PENDAHULUAN
Cambaya dan Camba Berua yang terdiri dari rumah penduduk, kantor pemerintahan,
Batas Wilayah
Luas Wilayah
Puskesmas Pattingalloang terdiri dari 4 kelurahan dengan luas wilayah 22,26 km2
dan jarak tempuh yang paling jauh sekitar 1 km2 dengan waktu tempuh sekitar 15
menit.
B. Demografi
No Kelurahan Ʃ pddk RW RT Ʃ KK
1
2 Pattingalloang Baru 2.863 3 13 558
1. VISI
2. MISI
D. Upaya Kesehatan
a. Promosi Kesehatan
2
d. Pemberantasan Penyakit
e. Penyehatan Lingkungan
f. Pengobatan
a. Program UKS/UKGS
b. Program Lansia
c. Program KESKER
d. Program BATRA
Berikut distribusi penyakit rawat inap umum teratas tahun 2019 dalam bentuk
No Nama Penyakit
1 Demam Thypoid
2 GEA
3 Dispepsia
4 Vomiting
5 Febris
6 Faringitis
7 ISPA
8 Hipertensi
9 DBD
10 Vertigo
3
Grafik 1. Distribusi Penyakit Rawat Inap Teratas Tahun 2019
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Category 1
F. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Tahun 2019
puskesmas dapat pula dilihat dari pemanfaatan sarana pelayananan, mutu pelayanan dan
tingkat efisiensi pelayanan. salah satu indikatornya adalah perhitungan BOR (Bed
tempat tidur (persentasi pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu).
Menurut Barber Jhonson nilai ideal BOR adalah 75-85%, sedangkan menurut Dinas
4
Berikut merupakan angka perhitungan BOR rawat inap Januari sampai Oktober
a. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Januari 2019
Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap bulan januari 2019,
bulan januari 2019 sudah mencapai standar ideal BOR. Artinya pemanfaatan fasilitas
b. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Februari 2019
5
Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap bulan februari
Pattingalloang bulan februari 2019 kurang dari standar ideal BOR yang berarti pelayanan
kesehatan masih efisien karena fasilitas tempat tidur sebanding dengan jumlah pasien
rawat inap.
c. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Maret 2019
Tahun 2019
Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap bulan maret 2019,
bulan maret 2019 melebihi standar ideal BOR yang berarti pelayanan masih kurang
efisien karena jumlah pasien tidak sebanding dengan tempat tidur yang disediakan.
e. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap April 2019
6
Tabel 10. Indikator Kinerja Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Pattingalloang April
Tahun 2019
Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap umum bulan april
Pattingalloang bulan april 2019 kurang dari standar ideal BOR yang berarti pelayanan
masih efisien karena jumlah pasien sebanding dengan tempat tidur yang disediakan.
e. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Mei 2019
Tabel 10. Indikator Kinerja Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Pattingalloang Mei
Tahun 2019
Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap umum bulan Mei
7
Pattingalloang bulan Mei 2019 sesuai standar ideal BOR yang berarti pelayanan cukup
efisien karena jumlah pasien sebanding dengan tempat tidur yang disediakan.
f. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Juni 2019
Tabel 10. Indikator Kinerja Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Pattingalloang Juni
Tahun 2019
Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap umum bulan Juni
Pattingalloang bulan Juni 2019 sesuai standar ideal BOR yang berarti pelayanan cukup
efisien karena jumlah pasien sebanding dengan tempat tidur yang disediakan.
g. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Juli 2019
Tabel 10. Indikator Kinerja Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Pattingalloang Juli
Tahun 2019
8
Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap umum bulan Juli
Pattingalloang bulan Juli 2019 sesuai standar ideal BOR yang berarti pelayanan cukup
efisien karena jumlah pasien sebanding dengan tempat tidur yang disediakan.
h. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Agustus 2019
Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap umum bulan
Agustus 2019, yaitu: 72,782%. Angka tersebut menunjukkan angka pelayanan Puskesmas
Pattingalloang bulan Agustus 2019 sesuai standar ideal BOR yang berarti pelayanan
cukup efisien karena jumlah pasien sebanding dengan tempat tidur yang disediakan.
2019
9
Jumlah Pasien Jumlah Jumlah
Nama
No tempat keluar hari lama BOR
Puskesmas
tidur (hidup+mati) perawatan dirawat
Puskesmas
1 16 97 383 286 77,218%
Pattingalloang
Jumlah 16 97 383 286 77,218%
Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap umum bulan
Puskesmas Pattingalloang bulan September 2019 sesuai standar ideal BOR yang berarti
pelayanan cukup efisien karena jumlah pasien sebanding dengan tempat tidur yang
disediakan.
j. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Pasien Rawat Inap Oktober 2019
10
Tabel diatas menunjukkan angka perhitungan BOR rawat inap umum bulan
Oktober 2019, yaitu: 77,419%. Angka tersebut menunjukkan angka pelayanan Puskesmas
Pattingalloang bulan Oktober 2019 sesuai standar ideal BOR yang berarti pelayanan
cukup efisien karena jumlah pasien sebanding dengan tempat tidur yang disediakan.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Anamnesis
1. Identitas Pasien
c. Umur : 19 tahun
b. Anamnesis Terpimpin :
mual dan muntah yang dirasakan sudah lebih dari seminggu. Keluhan dirasakan
semakin bertambah sering. Mual dan muntah terjadi hampir sepanjang hari namun
dirasakan memberat terutama pada pagi hari. Muntah sebanyak lebih dari lima
kali per hari dengan volume kira-kira ½ gelas besar. Isi muntahan berupa
11
makanan dan minuman yang di konsumsi sebelumnya. Bertambah berat bila
setelah makan dan minum, dan berkurang saat istirahat. Selain itu pasien juga
mengeluh badan terasa lemas, nyeri ulu hati dan demam. Sehingga pasien tak
1.Riwayat Pengobatan
Pasien tinggal bersama dengan suami, dan kedua orang tua. Hubungan
B. Pemeriksaan Fisik
1. Status Present
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat Badan : 45 kg
12
f. Nadi : 64 x/m
g. Suhu : 37.5 oC
h. Pernafasan : 18 x/m
2. Status Generalis
a. Kepala
b. Leher
c. Thoraks
d. Jantung
13
3) Perkusi : Dalam Batas Normal
e. Paru
f. Abdomen
1) Inspeksi : Buncit.
2) Palpasi : TFU : 2 jari di atas symphisis. Hepar dan lien tidak teraba; nyeri
g. Genitalia eksternal
Tidak dievaluasi
h. Ektremitas
C. Resume
mual dan muntah yang dirasakan sudah lebih dari seminggu. Keluhan dirasakan
semakin bertambah sering. Mual dan muntah terjadi hampir sepanjang hari namun
14
dirasakan memberat terutama pada pagi hari. Muntah sebanyak lebih dari lima kali
per hari dengan volume kira-kira ½ gelas besar. Isi muntahan berupa makanan dan
minuman yang di konsumsi sebelumnya. Bertambah berat bila setelah makan dan
minum, dan berkurang saat istirahat. Selain itu pasien juga mengeluh badan terasa
lemas, nyeri ulu hati dan demam. Sehingga pasien tak mampu melakukan aktivitas
Pasien tinggal bersama dengan suami, dan orang tua, hubungan pasien
dengan anggota keluarga terjalin akrab. Pasien merupakan ibu rumah tangga.
tTn
T
nt
t
nk
sh
da
klj
gf
: Laki-Laki
: Perempuan
: Penderita/Pasien
15
Pasien telah dirawat inap di Puskesmas Pattingaloang sejak tanggal 7 November 2019
PERJALANAN TERAPI
TANGGAL DPJP
PENYAKIT
7/11/2019 KU : Keluhan memnbaik. - Ivfd RL : dr. Zulfikar
Kadang masih mual Dextrosa 5% 28 Assegaf
muntah. tpm (1:1)
- Vit. B6 2x1
BAB : belum bab - SF 2x1
BAK : lancar - Paracetamol
3x1
PF : TD : 90/60 - Antasida syr
2x1
N : 80x/i
P : 20x/i
S : 360C
Bising usus (+) kesan
normal
Nyeri tekan (+) epigastric
D/ : Hiperemis
Gravidarum
16
PF : TD : 120/70
N : 80x/i
P : 20x/i
S : 390C
Bising usus (+) kesan
normal
Nyeri tekan (+) epigastric
berkurang
D/ : Hiperemis
Gravidarum
9/11/2019 KU : Nyeri ulu hati (+). - Ivfd Dextrosa dr. Zulfikar
Kadang masih mual 5% 28 tpm Assegaf
muntah. - Vit. B6 2x1
- SF 2x1
BAB : belum bab - Paracetamol
BAK : lancar 3x1
-Antasida syr 2x1
PF : TD : 90/60
N : 80x/i
P : 20x/i
S : 36,30C
Bising usus (+) kesan
normal
Nyeri tekan (+) epigastric
berkurang
D/ : Hiperemis
Gravidarum
17
PF : TD : 90/60 - Inj.
Ondansentron
N : 80x/i 1amp/iv
P : 20x/i
S : 37,50C
Bising usus (+) kesan
normal
Nyeri tekan (+) epigastric
berkurang
D/ : Hiperemis
Gravidarum
D. Diagnosis
Hiperemis Gravidarum.
18
E. Diagnosis Banding
1. Gastritis
2. Ulkus Peptik
F. Terapi
3. Vit. B6 3x1
4. Paracetamol 3x1
6. Amoxicillin 1x1
G. Edukasi
Untuk pasien ini, sebaiknya memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga
suami. Ciptakan lingkungan rumah yang tenang dan nyaman agar pasien
dapat beristirahat.
19
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Hiperemis gravidarum. Hiperemis gravidarum adalah mual dan muntah pada ibu hamil
yang cukup berat yang lebih dari 5 kali sehari, sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal),
dehidrasi, asidosis akibat kelaparan, alkalosis akibat keluarnya asam hidroklorida, ketosis
20
Muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu.
Keluhan muntah kadang begitu hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.1-4
mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan simptom akan
teratasi hingga akhir trimester pertama. Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi
adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan endokrin, biokimia
Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering dijumpai adalah
nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism (saliva yang berlebihan), tanda-tanda
b) Faktor Psikologis
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis
gravidarum belum jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak
hamil, takut akan kehamilan dan persalinan, takut kehilangan pekerjaan,
21
keretakan rumah tangga, diduga dapat menjadi faktor kejadian
hiperemesis gravidarum.4,9,
c) Faktor Organik
Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik. Maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan kejadian
hiperemesis gravidarum.9
d) Faktor gizi/ anemia
Kekurangan gizi dan anemia dapat meningkatkan terjadinya
hiperemesis gravidarum.
e) Obesitas
Ibu hamil yang obesitas dapat meningkatkan terjadinya hiperemesis
gravidarum
f) Riwayat hiperemesis gravidarum
Ibu hamil dengan riwayat hiperemesis gravidarum pada kehamilan
sebelumnya dan riwayat keluarga dengan hiperemesis gravidarum berisiko
lebih tinggi mengalami hiperemesis gravidarum.
g) Umur ibu
Ibu hamil yang berusia muda atau kurang dari 20 tahun
meningkatkan risiko terjadinya hiperemesis gravidarum.4,7-9
h) Perilaku merokok selama kehamilan,
Perilaku merokok selama kehamilan dilaporkan menurunkan risiko
terjadinya hiperemesis gravidarum.
22
BAB IV
ANALISA KASUS
23
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 68x/menit,
pernapasan 32x/menit, suhu 36,5 derajat celcius.
Selama hamil, pasien sering mengidam untuk makan makanan yang asam seperti
rujak. Kebiasaan ini membuat asam lambung meningkat dan menyebab muntah
bertambah sering dan ulu hati terasa perih sehingga akan memperberat terjadinya mual
dan muntah selama kehamilan. Namun untuk saat ini, pasien sudah mengurangi hal
tersebut. Terdapat hubungan antara perilaku kesehatan dengan penyakit pasien.
d. Analisis kemungkinan berbagai factor risiko atau etiologi penyakit pada pasien
ini.
Beberapa etiologi dan faktor predisposisi hiperemesis gravidarum ini antara lain
primigravida, faktor psikologis, umur muda, usia kehamilan < 16 minggu, riwayat
hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya dan terdapat hubungan dengan
penyakit keluarga.
24
Pada pasien ini, merupakan kehamilan anak pertama, dengan usia 19 tahun,
dengan usia kehamilan 12 minggu dan merupakan kehamilan yang diinginkan. Walaupun
adanya masalah psikologis seperti keretakan rumah tangga, suami kehilangan pekerjaan,
rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, dalam diri pasien disangkal dari sebagai
salah satu faktor predisposisi penting belum bisa disingkirkan, karena perlu pendekatan
yang komprehensif untuk menggali hal ini lebih dalam.
e. Analisis untuk mengurangi paparan/ memutus rantai penularan dengan factor
risiko atau etiologi pada pasien ini.
Untuk mengurangi mual muntah pada pasien ini disarankan agar istirahat yang
cukup, hindari pencetus untuk terjadinya mual dan muntah. Melakukan senam Ibu hamil
yang telah dijadwalkan oleh puskesmas. Dapat pula dengan terapi psikologis seperti
memberikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan
fisiologis jadi tidak perlu takut dan khawatir.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
12. Lord LM, Palletier K. Editor. Parrish CR. Management of Hyperemesis.
Gravidarum with Enteral Nutrition. Nutrition Issues In Gastroenterology. series
63. 2008; p.16-30.
27