn
FKUI. 2009 November. Vol.33.No.3;144-50.
5. Gunawan K, Paul Samuel KM, Dwiana O. Diagnosis Dan Tatalaksana
Hiperemesis Gravidarum. J Indon Med Assoc. 2011 November ; 61(11):1-7.
6. Mochtar, Rustam. Editor: Sofian A. Sinopsis Obstetri : obstetri fisiologi, obstetri
patologi. Ed.3. Jakarta: EGC; 2011. Hal.35, 196.
7. Wirakusumah FF, Johanes CM, Budi Handono. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan
Reproduksi. Ed.2. FK.Unpad. Jakarta: EGC; 2010. hal.64-67.
8. Cunningham FG, Gant FG, Leveno KL, et al. Obstetry William. Edisi ke- 21.
Jakarta: EGC. hal.181-213 ,1424-25.
9. Ogunyemi DA, Chelmow C, et al. Hyperemesis Gravidarum. Medscape; 2010.
Diunduh dari URL: http://emedicine.medscape.com/article/254751-
overview#showall.
10. Mesics S. Hyperemesis Gravidarum. Am J Obstet Gynecol. 2008; p.3-17.
11. Jacquelyn R. Hyperemesis Gravidarum. Severe Morning Sickness; Persistent
Vomiting of Pregnancy; HG. Department of pediatrics. Ebsco: 2011.p.1-5.
Diunduh dari URL: http://pediatrics.med.nyu.edu/conditions-we-
treat/conditions/hyperemesis-gravidarum

26
12. Lord LM, Palletier K. Editor. Parrish CR. Management of Hyperemesis.
Gravidarum with Enteral Nutrition. Nutrition Issues In Gastroenterology. series
63. 2008; p.16-30.

27

Anda mungkin juga menyukai